Bawang merah (Allium ascalonicum, L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat serta memiliki nilai ekonomi tinggi karena dimanfaatkan sehari-hari sebagai bumbu dapur atau bahan masakan dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Selama ini bawang merah lebih banyak dibudidayakan di lahan sawah dan jarang diusahakan di lahan kering/tegalan. Secara teknis, bawang merah mampu beradaptasi jika ditanam di dataran rendah, baik di lahan irigasi maupun di lahan kering. 1. Klasifikasi Tanaman bawang merah merupakan salah satu dari tiga anggota genus Allium yang paling dikenal oleh masyarakat dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi selain bawang putih. Bawang merah termasuk golongan tanaman semusim (berumur pendek) yang membentuk rumpun, berupa tanaman terna rendah yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 20 – 40 cm. Dalam dunia tumbuh- tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut ; Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Famili : Liliaceae Genus : Allium Species : Allim ascalonicum, L. 2. Morfologi Bawang Merah Akar Berdasarkan morfologisnya tanaman bawang merah merupakan tanaman yang memiliki akar berbentuk serabut. Secara morfologis akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar, dan tudung akar. Pada akar terdapat rambut akar yang merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut-rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan umumnya relatif pendek. Bila akar tumbuh memanjang ke dalam tanah, maka pada ujung akar yang lebih muda akan terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang lebih tua akan hancur dan mati. Akar merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai berikut ; Untuk menyerap air dan garam- garam mineral (zat hara) dari dalam tanah. Untuk menunjang dan memperkokoh berdirinya tanaman dari tempat tumbuhnya. Pada beberapa jenis tanaman, akar berfungsi sebagai alat bernafas, misalnya pada tumbuhan bakau. Batang Batang pada bawang merah merupakan batang semu yang terbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling membungkus. Kelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan menutup daun yang ada di dalamnya sehingga membengkak. Bagian yang membengkak pada tanaman bawang merah berisi cadangan makanan untuk persediaan makanan bagi tunas yang akan menjadi tanaman baru, sejak mulai bertunas sampai keluar akarnya. Bagian atas bengkakan mengecil kembali dan tetap saling membungkus sehingga membentuk batang semu. Pada pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang tidak sempurna. Dari bagian bawah cakram tumbuh akar serabut yang tidak terlalu panjang, sedangkan dibagian atas cakram diantara lapisan kelopak daun yang membengkak terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Daun Daun pada bawang merah hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunnya meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak. Pada bawang merah, ada juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daunnya. Warna daun hijau muda, kelopak daun sebelah luar selalu mengkilat dan menutup daun yang ada di dalmnya. Bunga Bawang merah dapat membentuk bunga yang keluar dari dasar cakram dengan bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak dan terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Pertumbuhan bunga bawang merah dimulai dari keluarnya tangkai bunga dari cakram melalui ujung umbi seperti pemunculan daun biasa tetapi lebih ramping, berbentuk bulat panjang dan kuat, pada bagian ujungnya terdapat benjolan runcing seperti mata tombak. Bunga bawang merah merupkan bunga majemuk berbentuk tandan. Setiap tandan mengandung sekitar 50-200 kuntum bunga. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang setiap bunga terdapat benangsari dan kepala putik. Biasanya terdiri atas 5-6 benangsari dan sebuah putik dengan daun bunga berwarna hijau bergaris putih.