Anda di halaman 1dari 15

Pengelolaan Hortikultura

Secara Berkelanjutan
Komoditas hortikultura selain
menjadi salah satu komoditas
andalan ekspor non migas, juga
banyak memberikan keuntungan
bagi manusia dan lingkungan
hidup.
Sayuran dan buah – buahan
yang dikonsumsi bermanfaat bagi
kesehatan tubuh manusia,
tanaman/pohon buah – buahan,
sayuran, dan tanaman hias dapat
berfungsi sebagai penyejuk,
penyerap air hujan, peneduh dan
penyerap CO2 atau pencemar
pencemar udara lainnya.
Limbah tanaman hortikultura,
limbah sayuran dan buahnya
dapat dipergunakan sebagai
pupuk organik atau kompos yang
dapat menyuburkan tanah,
sedangkan keindahannya dari
tanaman hias dapat dinikmati dan
berpengaruh baik pada kesehatan
jiwa.
Tetapi beberapa keuntungan
tersebut menjadi berkurang
apabila tehnik budidaya yang
dilaksanakan malah
menimbulkan pencemaran, baik
terhadap lingkungan hidup
maupun terhadap kesehatan
manusia.
Pembangunan pertanian
hortikultura yang meliputi sayuran,
buah – buahan, dan tanaman hias
serta tanaman obat ditumbuh
kembangkan menjadi agribisnis
dalam rangka memanfaatkan
peluang dan keunggulan
komparatif (iklim yang bervariasi,
tanah yang subur, tenaga kerja yang
banyak, dan lahan yang tersedia).
Produksi hortikultura
diarahkan agar mampu
mencukupi kebutuhan pasar
dalam negeri termasuk
agroindustri serta untuk
memenuhi kebutuhan pasar luar
negeri.
Untuk mencapai tujuan
tersebut perlu penerapan sistem
budidaya hortikultura yang lebih
baik serta penggunaan teknologi
yang tepat dan berwawasan
lingkungan.
Teknologi yang saat ini
diterapkan kebanyakan masih
merupakan teknologi yang
berorientasi pada pencapaian
target produksi dengan
menggunakan masukan produksi
yang semakin meningkat, seperti
bibit unggul, pupuk buatan,
pestisida, dan zat pengatur
tumbuh.
Disamping hasil yang positif
yaitu dapat meningkatkan
produksi hortikultura,
penggunaan masukan modern
juga dapat menyebabkan dampak
negatif bagi lingkungan hidup
dan kesehatan masyarakat, antara
lain sebagai berikut :
 Penggunaan pupuk buatan
menyebabkan pencemaran pada
air permukaan dan air tanah
dengan adanya residu nitrat dan
fosfat, sehingga tanah menjadi
semakin berkurang
kesuburannya akibat
penggunaan pupuk buatan yang
berlebihan.
 Penggunaan varietas
unggul yang monogenik dan
seragam secara spesial, dapat
mengurangi keanekaragaman
hayati, dan hilangnya berbagai
jenis tanaman asli.
 Penggunaan pestisida yang
berlebihan dapat
mengakibatkan resistensi hama,
timbulnya hama sekunder,
terbunuhnya binatang yang
bukan sasaran, dan terjadi
residu racun pada buah –
buahan dan sayuran, serta
lingkungan.
 Kegiatan pertanian secara
intensif juga dapat
berpengaruh dalam proses
pemanasan bumi atau efek
rumah kaca dan penipisan
lapisan ozon antara lain melalui
gas metan dan N2O akibat
penggunaan pupuk buatan yang
berlebihan.
Dengan demikian usaha
pencapaian sasaran produksi
untuk memenuhi permintaan dan
target dikhawatirkan akan
semakin mengurangi sumber daya
alam, mengurangi
keanekaragaman hayati, dan
meningkatkan pencemaran
lingkungan.
Di sisi lain masyarakat
menuntut agar produk pertanian
termasuk produksi hortikultura
bebas dari pencemaran bahan
kimia, dan mereka mulai beralih
mengkonsumsi produk pertanian
yang dihasilkan melalui proses
alami yang dikenal dengan
pertanian organik (organic
farming).

Anda mungkin juga menyukai