Anda di halaman 1dari 6

Tanaman bawang merah ( Allium cepa.L ) merupakan sejenis tanaman semusim.

tanaman ini diduga berasal dari asia tengah yaitu sekitar India. Bawang merah adalah salah satu rempah multiguna, Selain sebagai bumbu rempah, tanaman ini juga ternyata bisa difungsikan sebagai salah satu obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Sudah sejak lama, tanaman ini digunakan untuk menyembuhkan nyeri perut dan penyembuhan luka atau infeksi.

Deskripsi Umum
Bawang merah memiliki bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada setiap ujung dan pangkal tangkai mengecil dan pada bagian tengahnya mengembung, Bentuknya seperti pipa yang memiliki lubang dibagian dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri, ketinggiannya bisa mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah tergolong bunga sempurna karena dalam setiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dimana dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji. Buah bawang merah memiliki bentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih, Bagian ini dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Bawang merah mengandung beberapa senyawa yang penting bagi tubuh antara lain vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi, tanaman ini juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan bawang merah lainnya yaitu sebagai obat tradisional. Bawang merah digolongkan sebagai tanaman obat karena mengandung efek antiesptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin akan diubah menjadi asam piruvat, ammonia, dan alliisin sebagai anti mikroba yang bersifat bakterisida. Adapun enzim yang berperan dalam merubah senyawa alliin adalah enzim alliinase. Klasifikasi Bawang Merah Bawang merah Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Kelas: Magnoliophyta Liliopsida

Ordo: Famili: Genus: Spesies:

Asparagales Amaryllidaceae Allium A.cepa

Nama binomial Allium cepa

Kandungan Bawang Merah Dibawah ini adalah kandungan gizi yang terdapat dalam bawang merah : Nilai Gizi Per 100 G ( 3.5 Oz) Energi Karbohidrat Gula Diet serat Lemak Jenuh Monounsaturated Polyunsaturated Protein Air Vitamin A equiv Thiamine ( Vitamin B1) Riboflavin (vitamin B2) Niacin (Vitamin B3) Vitamin B6 Folat (Vitamin B9) Vitamin B12 Vitamin C Vitamin E Vitamin K Kalsium Besi Magnesium 166kJ (40 kcal) 9.34 g 4.24 g 1.7 g 0.1 g 0.042 g 0.013 g 0.017 g 1.1 g 89.11 g 0 mg (0 %) 0.046 mg (4%) 0.027 mg (2%) 0.116 mg (1%) 0.12 mg (9%) 19 mg (5%) 0 mg (0%) 7.4 mg (12%) 0.02 mg 0.4 mg 23 mg 0.21 mg 0.129 mg

Fosfor Kalium Sodium Seng

29 mg 146 mg 4 mg 0.17 mg
Sumber: USDA Nutrient database

Beberapa manfaat bawang merah


khasiat bawang merah bagi tubuh antara lain : 1. Bawang merah memiliki sifat minyak yang mudah menguap.minyak ini terkandung dalam air bawang merah.Fungsi dari zat ini yaitu untuk membunuh sebagian besar mikroba staphylococci,termasuk mikroba streptococci yang dapat menyebabkan penyakit radang pada torak dan kerongkongan. 2. Dengan mengirup aroma bawang merah atau memakannya dapat menyebabkan minyak yang mudah menguap yang mengandung sulfat masuk kedalam darah, fungsinya untuk membunuh mikroba yang bisa menyebabkan penyakit 3. Bawang merah dapat membunuh mikroba diphtreria, amuba disentri, dan mikroba TBC dalam waktu singkat. 4. Dapat mengaktifkan gerakan lambung 5. Mengunyah bawang merah selama beberapa menit dapat membantu membersihkan mulut dari mikroba termasuk mikroba diphtheria. 6. Bawang merah dapat meminimalisir terjadinya pembekuan darah dengan cara mengkonsumsi bagian umbi yang masih mentah maupun yang sudah masak dengan mencampurnya dengan keju. 7. Dengan meletakkan bawang merah sebagai kompres dibagian tertentu di tubuh,bisa menyembuhkan beberapa jenis penyakit.Cara membuat kompresan ini yaitu dengan memotong-motong bawang merah menjadi beberapa potongan kecil lalu dipanaskan, Proses selanjutnya yaitu dengan meletakkan kompresan tersebut di daerah yang hendak diobati, lalu diikat dengan kain. Lakukan pergantian perban setiap 12 jam.Beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan cara ini yaitu antara lain : Untuk menyembuhkan batuk rejan dan radang paru,caranya meletakkan kompresan di bagian dada. Untuk melancarkan buang air kecil, dengan meletakkan kompresan di atas ginjal dan kantong kemih. Untuk menyembuhkan gangguan pada fungsi pengaturan darah, caranya dengan meletakkan kompresan di bagian atas telapak kaki. Untuk mengeluarkan nanah dan darah kotor, Caranya dengan meletakkan kompresan dibagian atas luka. 8. Untuk mengobati kalu dan mata ikan pada kaki, Caranya dengan membubuhkan bawang merah yang sudah dipotong-potong terlebih dahulu disekitar kalu atau mata ikan yang dilakukan pada sore hingga pagi. Ulangi langkah tersebut hingga kalu atau mata ikan terlepas dari kaki. 9. Air dari perasan bawang merah bisa digunakan sebagai penghilang rasa sakit pada bagian tubuh yang terluka. 10. Mengobati pecah-pecah pada puting dan wasir, caranya dengan menghaluskan bawang merah dengan cara ditumbuk,lalu mencampurnya dengan minyak Zaitun.

11. Fungsi bawang merah lainnya yaitu untuk menghilangkan cacing pada anak-anak. Cara pengobatannya yaitu dengan memberikan air seduhan dari potongan-potongan bawang merah yang disimpan selama satu malam, sebelum diminumkan kepada si anak, tambahkan terlebih dahulu madu kedalam minuman tersebut .Proses pemberian air seduhan ini dilakukan terus hingga cacing- benar-benar keluar seluruhnya. Bawang merah juga bisa menghilangkan cacing dilambung dan mengobati wasir dengan 12. Mengobati Rasa pusing dan pingsan, caranya dengan menghirup aroma bawang merah tersebut.Bau menusuk dari bawang merah ini dapat merangsang peredaran darah dan fungsi-fungsi syaraf.

Kegunaan Bawang merah lainnya yaitu bisa menurunkan tingkat gula darah dalam darah,juga untuk menyembuhkan penyakit flu yang anda derita. Selain itu, bila dicampur di makanan pembuka, akan sangat baik sekali untuk kesehatan tubuh anda,Hal ini dikarenakan kandungan zatnya dapat membantu proses pencernaan dalam tubuh anda dengan baik. ( timesofindia.com 27.12
)

Hama pengorok daun sebenarnya sejenis lalat termasuk dalam ordo Diptera, famili Agromyzidae, spesies Liriomyza chinensis yang menyerang tanaman bawang. Bagi petani bawang merah di Brebes Jawa Tengah, Liriomyza chinensis termasuk hama yang paling ditakuti karena intensitas kerusakan yang ditimbulkan sangat tinggi bahkan bisa mencapai 100% atau gagal panen. Gejala Serangan Awal serangan terlihat pada saat tanaman berumur masih muda antara 2 - 3 minggu setelah tanam (MST). Perkembangan populasi L. chinensis sangat cepat sehingga kerusakan yang ditimbulkan terlihat hanya dalam waktu 3 hari saja. Mula - mula imago menusukan ovipositornya pada daun bawang, gejala terlihat seperti ada totol - totol putih kecil. Kemudian larva yang sudah menetas langsung mengorok bagian jaringan mesofil daun. Arah korokan biasanya dari atas daun sampai umbi bawang. Kerusakan yang terlihat pada bawang menyebabkan umbi membusuk dan daun menjadi layu kering berwarna putih kecoklatan seperti terbakar. Pada serangan yang berat seluruh areal pertanaman bawang akan busuk kering dan bawang merah gagal panen (puso). Larva dari hama ini tidak hanya merusak daun tetapi bisa merusak umbi bawang merah. Populasi yang tinggi menyebabkan daun menjadi kering dan umbi bawang merah menjadi busuk. Akibat kerusakan yang ditimbulkannya yang tinggi sekali, petani Brebes menyebutnya sebagai hama grandong, anak Mak Lampir yang paling jahat. Pengendalian yang hanya mengandalkan pestisida sintetik telah menyebabkan hama grandong menjadi resisten / kebal. Biologi Hama Telur berwarna putih bening berukuran 0,28 mm x 0,15 mm, dan stadium telur 2 - 4 hari. Jumlah telur berkisar 50 - 300 butir, dengan rata-rata 160 butir. Telur diletakkan dalam jaringan daun melalui ovipositor. Larva yang baru keluar, berwarna putih susu atau putih kekuningan, segera mengorok jaringan mesofil daun dan tinggal dalam liang korokan selama hidupnya. Stadium larva antara 6 -12 hari, dan larva yang sudah berusia lanjut (instar 3) berukuran 3,5 mm. Larva instar 3 dapat mengorok jaringan 600 x lipat dari larva instar 1, dan larva ini kemudian keluar dari liang korokan untuk berkepompong. Pupa lalat pengorok daun ini umumnya ditemukan di

tanah, tetapi pada tanaman bawang merah sering ditemukan menempel pada permukaan bagian dalam dari rongga daun bawang. Stadium pupa antara 11 - 12 hari. Imago betina mampu hidup selama 6 - 14 hari dan imago jantan antara 3 - 9 hari. Lalat L. chinensis pada bagian punggungnya berwarna hitam, sedangkan pada lalat L. huidobrensis dan L. sativa di bagian ujung punggungnya terdapat warna kuning. Cara Pengendalian :

Effisiensi Penggunaan Pupuk Berimbang ( Makro dan Mikro ), dengan pengurangan pupuk N di musim hujan & perbanyak pupuk organik. Penggunaan Perangkap Kuning pada saat umur 3 minggu setelah tanam dengan pengolesan Natural METILAT LEM Penyapuan dengan menggunakan kain transparan yang dilumuri larutan kanji ditambah Natural METILAT LEM Penyemprotan musuh alami dengan Nematoda Patogen Serangga (NPS) Penyemprotan PESTONA dan PENTANA tiap minggu sekali secara selang seling Oleh: Sigit Nugraha Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Budidaya Bawang merah merupakan usaha yang sangat menguntungkan dan sekaligus mengandung resiko kerugian. Kegagalan dalam penanganan pascapanen komoditas ini dapat menimbulkan kerusakan umbi, susut bobot dan kehilangan hasil. Kemampuan petani dalam penanganan pascapanen dan melakukan tunda jual dapat memberikan keuntungan yang sangat besar. Di Indonesia, bawang merah merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak diusahakan rakyat terutama di Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah. Rata rata produksi bawang merah di Pulau Jawa berkisar antara 7,42 9,94 ton/hektar (Deptan, 2004). Peningkatan produksi tersebut belum sepenuhnya memberikan keuntungan bagi petani. Pada panen raya dengan produksi bawang yang sangat melimpah harga jual yang diterima petani sangat rendah, bahkan kadang-kadang tidak seimbang dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga pemanen. Bawang merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang mudah rusak. Kerusakan pascapanen yang sering terjadi pada bawang merah adalah tumbuhnya tunas, pelunakan umbi, tumbuhnya akar dan busuk serta timbulnya massa berwarna gelap akibat kapang. Kerusakan ini berakibat menurunnya daya simpan serta mutu bawang merah. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penanganan pascapanen yang tepat. Titik kritis kegagalan dalam penanganan pascapanen bawang merah terutama apabila panen terjadi pada musim penghujan adalah pada tahap pengeringan daun atau pelayuan dan pengeringan umbi. Kegagalan proses pelayuan daun dapat menyebabkan infeksi bakteri pembusuk, sedangkan kegagalan pengeringan umbi dapat menyebabkan rendahnya daya simpan, umbi cepat busuk, bertunas dan keluar akar. Kehilangan hasil akibat kerusakan ini bisa mencapai 20 40%. Selama ini teknik pengeringan yang dilakukan petani adalah penjemuran di bawah sinar matahari yang membutuhkan waktu antara 7-9 hari. Pengeringan dengan teknik ini tentunya sangat tergantung dengan kondisi cuaca saat penjemuran. Saat suaca cerah penjemuran dapat berlangsung dengan baik, tetapi sebaliknya saat cuaca mendung atau bahkan hujan, penjemuran sama sekali tidak dapat dilakukan sehingga umbi bawang merah menjadi cepat busuk.

Selama ini teknik pengeringan yang dilakukan petani adalah penjemuran di bawah sinar matahari yang membutuhkan waktu antara 7-9 hari. Pengeringan dengan teknik ini tentunya sangat tergantung dengan kondisi cuaca saat penjemuran. Saat suaca cerah penjemuran dapat berlangsung dengan baik, tetapi sebaliknya saat cuaca mendung atau bahkan hujan, penjemuran sama sekali tidak dapat dilakukan sehingga umbi bawang merah menjadi cepat busuk. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 2007 BB Pascapanen mengintroduksikan suatu teknologi sistem pengeringan-penyimpanan (Instore Drying), dimana dalam sistem ini kondisi ruang dapat diatur sesuai kondisi optimum untuk proses pengeringanpenyimpanan bawang merah. Dalam penelitian ini bangunan pengeringan-penyimpanan (Instore Drying) berkapasitas 5-10 ton dengan spesifikasi bangunan sebagai berikut: ukuran bangunan 6m panjang x 6m lebar x 3m tinggi, atap bangunan terbuat dari fibre glass transparan yang dilengkapi dengan aerasi udara (ballwindow), dinding bangunan dari fibre glass, rak pengering-penyimpanan berupa rak gantung yang dibuat dari batang bambu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengeringan bawang merah dengan Instore Drying dapat dilakukan dalam waktu 3 hari. Hal ini berarti pengeringan bawang merah dengan Instore Drying lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan cara petani (penjemuran) yang bisa mencapai 9 hari. Selain itu, pengeringan bawang merah di dalam Instore Drying juga tidak menyebabkan kerusakan yang berarti yaitu hanya berkisar antara 0.24 0,72% jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan penjemuran, dimana tingkat kerusakannya bisa mencapai 1,68%. Dengan keberhasilan ini, pada tahun 2008 BB Pascapanen mengintroduksikan teknologi pengeringan-penyimpanan pada gabungan kelompok tani bawang merah Tunas Harapan di desa Tengguli, Kecamatan Tanjung, kabupaten Brebes Jawa Tengah. Pola Tanam dan Pemanenan Bawang Merah Pemanenan bawang merah varietas bima di dataran rendah untuk konsumsi berbeda dengan bawang merah untuk bibit. Ciri tanaman bawang merah untuk konsumsi yaitu ditandai dengan perubahan warna daun menjadi kekuningan telah mencapai 60-70% dengan umur 50-55 hst. Sedangkan untuk bibit yaitu perubahan warna daun menjadi kekuningan telah mencapai 90% lebih dengan umur 60-65 hst. Panen bawang merah ini biasanya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tanah kering dengan cara mencabut tanaman, untuk mempermudah penanganan selanjutnya kemudian bawang merah di ikat menjadi satu pada bagian daunnya. Frequensi tanam dan panen bawang merah di kelompok tunas harapan rata-rata 3 kali dalam 1 tahun, dengan masa simpan bawang merah dalam gudang antara 2-2,5 bulan terutama umbi yang akan digunakan sebagai benih. Frekuensi tanam dan panen bawang merah akan sangat menentukan efisiensi dalam penggunaan instore drying

Anda mungkin juga menyukai