Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Jahe (Zingiber officinale rose) yang termasuk famili Zingiberaceae,
berasal dari bahasa sansekerta: Singaberi, dari bahasa arab:Zanzabil, dan dari
bahasa yunani :Zingaberi. Jahe telah digunakan sebagai tanaman rempah dan obat
sejak dulu. India dan Cina termasuk negara pemanfaat jahe sejak bertahun-tahun
silam. Oleh karenanya, India diduga sebagai negara tempat jahe berasal.
Sebelumnya telah disebutkan dalam De Materia Medica, bahwa jahe saat itu
banyak digunakan sebagai obat pembantu pencernaan karena efek panasnya
terhadap perut dan sebagai obat anti racun. Manfaat lain dari tanaman beraroma
khas ini adalah sebagai persediaan makanan segar dan obat pencegah penyakit
kulit para pelayar pada pelayaran antara Cina dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, jahe telah diakrapi oleh sebagian besar masyarakatnya. Tak
heran bila masing-masing daerah memiliki nama yang berbeda untuk menyebut
tanaman berkasiat ini. Nama-nama daerah bagi jahe tersebut antara lain halia
(Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi
(Lampung), jae (Jawa), Jahe (sunda), jhai (Madura), pese (Bugis), lali (Irian).
Tanaman ini dapat tumbuh di daerah terbuka sampai agak ternaungi. tanah yang
disukai berbahan organik tinggi, berjenis latosol atau andosol, dan berdrainase
baik.Tanaman terna ini dapat tumbuh sampai pada ketinggian 900 meter dari
permukaan laut, tetapi akan lebih baik tumbuhnya pada ketinggian 200-600 meter
dari permukaan laut.. Budidaya jahe biasa dilakukan di ladang secara monokultur
atau tumpangsari. Parbanyakan yang biasa dilakukan adalah cara vegetatif dengan
perbanyakan rimpang.
Oleh karenanya, rimpang jahe merupakan bagian penting dari tanaman ini.
Rimpangnya sangat bermanfaat membantu pencernaan, mencegah mual, sebagai
antikoagulan, menurunkan tekanan darah, gigitan serangga, diare, rematik, dan
masih banyak lagi manfaat dari tanaman ini.
Rimpang jahe merupakan bagian penting tanaman dan banyak manfaatnya,
baik secara biologis maupun ekonomis. Secara biologis rimpangnya sangat
bermanfaat bagi kesehatan, misalnya membantu pencernaan, mencegah mual,
sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah, gigitan serangga, diare,
rematik, dan masih banyak lagi manfaat dari tanaman ini.Secara ekonomis,
rimpang jahe dapat digunakan untuk berbagai kepentingan dalam bentuk jahe
segar maupun jahe olahan. Jahe segar sering digunakan sebagai rempah dan
berbagai keperluan lain seperrti obat tradisional. Sementara jahe olahan dapat
berupa jahe kering, jahe asin, jahe dalam sirup, jahe kristal, bubuk jahe,minyak
asiri, dan oleoresin. Masing-masing bentuk olahan itu memiliki manfaat yang
berbeda-beda. Namun prospek bisnis kesemuanya sama bagusnya hal ini sesuai
dengan hasil perhitungan analisis usaha bahwa membudidayakan dan
mengusahakan pengolahan jahe bias mendatangkan keuntungan yang luar biasa.
1.2. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui morfologi dan habitat tanaman jahe
2. Untuk mengetahui jenis tanaman jahe
3. Untuk mengetahui kandungan tanaman jahe
4. Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan tanaman jahe
1.3Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah
1. Untuk menambah wawasan penulis tentang tanaman jahe
2. Untuk menambah pengetahuan bagi pembaca makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Morfologi dan Habitat
II.1.1 Klasifikasi jahe
Regnum : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Scitaminae
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale rose
II.1.2 Morfologi
Jahe (Zingiber officinale rose) merupakan tanaman terna tahunan dengan
batang semu yang tumbuh tegak Tingginya berkisar 0,3 - 0,7 meter dengan akar
rimpang yang bisa bertahan lama di dalam tanah. Akar rimpang itu mampu
mengeluarkan tunas baru untuk mengganti daun dan batang yang sudah mati.
Tanaman jahe ini terdiri atas bagian akar, batang, daun dan bunga. Berikut
ini akan diuraikan satu persatu.
a. Akar
Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh
tunas-tunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Akar tunggal (rimpang)
bertahan kuat di dalam tanah dan makin membesar dengan pertambahan usia serta
membentuk rhizoma-rhizoma baru. Selain penting secara botani, akar juga
merupakan bagian terpenting secara ekonomis. Akar rimpang jahe memiliki
banyak kegunaan mulai sebagai bumbu masak, obat-obatan, sampai menjadi
minyak jahe. Oleh karenanya tujuan penanaman jahe selalu untuk memperoleh
rimpangnya.
Rimpang jahe memiliki aroma khas, bila dipotong berwarna putih, kuning, atau
jingga. Sementara bagian luarnya kuning kotor, atau bila telah tua menjadi agak
coklat keabuan. Akan tetapi bagian dalam rimpang jahe biasanya memiliki dua
warna yaitu bagian tengah(hati) berwarna ketuaan dan bagian tepi berwarna agak
muda.
b. Batang
Batang tanaman merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batang itu
terdiri dari seludang-seludang daun tanaman dan pelepah-pelepah daun yang
menutupi batang. Bagian luar batang agak licin dan sedikit mengkilap berwarna
hijau tua. Biasanya batang dihiasi titik-titik berwarna putih. Batang ini biasnya
basah dan banyak mengandung air, sehingga tergolang tanaman herba.Batang jahe
merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm.
c. Daun
Daun menyirip (berbentuk lonjong dan lancip) dengan panjang 15 hingga 23
mm dan panjang 8 hingga 15 mm, menyerupai daun rumput-rumputan besar.
Daun itu sebelah menyebelah berselingan dengan tulang daun sejajar sebagaimana
tanaman monokotil lainnya. Pada bagian atas, daun lebar dengan ujung agak
lancip, bartangkai pendek, berwarna hijau tua agak mengkilap. Sementara bagian
bawah berwarna hijau muda dan berbulu halus. Panjang daun sekitar 5 - 25 cm
dengan lebar 0,8 - 2,5 cm. tangkainya berbulu atau gundul dengan panjang 5 - 25
cm dan lebar 1 - 3 cm. ujung daun agak tumpul dengan panjang lidah 0,3 - 0,6cm.
Bila daun mati maka pangkal tangkai tetap hidup dalam tanah, lalu bertunas dan
menjadi akar rimpang baru.
d. Bunga
Bunga jahe berupa bulir yang berbentuk kincir, tidak berbulu, dengan panjang
5 - 7 cm dan bergaris tengah 2 - 2,5 cm. Bulir itu menempel pada tangkai bulir
yang keluar dari akar rimpang dengan panjang 15 - 25 cm. Tangkai bulir
dikelilingi daun pelindung yang berbentuk bulat lonjong, berujung runcing dengan
tepi berwarna merah, ungu, atau hijau kekuningan.
Bunga terlatak pada ketiak daun pelindung dengan beberapa bentuk, yakni
panjang, bulat telur, lonjong, runcing, atau tumpul. Panjangnya berkisar 2 - 2,5 cm
dan lebar 1 - 1,5 cm. Daun bunga berbentuk tabung memiliki gigi kancil yang
tumpul dengan panjang 1 - 1,2 cm. Sedang daun mahkota bagian bawah berbentuk
tabung yang terdiri dari tiga bibir dengan bentuk pisau lipat panjang serta runcing
yang berwarna kuning kehijauan.
Daun kelopak dan daun bunga masing-masing tiga buah yang sebagian
bertautan. Pada bunga jahe, benang sari yang dapat dibuahi hanya sebuah
sedangkan sebuah benang sari lain telah berubah bentuk menjadi daun.
Staminoid-staminoidnya membentuk tajuk mahkota beruang tiga dengan bibir
berbentuk bulat telur berwarna hitam belang.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5
hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5
hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik
ungu. Tangkai putik berjumlah dua.
II.1.3 Habitat
Tanaman ini dapat tumbuh didaerah terbuka sampai agak ternaungi. Tanah
yang disukai adalah tanah yang gembur, subur, berhumus, berbahan organik
tinggi, dan berdrainase serta beraerasi baik.
Jahe merupakan tanaman monokotil yang memiliki akar serabut yang
tumbuhnya tidak begitu dalam. Kedalaman optimal pengolahan tanah bagi
tanaman jahe sekitar 10-20 cm.
Tanaman ini dapat tumbuh sampai pada ketinggian 900 meter dari
permukaan laut, tetapi akan lebih baik tumbuhnya pada ketinggian 200-600 meter.
II.2 Jenis Jahe
Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna
rimpangnya, yaitu:
A. Jahe gajah
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Memiliki
rimpang yang besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Jenis jahe ini bisa
dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar
atau jahe olahan. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
B. Jahe kuning
Jahe kuning/putih kecil biasa disebut jahe sunti. Merupakan jahe yang banyak
dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Kandungan
minyak asirinya lebih tinggi disbanding jahe badak, maka dari itu rasa dan
aromanya lebih pedas. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
C. Jahe merah
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas,
sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu atau diekstrak oleoresin dan
minyak asirinya. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah.dengan
serat lebih besar dibanding jahe biasa.
II.3 Kandungan
Pemanfaatan jahe oleh manusia yaitu pada bagian rimpangnya. Rimpang
jahe mengandung minyak asitri dimana di dalamnya terkandung beberapa
senyawa seperti Zingeron, seskuiterpen, oleoresin, zingiberen, limonen, kamfena,
sineol, zingiberal, sitral, felandren, dan borneol. Selain itu, terdapat juga damar,
pati, vitamin A, B, C, senyawa flavonoid dan polifenol, serta asam organik seperti
asam malat dan asam oksalat. Dibawah ini adalah tabel yang menunjukkan
komposisi unsur-unsur didalam 100 g jahe :
Kandungan Jumlah
Protein 8.6%
Karbohidrat 66.5%
Lemak 6.4%
Serat 5.9%
Abu 5.7%
Kalsium 0.1%
Fosfor 0.15%
Zat besi 0.011%
Sodium 0.3%
Potasium 1.4%
Vitamin A 175 IU
Vitamin B1 0.05 mg
Vitamin B2 0.13 mg
Vitamin C 12 mg
Niasin 1.9%

Jahe mengandung komponen minyak menguap (Volatile oil), minyak tak


menguap (Non volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak
asiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak tak
menguap yang biasa disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas
dan pahit. Komponen yang terdapat pada oleoresin merupakan gambaran utuh dari
kandungan jahe, yaitu minyak asiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol,
shogaol, dan resin.
Komponen yang terkandung dalam rimpang jahe ini sangat banyak
kegunaanya. Terutama sebagai rempah, industri farmasi dan obat tradisional,
industri parfum, industri kosmetika, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas
dibawah ini diuraikan secara rinci kandungan zat dalam jahe.
A. Oleoresin
Oleoresin adalah salah satu senyawa yang dikandung jahe yang bisa diambil.
Bentuk olahan jahe yang berupa oleoresin ini memiliki banyak kelebihan,
misalnya mampu mengatasi beberapa perubahan mutu saat jahe segar atau jahe
kering dieksport, mengurangi volume kemasan jahe, mencegah pemalsuan atau
penambahan benda lain pada jahe. Oleoresin, ternyata lebih ringkas dibanding
bubuk jahe. 1 kg oleorosin setara dengan 28 kg bubuk jahe dengan kandungan dan
cita rasa yang sama. Dengan demikian biaya pangangkutan bisa ditekan. Selain itu
penggunaan lebih praktis, oleoresin mudah larut, mudah didisfersikan, serta lebih
mudah diolah, oleoresin inilah penyebab rasa pedas dan pahit. Sifat pedas ini
tergantung dengan umur panen. Semakin tua umur panennya semakin pedas dan
pahit. Selain itu jenis jahe juga menentukan kandungan oleoresin. Dan jahe rasa
pedasnya tinggi, seperti jenis emprit kandungan oleoresinnya tinggi sedangkan
jenis badak rasa pedasnya kurang, kandungan oleoresin sedikit. Oleoresin dibuat
dengan cara ekstraksi tepung jahe dengan pelarut organik tertentu. Pelarut yang
biasa digungankan adalah ethanol, aseton, etilene dikhlorida, isopropenol dan
heksan. Oleoresin termasuk minyak tak menguap sehingga cara mengekstraknya
pun pada keadaan hampa udara. Komponen dalam oleoresin adalah zingerol,
zingerone, shogoal, resin dan minyak asiri.
B. minyak asiri
Minyak asiri biasa disebut minyak eteris, minyak menguap/terbang atau
essential oil. Ciri minyak asiri antara lain mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunayai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan
tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organic dan tidak larut
dalam air. Minyak asiri merupakan salah satu dari dua komponen utama minyak
jahe. Minyak asiri terdapat pada rimpang jahe segar, jahe kering, atau oleoresin.
Minyak asiri diperoleh dengan cara mendestilasi jahe dengan sistem destilasi air,
destilasi air dan uap, atau destilasi uap. Jahe kering mengandung minyak asiri
sebanyak 1-3%. Sedangkan jahe segar kandungan minyak asirinya lebih banyak
dari jahe kering. Apalagi kalau tidak dikuliti sama sekali.
Minyak asiri merupakan pemberi aroma khas pada jahe. Komponen utama
minyak jahe adalah zingiberen dan zingiberol. Zingiberen adalah senyawa paling
utama dalam minyak jahe memiliki titik didih 34’C pada tekanan 14mm. selama
penyimpanan, senyawa zingiberen akan mengalami resinifikasi. Sementara
zingiberol merupakan seskwiterpen alkohol yang menyebabkan aroma khas pada
minyak jahe. Kegunaan minyak asiri adalah sebagai bahan baku minuman ringan,
industri farmasi seperti parfum dan kosmetik, serta sebagai bahan penyedap.
Kandungan minyak asiri pada rimpang jahe ditentukan dengan umur panen dan
jenis jahe. Pada umur panen muda, kandungan minyak asiri banyak sedangkan
pada panen tua kandungannya makin menyusut, walau baunya semakin
menyengat. Bagian tepi dari umbi mengandung minyak lebih banyak dari bagian
tengah demikian pula dengan baunya.
II.4 Kegunaan dan Khasiat Jahe
Penggunaan jahe sebagai obat tradisional telah banyak dilakukan orang
sejak zaman dahulu. Jahe segar dan jahe kering banyak digunakan sebagai bumbu
masak atau pemberi aroma pada makanan. Jahe segar dapat juga digunakan
sebagai obat. Irisan jahe yang diisap dapat melapangkan tenggorokan. Dapat juga
bisa digunakan sebagai minuman penghangat badan yang biasa dikenal dengan
“bandrek”. Jahe muda dapat dimakan mentah sebagai lalap atau diolah menjadi
jahe awet yang berupa jahe asin, jahe dalam sirup atau jahe dalam kristal. Jahe tua
pun bisa diawetkan sebagai jahe kering dan jahe bubuk.
Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati
selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga
dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.
Bagi masyarakat Tionghoa, jahe yang disangrai(digoreng tanpa minyak)
ditambah beberapa ramuan lain diberikan kepada wanita yang baru melahirkan.
Selain berkhasiat menghalau serangan angin dan menghangatkan tubuh, ramuan
ini juga mengaktifkan sirkulasi darah dalam tubuh.
Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat
mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan
atau pada wanita yang hamil muda.
Disamping itu minyak jahe dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu
makan, memperkuat lambung dan memperbaiki pencernaan. Proses yang terjadi
adalah terangsangnya selaput lendir perut besar(kelenjar pencernaan) dan usus
oleh minyak jahe. Dapat juga memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas
usus serta membantu fungsi jantung.
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat
jahe, antara lain :
• Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon
adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih
cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
• Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu
protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak..
• Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan
darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke,
dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar
kolesterol.
• Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia
yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual.
Termasuk mual akibat mabuk perjalanan.
• Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu
mengeluarkan angin.
• Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak
yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Jahe sebagai Obat Praktis
• Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri
rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari.
Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan
jahe saat pada soto, semur, atau rendang.
• Dau jahe juga berkhasiat, antara lain dengan ditumbuk dan diberi sedikit air
dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat
dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil.
• Sedangkan rimpangnya ditumbuk dan direbus dalam air mendidih selama lebih
kurang ½ jam, kemudian airnya dapat diminum sebagai obat untuk
memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya, mengobati
hati yang membengkak, batuk dan demam.
• Untuk mengobati rematik rematik siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan
rimpang tersebut di atas api atau bara dan kemudian ditumbuk. Tempel
tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit rematik. Cara lain adalah dengam
menumbuk bersama cengkeh, dan ditempelkan pada bagian tubuh yang
rematik.
• Rimpang tumbuk juga dapat dipakai sebagai obat gosok pada penyakit gatal
karena sengatan serangga.
• Rimpang yang ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan
pada luka bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama
sebelum penderita dibawa ke dokter).
• Untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum
bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang satu ruas jari. Masukkan
ke dalam satu gelas air panas, beri madu secukupnya, lalu diminum. Bisa juga
menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua
kerat jahe mentah.
• Mengatasi influenza dapat dilakukan dengan rimpang jahe ditambah ramuan
lain. Caranya: taga gram jahe ditambah daun mentol, dua gram jeruk kering,
dan dua gram kayu manis direbus bersama. Kemudian airnya diminium saat
masuh hangat kuku.
• Digunakan sebagai obat batuk. Caranya: potong jahe sebesar ibu jari lalu
ditumbuk, setelah itu tambahkan madu dan air matang. Kemudian diminum.
• Jahe juga dapat mengobati luka lecet dan luka tikam karena duri atau benda
tajam, atau karena jatuh.Caranya: Rimpang jahe ditumbuk dan ditambah garam
sedikit lalu diletakkan pada luka.
• Untuk mengatasi reumatik sendi,Caranya: gunakanlah air perasan jahe yang
dipanaskan, lalu kain yang dibasahi air perasan jahe ditempelkan pada tempat
yang membengkak.
• untuk syaraf muka yang sakit. Caranya: gunakan ramuan kentang dan tepung
terigu yang dilunakan dan ditambah bubukjahe. Ramuan itu ditempelkan pada
tempat yang sakit sampai sembuh.
• Sebagai obat mencret. Caranya: 1 gelas perasan air temulawak diberi gula putih
secukupnya ditambah 10 tetes air jahe,lalu diminumkan pada si penderita.
• Mengobati eksim. Caranya: air jahe dicampur dengan perasan lobak kemudian
dioleskan pada kulit yang terkena eksim,

BAB III
PENUTUP

Tanaman jahe sangat bermanfaat bagi pengobatan, terutama pengobatan


tradisional. Banyak kandungan dari tanaman jahe yang dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan, dalam penggelolahannya juga tidak sulit dan sangat mudah.
Daftar Pustaka
Lingga, Pinus, 1987 Resep-resep Obat Tradisional, Jakarta: Penebar Swadaya.
Paimin, Murhananto, 2000 Budidaya, Pengolahan, dan Perdagangan Jahe,
Jakarta: Penebar Swadaya.
Suharjono, 1989 Budidaya Jahe, Rempah Yang Makin Diminati, Sura Karya.
Suratman, dkk., 1987 Pedoman Bercocok Tanam Jahe, Balittro: Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai