Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia dan sangat potensial untuk dikembangkan. Karena
memang Negara kita kaya akan tanaman obat-obatan . Namun, sayang kekayaan alam
tersebut tampaknya masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan.
Padahal saat ini biaya pengobatan modern cukup mahal ditambah lagi dengan krisis
ekonomi yang melanda bangsa ini belum sepenuhnya berakhir. Hal tersebut di
khawatirkan dapat membuat kemampuan masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang optimal semakin menurun. Obat tradisional merupakan warisan
budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan dan dikembangkan untuk menunjang
pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Untuk
dapat ikut meningkatkan pelayanan dan meningkatkan pemerintah dan masyarakat itu
sendiri. Selama ini industri jamu ataupun obat-obat tradisional bertahan tanpa
dukungan yang memadai dari pemerintah maupun industri farmasi. Sementara iu
tantangan dari dalam negeri sendiri adalah sikap dari dunia medis yang belum
sepenuhnya menerima jamu dan obat tradisional. Merebaknya jamu palsu maupun
jamu yang bercampur bahan kimia beberapa waktu lalu, semakin menambah keraguan
masyarakat akan khasiat dan keamanan mengkonsumsi jamu dan obat tradisional
sudah lama dilakukan oleh masyarakat. Obat tradisional ini tentunya sudah diuji
bertahun-tahun bahkan berabad-abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan
bangsa Indonesia. Dokter dan apotik belum dapat menerima jamu sebagai obat yang
dapat mereka rekomendasikan kepada pasien sehingga pemasaran produk jamu tidak
bisa menggunakan tenaga detailer seperti pada obat modern. Di pihak dokter, sistem
pendidikan masih mengacu kepada pengobatan modern dan tidak menyentuh
substansi pengobatan dengan bahan alam (fitofarmaka). Dengan kondisi di atas, tidak
heran bila pasar industri jamu dan obat tradisional sulit berkembang pesat. Padahal,
dengan jumlah masyarakat Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta jiwa,
sesungguhnya potensi pasar bagi produk jamu ataupun obat tradisional amatlah besar.
Terlebih lagi, saat ini tampak ada kecenderungan hidup sehat pada masyarakat kelas
menengah atas untuk menggunakan produk berasal dari alam(back to nature). Saat ini
masalah dalam pengembangan obat bahan alam di antaranya kurang pembuktian
1
keamanan dan khasiat obat tersebut,sehingga tidak memenuhi kriteria untuk dapat
diterima dan digunakan dalam pelayanan kesehatan. Salah satu tanaman yang sering
digunakan sebagai obat tradisional adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L.). Hampir semua bagian dari tanaman belimbing wuluh dapat digunakan untuk
pengobatan meliputi daun, bunga dan buah. Belimbing wuluh yang rasa asam
banyak di manfaatkan sebagai penyedap rasa sebagai masakan sayur. Selain
buahnya belimbing wuluh pada bagian batang bisa dimanfaatkan. Buah
belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai pengobat penyakit batuk, encok,
sariawan, darah tinggi, kencing manis dan jerawat.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belimbing wuluh?
2. Apa saja jenis-jenis belimbing wuluh?
3. Apakah khasiat dari belimbing wuluh?
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian belimbing wuluh
2. Untuk mengetahui jenis-jenis belimbing wuluh
3. Untuk mengetahui khasiat dari belimbing wuluh
1. 4 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian belimbing wuluh
2. Untuk mengetahui jenis-jenis belimbing wuluh
3. Untuk mengetahui khasiat dari belimbing wuluh

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belimbing Wuluh


Belimbing wuluh atau disebut juga belimbing sayur, belimbing asam atau
belimbing buluh dengan nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman yang
mempunyai buah berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu
sayuran atau campuran jamu. Belimbing wuluh atau belimbing sayur diduga berasal
dari kepulauan Maluku dan kini tersebar keseluruh Indonesia dan negara-negara
sekitar seperti Filipina, Myanmar, dan Srilanka.
Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan diameter pangkal
batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata. Daun belimbing
sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30-60 cm dengan 11-45 pasang anak daun.
Anak daun berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong
dengan ujung agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm, lebar
1-3 cm. Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk yang tersusun dalam malai,
berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah kepel, tumbuh keluar dari batang
atau percabangan yang besar. Buah belimbing buluh berupa buni berbentuk lonjor
bersegi, dengan panjang 4-6 cm. Buahnya berwarna hijau kekuningan, berair dan jika
masak berasa asam.
Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) yang ternyata kaya khasiat. Juga
disebut blimbing buloh (Bali), limbi (Bima), libi (Sawu), balimbeng (Flores), belerang
(Sangi), lumpias, rumpeasa dureng, wulidan, lopias, lembetue (Gorontalo), bainang
(Makasar), calene (Bugis), takurela (Ambon), kerbol (Timor), malibi (Halmahera),
uteke (Papua). Dalam bahasa Inggris dikela sebagai cucumber tree atau bilimbi.
Sedangkan dalam bahasa latin disebut Averrhoa bilimbi. Buah belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi) dapat dimanfaatkan sebagai sirup, bumbu masakan atau sayur,
membersihkan noda pakaian, mengkilatkan barang-barang dari kuningan, dan sebagai
bahan obat tradisional.
2.2 Jenis – Jenis Belimbing Wuluh
1. Belimbing Asam/ Belimbing Wuluh (Averhrhoa blimbi)
Sering disebut dengan belimbing asam, atau belimbing buluh (besi) karena rasa
buahnya yang asam. Bentuk tanaman memanjang ke atas bisa mencapai 12

3
meter.berdaun tersuun berpasangan, bentuk lonjong (bulat tlur) terletak di ujung
cabang atau ranting.
Bentuk buah bulat lonjong berwarna hijau pekat pada waktu muda, dan berbuah
kekuniongan setelah matang. Buah-buah seukuran telur puyuh ini muncul dan
bergelantungan pada batang dan dahannya. Dagingnya banyak mengadung air
dengan rasa sangat asam. Walaupun namanya belimbing seperti belimbing manis,
dan jarang di konsumsi langsung sebagaii buah segar, namun belimbing jenis ini
banyak berguna sebagai bumbu seperti manisan dan lain sebagainya.
2. Belimbing Manis (Averrhoa corambola)
Belimbing ini berbeda dengan belimbing asam jika belimbing asam sedikit
cabang maka belimbing manis ini sebaliknya mmbpunyai dahan dan ranting yang
tumpuh dengan rapat dan rimbun, tinggi semampai dapat mencapai ketinggia 12
meter. Daun majemuk, bunga bakal buah berbentuk kecil-kecil dan berwarna muda.
Dan bunga sangat mudah rontok jika terkena gearan. Buah belimbing manis
berbentuk lonjong bersegi lima, jika dilihat dari bawah, bentuk penampang lintang
buahnya mirip dengan bentuk bintang. Ukuran nya dapat mencapai ukuran gelas
besar. Dan mempunyai rasa yang manis. Pada waktu muda buah berwarna hijau
muda, dan akan berubah menjadi kuning sampai kemerahan jika telah tua.
Secara umum tanaman ini banyak di sukai orang dari bentuk tanamannya karena
dapat dijadikan tanaman pelindung atau peneduh dikarenakan bentuknya yang
rimbun dan banyak ditanam diperkarangan rumah maupun kebun. Dilihat dari
penanaman belimbing ini tidaklah sulit. Dan bisa di tanam di mana saja. Jika
penanaman dengan biji pada usia 3 – 4 tatahun sudah dapat berbuah, hasil tanaman
bisa mencapai 1.500 buah pertahunnya. Selain buah segar belimbing jenis ini dapat
dijadikan makanan olahan seperti dijadikan selai, sari buah, rujak dan lain
sebagainya. Dan belimbing jenis ini pun diperkaya dengan vitamin C dan vitamin
lainnya.
Selain buah, daun dan batangnya juga bisa dijadikan campuran obat. Ini lantaran
beberapa zat kimia yang terkandung pada tanaman seperti sponin, tanin, glucoside,
kalsium oksalat, sulfur, asal format, dan peroksidase yang terkandung pada batang
belimbing wuluh. Juga tanin, sulfur, asal sulfat, peroksidase, kalsium oksalat dan
kalium sitrat pada daunnya. Sedangkan buah belimbing wuluh sendiri berkhasiat
sebagai analgesik, dan diuretik.

4
2.3 Klasifikasi Belimbing Wuluh
Adapun susunan taksonomi belimbing wuluh adalah sebagai berikut :
1) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
2) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
3) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
4) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
5) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
6) Sub Kelas : Rosidae
7) Ordo : Geraniales
8) Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
9) Genus : Averrhoa
10) Spesies : Averrhoa bilimbi
Tanaman belimbing dibagi menjadi 2 jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa
corambola) dan belimbing asam (Averhrhoa blimbi) atau sering diebut belimbing
wuluh.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dikenal dengan berbagai daerah dengan nama
yang berbeda, seperti: limeng, selimeng (Aceh), Selemeng (Gayo), asom belimbing,
balimbingan (Batak), malimbi (Nias), balimbieng (Minangkabau), belimbing asam
(Melayu), balimbing (Lampung), belimbing wuluh (jawa), calincing wulet (Sunda),
bhalingbhing bulu (Madura).
Bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat digunakan sebagai obat
sariawan dan batuk. Sedangkan daunnya dapat mengobati perut sakit, gondong
(parotitis), tekanan darah tinggi, dan rematik. Buah belimbing wuluh berkhasiat
sebagai obat tradisional untuk batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi
berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi, kelumpuhan, gangguan pencernaan,
dan radang rektum.
Sayangnya saya bukan ahli di bidang obat-obatan sehingga khasiat belimbing wuluh
sebagai obat tradisional tidak dapat saya uraikan secara detail. Yang saya ketahui,
tumbuhan dengan nama latin Averrhoa bilimbi ini, yang konon merupakan tumbuhan
asli Indonesia, ternyata tidak dapat dianggap sepele.

5
2.4 Kandungan Belimbing Wuluh
Kandungan Gizi Belimbing sayur, belimbing wuluh, belimbing buluh, atau belimbing
asam per 100 g bagian yang bisa dimakan :
a. Kelembaban : 94,2-94,7 g
b. Protein : 0,61 g
c. Ash : 0,31-0,40 g
d. Fiber : 0.6g
e. Fosfor : 11.1 mg
f. Kalsium : 3.4 mg
g. Besi : 1,01 mg
h. Thiamine : 0,010 mg
i. Riboflavin : 0,026 mg
j. Karoten : 0,035 mg
k. Ascorbic Acid : 15,5 mg
l. Niacin : 0,302 mg

2.5 Indikasi Belimbing Wuluh


1) Blimbing Wuluh menyembuhkan Gusi berdarah
Cara penggunaan :
Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik segar maupun manisan secara rutin tiap
hari.
2) Blimbing Wuluh sebagai Obat Gondongan
Cara penggunaan :
1/2 genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dgn 3 bawang putih. Kompreskan
pada bagian yg gondongan. 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daun dan 4
butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat
yg sakit.
3) Blimbing Wuluh sebagai Obat Rematik
Cara penggunaan :
a. Segenggam daun belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur
sirih gosokkan ke bagian yg sakit.
b. 100 gr daun muda belimbing wuluh 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci
lalu digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti
bubur.
6
c. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yg sakit. 5 buah belimbing wuluh 8 lembar
daun kantil (Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir lada hitam dicuci
lalu ditumbuk halus diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok
makan minyak kayu putih.
d. Dipakai utk menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali
sehari.
4) Blimbing Wuluh sebagai Obat Sariawan
Cara penggunaan :
a. 10 kuntum bunga belimbing wuluh asam jawa gula aren direbus dgn 3 gelas air
sampai air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari.
b. Segenggarn bunga belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus
sampai kental.
c. Setelah dingin disaring dipakai utk membersihkan mulut dan mengoles
sariawan. 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dicuci lalu direbus dgn 3 gelas
air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas.
d. Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing
wuluh 3 butir bawang merah 1 buah pala yg muda 10 lembar daun seriawan 3/4
sendok teh adas 3/4 jari pulosari dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 3
sendok makan minyak kelapa diperas lalu disaring.
e. Dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari.
5) Blimbing Wuluh sebagai Obat Sakit gigi
Cara penggunaan :
Lima buah belimbing wuluh setelah dicuci bersih dikunyah dgn garam. Ulangi
beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.
6) Blimbing Wuluh sebagai Obat Pagel linu
Cara penggunaan :
Satu genggam daun belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh 15 biji lada
digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakit
7) Blimbing Wuluh sebagai Obat Penghilang Panu
Cara penggunaan :
Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus tambahkan kapur sirih
sebesar biji asam diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai utk menggosok kulit yg
terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.

7
8) Blimbing Wuluh sebagai Obat Sakit Gigi Berlubang
Cara penggunaan :
5 buah belimbing wuluh dicuci bersih makan dgn sedikit garam kunyah ditempat
gigi yg berlubang
9) Blimbing Wuluh sebagai Obat Penurun Tekanan Darah Tinggi
Cara penggunaan :
a. Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yg sudah dicuci bersih.
Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke dalam panci berisi 4 gelas air dan
rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum.
Cukup diminum 1 gelas sehari.
b. Buah yg besar dan berwarna hijau diparut ambil air dan diminum. 3 buah
belimbing diparut peras air diminum sekali sehari. 3 buah belimbing wuluh
dicuci lalu dipotong-potong seperlu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa
1 gelas.
c. Setelah dingin disaring minum setelah makan pagi. 10 buah belimbing wuluh 1
jari rimpang kunyit 1/4 genggam daun meniran 3 jari labu air 3 jari gula enau
dicuci dan dipotong-potong seperlu lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai
tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
10) Blimbing Wuluh sebagai Obat Batuk
Cara penggunaan :
a. Daun bunga buah yg masing-masing sama banyak direbus dalam air yg
mendidih selama 1/2 jam dan minum airnya.
b. Segenggam daun belimbing wuluh segenggam bunga dan 2 buah belimbing
gula batu rebus dgn 2 gelas air sampai air tinggal setengah saring minum 2 kali
sehari. Segenggam bunga belimbing wuluh beberapa butir adas gula secukup
dan air 1 cangkir ditim selama beberapa jam.
c. 25 kuntum bunga belimbing wuluh 1 jari rimpang temu-giring 1 jari kulit kayu
manis 1 jari rimpang kencur 2 butir bawang merah 1/4 genggam pegagan 1/4
genggam daun saga 1/4 genggam daun inggu 1/4 genggam daun sendok dicuci
dan dipotong-potong seperlu direbus dgn 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin disaring diminum dgn madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4
gelas.
d. Buah belimbing wuluh dibuat manisan sehari makan 3 x 6-8 buah.

8
11) Blimbing Wuluh sebagai Obat Diabetes
Cara penggunaan :
Enam buah belimbing wuluh dilumatkan direbus dgn 1 gelas air sampai air tinggal
setengah saring minum 2 kali sehari.
12) Blimbing Wuluh sebagai Obat Penghilang Jerawat
Cara penggunaan :
a. Siapkan 3 buah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan
diberi sedikit garam.
b. Tempelkan pada kulit yg berjerawat. Lakukan 2 kali sehari.
c. Buah belimbing wuluh secukup dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn air
garam seperlu utk menggosok muka yg berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
d. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang digiling halus lalu
diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai utk menggosok
dan melumas muka yg berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.

9
BAB III
PENUTUP
3. 1 Simpulan
Dalam pembahasan yang telah dapat di simpulkan bahwa belimbing
wuluh ini adalah tanaman yang mempunyai buah berasa asam yang kaya khasiat
sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau campuran jamu. Buah belimbing
wuluh berkhasiat sebagai obat tradisional untuk batuk rejan, gusi berdarah,
sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi,
kelumpuhan, gangguan pencernaan, dan radang rektum.
Belimbing wuluh memiliki 2 jenis yaitu Belimbing Asam/ Belimbing
Wuluh (Averhrhoa blimbi) memiliki Bentuk buah bulat lonjong berwarna hijau
pekat pada waktu muda, dan berbuah kekuniongan setelah matang. Buah-buah
seukuran telur puyuh ini muncul dan bergelantungan pada batang dan dahannya.
Dagingnya banyak mengadung air dengan rasa sangat asam. Walaupun
namanya belimbing seperti belimbing manis, dan jarang di konsumsi langsung
sebagaii buah segar, namun belimbing jenis ini banyak berguna sebagai bumbu
seperti manisan dan lain sebagainya. Dan Belimbing Manis (Averrhoa
corambola) Belimbing ini berbeda dengan belimbing asam jika belimbing asam
sedikit cabang maka belimbing manis ini sebaliknya mmbpunyai dahan dan
ranting yang tumpuh dengan rapat dan rimbun, tinggi semampai dapat mencapai
ketinggia 12 meter. Daun majemuk, bunga bakal buah berbentuk kecil-kecil dan
berwarna muda. Dan bunga sangat mudah rontok jika terkena gearan. Buah
belimbing manis berbentuk lonjong bersegi lima, jika dilihat dari bawah, bentuk
penampang lintang buahnya mirip dengan bentuk bintang. Ukuran nya dapat
mencapai ukuran gelas besar. Dan mempunyai rasa yang manis. Pada waktu
muda buah berwarna hijau muda, dan akan berubah menjadi kuning sampai
kemerahan jika telah tua.
Tanaman ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit
seperti batuk, diabetes, rematik, gondongan, sariawan, sakit gigi, gusi berdarah
sampai tekanan darah tinggi.
Bagian yang biasa digunakan adalah buah, batang, daun dan bunganya.
Keempat bagian tersebut banyak mengandung senyawa yang berkhasiat.
Diantaranya adalah saponin, tannin, glukosida, hingga kalsium. Salah satu yang
paling dikenal orang belimbing wuluh sebagai obat sariawan. Konon rasanya
10
yang masam mengandung vitamin C yang tinggi, caranya dengan mengunyah
atau ditempelkan pada bagian yang sariawan.
3. 2 Saran

Dengan lebih mengetahui banyaknya manfaat yang terdapat dalam


kandungan buah ini sudah selayaknya kita dapat mengolahnya menjadi
makanan bernutrisi yang dapat bernilai ekonomis tinggi. Sebagai aktivitas
akademika kita juga dapat melakukan penelitian agar buah ini juga bisa
dijadikan salah satu produk pertanian unggulan dalam negeri untuk bisa
bersaing dalam perdagangan global saat ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://riia-timmy.blogspot.com/2011/12/buah-belimbing-wuluh-sebagai-pengobatan.html

12

Anda mungkin juga menyukai