DISUSUN OLEH :
KELAS :C
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah
ini penulis membahas "Tanaman Sirih (Piper betle L.)". Makalah ini penulis susun dalam
rangka untuk memenuhi tugas “Fitoterapi”.
Dengan selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Ibu apt. Nurramadhani A. Sida, S.Farm., M.Pharm.Sci. selaku dosen mata kuliah
Fitoterapi
2. Orang tua
3. Teman-teman
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
2.1 Sistematika Tanaman Sirih.....................................................................................3
2.2 Kandungan Kimia Tanaman Sirih...................................................................................4
2.3 Penggunaan Empiris Tanaman Sirih......................................................................4
2.4 Aktivitas Farmakologi Tanaman Sirih...................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................6
3.2 Saran ......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sirih yang dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Piper betle, sejak dahulu telah
dimanfaatkan oleh masyarakat terutama dengan mengunyah daun atau buahnya bersama
gambir, pinang, dan kapur. Tanaman sirih (Piper betle) panjangnya mampu mencapai
puluhan meter. Sirih atau Piper Betle, merupakan tanaman Indonesia yang tumbuh merambat atau
bersandar pada batang pohon lain. Pada beberapa budaya di Indonesia daunnya dimakan dengan cara
dikunyah bersama gambir, pinang dan kapur.
Sirih banyak dimanfaatkan untuk herbal terutama daunnya yang populer karena
aromanya yang khas. Sirih juga digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka) untuk
pencegahan dan pengobatan dari gatal pada kulit sampai yang terbilang menakutkan macam
diabetes, kanker dan berbagai gangguan kesehatan lain.Sirih memiliki banyak ragam, antara
lain Sirih gading,sirih wulung, sirih merah, sirih silver, sirih hitam, sirih irian, sirih hati dan
sirih bulu.
Sirih merah banyak digunakan sebagai herbal dan juga penghias halaman rumah. Sirih
merah memiliki ciri pada seluruh bagian daunnya berwarna merah. Sirih merah banyak
tumbuh di Pulau Sulawesi, meski di daerah lain juga ada pula yang membudidayakan sebagai
tanaman hias. Sirih merah banyak dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit seperti hepatitis, radang dan nyeri sendi, penyakit maag, dan kolesterol. Jenis sirih
ini memiliki kemiripan dengan sirih philipine yang membedakannya hanyalah bagian bawah
daun sirih philipine yang tidak berwarna merah.
Bentuk daun sirih pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan
daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau agak kecoklatan
dengan permukaan kulitnya yang kasar dan berkerut-kerut.Buah sirih (Piper betle)
merupakan buah buni yang berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang,
bulat dan berwarna coklat kekuningan. Tanaman sirih tumbuh tersebar diberbagai negara di
kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistematika Tanaman Sirih
Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang sangat banyak memiliki fungsi
macam penyakit diantaranya obat sakit gigi dan mulut, sariawan, abses rongga mulut,
luka bekas cabut gigi, penghilang bau mulut, batuk dan serak, hidung berdarah,
keputihan, wasir, tetes mata, gangguan lambung, gatal-gatal, kepala pusing, jantung
berdebar dan trachoma (Syukur dan Hernani, 1999). Klasifikasi daun sirih sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae.
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida.
Ordo : Piperales.
Family : Piperaceae
Genus : Piper.
3
Bagian daun tanaman sirih memiliki bentuk serupa jantung. Daunnya tunggal dan
pada bagian ujung cenderung runcing. Daun ini tersusun dengan cara selang seling. Pada
tiap daunnya terdapat tangkai. Daun tersebut memiliki aroma yang cukup khas apabila
diremas. Daun ini memiliki kisaran panjang antara 5 sampai 8 cm. Lebarnya mulai dari 2
cm sampai 5 cm.
Tanaman sirih memiliki bunga dengan bentuk bulir. Bunga ini juga memiliki daun
pelindung dengan ukuran 1mm, bentuknya bulat memanjang. Sirih juga memiliki buah
yang digolongkan sebagai buah buni (buah dengan dinding dua lapis). Bentuk buah ini
bulat dan warnanya hijau cenderung abu-abu.
Tanaman sirih (Piper betle L) merupakan salah satu jenis obat-obatan dari alam yang
dapat dijadikan alternatif sebagai antiseptik di samping aman (tidak ada efek samping).
Jenis antiseptik ini juga mudah terdegradasi (terurai) murah dan mudah diperoleh serta
mengandung senyawa eugenol, kavikol, allipyrokatekol dan kavibetol yang dapat
berfungsi sebagai zat antiseptik (Oswald,1981).
Bagian tumbuhan ini yang banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun
karena pada daun sirih mengandung minyak atsiri, fenil propana, estragol, kavicol,
hidroksikavicol, kavibetol, caryophyllene, allylpyrokatekol, cyneole, cadinene, tanin,
diastase, pati, terpennena, seskuiterpena, dan gula. Semua zat itu, menyebabkan sirih
seperti ditakdirkan menjadi tanaman yang dapat menyehatkan manusia, karena kaya
manfaat dan kegunaannya (Muthoharoh, 2011).
4
kasus ini, biasanya daun sirih di gulung menyerupai rokok dan ujung runcingnya di
masukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, sirih juga digunakan untuk cebok atau
membersihkan kemaluan kaum perempuan setelah buang air kecil. Sebelum dipakai, daun
sirih di rebus dengan air sekitar 1 liter. Kemudian air rebusnya dipakai untuk cebok.
Pemakaian air rebusan sirih berguna untuk menghindari sekaligus menyembuhkan
keputihan (Moeljanto dan Mulyono, 2003).
Daun sirih hijau secara tradisional berkhasiat sebagai obat cuci mata, obat batuk, obat
keputihan, menghilangkan bau mulut, dan obat sariawan (Susanti dkk., 2017). Daun sirih
dipercaya memiliki banyak khasiat untuk mengobati berbagai penyakit yang ada di
masyarakat, yaitu sebagai obat sariawan, luka, gatal, mata gatal dan merah, mimisan atau
keluarnya darah dari hidung, mengatasi batuk, mengobati luka bakar, serta
menghilangkan bau badan, bau mulut, jerawat, dan menguatkan gigi agar tidak mudah
tanggal. Namun, hanya sedikit yang mengetahui bahwa daun sirih hijau berfungsi sebagai
antibiotik (Purnama,2017).
5
Efek antibiotik daun sirih hijau diperoleh dari kandungan minyak atsiri sebesar 4,2%
yang komponen utamanya terdiri dari bethel phenol dan turunannya. phenol dan senyawa
turunannya dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Senyawa fenil propanoid bersifat
antimikroba dan anti jamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis
bakteri antara lain, Salmonella sp, Klebsiella,Pasteurella, dan dapat mematikan Candida
albicans. Minyak atsiri dari daun sirih umumnya aktif terhadap Escherichia coli,
Posiodomonas auruginosa, Strepto coccos epidermidis, Staphylococcus aureus dan
pirogen Streptococcus (Purnama, 2017).
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu diharapkan saran yang
membangun bagi pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Moeljanto, R.D., dan Mulyono, 2003, Khasiat & manfaat Daun Sirih Obat Mujarab dari
Masa Ke Masa, Penerbit PT Agromedia Pustaka; Tangerang.
Muthoharoh, Layin. 2011. Analisis Berbagai Pigmen Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Berdasarkan Umur Fisiologis
Daun. Universitas Negeri Malang : Malang.
Negara, R.F.K., Retty, R., dan Dina, D.S., 2014, Pengaruh Perawatan Luka Bakar Derajat II
Menggunakan Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Peningkatan
Ketebalan Jaringan Granulasi Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur
Wistar, Majalah Kesehatan FKUB, Vol. 1 (2).
Novita, W., 2016, Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Mutans Secara In Vitro, Jambi Medical Journal,
Vol. 4 (2).
Pratiwi, NP.R.K., dan I Wayan, M., 2016, Analisis Kandungan Kimia Ekstrak Daun
Sirih Hijau (Piper betle) Dengam GC-MS, Prosiding Seminar Nasional MIPA.
Susanti, N.M.P., Luh, P.M.K.D., Harlina, S.M., dan I Made, A.G.W., 2017, Identifikasi
Senyawa Golongan Fenol dari Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle linn.)
Dengan Metode KLT-Spektrofotodensitometri, Jurnal Metamorfosa Journal of
Biological Science, Vol.4(1).