Ada temulawak, temugiring, temu putih, temu ireng, dan sebagainya. Namun, masing-masing
mempunyai khasiat berbeda. Seperti juga temu putih (Curcuma zedoaria). Yang biasa dipakai
sebagai pengobatan adalah rimpangnya (umbi). Warna rimpang ketiga jenis tanaman obat
tersebut memang mirip, yaitu putih.
Temu putih banyak ditanam di ladang dan merupakan tumbuhan semak tinggi, yakni
setinggi dua meter. Tumbuh di daerah tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman
obat, di bawah naungan. Waktu berbunga Agustus – Mei.
Temu putih ini tumbuh di tanah yang gembur, subur, mengandung bahan organic yang
tinggi, drainase yang baik, dan baik pula di tanam pada tanah yang mempunyai pH 5,6-7,8.
Tanaman temu putih ini cocok di tanam dalam ruangan, atau seperti di atas dikatakan, di
bawah naungan, memtuhkan air, tetapi jangan terlalu banyak.
Daerah persebarannya, selain di Indonesia (Jawa), India, juga dapat ditemui di Florida, Georgia,
Lousiana, Mississipi, Texas, Virginia, dll.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: : Angiospermae
Class : Monocotylodonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberceae
Marga : Curcuma
MORFOLOGI
Batangnya semu, berbentuk silindris, lunak. Batang di dalam tanah membentuk rimpang
berwarna hijau pucat. Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang
yang bercabang di bawah tanah, berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih
kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatilc.
Daun tunggal, lonjong, di bagian ujung meruncing, sedangkan di pangkal tumpul. Panjang daun
bisa mencapai 0,6-1 meter dan lebar 10-20 sentimeter. Pelepah daun membentuk batang semu,
berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang
terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat
ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Pertulangan menyirip, tipis, berbulu halus,
hijau dan bergaris ungu. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x
l,5-3,5cm.
Bunga majemuk, di ketiak daun, panjang 7-15 sentimeter. Bunga majemuk susunan
bulir,diketiak rimpang primer, tangkai berambut.
Benang sari melekat pada mahkota dengan panjang sekitar 0,5 sentimeter, tangkai putik panjang
dua sentimeter,. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16 x
10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm.
Kelopak 3 daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm.
Mahkota: 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm mahkota lonjong panjang 7-15
sentimeter. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau putih,
tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm.
Buah berbentuk kotak, bulat. Rimpang dan daun Curcuma zedoaria mengandung
saponim, flanoida, dan polifenol.
ANATOMI
Temu putih mempunyai anatomi dan struktur yang hampir sama dengan temu lawak
(Curcuma xanthorrhiza). Yang membedakan keduanya adalah rhizomanya yang lebih besar dan
berwarna putih. Rizomnya berasa pahit, dan rhizomanya inilah yang dijadikan ramuan dalam
obat-obatan.
Memiliki epidermis yang bergabus, terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut,
bersel satu. Hipodermis agak menggabus, di bawahnya terdapat periderm yang kuang
berkembang.
Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel parenkim berdinding tipis berisi butir
pati; dalam parenkim tersebar banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna putih dan zat
berwarna putih, juga terdapat idioblast berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum kecil. Butir
pati berbentuk pipih, bulat panjang sampai bulat telur memanjang, lamella jelas, hilus di tepi.
Berkas pembuluh tipe koleteral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan pada
silinder pusat; berkas pembuluh di sebelah dalam endodermis tersusun dalam lingkaran dan
letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya; pembuluh didampingi oleh sel sekresi,
berisi zat berbutir berwarna coklat yang dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih tua.
FISIOLOGI
Spesies C4 mempunyai kloroplas dalam sel-sel berkas upih, dan mempunyai satu membran luar
tanpa grana. Spesies C4 adaptasi pada kawasan panas, keadaan kering, dan lembab
Spesies C4 juga tidak melakukan photorespiration atau respirasi waktu siang hari.
KANDUNGAN KIMIA
Daun dan rimpang Curcuma zedoaria yang biasa digunakan untuk obat-obatan
mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Selain itu juga mengandung Ribosome Inacting
Protein (RIP), dan zat anti-oksidan.
KHASIAT/KEGUNAAN
Rimpang Curcuma zedoaria berkhasiat untuk pelega perut, nyeri waktu haid, tidak
datang haid, pembersih darah setelah melahirkan, memulihkan gangguan pencernaan makanan,
sakit perut, rasa penuh dan sakit di dada, limpa, antikanker, atasi kista, dll.
Untuk mengolahnya menjadi obat, umbinya yang mengandung saponi, flavonoida, dan
polifenol dapat diparut ter,ebih dahulu. Setelah itu diperas dan disaring. Campurkan ke dalam air
panas mendidih agar melarut dengan sempurna. Bisa diminum dan dicampur sedikit gula agar
rasanya enak.