Salah satu fenomena permasalahan dalam negara yang menyangkut ideologi adalah tindakan kriminal,
salah satu contoh tindakan kriminal adalah pembunuhan. Pembunuhan telah melanggar sila ke 2 dalam
ideologi negara Indonesia yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Dari beberapa sumber yang diperoleh mengenaik arti sila ke-2 ini dapat diringkas dalam istilah HAM. Hal
ini karena kemanusiaan, keadian, dan adab merupakan bagian-bagian dari HAM. Secara etimologis, kata
“hak” merupakan norma yang merupakan pedoman perilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta
menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Sedangkan kata
“asasi” berarti bersifat mendasar dan dimiliki oleh manusia sejak lahir.
Faktor-faktor orang melakukan tindakan pidana pembunuhan adalah kerusakan system dan struktur
social dalam pikiran sipelaku, pembunuhan hal ini disebabkan kecemburuan sehingga menimbulkan
emosi, kebutuhan diri sendiri yang berlebihan, sakit hati, dan sebainya. Ketidakseimbangan hubungan
antara ego dan superego membuat manusia lemah dan akibatnya lebih mungkin melakukan perilaku
menyimpang. (Alfit,2019).
Selain itu pembunuhan memiliki motif-motif juga, motif ialah dorongan yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.(Agoes,2013). Motif-motif
pembunuhan diantaranya adalah
Motif poligami
Motif mendapatkan uang
Motif pelampiasan dendam
Motif menagih utang-piutang
Referensi
Dariyo, A. (2013). Mengapa seseorang mau menjadi pembunuh. Jurnal Penelitian Psikologi, 4(1).
Sumarlin, A., Sulistyawati, S., & Setyawan, I. (2019, October). ANALISIS MENGENAI FAKTOR-FAKTOR
ORANG DAPAT MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN (Vol. 2, No. 2, pp. 1376-1385)
Solusinya
Referensi
Pemaknaan
. Jadi dalam kasus kriminal pembunuhan ada dua tipe di mana pembunuhan tidak
berencana akan ditindak pidana dalam pasal 330 KUHP dengan pidana penjara paling
lama 15 tahun. Sedangkan untuk pembunuhan berencana ditindak pidana dalam pasal
340 KUHP yaitu dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama 20 tahun.
Kemudian solusi dari agama Islam ada yang namanya jarimah Qisas_diyat di mana
hukuman yang berupa pembalasan yang setimpal dengan perbuatan atau disebut juga
sebagai ganti rugi atas tindak pidana terhadap tubuh dan jiwa korban.