Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TANAMAN OBAT GINSENG JAWA


(Talinum paniculatum Gaert)
Dosen Pengampu : apt. Desi Nadya Aulena, M.Farm

Disusun oleh :
Harzahra Sri Wahyuningtyas
2022210069

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2022
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
1. Klasifikasi Tumbuhan
Ginseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn.) berasal dari kawasan tengah dan selatan
benua Amerika serta daerah Afrika bagian selatan, kemudian menyebar ke daerah tropis
lainnya. Sebutan lain untuk tanaman ini antara lain Flameflower, Jewels of Opar, tu ren
shen dan di Jawa dikenal dengan nama som jawa atau ginseng jawa. Tanaman ginseng
jawa
biasanya dikenal sebagai tanaman hias, tanaman obat atau tanaman liar
Ginseng jawa adalah tanaman obat yang termasuk dalam keluarga Talinaceae.
Menurut Menurut Izzatul Muhallilin (2012), tanaman ginseng jawa memiliki klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Portulacaceae
Genus : Talinum
Spesies : Talinum paniculatum Geartn.

2. Morfologi
Ginseng jawa (Talinum paniculatum Geartn) adalah tanaman berbentuk herba,
semak. Batangnya jarang berkayu, bulat, halus, dan berwarna hijau coklat. Umumnya
banyak mengandung sel-sel lender pada batang dan daun. Morfologi Ginseng Jawa secara
lebih lengkap adalah sebagai berikut :
2.1 Daun
Ginseng jawa (Talinum paniculatum Geartn) hanya memiliki dua bagian
yaitu, yaitu tangkai daun (petioles) dan helaian daun (Lamina). Daun Ginseng
jawa (Talinum paniculatum Geartn) memiliki helaian daun berbentuk
obovatus. Ujung daunnya (apex folii) berbentuk rotundus (membulat) dan
obtusus (tumpul), sedangkan bagian pangkalnya (Basis Folii) berbentuk
acutus (runcing). Daun ginseng memiliki tepi daun (Margo folii) yang integer
atau bertepi rata, permukaannya licin (laevis) dan gundul (glaber). Warna
permukaan atas daun adalah hijau terang, sedangkan warna permukaan bawah
daun adalah hijau muda. Daun ginseng jawa termasuk daun dengan
pertulangan menyirip (penninervis), ukuran daunnya adalah 3-10 x 1,5-5cm.
2.2 Batang dan Akar
Batang Ginseng jawa (Talinum paniculatum Geartn) berbentuk bulat
sukulen. Arah tumbuh batag tegak lurus (erectus) ke atas. Tinggi bantang
ginseng jawa bisa mencapai tinggi 40-60cm dan berwarna hijau
2.3 Akar
Akarnya berbentuk akar tunggang memiliki cabang akar yang muncul mulai dari
bagian tengah akar sebanyak 2 hingga 3 cabang, panjang akarnya mencapai 20 cm
dengan diameter mencapai 3 cm, panjang rhizomanya 1 cm – 4 cm dengan diameter
0,3 cm – 1,5 cm yang bentuknya agak melengkung dengan 2-3 cabang, berwarna
cokelat. Akar ginseng memiliki modifikasi sebagai umbi
2.4 Bunga
Ginseng jawa (Talinum paniculatum Geartn) memiliki bunga majemuk
tak terbatas golongan malai yang terletak pada ujung batang (flos terminalis).
Bunganya berbentuk anak paying menggarpu (dichasium), cabang terujung
bercabang lagi dengan cara menggarpu. bunga kecil dengan mahkota
berwarna merah muda berjumlah 5 helai berbentuk oval atau bulat telur
terbalik dengan panjang 3-4 mm. Daun kelopak berjumlah 2 helai yang lepas
(polysepalus) berwarna merah muda, berbentuk bulat telur, panjang sekitar 2
mm dengan tangkai bunga langsing. Benang sari berjumlah 5-15, kebanyakan
8-12. Tangkai putik bercabang 3.
2.4 Buah
Buah dari ginseng jawa berbentuk bola atau agak kotak berwarna merah
kecoklatan dengan diameter 3 mm, memiliki biji kecil bentuk agak
membundar pipih atau gepeng dengan ukuran 0,7-1 mm yang berwarna hitam
mengkilat (Hidayat et al.2008). Tanaman ginseng jawa memiliki bakal buah
yang menumpang (superus) dan buah kotak membuka dengan 3 katup (van
Steenis, 2002)

3. Anatomi Tanaman
Secara anatomi, daun Talinum paniculatum Geartn bertipe dorsiventral, hal ini terlihat
dari perbedaan morfologis permukaan atas dan permukaan bawah daun. Stomatanya
parasitic, berkas pembuluhnya kolateral. Pada batangnya terdapat periderm (batang
dewasa), parenkim korteks, floem, kambium, xilem, dan empulur. Ditemukan Kristal
kalsium oksalat berbentuk roset di jaringan parenkim daun (jaringan spons), parenkim
korteks batang, dan parenkim empulur batang. Di jaringan parenkim daun juga terdapat
kelenjar minyak atsiri

4. Khasiat Tanaman
Talinum paniculatum Geartn memiliki banyak khasiat untuk kesehatan dan
mengobati suatu penyakit. Tidak hanya akarnya, daun ginseng jawa pun memiliki khasiat
untuk kesehatan. Ginseng Jawa berkhasiat dalam membantu dalam meningkatkan fungsi
sistem kekebalan, meningkatkan jumlah sel darah merah, memerangi keletihan,
kelemahan,
kehilangan daya pikir dan edema. Ginseng jawa sering dijadikan sebagai tonikum
atau obat berupa minuman berwarna berasa anggur untuk memulihkan atau menambah
tenaga (kekuatan) bagi orang yang kondisi badannya lemah, dan kurang darah.
Akar Ginseng jawa juga berkhasiat untuk memperlancar menstruasi yang tidak
teratur, hal ini karena secara umum ginseng jawa memiliki manfaat memperlancar
peredaran darah pada sistem saraf dan membantu mengencerkan darah. Oleh sebab itu,
ginseng jawa tidak boleh dikonsumsi para penderita hipertensi, pasien pra-operasi, dan
wanita hamil.
Selain mengatasi menstruasi yang tidak teratur, akar ginseng juga berfungsi untuk
mengobati penyakit kudis, radang sendi, maag, sakit kepala, batuk berdahak, hingga
mengatasi radang paru-paru. Akar ginseng jawa dapat diolah menjadi rebusan dan airnya
diminum ataupun akarnya dikeringkan. Untuk mengobati sakit kepala dapat memakan
akar ginseng yang sudah dikeringkan. Untuk mengatasi diare, menstruasi tidak teratur,
dan batuk berdahak dapat meminum air rebusan ginseng jawa.
Daun ginseng jawa juga memiliki khasiat. Daunya dapat digunakan untuk
memperlancar produksi ASI (Air Susu Ibu). Daun ginseng juga dapat dibuat jus untuk
untuk mengobati bisul dan menambah nafsu makan. Pemanfaatan daun ginseng Jawa
secara topikal dimanfaatkan untuk mengobati edema dan luka goresan pada kulit.
Daunnya juga dapat meningkatkan vitalitas baik pada laki-laki maupun perempuan,
sebagai aprodisiaka,
Tanaman ini diyakini dapat mengobati diabetes, masalah kulit inflamasi, herpes,
gangguan pencernaan, perut kembung, sembelit dan mual. Tak ketinggalan, tanaman ini
juga digunakan untuk menginduksi laktasi dan mengembalikan fungsi rahim
pascapersalinan.
Ginseng jawa juga berkhasiat pada kondisi psikis seseorang. Tanaman ini
mempunyai pengaruh kejiwaan seperti mengurangi rasa kecemasan, memperbaiki
penglihatan, dan kemampuan kerja otak (pemahaman). Ginseng juga mengandung
substansi untuk memperlambat penuaan. Buku pengobatan kuno Cina menjelaskan
bahwa ginseng mempunyai pengamh yang baik terhadap hati, paru-paru, organ
pencemaan, liver, dan ginjal

5. Kandungan Kimia dalam Tanaman


Menurut Harmanto, 2007, ginseng jawa ini memiliki kandungan kimia antara lain
saponin, flavonoid dan tannin yang terdapat pada akar dan daunnya. Selain itu, ginseng
jawa juga memiliki kandungan antioksidan, peptide, polisakarida, alkaloid, dan
poliasetilen. Kandungan lainnya yang terdapat dalam Talinum paniculatum Geartn yaitu
phytosterol, yang terdiri dari 𝛽-sitosterol (10,60%), stigmastanol (2,76%), stigmasterol
(0,85%), campesterol (0,80%), phytois (69,32%), 𝛼-tokoferol (0,99%), dan asam poli-
jenuh (0,43-3.41%).
Akar ginseng jawa juga memiliki banyak kandungan yang bersifat androgenik,
yitu stigmast 5-en 3-ol atau disebut juga senyawa Bsitosterol yang termasuk dalam
golongan sterol tumbuhan.
Saponin adalah kandungan paling dominan dalam Talinum paniculatum Geartn.
Saponin ini menghasilkan rasa pahit pada ginseng. Saponin dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker, mengikat kolesterol, dan bersifat antibiotik. Saponin merupakan
glikosida yang terdapat diberbagai jenis tanaman, tersusun dari gugus gula yang berikatan
dengan aglikon atau saogenin Saponin dalam ginseng dikenal sebagai ginsenosides yang
merupakan komposisi utama bioaktif. Tinggi rendahnya saponin ditentukan oleh umur
akar. Ginsenoside merupakan saponin dari kelompok triterpen saponin. Ginsenoside yang
diisolasi dalam akar ginseng memiliki khasiat dalam meningkatkan resistensi terhadap
stress, penyakit, dan kelelahan.
Penelitian membuktikan bahwa ginsenoside dapat memperbaiki gangguan pada
sistem aliran darah, sehingga membuat tubuh terasa menjadi lebih segar. Peningkatan
fungsi sistem aliran darah tersebut juga membantu kelancaran suplai bahan makan yang
diperlukan untuk meningkatkan jumlah sel darah putih (limfosit) di dalam darah dan sel
imun fagositosis patogen. Selain itu, memulihkan sistem imun yang rusak karena
penggunaan kemoterapi dalam pengobatan kanker
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang
paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Flavonoid adalah salah satu
antioksidan alami yang dapat dtemukan pada tumbuhan. Flavon, flavonol, isoflavon,
katesin, dan kalkon flavonoid adalah golongan flavonoid sebagai antioksidan. Flavonoid
mempunyai fungsi sebagai antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antimutagenik, antivirus,
antineoplastik, antitrombosis, antioksidan, dan aktivitas vasodilatasi.
Tannin merupakan zat organik yang sangat kompleks, terdiri dari senyawa
fenolik. Terdapat pada banyak tumbuhan, tersebar hampir pada seluruh bagian tumbuhan
seperti pada bagian kulit kayu, batang, daun, dan buah. Tannin mempunyai beberapa
khasiat diantaranya sebagai astringent, antidiare, antibakteri, dan antioksidan. Tannin
juga memiliki aktivitas biologis sebagai pengkhelat ion logam, agen penggumpal protein
dan antioksidan.
Ikhtimami A., Purnobasuki, H., dan Manuhara, Y. S. W. (2012). Pengaruh Periode
Subkultur Terhadap Kadar Saponin Akar Rambut Tanaman Ginseng Jawa (Talinum paniculatum
Gaertn.). (Jurnal Skripsi). [Internet] Surabaya: Universitas Airlangga

Wiediani Asrida (2007). Formulasi Tablet Effervescentt Dari Ekstrak Ginseng Jawa
{Talinumpaniculatum (Jacq.) Gaertn.) Terstandar Dengan Variasi Kadar Asam. (Skripsi).
[internet], Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia

Rahman, Firdaus Nur, (2017). Pengaruh Ekstrak Daun Ginseng Jawa (Talinum
Triangulare)
Terhadap Kadar Malondialdehyde (Mda) Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Hiperkolesterolemia. (Skripsi). [Internet]. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

Nuhamara DW (2017). Tinjauan Pustaka. E-Journal uajy. [Internet]. [dikutip 23


November 2022]. Tersedia dari : http://e-journal.uajy.ac.id/11899/3/2BL01215.pdf

Harmanto, Ning & Subroto, M. 2007. Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek
Samping. Cetakan Pertama Elekmedia

Syamsuhidayat. (1991). Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia. Departemen


Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta

Santa, I. G. P. dan Wardojo, S. B. P. E. 1999. Studi taksonomi Talinum


paniculatum (Jacq.) Gaertn. dan Talinum triangulare (Jacq.) Willd. Warta Tumbuhan
Obat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai