PENDAHULUAN
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hu
bungan antara energi panasdengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain
, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-
balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan
kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai bentuk-bentuk energi, sistem
dan proses termodinamika.
2. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum kedua dan
ketiga termodinamika.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam
alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia,
energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnet, energi akibat gaya magnet, dan
lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun
hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat
dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi
bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam
kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari
matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang
laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses
didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input
energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan
energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika
direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam
menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan
contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar atau sumber. energi lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau
perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.
Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi termal, mekanis, kinetis,
potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir. Di dalam termodinamika yang dipelajari
adalah besarnya perubahan dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya, bukan menghitung
jumlah energi dari suatu sistem.
1. Energi Makroskopik: Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar seperti gravitasi,
magnetik, elektrik dan tegangan permukaan.
Ek = ½ m . v2........................................ (2.1)
- Energi Potensial ( Ep ): Energi yang disebabkan oleh elevasinya dalam medan gravitasi,
besarnya adalah:
Ep = m . g . h .................................... (2.2)
2. Energi Mikroskopik: Berhubungan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas molekul.
Jumlah total energi mikroskopik disebut energi dalam (internal energy) , dengan simbol U.
Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi oleh energi kinetik,energi
potensial dan energi dalam.
Suatu sistem termodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk
dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas
antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), dalam aplikasinya batas
sistem merupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat
berubah posisi atau bergerak.
Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.
Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari
sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk
sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah
suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi
volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon. Dalam
sistem terbuka, energi dan masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati
batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem terbuka. Sistem
mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan
bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.
Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem
thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-masuk sistem
tersebut. Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebutproperty dari sistem, seperti
tekanan P, temperatur T, volume V, masa m, viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain
itu ada juga property yang disefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis,
volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang
tidak berubah, apabila masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua
bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state)
tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap.
Apabila property nya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan
keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam
keadaan seimbnag (equilibrium). Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang
satu menjadi keadaan seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan
awal dan akhir disebut lintasan proses. Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila
sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali
ke keadaan awalnya.
2.4 Hukum-Hukum Termodinamika
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi
dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut.
Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi
yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara
mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam
keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari
seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi,
energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang
terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik.
Dan, energi dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan
suhu gas akan menyebabkan perubahan energi dalam gas.
Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah
konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah perubahan suhu gas (dalam
kelvin).
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Q = W + ∆U ............................................ (2.3)
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi dalam.
Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan “Jika suatu benda (misalnya
krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan
mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda
(krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti
mengalami perubahan energi dalam∆U.”
1. Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu
konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan,
tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika
kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W). Proses isotermik
dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan
kalor dapat dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.
2. Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V
= 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan
energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume
konstan QV.
QV = ∆U ................................................ (2.4)
3. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan,
gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama
dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan QV =∆U. Dari sini usaha gas dapat
dinyatakan sebagai
W = Qp − QV .................................. (2.5)
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi
(kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas
pada volume konstan (QV).
4. Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama
dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U). Jika suatu sistem berisi gas yang mula-
mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses
adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang
dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas
pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).
Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – Vdengan bentuk kurva yang mirip
dengan grafik p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat
dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850:
"Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan
jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik.
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin
atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Hukum kedua termodinamika juga
dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan
atau keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah
mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi
termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua
termodinamika sebagai berikut: “Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami
sebuah proses di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan
mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan
yang sama seperti keadaan awalnya”. Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan
“mesin” dari hukum kedua termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami
energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul
memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap
molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi
potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau
pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak
melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika
bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang
terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi.
Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara
penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak
pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang
lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum
mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :“Adalah mustahil bagi proses mana
pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda
yang lebih panas.” Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari
hukum kedua termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan
pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara.
Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar
pernyataan “pendingin” dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan
sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas
untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum
kedua, karena selisih efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan
mengubah seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos)
dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu
proses ireversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan
bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami
kebocoran secara spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan
selalu tercampur dengan sendirinya dan bukannya terpisah.Hukum kedua termodinamika
adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak
proses ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh kehidupan
tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah dasar
terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami
konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-
Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.”Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck
menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan
menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya
pemanasan atmosfer.Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi
tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan
energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.
2. Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda
panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu
rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan
energi pada pompa untuk melakukan usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan.
Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain.
Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka
perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua
termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian :“Tidak mungkin membuat pesawat
yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya
menjadi usaha”. Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan
: “Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir
bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang bertemperatur tinggi,
tanpa disertai perubahan lain”.
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses
terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan
isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas
mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yaknivariabel keadaan,
mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli
bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi.
Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang
menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.
W1 = c V ................................................ (2.7)
Jika persamaan (2.8) disubstitusikan ke (2.6), maka perbedaan entropi gas ideal dalam
proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah
bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal tersebut
bertambah besar.
Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di dalam
tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama ditunggu,
keadaan yang paling tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba
membeku pada suatu hari musim panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara
tiba-tiba dalam suatu ruangan.
Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir)
Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir energi panas
adalah suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi panas yang besar. Artinya
reservoir dapat menyerap atau menyuplai sejumlah energi panas yang tidak terbatas tanpa
mengalami perubahan temperatur. Contoh dari benda atau zay besar yang disebut reservoir
adalah samudera, danau, dan sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk
benda berwujud besar di udara. Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagau suatu
reservoir, karena sistem dua fasa dapat menyerap dan melepaskan panas tanpa mengalami
perubahan temperatur. Dalam prakteknya, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya
sebuah ruangan dapat disebut sebagai sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang
dilepaskan oleh sebuah televisi. Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan saurce dan
reservoir yang menyerap energi disebut dengan sink.
Mesin Kalor (Heat Engines)
Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi
panas menjadi energi mekanik. Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:
1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan bakar,
reaktor nuklir, dll)
2. Mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros
yang berputar)
3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah
pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja
mengalami siklus termodinamika yang lengkap.
Efisiensi termal (thermal efficiencies)
Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja dari suatu mesin
kalor, yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah menjadi output kerja bersih.
Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang
dapat mengubah semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua menjadi kerja.
Pernyataan tersebut dimuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi : “Adalah
tidak mungkin untuk sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang
menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih.”
Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah bahwa
semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang sama
berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan
secara adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol
mutlak. Perampatan dari pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut : Temperatur nol
mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya terhingga.Ini dikenal
sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum ketiga
termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika adalahhasil percobaan
yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol. ΔST
ialah perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan.
Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun,ΔST berkurang jika sistem itu zat cair
atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima: Perubahan entropi yang berkaitan dengan
proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya
mendekati nol. Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-
Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses reversibel,
isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas
dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang
dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai
nol. StD Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi yang berkaitan
dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol. Secara
intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan ionik atau molekular
maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan dan dengan demikian juga
besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada
perubahan derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu
tidak akan ada perubahan entropi.
DAFTAR PUSTAKA