Anda di halaman 1dari 13

RESUME

RANGKAIAN LISTRIK I
“Rangkain PLC Paralel dan Seri, Resonansi”
Ditujukan untuk : Drs. Faried Wadjdi, MPd,MM.

Disusun oleh : 1. R.A Muthia Ramadhini P (1501617003)


2. Rezalinda Mahicha Majid (1501617004)
3. Rizky Jibran (1501617019)
4. Nadiya Fakhira (1501617057)

PENDIDIKAN VOKASINAL TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
PEMBAHASAN

A. RANGKAIAN PARALEL RL

IR
Ɵ

IL
IT

 Dalam rangkaian paralel besaran tegangan sama disetiap komponen atau cabang
adalah sama besar dengan tegangan sumber. Tetapi, arus tiap komponen berbeda
besar dan fasenya
 VR dalam fase yang sama dengan VL
 IR sefase dengan VR
 IL Tertinggi (lags) VL sebesar 90⁰
 IT penjumlahan Vektor dari IR dan IL
 Ɵ sudut yang dibentuk oleh IT dan IR
 Arus tiap komponen ialah :
 Arus pada resistor :
ER
IR = arus sefase dengan tegangan
R
 Arus pada inductor :
E
IR = X arus tertinggal dari tegangan sebesar 90⁰
L
B. RANGKAIAN
RLC SERI

 Rangkaian RLC seri memiliki sebuah induktansi dan capasitansi


 Besar arus yang mengalir dalam rangkaian sama
 Dalam rangkaian seri ini ada 3 kemungkinan terjadi
- XL > XC → Rangkain bersifat induktif, tegangan mendahului arus dengan beda

X L− X C
sudut fase Ɵ sebesar tan Ɵ =
R
- XL < XC → Rangkain bersifat capasitif, tegangan tertinggal terhadap arus dengan

X L− X C
beda sudut fase Ɵ sebesar tan Ɵ =
R
- XL = XC → Rangkain bersifat resonansi, besar impedansi rangkaian sama
dengan nilai hambatannya (Z=R), pada rangkaiannya akan terjadi resonansi

1 1
deret/seri, frekuensi resonansi sebesar ƒ =

=
√ LC
 Z = √ R2 +¿ ¿ ¿
 Jika XL > XC → rangkaian bersifat induktif
XL < XC → rangkaian bersifat kapasitif
 Pada f tertentu XL = XC → Resonansi
 Maka x = 0 dan Z = R
V
 Arus maksimum dan I0 =
R
 Bila reaktansi total = 0, maka XL - XC = 0

 XL = XC
1
ωL = ωC

1
ω2 = LC
1
(2πƒ)2 =
LC
1
ƒ=
2 π √ LC

 Pada kondisi ini Z rangkaian = tahanan R

 Arus akan maksimum dan dibatasi oleh R, maka


V
I=
R

 Kondisi ini disebut resonansi seri dan frekuensi pada saat ini disebut frekuensi
rasional f0

 Faktor daya, cosφ = 1, sehingga daya rata-rata P = VI (mencapai maksimum)

C. RESONANSI SERI
 VL = Vc , V = VR, → maka Z = R
 Faktor daya cosφ =1, sehingga daya rata-rata P = VI (mencapai maksimum)
V V
I= = R
R R

 R tidak tergantung f, R dilukiskan sebagai garis Horizontal


 XL berbanding langsung f, XL dilukiskan sebagai garis lurus
 XC berbanding tebalik dengan f, XC berada pada ¼ kuadran, negatif dan hyperbola
 Z = R + j (XL – Xc), untuk frekuensi resonansi (fo), XL = XC dan Z = R
 Untuk f > fr, XL > XC rangkaian bersifat induktif
 Untuk f < fr, XL > XC rangkaian bersifat induktif

Kurva Resonansi
Variasi Z, PF, dan I
 XL = XC, φ = 0
 f > fr, XL > XC, φ berharga negative
 φ lebih kecil jika R lebih besar

Bandwidth Rangkaian Resonansi

 ∆ f lebar bidang (Bandwidth) yang terletak diantara titik fL dan fH


IM
 Arus
√2
 Daya pada frekuensi resonansi adalah Pfr = I2R
 fL = f dan fH = fL daya pada kondisi ini adalah :
 Pfr = ¿
1 2
= IR
2 0

Faktor Q

ω0 L 2 πƒ0 L
Q = =
R R
1
f0 =
2 π √ LC
1
(2πƒ)2 =
√ LC
1 L
Q=

R C

ARUS RESONANSI

 Karena komponen reaktif = 0, maka


 I = IL Cosθ
I= x I= Bila Z2 =
V R V.R

Z Z Z2

L
C
V.R
I= → V ¿)
L/C
V
L
I= L komponen disebut komponen dynamic
RC
RC

Bila arus minimum pada saat resonansi

L
maka merupakan impedansi
RC
maksimum

 Reaktansi Total = IC – IL Sin θ


 Bila IC – IL Sin θ=0 ,timbul resonansi

 IC = IL Sin θ

IC
Keadaan Resonansi
=
IC = IL Sin θ

V V x XL
= 2 2
Xc R + X L

XL . XC = R2 + XL2

V
Xc

V
IR =
Rc

V
IL =
√ R 2+ X 2
V V XL
IL = IL = Sin θ=
Z Z Z

IC = IL Sin θ

V V X
= x L atau XL . XC = Z2
Xc Z Z

ωL L
=Z2 atau =Z 2
ωc C

BESAR ARUS

 I = IR + IL Cosθ
V V V RL
= Rc +
Z √ R + X x √ R 2L+ X 2L
2
L
2
L

1 1 V
= Rc +
Z √R L + X 2L

X L. X R RC . L/C
Z= = L +R R
c. c

X L. X + R . C. L
c
CL RC

SOAL DAN PEMBAHASAN

SOAL

1. Rangkaian RLC memiliki tahanan 1000Ω, induktansi 100 mH. Dan kapasitansi 10
μμF. Bila tegangan pada rangkaian 100V, hitunglah:
a. Frekuensi resonansi
b. Faktor Q
2. Rangkaian seri mempunyai tahanan 4Ω , induktansi 0,5 H dan kapasitor variable
melalui tegangan 100 V, 50 Hz. Hitunglah:
a. Kapasitansi agar terjadi resonansi
b. VL dan VC
c. Faktor Q
3. Rangkaian induktif mempunyai tahanan = 2Ω dan induktansi 0,01 H. supply 250 V 50
Hz. Berapa kapasitansi yang harus dipararelkan dengan rangkaian agar terjadi
resonansi. Hitung pula arus total dan arus cabangnya!
4. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 800 Ω, L = 8 H, dan C = 20 μF dihubungkan
dengan sumber arus bolak-balik dengan tegangan V = 50√ 2 sin 50 t volt. Hitunglah:
a. Reaktansi induktif
b. Reaktansi kapasitif
c. Impedansi
5. Sebuah rangkaian seri RLC terdiri dari R = 80Ω, L = 1 H, dan C = 1 μF. Jika
rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan terjadi resonansi,
maka hitunglah frekuensi resonansinya!

PEMBAHASAN

1
1. (2πƒ)2 =
2 π √ LC
1 106
a. ƒ = = = 156 k Hz
2 π √10−1 x 10−11 2π

1 L 1 10−1
b. Q = Q =
R C √
=
1000 10−11 √
= 100

1
2. XL = XC 2πƒL =
2 πƒ C

a. C = 1 = 1 = 20,3 μF
¿¿ ¿¿
100
b. IO = = 25 A
4

VL = I . XL = 2 . 3,14 . 50. 0,5 . 25 = 3925 V


VC = 3925 V

ω0 L 2. 3,14 . 50 .0,5
c. Q = = = 39,25
R 4

3. XL = 2 . 3,14 . 50. 0,01 = 3,14 Ω


Z = √ R2 + X 2L = √ 22+ 3,142 = 3,74 Ω
L 0,01
Resonansi → C = = = 714 μF
Z 2 3,742
L 0,01
C= = = 714 μF
Z 2 3,742
V 250
IRL = = = 66,83 A
Z 3,74
XL 3,14
θ L = arctg = arctg = 57,5⁰
R 2
V 250
IC =
XC
=
1/2 πƒ C
= 250 x 2 x 3 x 3,14 x 50 x 714 x 10-6 = 56,1 A
IT = IRL cos θ L → saat resonansi
= 66,83 x cos 57,5 = 35,9 A

4. a. Reaktansi induktif
Dari V = 50√ 2 sin 50 t volt, diketahui ω = 50
XL = ω . L
→ XL = 50 . (8)
→ XL = 400 Ω

b. Reaktansi Kapasitif
Diketahui C = 20μF = 20 x 10-6 F
XC = 1 / (ωC)
→ XC = 1 / (50 . 20 x 10-6)
→ XC = 1000 Ω

c. Impedansi
→ Z = √ {8002 +(400−10002)}

→ Z = √ (640.000+360.000)

→ Z = √ (10¿¿ 6) ¿

→ Z = 1000 Ω

5. fR = 1 / {(2 π √ LC ¿}

→ fR = 1 / {(2 π √(1.1 x 10−6 ¿ )¿}

→ fR = 1 / (2 π . 10−3)

→ fR = 103¿ 2 π
→ fR = 500¿ π Hz

Anda mungkin juga menyukai