RANGKAIAN LISTRIK I
“Rangkain PLC Paralel dan Seri, Resonansi”
Ditujukan untuk : Drs. Faried Wadjdi, MPd,MM.
A. RANGKAIAN PARALEL RL
IR
Ɵ
IL
IT
Dalam rangkaian paralel besaran tegangan sama disetiap komponen atau cabang
adalah sama besar dengan tegangan sumber. Tetapi, arus tiap komponen berbeda
besar dan fasenya
VR dalam fase yang sama dengan VL
IR sefase dengan VR
IL Tertinggi (lags) VL sebesar 90⁰
IT penjumlahan Vektor dari IR dan IL
Ɵ sudut yang dibentuk oleh IT dan IR
Arus tiap komponen ialah :
Arus pada resistor :
ER
IR = arus sefase dengan tegangan
R
Arus pada inductor :
E
IR = X arus tertinggal dari tegangan sebesar 90⁰
L
B. RANGKAIAN
RLC SERI
X L− X C
sudut fase Ɵ sebesar tan Ɵ =
R
- XL < XC → Rangkain bersifat capasitif, tegangan tertinggal terhadap arus dengan
X L− X C
beda sudut fase Ɵ sebesar tan Ɵ =
R
- XL = XC → Rangkain bersifat resonansi, besar impedansi rangkaian sama
dengan nilai hambatannya (Z=R), pada rangkaiannya akan terjadi resonansi
1 1
deret/seri, frekuensi resonansi sebesar ƒ =
2π
=
√ LC
Z = √ R2 +¿ ¿ ¿
Jika XL > XC → rangkaian bersifat induktif
XL < XC → rangkaian bersifat kapasitif
Pada f tertentu XL = XC → Resonansi
Maka x = 0 dan Z = R
V
Arus maksimum dan I0 =
R
Bila reaktansi total = 0, maka XL - XC = 0
XL = XC
1
ωL = ωC
1
ω2 = LC
1
(2πƒ)2 =
LC
1
ƒ=
2 π √ LC
Kondisi ini disebut resonansi seri dan frekuensi pada saat ini disebut frekuensi
rasional f0
C. RESONANSI SERI
VL = Vc , V = VR, → maka Z = R
Faktor daya cosφ =1, sehingga daya rata-rata P = VI (mencapai maksimum)
V V
I= = R
R R
Kurva Resonansi
Variasi Z, PF, dan I
XL = XC, φ = 0
f > fr, XL > XC, φ berharga negative
φ lebih kecil jika R lebih besar
Faktor Q
ω0 L 2 πƒ0 L
Q = =
R R
1
f0 =
2 π √ LC
1
(2πƒ)2 =
√ LC
1 L
Q=
√
R C
ARUS RESONANSI
L
C
V.R
I= → V ¿)
L/C
V
L
I= L komponen disebut komponen dynamic
RC
RC
L
maka merupakan impedansi
RC
maksimum
IC = IL Sin θ
IC
Keadaan Resonansi
=
IC = IL Sin θ
V V x XL
= 2 2
Xc R + X L
XL . XC = R2 + XL2
V
Xc
V
IR =
Rc
V
IL =
√ R 2+ X 2
V V XL
IL = IL = Sin θ=
Z Z Z
IC = IL Sin θ
V V X
= x L atau XL . XC = Z2
Xc Z Z
ωL L
=Z2 atau =Z 2
ωc C
BESAR ARUS
I = IR + IL Cosθ
V V V RL
= Rc +
Z √ R + X x √ R 2L+ X 2L
2
L
2
L
1 1 V
= Rc +
Z √R L + X 2L
X L. X R RC . L/C
Z= = L +R R
c. c
X L. X + R . C. L
c
CL RC
SOAL
1. Rangkaian RLC memiliki tahanan 1000Ω, induktansi 100 mH. Dan kapasitansi 10
μμF. Bila tegangan pada rangkaian 100V, hitunglah:
a. Frekuensi resonansi
b. Faktor Q
2. Rangkaian seri mempunyai tahanan 4Ω , induktansi 0,5 H dan kapasitor variable
melalui tegangan 100 V, 50 Hz. Hitunglah:
a. Kapasitansi agar terjadi resonansi
b. VL dan VC
c. Faktor Q
3. Rangkaian induktif mempunyai tahanan = 2Ω dan induktansi 0,01 H. supply 250 V 50
Hz. Berapa kapasitansi yang harus dipararelkan dengan rangkaian agar terjadi
resonansi. Hitung pula arus total dan arus cabangnya!
4. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 800 Ω, L = 8 H, dan C = 20 μF dihubungkan
dengan sumber arus bolak-balik dengan tegangan V = 50√ 2 sin 50 t volt. Hitunglah:
a. Reaktansi induktif
b. Reaktansi kapasitif
c. Impedansi
5. Sebuah rangkaian seri RLC terdiri dari R = 80Ω, L = 1 H, dan C = 1 μF. Jika
rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan terjadi resonansi,
maka hitunglah frekuensi resonansinya!
PEMBAHASAN
1
1. (2πƒ)2 =
2 π √ LC
1 106
a. ƒ = = = 156 k Hz
2 π √10−1 x 10−11 2π
1 L 1 10−1
b. Q = Q =
R C √
=
1000 10−11 √
= 100
1
2. XL = XC 2πƒL =
2 πƒ C
a. C = 1 = 1 = 20,3 μF
¿¿ ¿¿
100
b. IO = = 25 A
4
ω0 L 2. 3,14 . 50 .0,5
c. Q = = = 39,25
R 4
4. a. Reaktansi induktif
Dari V = 50√ 2 sin 50 t volt, diketahui ω = 50
XL = ω . L
→ XL = 50 . (8)
→ XL = 400 Ω
b. Reaktansi Kapasitif
Diketahui C = 20μF = 20 x 10-6 F
XC = 1 / (ωC)
→ XC = 1 / (50 . 20 x 10-6)
→ XC = 1000 Ω
c. Impedansi
→ Z = √ {8002 +(400−10002)}
→ Z = √ (640.000+360.000)
→ Z = √ (10¿¿ 6) ¿
→ Z = 1000 Ω
5. fR = 1 / {(2 π √ LC ¿}
→ fR = 1 / (2 π . 10−3)
→ fR = 103¿ 2 π
→ fR = 500¿ π Hz