Anda di halaman 1dari 31

TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA I

THE SECOND LAW OF THERMODYNAMICS

Muhammad Thoriq Al Fath, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Deskripsi Mata Kuliah

Sifat-sifat termodinamika fluida

Termodinamika proses aliran

CPMK II

Produksi daya dari panas

Refrigerasi dan pencairan gas


Jadwal Kuliah & Penilaian

Jadwal Perkuliahan
Senin, 10.00 – 11.40 WIB

Jika ada hal yang perlu dibicarakan dengan para pengajar diluar waktu kuliah,
mahasiswa dapat bertemu setelah kuliah berakhir

Pertemuan pada waktu-waktu yang lain dapat diadakan bila diperlukan atau dengan
menghubungi komting

Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap masing-masing capaian pembelajaran dengan rincian
- Tugas (buat kelompok)
- Ujian Pengukuran CP
Kehadiran

Kehadiran minimal untuk kelulusan mata kuliah ini adalah 80%


dengan dispensasi bagi yang memiliki alasan sakit atau alasan
lain yang dapat dipertanggungjawabkan

Kehadiran kurang dari 80% dapat diterima dengan disertai


surat keterangan resmi seperti surat dokter
Etika Perkuliahan

Kehadiran minimal 80% (16 kali kuliah)

Mengikuti perkuliahan sesuai struktur organisasi mata kuliah

Kuliah dilakukan secara virtual menggunakan google classroom


dan zoom
Pendahuluan

Hukum Termodinamika I dan II

- Ilmu termodinamika terkait dengan transformasi / perubahan bentuk


suatu energi
- Hukum-hukum yang ada pada termodinamika menggambarkan batasan-
batasan apa yang terjadi pada transformasii energi tersebut

HK I Termodinamika (HK Kekekalan Energi)


- Energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, hanya bisa diubah dari
satu bentuk ke bentuk lain
- HK I tidak dapat menjelaskan arah perubahan energi itu sendiri

HK II Termodinamika (Penyempurnaan HK I Termodinamika)


- Bagaimana perbedaan kualitas kerja dan panas
- Menjelaskan terkait arah perubahan energi itu sendiri
Pendahuluan

Kerja dan Panas


- Sebagian dari kita menganggap bahwa panas itu sama dengan kerja misal ada
panas sebesar 1 kalori dan kerja sebesar 1 kalori, secara kuantitas sama
- Namun secara real, terdapat perbedaan kualitas antara panas dan kerja

Kerja
- Suatu bentuk energi yang siap dirubah bentuk menjadi energi lain
- Cth: Energi potensial menjadi energi kinetik kemudian menjadi energi listrik
- Karena merupakan bentuk energi yang siap pakai, maka efisiensi perubahan
energinya cukup tinggi hampir 100% (dengan catatan mengabaikan panas yang
timbul akibat friksi)

Panas
- Merupakan bentuk energi yang tidak siap ditransformasi menjadi kerja (energi
mekanik maupun listrik)
- Tidak peduli berapa pun perbaikan terhadap alat perubahan energi panas dari
panas menjadi kerja (panas menjadi kerja) efisiensinya hanya ≤ 40%
- Panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah
Pendahuluan (1)

Hukum Termodinamika II

Terdapat 2 statement
- Statement 1 = tidak ada alat yang beroperasi untuk mengkonversi satu
bentuk energi ke bentuk energi lain secara sempurna
- Contohnya?
- Statement 2 = Panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah

- Jadi HK Termo II memiliki 2 statement penting


Pendahuluan (2)

Hukum Termodinamika I dan II

- Hukum termodinamika I (kuantitas energi)


- Hukum termodinamika II (kualitas energi)

mudah
(Energi kualitas tinggi) (Energi kualitas rendah)
sulit

- Kualitas energi bertujuan untuk memprediksi kecenderungan suatu proses


dan analisis kesetimbangan, dimana proses akan setimbang apabila tidak
terjadi perubahan kualitas energi
Pendahuluan (3)

Hukum Termodinamika II

- Suatu besaran yang disebut dengan entropi (S), didefenisikan dengan

𝑑𝑄𝑟𝑒𝑣
dS = 𝑇
dimana
S : entropi, Qrev : panas reversible, dan T : suhu mutlak

- S merupakan suatu state function yang bisa merefleksikan kualitas


energi
- Jika terjadi suatu proses reversible maka Δsuniverse = 0
- Jika terjadi suatu proses ireversible maka Δsuniverse > 0
- Jadi perubahan entropi alam semesta selalu positif atau nol Δsuniverse ≥ 0
Heat Engine

Heat Engine (Steam Power Plant)


Heat Engine (1)

Catatan:
QH = panas yang diserap oleh heat engine (sistem)
QC = panas yang dilepas oleh heat engine
Wt = work yang dilakukan system (melalui turbine)
Wp = work yang dilakukan system (melalui pompa)
Ws = kerja total yang dilakukan sistem
lWsl = lWt – Wpl

In a cyclic – closed system; berdasarkan hukum 1st termodinamika:


ΔH = lQHl – lQCl – lWsl =0
Atau,
lWsl = lQHl - lQCl
Heat Engine (2)

Efisiens termal pada mesin:


𝑛𝑒𝑡𝑡 𝑤𝑜𝑟𝑘 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑
η= ℎ𝑒𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑊 𝑄𝐻 − 𝑄𝐶
∴ 𝜂= =
𝑄𝐻 𝑄𝐻
𝑄𝐶
→ 𝜂 =1− 𝑄𝐻
Berarti :
❖ Jika η → 100% ; lQCl must →0.
❖ Tidak ada mesin yang dapat melakukan ini, beberapa panas
biasanya dibuang / dilepas ke cold reservoir

Heat engine diatas (steam power plant) dapat digambarkan sebagai


berikut
Heat Engine (3)

Berdasarkan statement 1 pada HK II Termodinamika:


“Tidak ada alat yang beroperasi untuk mengkonversi
satu bentuk energi ke bentuk energi lain secara
sempurna”

Atau:

“Tidak mungkin oleh proses siklik untuk mengubah


panas yang diserap oleh sistem sepenuhnya menjadi
kerja yang dilakukan oleh sistem”

Jika efisiensi energi termal 100% TIDAK mungkin, maka


berapa batas atas yang mungkin?

Nilai η → bergantung kepada derajat reversibility


→Nilai max η → Apabila operasi berlangsung secara reversibel
Heat Engine (4)

Heat engine yang beroperasi secara reversible sepenuhnya


adalah mesin carnot

|QH|

|QC|

(1) (2)
Heat Engine (5)

Siklus Carnot :
1 → 2 : sistem mempertahankan kontak dengan reservoir panas di TH, mengalami
proses isotermal REVERSIBLE selama |QH| diserap.
2 → 3 : sistem mengalami proses adiabatik REVERSIBLE yang menyebabkan
suhunya turun menjadi TC.
3 → 4 : sistem mempertahankan kontak dengan reservoir dingin di TC, mengalami
proses isotermal REVERSIBLE, di mana |QC| ditolak.
4 → 1 : sistem mengalami proses adiabatik REVERSIBLE yang menyebabkan suhu
naik ke TH.

Gambar 1: misal mesin e adalah piston, c adalah heat sink


Engine E operating a Carnot refrigerator C.
• Engine E : menyerap panas / keluar dari hot reservoir |QH’|
kerja yang dihasilkan |W|
panas yang dilepas mesin / masuk ke cold reservoir |QH’| - |W|
• Refrigerator C : menyerap panas / yang keluar dari cold reservoir |QH| - |W|
kerja yang dikonsumsi |W|
panas yang dilepas refrigerator |QH|
Heat Engine (6)

Asumsi efisiensi mesin > refrigerator

𝑊 𝑊
Sehingga : > → |QH| > |QH’|
𝑄𝐻 ′ 𝑄𝐻

Panas total yang dihasilkan oleh cold reservoir:


|QH| - |W| - (|QH’| - |W|) = |QH| - |QH’|

Begitu juga dengan heat reservoir :


|QH| - |QH’|.
Sehingga hasil kombinasinya adalah perpindahan panas dari TC ke Th
→ Sehingga ini berlawanan dengan HK II Termo

∴ tidak mungkin memiliki mesin dengan efisiensi termal lebih besar dari mesin
Carnot.

Ingat:
Untuk mesin carnot: η = η (TH,TC) ≠ η (jalur kerja (W)).
PV Diagram

Gambar 5.3 (Tidak perlu dihapal, hanya perlu dipahami !)


PV Diagram (1)

a→b : adiabatic compression.


b→c : isothermal expansion.
c→d : adiabatic expansion.
d→e : isothermal compression.

At isothermal process :
𝑅𝑇
ΔU = Q – W with : W = p.dV = 𝑉 dV
0
→Q = W
𝑉2
= RT ln V|
𝑉1
𝑉𝑐
∴ step b → c : |QH| = R.TH ln 𝑉𝑏
𝑉𝑑
step d → a : |QC| = R.TC ln 𝑉𝑎

𝑄𝐻 𝑇𝐻 ln(𝑉𝐶 Τ𝑉𝑏 )
Hence : = (a)
𝑄𝐶 𝑇𝐶 𝑙𝑛(𝑉𝑑 Τ𝑉𝑎 )
Heat Engine (7)

Untuk proses adiabatis :


ΔU = Q – W catatan : ΔU = Cv.dT
𝑅𝑇
W = pdV = 𝑉 dV
𝐶𝑣 𝑑𝑇 𝑑𝑉
∴ −𝑅 𝑇 = 𝑉

𝑇𝐻 𝐶𝑣 𝑑𝑇 𝑉𝑎
Step a → b : ‫𝑇 𝑅 𝑐𝑇׬‬ = ln 𝑉𝑏
𝑇𝐻 𝐶𝑣 𝑑𝑇 𝑉𝑑
Step c → d : ‫𝑇 𝑅 𝑐𝑇׬‬ = ln 𝑉𝑐

𝑄𝐻 𝑇𝐻
(b) → (a) : =
𝑄𝐶 𝑇𝑐
𝑄𝑐 𝑇𝑐
η is defined as : η = 1 - → η=1-
𝑄𝐻 𝑇𝐻
Pendahuluan

Entropi
- Menyatakan interaksi antara molekul dan partikel
- Misal diluar angkasa tidak terdapat interaksi partikel karena udara
hampa, jarak partikel jauh, maka ΔS = 0
- ΔS = + (terdapat interaksi)
- ΔS = - (tidak mungkin terjadi)
-

- S merupakan suatu state function yang bisa merefleksikan kualitas


energi
- Digunakan untuk mengetahui apakah proses itu bisa berlangsung atau
tidak
- Jika terjadi suatu proses reversible maka Δsuniverse = 0
- Jika terjadi suatu proses ireversible maka Δsuniverse > 0
- Jadi perubahan entropi alam semesta selalu positif atau nol Δsuniverse ≥ 0
Pendahuluan (1)

Entropi

- A,B,C,D merupakan konstatnta pada kapasitas panas (lihat apendiks C)


- C.1 (Fasa gas)
- C.2 (Fasa solid)
- C.3 (Fasa liquid)
Beda fasa, beda CP
Catatan: perhatikan dengan seksama saat menentukan nilai konstanta CP
Pendahuluan (2)
Pendahuluan (3)

- Apa perbedaan dengan perhitungan kapasitas panas menggunakan persamaan


umum yang biasanya digunakan?
ENTROPY CHANGE OF AN IDEAL GAS
Recall the 1st law of Thermodynamics (closed system) :
dU = dQ + dW
For a reversible process : dU = dQrev – pdV …(a)
By definition : H = U + PV
dH = dU + pdV + Vdp …(b)
Combination of (b) & (a) gives :
dQrev = dH – VdP
For an ideal gas :
dH = Cpig.dT 𝑑𝑄𝑟𝑒𝑣 𝑑𝑇 𝑑𝑃
Results in : 𝑇 = 𝐶𝑝𝑖𝑔 𝑇 − 𝑅 𝑃
𝑅𝑇
V= = dS
𝑃 …(c)
𝑇2 𝑖𝑔 𝑑𝑇 𝑃2 Relates to property
Hence : ∆𝑆 = ‫𝑇׬‬1 𝐶𝑝 𝑇 − 𝑅. ln 𝑃1 only, independent
of process
Define : log – mean heat capacity,
𝑇2 𝑑𝑇 𝑇2
Cpmsig = (‫𝑇׬‬1 𝐶𝑝𝑖𝑔 )/ ln
𝑇 𝑇1

Where if Cpig = R[A + BT + CT2 + DT-2]


𝐷
So, Cpmsig = A + B.Tlm + Tam.Tlm[C + (𝑇1.𝑇2)2]
Tam = ½ (T1 + T2)
𝑇2−𝑇1
Tlm = 𝑇2
ln( )
𝑇1

Eq. (c) becomes :

𝑇2 𝑃2
ΔS = Cpmsig ln 𝑇1 − 𝑅 ln 𝑃1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai