Anda di halaman 1dari 15

TERMODINAMIKA

1. Niccha Satria (231020100041)


2. M. Aries Afrianto (231020100012)
3. Khoirul Anam (231020100002)
1. Pengertian Dasar Termodinamika

Resnick, dkk. (2010), menyatakan: termodinamika yaitu

ilmu yang mempelajari aplikasi dari energi panas

(termal) yang lebih dikenal sebagai energi dalam

(internal energy) sistem. Termodinamika juga dapat

diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan kaitan antara

besaran fisis tertentu yang menggambarkan sikap zat

di bawah pengaruh kalor.


A.1 Pengertian Kalor

Kalor adalah salah satu


bentuk energi yang dapat Sedangkan menurut (Resnick, dkk,
menimbulkan efek 2010). Kalor adalah energi yang
perubahan suhu benda ditransfer antara sistem dan
(Sahyar, 2015) lingkungannya dikarenakan
perbedaan suhu yang ada di antara
sistem dan lingkungan.
3. Hukum – Hukum Termodinamika
1. Hukum ke Nol Termodinamika

Jika dua sistem dalam keadaan setimbang


dengan sistem ketiga, maka ketiga sistem
saling setimbang satu dengan lainnya.

2. Hukum I Termodinamika

Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada


sistem dan sistem melakukan usaha W, maka akan
terjadi perubahan energi dalam ∆U = Q – W.
Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis:

Keterangan:

Jika energi kalor mengalir kedalam suatu sistem, maka energi kalor
akan diterima sistem untuk mengubah energi didalamnya dan atau
melakukan usaha terhadap lingkungannya yaitu Q = W +
3. Hukum II Termodinamika

Hukum II Termodinamika membatasi perubahan energi mana yang


dapat terjadi dan yang tidak dapat terjadi.
Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain :

Hukum II Termodinamika dalam menyatakan aliran kalor.


Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.

Hukum II Termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor.


Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan megubah
seluruhnya menjadi usaha luar.
• Hukum II Termodinamika dinyatakan dalam Entropi

Hukum ini menyatakan bahwa total entropi (S) dari suatu sistem
termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Perubahan entropi (perubahan dalam jumlah keadaan yang tidak
teratur) disingkat dengan huruf ∆s
Entropi adalah besaran termodinamika yang menyertai
perubahan setiap keadaan dari awal sampai keadaan akhir
sistem
Hukum II Termodinamika dinyatakan dalam entropi:

S = entropi; c = kalor jenis


• Hukum II Termodinamika Kelvin-Planck

tidak mungkin suatu mesin itu mengisap


panas dari reservoir dan mengubah
seluruhnya menjadi usaha. Atau
singkatnya Q1  0, yaitu  < 1 bagi setiap
mesin kalor.

W= -
W = usaha (J)
= Panas yang diserap dari tandon (J)
= Panas buangan (J)
4. Hukum III Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai


temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi
sistem akan mendekati nilai minimum.

Pada mesin pemanas Carnot


η=
Jika suhu T2 = 0, maka efisiensi mesin 100%. hal ini menjelaskan
bahwa seluruh energi kalor dapat berubah menjadi usaha. Jika hal
ini terjadi maka bertentangan dengan Hukum II Termodinamika.
4. Proses – Proses Dalam Termodinamika

Termodinamika membahas perubahan energi kalor


menjadi kerja atau usaha.

W=
W = usaha (joule)
P = tekanan (N/m2)
dV = perubahan volume

Sebelum lanjut membahas tentang kondisi pada masing-masing


proses terlebih dahulu perlu di ingat kembali beberapa persamaan –
persamaan yang berlaku seperti :
Persamaan gas ideal :
1. Proses Isobarik (Tekanan: P = konstan)
P

P(atm)

W=
c
W = P (V2 - V1)
C
D

V1 V2

V2 V1 W = (+) gas melakukan usaha terhadap lingkungannya.


V2 <V1 W = (-) gas menerima usaha dari Lingkungannya
2. Proses Isokhorik (Volume : V = konstan

Pada proses isokhorik, volume awal akan sama dengan


volume akhir gas atau V1 = V2. Bila V1 = V2 maka dV = 0.
3. Proses Isotermis (suhu mutlak: T = konstan)

Proses isotermik adalah proses di mana suhu tidak berubah.


Untuk gas ideal yang mengalami proses isotermik U = 0.
Tetapi hal ini tidaklah berlaku untuk sistem-sistem lain

U=0
Q=W
V2
W = n RT 1n ( )
V1

p1
W = n RT 1n ( )
p2
4. Proses Adiabatik

Proses adiabatik adalah proses di mana tidak ada kalor


yang masuk atau keluar dari sistem. Maka Q = 0, hingga
untuk proses demikian, hukum pertama menjadi

0 = U + W
artinya  U =   W

Apabila sistem melakukan kerja, energi dalamnya harus turun.


Apabila kerja dilakukan pada sistem, energi dalamnya akan naik.
Apabila gas ideal mengalami proses, di mana keadaannya (p 1, V1,

T1) berubah𝜸
secara adiabatik
𝜸 menjadi (p2, V2, T2), berlakulah:
𝑽 𝟏 𝑽𝟐  1
T1V1 T2V2 1
p1 = p2 dan

dengan  = cp/cv.
5. Proses Polytropis

Proses polytropis adalah proses termodinamika dengan index


isentropis k = n dimana n > 1 atau p.Vn = C. Proses ini sama
dengan proses adiabatis reversibel hanya dibedakan jika pada
proses adiabatis, kalor tidak dapat keluar atau masuk ke sistem,
tetapi pada proses ini kalor dapat berubah (dapat keluar – masuk
sistem). p – V diagram untuk proses politropis sama dengan p-V
diagram proses adiabatis.

Usaha pada proses politropis adalah sama dengan usaha pada


proses adiabatis reversibel, hanya k diganti dengan n dimana n > 1.

atau p.Vn = C

Anda mungkin juga menyukai