Anda di halaman 1dari 39

KONSEP DASAR

TERMODINAMIKA
1. Pendahuluan

TERMODINAMIKA

Merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang


mempelajari perpindahan panas (heat transfer) dan
interkonversi panas dan usaha pada berbagai
proses fisika dan kimia
Cabang-cabang Termodinamika :
 Termodinamika Klasik
Pandangan transfer energi dan usaha dalam sistem makroskopis.
 Termodinamika Statistik
Pandangan mikroskopis, menjelsakan hubungan energi
berdasarkan sifat-sifat statistik dari sejumlah besar atom/molekul
dan bergantung pada implikasi mekanika kuantum.
 Termodinamika Kimia
Menitik beratkan pada transfer energi dalam reaksi kimia dan
usaha dalam sistem kimia
 Termodinamika Teknik
Pemanfaatan termodinamika pada beberapa mesin panas dan
proses-proses yang menyangkut transafer energi.
2. Ruang Lingkup Termodinamika
Dasar pembahasan dalam termodinamika
adalah pembagian alam menjadi sistem yang
dibatasi oleh batasan sistem dari lingkungan.

LINGKUNGAN

Q SISTEM w
Sistem merupakan sekumpulan benda di
dalam suatu batasan/lingkup tertentu yang
menjadi pusat perhatian dan Lingkungan
adalah segala sesuatu di luar sistem yang
mempengaruhi sistem.

Termodinamika adalah kajian mengenai


hubungan antara usaha (W), kalor (Q) dan
energi (E) pada sistem dalam skala
makroskopis.
Gambaran gerakan individual dari partikel-
partikel dalam variabel mekanika klasik (xi, pi)
pada skala mikroskopis digambarkan sebagai
gas, cairan dan padatan dalam variabel
termodinamika (T, p, V, …) pada skala makro-
skopis dapat dilihat pada bagan berikut :
Sistem Termodinamika dapat berupa sistem tertutup dan
sistem terbuka, di mana kondisi sistem atau sifat sistem
(variabel keadaan) ditentukan oleh besaran yang secara
eksperimen dapat diukur .

dm

sistem tertutup
dm

sistem terbuka
Variabel keadaan yang berbanding lurus dengan massa
(m) atau volume (V) dinamakan besaran ekstensif.

Variabel keadaan yang tak bergantung massa (m) atau


volume (V) dinamakan besaran intensif.

Perbandingan antara besaran ekstensif dengan massa


disebut besaran spesifik. (Biasanya disimbolkan dengan
huruf kecil).
Contoh : volume spesifik v = V/m
Proses-proses Termodinamika
Saat sifat-sifat sistem termodinamika berubah maka
keadaan sistem berubah dan sistem dikatakan
mengalami proses termodinamika.
Proses termodinamika terdiri atas :
• Proses pada tekanan konstan (isobarik)
• Proses pada volume konstan (isokhorik)
• Proses pada temperatur konstan (isotermal)
• Proses adiabatis reversibel (isentropi)
• Proses polytropis.
3. Hukum ke-nol Termodinamika
Tinjauan Kesetimbangan Termal

Berarti benda-1 dan


benda-3 berada dalam
keadaan kesetimbangan
termal

Hukum ke-nol
Termodinamika
Secara formal hukum ke-nol termodinamika
dapat dinyatakan :

Bila dua buah sistem berada dalam


kesetimbangan termal, maka kedua
sistem memiliki temperatur yang sama
Kesetaraan Kalor dan Energi
Energi kekal, tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, tetapi
dapat diubah dari satu bentu ke bentuk yang lain. Kalor
adalah salah satu bentuk energi. Kesetaraan kalor dalam
termodinamika dirumuskan

Kalor adalah salah satu


bentuk energi yang dapat Sedangkan menurut (Resnick, dkk,
menimbulkan efek 2010). Kalor adalah energi yang
perubahan suhu benda ditransfer antara sistem dan
(Sahyar, 2015) lingkungannya dikarenakan perbedaan
suhu yang ada di antara sistem dan
lingkungan.
Hukum Boyle

Hukum Boyle menjelaskan hubungan Perubahan variable keadaan disebut


antara tekanan dan volume gas dalam proses. Proses isotermis adalah
ruang tertutup pada suhu dan jumlah proses yang suhu (T) selalu tetap,
partikel konstan maka p V = konstan. Proses isobarik
adalah proses yang tekanannya
PV =NKT = konstan selalu konstan, V/T = konstan.
atau P1 V1 = P2 V2 = konstan Proses isokhorik/isovolume proses
yang volumenya selalu tetap p/T =

Jika ada n mol gas, persamaan untuk gas konstan.

ideal menjadi p V = nRT dimana R adalah


konstanta umum gas, berlaku sama untuk
semua gas, nilainya R = 8,3144 joule/mol.K
= 8,3144.103 Joule/Mol.K atau R = 0,0821
atm liter/mol.K
Hukum Gay Lussac
Gas yang Dipengaruhi Usaha
dari Lingkungannya

Gaya sebesar F yang diperlukan oleh piston yang mempunyai luas


penampang A untuk menekan gas di dalam ruang tertutup sebesar
p dirumuskan :
F = pA
Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas adalah
W = pA (h2-h1)
oleh karena A (h2-h1) adalah volume maka dapat disederhanakan
W = p (V2-V1) atau W = p ΔV

Dengan: V1 = volume mula-mula

V2 = volume akhir
ΔV = perubahan volume
W = usaha luar yang diterima
p = tekanan gas
Bila W > 0 → sistem melakukan usaha (V2 > V1)

Bila W < 0 → sistem menerima usaha dari lingkungan (V 2 < V1)


Pengaruh Energi Dalam dan Usaha Luar
Termodinamika

energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah


keseluruhan energi kinetik dan potensial yang
terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di
dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan,
energi dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan
menyebabkan perubahan energi dalam gas.
Secara matematis, perubahan energi dalam gas dinyatakan
sebagai berikut:
>> untuk gas monoatomik

>> untuk gas diatomik

Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah


mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan
∆T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Usaha Luar

Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan


(dipanaskan) atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap sistem.
Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan perubahan
volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut. Usaha
yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal
V1 menjadi volume akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan
sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.
W = p∆V= p(V2 – V1)
HUKUM TERMODINAMIKA
-I
Definisi termodinamika dari kalor adalah:

‘Bilasuatu sistem yang lingkungannya bertemperatur berbeda dan kerja


bisa dilakukan padanya (mengalami suatu proses), maka energi yang
dipindahkan dengan cara non mekanis yang sama dengan perbedaan
antara perubahan energi internal dan kerja yang dilakukan disebut kalor’

Jika kalor dilambangkan dengan Q, maka Q = Uf – Ui + W atau

Uf – Ui =Q - W

Dengan kesepakatan Q positif jika kalor masuk system (kalor sistem


bertambah) dan sebaliknya negatif jika kalor keluar dari sistem.
Persamaan ini dikenal dengan perumusan matematis hukum pertama
termodinamika,
Berdasarkan Konservasi Energi
dalam proses termal, maka:

Q
• panas
• Positif jika energi berpindah
ke dalam sistem
PANAS U USAHA
W
• Usaha
• Positif jika usaha yang dilakukan Q+ W+
oleh sistem pada lingkungannya.

U
∆ 𝑈 =𝑄 − 𝑊
• Energi dalam
• Positif jika temperatur naik.
𝑄= ∆ 𝑈 +𝑊
Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat digambarkan sebagai
berikut:

“Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) benda (kerupuk)
akan mengembang atau bertambah volumenya, yang berarti melakukan usaha W,
dan benda (kerupuk) akan bertambah panas yang berarti mengalami perubahan
energi dalam ∆U”

Untuk proses kuasi-statik infinitesimal sistem hidrostatik, hukum I menjadi:

𝑑𝑈 = 𝑑𝑄 − 𝑑𝑊
𝑑𝑈 = 𝑑𝑄 − 𝑃𝑑𝑉
KERJA
Prinsip kerja-energi merupakan konsekuensi hukum-hukum Newton
tentang gerak.

Kerja = ∫ F • ds
= Perubahan E kinetik + Perubahan E potensial

d′W = P dV (diturunkan dari F ds = P dA ds = P dV)

Konvensi tanda:
• Kerja bernilai positif (d'W > 0) bila
kerja dilakukan OLEH sistem
• Kerja bernilai negatif (d'W < 0) bila
kerja dilakukan PADA sistem
Ilustrasi grafik tentang kerja diagram P-V:

𝑏
𝑊 =∫ 𝑃 𝑑𝑉
𝑎
Contoh perhitungan kerja pada kasus sederhana, gas ideal.

Pada proses isobaris

𝑏 𝑉𝑏

𝑊 =∫ 𝑃 𝑑𝑉 =¿ ∫ 𝑃 𝑑𝑉 =𝑃 ( 𝑉 𝑏 −𝑉 𝑎 ) ¿
𝑎 𝑉𝑎

Pada proses isotermis

𝑏 𝑉𝑏
𝑛𝑅𝑇 𝑉𝑏
𝑊 =∫ 𝑃 𝑑𝑉 =¿ ∫ 𝑑𝑉 =𝑛𝑅𝑇 ln ¿
𝑎 𝑉
𝑉𝑎
𝑉𝑎
Hukum II Termodinamika

• Berbunyi : Proses suatu sistem terisolasi yang disertai


dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi.

• Dalam setiap peoses yang terjadi pada sistem terisolasi,


maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak
berubah.

26
• Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat
secara spontan dari suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius)

• Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses


irreversible jika tidak terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-
Planck)

• Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil


energi dari suatu sumber suhu tinggi kemudian membuangnya
ke sumber panas tersebut untuk menghasilkan kerja abadi
(Ketidakmungkinan mesin abadi)

• Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang


menghasilkan daya paling ideal. Mesin ideal memiliki efisiensi
maksimum yang mungkin dicapai secara teoritis

27
• Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya
mengambil energi dari suatu sumber suhu tinggi kemudian
membuangnya ke sumber panas tersebut untuk
menghasilkan kerja abadi (Ketidakmungkinan mesin abadi)

• Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang


menghasilkan daya paling ideal. Mesin ideal memiliki
efisiensi maksimum yang mungkin dicapai secara teoritis

28
• Proses siklis reversibel sebarang
berupa satu kurva tertutup
• Proses ini dapat didekati dg siklus
Carnot dg arah yg sama
• Hasil keseluruhan menjadi suatu
garis bergerigi yang tertutup.
• Jika siklus-siklus itu dibuat lebih
kecil, maka bagian adiabatik
seluruhnya saling melenyapkan
• Sedangkan bagian-bagian
isotermalnya tidak

29
• Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dg
lingkungannya secara reversibel, maka pada hakekatnya suhu
sistem dan suhu lingkungan adalah sama.
• Besar arus panas ini yang masuk ke dalam sistem atau yg
masuk ke dalam lingkungan di setiap titik adalah sama, tetapi
harus diberi tanda yg berlawanan.
• Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar tetapi
berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan
jumlahnya menjadi 0.
• Karena sistem bersama dg lingkungannya membentuk dunia,
maka boleh dikatakan bahwa entropi dunia adalah tetap
• Pernyataan tersebut hanya berlaku pada proses reversibel
saja

30
Mesin Kalor

Prinsip sederhana mesin kalor adalah menyerap energi


(kalor) dari reservoir suhu tinggi, kemudian sebagian energi
digunakan menjadi usaha, dan sisanya dibuang ke reservoir
suhu rendah dalam bentuk kalor.

31
Persamaan yang menyatakan usaha dan
efisiensi aktual serta efisiensi ideal sebuah
mesin kalor.

η menunjukkan efisiensi mesin, Q kalor yang dilepas sistem, Q kalor


yang diserap sistem, T menunjukkan temperature reservoir suhu tinggi,
dan T temperature reservoir suhu rendah, dan W adalah usaha yang
dilakukan oleh mesin/sistem.

32
Mesin Pendingin

• Prinsip sederhana mesin pendingin adalah menyerap energi


(kalor) dari reservoir suhu rendah, kemudian membuangnya
ke suhu tinggi.
• Perlu dipahami, mesin akan bekerja ketika diberikan usaha
dari luar, karena tidak mungkin kalor mengalir dari suhu
rendah ke tinggi dengan sendirinya.
• Dalam mesin pendingin tidak dikenal efisiensi, tetapi dikenal
koefisien daya guna mesin atau Coeficient Of Performance,
Kp. semakin tinggi koefisien daya guna, semakin baik suatu
mesin pendingin.

33
Persamaan koefisien daya guna mesin dituliskan sebagai berikut:

Kp menunjukkan Coeficient Of Performance (koefisien daya guna mesin),


Q2 kalor yang diserap dari reservoir suhu rendah, Q1 kalor yang dilepas
ke reservoir suhu tinggi.
Sedangkan T1 menunjukkan temparature reservoir suhu tinggi, dan T2
temperature reservoir suhu rendah, serta W adalah usaha yang diberikan
pada mesin pendingin. Semakin kecil nilai W maka semakin baik sebuah
mesin pendingin karena memerlukan energi luar yang kecil.

34
Pendingin (refrigerator): sebuah mesin kalor yang beroperasi
secara terbalik. Refrigerator menarik panas dari tempat
dingin (di dalam pendingin) dan melepaskan panas ke tempat
yang lebih hangat.

QH  QC  W  0

 QH  QC  W

QH  QC  W
QH  QC QH  QC  W

Persamaan di atas merupakan hubungan nilai-mutlak


yang berlaku untuk mesin kalor dan pendingin
Siklus pendingin terbaik adalah yang memindahkan
Kalor QC terbanyak dari dalam pendingin dengan
Kerja mekanik W sedikit mungkin
QC Semakin besar rasio ini maka semakin baik pendinginnya
W Rasio ini disebut koefisien kinerja (coeficient of performance)
QC QC
K 
W QH  QC
1. Dalam satu siklus, sebuah mesin menyerap 3000 Joule kalor dari
reservoir suhu tinggi dan membuang 1000 Joule kalor pada
reservoir suhu rendah. Tentukan efisiensi mesin kalor tersebut!

2. Suatu mesin kalor menghasilkan usaha 2000 Joule dan


membuang kalor sebanyak 500 Joule dalam satu siklus.
Efisiensi mesin tersebut adalah…

3. Mesin sebuah mobil mempunyai efisiensi 30%. Jika mesin


tersebut menghasilkan usaha 10.000 Joule tiap siklus,
berapa kalor yang dibuang oleh mesin setiap siklus ?

37

Anda mungkin juga menyukai