Anda di halaman 1dari 83

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK & GAS BUMI

( STT MIGAS )
BALIKPAPAN
A. Pendahuluan
Thermodinamika berarti kemampuan benda panas menghasilkan/merubah menjadi
usaha/kerja, atau cabang ilmu fisika yang membahas tentang hubungan antara panas (kalor)
dan usaha yang dilakukan oleh kalor. Atau mempelajari interaksi energi antar sistem dengan
lingkungan/sekeliling (surrounding). Interaksi ini dapat berupa panas (heat) dan kerja (work)
yang selalu berhubungan dengan zat yang berada didalam sistem.
Dalam melakukan pengamatan mengenai aliran energi antara panas dan usaha
dikenal 2 (dua) istilah yang berkaitan erat dalam termodinamika yaitu “SISTEM” dan
“LINGKUNGAN”
B. Hukum Dasar Termodinamika
Ada 4 (empat) hukum dasar termodinamika yang menjadi dasar dalam mempelajari proses
interaksi antara kalor dan kerja yaitu :

1. Hukum Awal (Zeroth Law/Hukum ke-0) Termodinamika


"Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka
berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain “
Maksud Kesetimbangan termal : bila benda atau sistem mencapai suhu yang sama
dan berhenti untuk bertukar energi melalui panas.
Hukum ke nol pertama kali dirumuskan oleh R. H. Fowler pada tahun 1931.
Lingkungan ▪ Adiabatik (Isolator) : kayu yang tebal, asbes, karet dll
Sistem
A • Diaterm (Konduktor) : logam dll

Adiabatik (Isolator) Diaterm (Konduktor)

A B A B
(x,y) (x’,y’) (x,y) (x’,y’)

𝑇𝐴 ≠ 𝑇𝐵 (Tidak terjadi kesetimbangan 𝑇𝐴 = 𝑇𝐵 (Terjadi kesetimbangan thermal)


thermal)
Adiabatik (Isolator)

A B 𝑇𝐴 = 𝑇𝐵 = 𝑇𝐶
(x,y) (x’,y’)
(Terjadi kesetimbangan thermal)
Diaterm
(Konduktor) C Hukum ke Nol Termodinamika
(x’’,y’’)
Jika :
TA = TB
TA = TC

Maka
TB = TC
Hal tersebut menjadi dasar dari thermometer.
a. Aplikasi Hukum Awal (Zeroth Law/Hukum ke-0) Termodinamika dalam Kehidupan
Sehari Hari :
▪ Membuat air hangat untuk mandi.
Kita mencampur air panas dengan air dingin. Pada saat air panas dicampur dengan air
dingin, maka kalor akan berpindah dari air panas ke air dingin. Proses perpindahan panas
ini berlangsung beberapa saat hingga tercapai kesetimbangan termal antara air panas
dengan air dingin. Pada saat tercapai kesetimbangan termal antara air panas dengan air
dingin, temperatur air panas akan turun sedangkan temperatur air dingin akan naik menuju
ke temperatur kesetimbangan termal.
Waktu kita mencelup badan ke dalam air hangat yang sudah mencapai kesetimbangan
termal, maka tubuh kita akan merasakan panas air.
Hal ini menunjukan ada sebagian kalor yang berpindah dari air ke tubuh kita. Hal ini terjadi
karena tubuh memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan campuran air
hangat. Setelah berendam beberapa saat kita tidak akan merasa panas lagi, karena telah
tercapai kesetimbangan termal antara tubuh dan air.
Waktu kita keluar dari bak mandi setelah berendam dari air panas, maka tubuh akan terasa
dingin. Ini terjadi karena temperatur ruangan lebih rendah dibandingkan dengan temperatur
tubuh kita akibatnya sejumlah kalor dari tubuh berpindah ke udara di sekitar kita. Pada saat
kalor keluar dari tubuh kita, kita akan merasa lebih dingin.
b. Aplikasi Hukum Awal (Zeroth Law/Hukum ke-0) Termodinamika dalam Industri :
▪ Kalibrasi dalam pH meter.
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antar nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau sistem pengukuran, atau yang diwakili oleh
bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur
dengan kondisi tertentu.
Instrumen pH meter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan pH
atau tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. Tingkat keasaman dari suatu zat,
ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan.
Penentuan kalibrasinya dapat dilakukan dengan cara:
1) Teknik satu titik, yaitu pada sekitar pH yang akan diukur, yakni kalibrasi dengan buffer
standar pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00 untuk sistem netral, dan
buffer standar pH 10,01 untuk sistem basa.
2) Teknik dua titik (diutamakan), apabila sistem bersifat asam, maka digunakan 2 buffer
standar berupa pH 4,01 dan 7,00 Apabila sistem bersifat basa, digunakan 2 buffer
standar berupa pH 7,00 dan 10,01.
3) Teknik multi titik Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3 buffer standar. Untuk
sistem dengan pH < 2,00 atau > 12,00, sering terjadi ketidaknormalan elektroda,
2. Hukum ke 1 (Pertama) Termodinamika
a. Bunyi Hukum ke 1 (Pertama) Termodinamika
Hukum ke 1 Termodinamika menyatakan bahwa :
“Jumlah kalor pada suatu sistem adalah sama dengan perubahan energi di dalam sistem tersebut
ditambah dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.”
Atau disebut juga “Hukum Kekekalan Energi/konservasi Energi” karena energi adalah
kekal (tidak dapat dihasilkan/diciptakan atau dimusnahkan), hanya dapat berubah bentuk satu
ke yang lainnya dan jumlah energi total selalu konstan.
Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul yang ada di dalam sistem.
Kesimpulan bahwa perubahan energi dalam ∆𝑈 pada sistem tertutup adalah selisih kalor yang
diterima dengan usaha yang dilakukan sistem.
b. Rumus Hukum ke 1 (Pertama) Termodinamika
Dari bunyi hukum ke 1 Termodinamika, maka rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑸 = ∆𝑼 + 𝑾
Di mana :
𝑄 = Sistem menyerap atau melepas kalor (J)
∆𝑈 = Energi dalam sistem bertambah atau berkurang (J)
𝑊 = Sistem melakukan dan diberikan usaha (J)
c. Perjanjian Hukum ke 1 (Pertama) Termodinamika
Rumus hukum ke 1 Termodinamika dipakai dengan perjanjian sebagai berikut ini :
#. Q bernilai positif (+) jika sistem menyerap kalor
#. Q bernilai negatif (−) jika sistem melepas kalor
#. W bernilai positif (+) jika sistem melakukan kerja/usaha
#. W bernilai negatif (−) jika sistem diberikan kerja/usaha
#. ∆U bernilai positif (+) jika sistem bertambah/mengalami kenaikan suhu
#. ∆U bernilai negatif (−) jika sistem berkurang/mengalami penurunan suhu

Q ΔU W
∆U sistem

Permasalahan yang sering ditemui adalah ketika tanda positif atau negatif tidak
diberikan dengan tepat dan konsisten, maka terdapat kemungkinan besar terjadi
kesalahan pada perhitungan hasil akhir. Oleh karena itu akan dibuat skema yang dapat
membantu dalam menyelesaikan soal terkait formulasi ini, tanpa harus memikirkan tanda
positif atau negatif pada variabel Q dan W. Skema tersebut akan diterapkan pada
contoh-contoh soal sederhana.
--∆U +∆U
Adapun skema yang dimaksud adalah sebagai berikut : SISTEM
+Q +W

--- W
--- Q

Soal-soal berikut diambil dari literatur dengan sedikit modifikasi untuk menyederhanakan sistem
dan berfokus pada penggunaan hukum pertama termodinamika saja.
1). Pada sejumlah gas ideal pada suhu konstan diberikan usaha 2700 J. Bila tidak ada
perubahan energi dalam, berapa energi yang dipindahkan oleh kalor ke lingkungannya
selama proses tersebut ?
2). Batang tembaga dipanaskan pada tekanan atmosfer. Usaha yang dilakukan oleh batang
tembaga pada atmosfer sekitar 0,017 J. Bila kenaikan energi dalam dari tembaga tersebut
adalah 1200 J, berapa jumlah energi yang dipindahkan ke batang tembaga oleh kalor ?

3). Sebuah gas dimampatkan pada tekanan tetap, pada proses ini 400 J energi keluar dari gas
dalam bentuk kalor. Bila Usaha yang dilakukan pada gas adalah sebesar 400 000 J, berapa
perubahan energi dalam gas ?
4). Perubahan energi dalam gas dalam sebuah ruang adalah 800 J. Usaha yang dilakukan oleh
gas adalah 500 J. Berapa energi yang harus ditambahkan oleh kalor pada gas tersebut ?

5). Sebuah sistem melakukan suatu proses di mana energi dalamnya berkurang sebesar 500 J.
Pada waktu yang sama, usaha sebesar 220 J dilakukan pada sistem tersebut. Carilah energi
yang dipindahkan ke luar sistem dalam bentuk kalor !
d. Panas dan Hukum Termodinamika ke 1
Termodinamika yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor (panas) dengan
usaha. Kalor (panas) disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Kalor akan berpindah dari
tempat bersuhu tinggi menuju tempat yang bersuhu rendah. Dengan kata lain, kalor
merupakan salah satu bentuk perpindahan (transfer) energi. Usaha merupakan perpindahan
energi.
❑ Hubungan Antara Tekanan (𝒑) dan Usaha (𝑾)
Perhatikan kembali Gambar dibawah. Dalam keadaan normal, piston akan diam pada
ketinggian h1. Ketika suhu gas di dalam tabung bertambah tinggi, gas akan memuai. Jika
tekanan udara luar tetap (tekanan dari atas piston), maka piston akan bergerak akibat
pemuaian gas, dan piston berada pada ketinggian h2.
Jika suhu gas meningkat maka tekanannya pun meningkat. Gerakan piston ini disebabkan
oleh gaya tekan gas terhadap piston.
Besarnya gaya yang dilakukan gas pada piston dinyatakan dengan persamaan:
𝐹
𝑃= → 𝐹 =𝑃×𝐴
𝐴

Akibat gaya tekan gas, piston bergerak dari posisi h1 ke posisi h2. Ini berarti piston
mengalami perpindahan sejauh h2 - h1. Berdasarkan konsep usaha yang telah kita pelajari,
maka besar usaha yang dilakukan gas terhadap piston adalah:
𝑊 = 𝐹. 𝑠
Dengan mensubstitusikan 𝑠 = ℎ2 − ℎ1, kita mendapatkan persamaan:

Telah diketahui bahwa luas alas (A) dikalikan tinggi tabung (h) adalah volume tabung (V).
Jadi:

Berdasarkan persamaan tersebut, maka :


❑ Jika V2 > V1 maka W bernilai positif (+) yang berarti gas (sistem) melakukan usaha
terhadap lingkungan.
❑ Jika V2 < V1 maka W bernilai negatif (-) yang berarti pada gas (sistem) dilakukan usaha.
Dengan kata lain, jika negatif berarti sistem menerima usaha dari lingkungan.

Berdasarkan perjanjian tersebut, jika pada gas dilakukan usaha (gas menerima usaha),
maka besar usaha yang dilakukan pada gas adalah:
𝑾 = −𝑷 ∆𝑽
Soal :
Delapan (8) mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 2 × 105 N/m2 sehingga
volumenya berubah dari 0,08 m3 menjadi 0,1 m3. Jika gas mengalami perubahan energi dalam
gas sebesar 1.500 J, berapakah kalor yang diterima gas tersebut.

Penyelesaian :

Diketahui: p = 2 × 105 N/m2, V1 = 0,08 m3, V2 = 0,1 m3, dan ΔU = 1.500 J.

Q = ΔU+ W
Q = ΔU + p(V2 – V1)
Q = 1.500 joule + 2 × 105 N/m2 (0,1 – 0,08) m3 = 1.500 joule + 4.000 joule = 5.500 J
Soal :
Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada gambar.
Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)

Penyelesaian :

Diketahui: p = 2 atm, V1 = 0,3 L, dan V2 = 0,5 L.


1 liter = 1 dm3 = 10–3 m3

W = p ( ΔV) = p (V2 – V1)


W = 2 × 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L) × 10–3 m3 = 60 Joule
e. Usaha (𝑾) dalam Proses Termodinamika
Adalah hasil kali antara gaya (𝐹) dan perpindahan (𝑠) . Kita telah mengenal tiga
proses, yaitu isotermal, isobarik, dan isokhorik. Proses yang keempat adalah proses
adiabatik. Usaha yang terdapat pada gas yang mengalami proses-proses termodinamika
tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
1). Proses Isotermal
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
Menurut Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan
atau
𝑛𝑅𝑇1 = 𝑛𝑅𝑇2
Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah
sehingga persamaan W =pΔV tidak dapat langsung
digunakan. Untuk menghitung usaha sistem dalam proses
isotermal ini digunakan cara integral. Misalkan, pada sistem
terjadi perubahan yang sangat kecil, maka persamaan
usahanya

Jika Persamaan diatas diintegralkan maka dapat dituliskan


𝑛𝑅𝑇
Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa 𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 → 𝑝 =
Oleh karena itu, integral dari dituliskan menjadi 𝑉

Besarnya energi dalam : ∆𝑈 = 0 (suhu tetap, sehingga 𝑄 = 𝑊 )


Catatan : W positif (+), apabila melakukan usaha, dan W negatif (-), apabila dikenai usaha
Jika konstanta 𝑛𝑅𝑇 yang nilainya tetap dikeluarkan dari integral, akan diperoleh

Integral adalah sebuah konsep


penjumlahan secara
berkesinambungan

𝑉2
𝑊 = 𝑃1𝑉1 𝑙𝑛
𝑉1
Kita tahu bahwa ln 5 = 𝑒log 5 , dimana e = 2,72….
Jadi W +, melakukan usaha ke gas sebesar 34.552,98 J
-

Jadi W -, dikenai usaha ke gas sebesar - 34.552,98 J


Jadi W -, dikenai usaha ke gas sebesar – 3,326 J
2). Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap.
Menurut Hukum Gay-Lussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan dengan
persamaan

atau

Oleh karena perubahan volume dalam proses


isokhorik ΔV = 0 maka
usahanya W = 0.

Sehingga pada Isokhorik berlaku persamaan

𝑄𝑉 = 𝑛𝐶𝑉 ∆𝑇

∆𝑈 = 𝑄𝑉
3). Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Menurut Hukum Charles, persamaan keadaan gas pada proses isobarik dinyatakan
dengan persamaan
atau

Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya


tetap, usaha yang dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan
persamaan Usaha (W) yaitu luas grafik P-V :

▪ Jika V2 > V1 = memuai (W +), dikatakan ekspansi isobarik


▪ Jika V2 < V1 = menyusut (W−), dikatakan kompresi isobarik

Besarnya energi dalam adalah :


3 Dimana : ∆𝑈 ∶ Perubahan energi dalam (Joule)
∆𝑈 = 𝑘. 𝑇
2 J
𝑘 ∶ Konstanta Boltsman (1,38 × 10−23
K
T ∶ Suhu (K)
Kita ketahui bahwa persamaan hk. Ke 1 termodinamika 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊
∆𝑈 = 𝑄𝑉 = 𝑛. 𝐶𝑉 .∆𝑇
𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝑈 = 𝑄 − 𝑊 → 𝑄𝑃 = ∆𝑈 + 𝑊
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑊 = 𝑄 − ∆𝑈 → 𝑊 = 𝑄𝑃 −𝑄𝑉
4). Proses Adiabatik (Kalor tetap)
Adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada kalor (𝑄) yang
masuk atau keluar dari sistem (gas). Ini dapat dilakukan dengan mengisolasi sistem
menggunakan bahan yang tidak mudah menghantarkan kalor atau disebut juga bahan
adiabatik. Adapun, bahan yang bersifat mudah menghantarkan kalor/bahan diatermik.
proses isotermis sudah kita ketahui, ∆U = 0 dan pada proses isokhorik, W = 0 dan proses
adiabatik, kalor (𝑄) = 0

Pada grafik, proses


isotermal lebih konstan
daripada proses adiabatik.
Karena proses adiabatik
selain dipengaruhi oleh
volume, juga dipengaruhi
oleh “pemuaian adiabatik”
Proses adiabatik ini mengikuti persamaan Poisson sebagai berikut :
𝑃. 𝑉 𝛾 = 𝐶 → 𝑃1 𝑉1𝛾 = 𝑃2 𝑉2𝛾

𝑇. 𝑉 𝛾−1 = 𝐶 → 𝑇1 𝑉1𝛾−1 = 𝑇2 𝑉2𝛾−1


Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai 𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 , maka persamaan awal
mengacu kerja pada isotermal

Dengan dan

𝐶𝑃 adalah kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dan 𝐶𝑉 adalah kalor gas pada
volume tetap
𝑉 𝑉 𝐶
𝑊 = ‫ 𝑉׬‬2 𝑝. 𝑑𝑉 = ‫ 𝑉׬‬2. 𝛾 𝑑𝑉
1 𝑉 1

𝐶 𝑉2 𝐶 1−𝛾 1−𝛾
𝑊= 𝑉1−𝛾 𝑉1 = 𝑉2 − 𝑉1
1−𝛾 1−𝛾
Dengan mengganti : 𝐶 = 𝑃1 𝑉1𝛾 = 𝑃2 𝑉2𝛾

Didapat :
𝐶 𝛾 1−𝛾 𝛾 1−𝛾 𝐶
𝑊= 𝑃2 𝑉2 𝑉2 − 𝑃1 𝑉1 𝑉1 atau 𝑊= 𝑃 𝑉 − 𝑃1 𝑉1
1−𝛾 1−𝛾 2 2

Dari hubungan p – V , didapatkan bahwa :


1. Kurva proses adiabatik lebih curam
daripada kurva proses isotermal.
2. Suhu, Tekanan, maupun Volume pada
proses adiabatik tidak tetap.
Oleh karena sistem tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem proses
adiabatik Q sama dengan nol. Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh sistem
hanya mengubah energi dalam sistem tersebut. Besarnya usaha pada proses adiabatik
tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut :
3
𝑊= 𝑛𝑅 𝑇2 − 𝑇1
2
3
Atau sama dengan 𝑊= 𝑃 𝑉 − 𝑃1 𝑉1
2 2 2
Karena 𝑄 = 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 besarnya energi dalam :∆𝑈 = 𝑊, sehingga
3
∆𝑈 = 𝑊 = 𝑛𝑅 𝑇2 − 𝑇1
2
Proses Adiabatik adalah proses perubahan sistem tanpa ada kalor yang masuk atau keluar
sistem (Q = 0) tetapi suhunya tidak tetap. Sistem ini dapat dilakukan dengan cara menutup
sistem serapat-rapatnya, sehingga tidak ada pertukaran kalor dengan lingkungan.

Proses Adiabatik mengikuti


persamaan “Poison” sebagai
berikut :

𝑃.𝑉 𝛾 = C

𝑈1 − 𝑈2 = 𝑊 (menyatakan kerja
positif/expansi)

𝑈2 − 𝑈1 = − 𝑊 (menyatakan kerja
negatif/kompresi)
Hukum I Termodinamika menghasilkan persamaan :

∆𝑈 = 𝑈2 - 𝑈1 = Q - W

∆𝑈 = 0 – W, → ∆𝑈 = −𝑊

∆𝑈 = −𝑊 → 𝑊 = −∆𝑈

∆𝑈 = −𝑊 → 𝑊 = 𝑈1 − 𝑈2
Maka persamaan usaha yang dilakukan oleh sistem pada proses adiabatik sbb :

3 3 3
𝑊 = −∆𝑈 → − 𝑛𝑅 𝑇2 − 𝑇1 → 𝑛𝑅 𝑇1 − 𝑇2 = − 𝑛𝑅∆𝑇
2 2 2
Contoh soal 9.8
1 mol gas dalam sebuah silinder memuai dengan cepat secara adiabatik. Mula‐mula
suhu gas = 1000 K. Setelah memuai, suhu gas berkurang menjadi 500 K.
Tentukan kerja yang dilakukan oleh gas…

Pembahasan
Pemuaian gas terjadi secara adiabatik. Pada proses adiabatik, tidak ada kalor yang masuk
atau keluar sistem. Dengan demikian, kerja yang dilakukan gas = perubahan energi dalam
gas. Secara matematis ditulis seperti ini :

ΔU = Q − W atau W = Q − Δ U → Q = 0
W = 0 − ΔU
W = − ΔU

Kita bisa menghitung perubahan energi dalam gas menggunakan persamaan energi dalam
gas ideal :
ΔU = U akhir – U awal
ΔU = 3/2 nR (T akhir – T awal)
ΔU = 3/2 (1 mol)(8,315 J/mol.K)(500 K – 1000 K)
ΔU = 3/2 (1 mol)(8,315 J/mol.K)(‐500 K)
ΔU = ‐ 6236,25 J
Dengan demikian, besarnya kerja yang dilakukan oleh gas adalah :
W = − ΔU
W = − ( − 6236 , 25 J )
W = 6236 , 25 J

Contoh soal 9.9


2 mol gas ideal memiliki suhu 37 0C ternyata tanpa ada perubahan kalor pada sistem
gas suhunya naik menjadi 62 0C. R = 8,314 J/mol K.
Berapakah perubahan energi dalamnya

Pembahasan :
n = 2 mol
T1 = 37 0C = 310 K
T2 = 62 0C = 335 K
R = 8,314 J/mol K
Perubahan energi dalamnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus atau persamaan
sbb :
3
∆𝑈 = 2 𝑚𝑜𝑙 x 8,314 J/mol K 335 K − 310 K
2

∆𝑈 = 207,85 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram 𝑃 − 𝑉, maka didapatkan
grafik berikut.
Patut diingat bahwa satuan-satuan yang digunakan dalam perhitungan adalah Satuan
Internasional. Sebagai contoh, satuan untuk suhu yang digunakan adalah Kelvin, satuan untuk
volume adalah m3, dan satuan untuk jumlah zat adalah mol.

A Cycle Process
𝑃 Isobaric
a b
Isothermal

c
Work

Adiabatic Isovolumetric

d
𝑉
Contoh :
Ketika usaha 2,00 x 103 J diberikan secara adiabatik untuk memampatkan setengah mol suatu
gas ideal monoatomik, suhu mutlaknya menjadi 2 kali semula. Tentukan suhu gas awal gas,
dengan R = 8,31 J/mol K
Penyelesaian :
- Usaha W = - 2,00 x 103 J
- Banyaknya zat n = 0,5 mol
- T2 = 2 x T1 → T2 – T1 = 2T1 – T1 =T1
Suhu awal gas T1 dapat dihitung :

3
𝑊=− 𝑛𝑅 𝑇1 − 𝑇2
2
3 2 𝑊
𝑊 = − 𝑛𝑅𝑇1 ⇨ 𝑇1 = −
2 3 𝑛𝑅

2 (− 2,00 x 103 J)
𝑇1 = − 𝑇1 = 321 𝐾
3 (0,5 mol)(8,31 J/mol K)
Tetapan Laplace :
Didefinisikan sebagai nilai perbandingan antara kapasitas kalor pada tekanan tetap (𝐶𝑝 ) dengan
kapasitas kalor pada volume tetap (𝐶𝑣 )
𝐶𝑝 𝐶𝑝.𝑚
𝛾= 𝐶𝑣
= 𝐶𝑣.𝑚
Karena 𝐶𝑝 > 𝐶𝑣 ----> 𝛾 > 1
Soal :
Sebuah pompa sepeda mempunyai panjang langkah (S = stroke) 8”, digunakan untuk
memompakan udara ke dalam sebuah ban mobil sampai tekanannya mencapai 65 lb/inch2 (psi).
Berapakah panjang stroke (S) yang harus diberikan pada pemompaan tadi bila proses penekanan
piston dilakukan dengan cara :
a. Perlahan-lahan (kompresi Isothermal)
b. Cepat-cepat (kompresi Adiabatic)

Penyelesaian :
1. Tekanan atm (P1) = 14,7 psi (lb/inch2)
2. Tekanan yang tercapai (P2) = 65 psi (lb/inch2)
S1=L=8 in 3. Langkah/stroke (S1) = 8”
4. Ketetapan laplace udara (𝛾) = 1,4
Jawab :
a. Perlahan-lahan (kompresi Isothermal)

S2=L’ 𝑃1.𝑉1 = 𝑃2.𝑉2


𝜋 𝜋 ( 𝑃1 𝑠1 )
𝑃1.( 𝑑2. 𝑠1 ) = 𝑃2. ( 𝑑2. 𝑠2 ) ⇨ 𝑆2 = ⇨
4 4 𝑃2
( 𝑃1 𝑠1 ) 14,7 𝑃𝑠𝑖 .8"
𝑆2 = = 65 𝑃𝑠𝑖 = 1,81”
𝑃2
Maka panjang stroke yang harus diberikan (S) = S1 – S2 = 8” – 1,81” = 6,19”

b. Cepat-cepat (kompresi Adiabatic)


𝛾 𝛾
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2
𝜋 1,4 𝜋 1,4
𝑃1 ( 𝑑 2. 𝑠1 ) = 𝑃2 ( 𝑑 2. 𝑠2 ) ⇨
4 4

𝑃1
𝑆21,4 = x 𝑆11,4
𝑃2

14,7 𝑝𝑠𝑖 ,
𝑆21,4 = x 81 4 = 4,16"
65 𝑝𝑠𝑖

𝑆21,4 =
1
=
14,7 𝑝𝑠𝑖 ,
x 81 4 = 4,16" 𝑆2 = 4,16 1/1,4
𝑆2 = 2,77"
𝑆21,4 65 𝑝𝑠𝑖

Maka panjang stroke yang harus diberikan (S) = S1 – S2 = 8” – 2,77” = 5,23”


f. Entalpy
Entalpi suatu sistem adalah penjumlahan dari energi dalam (internal energy) dengan hasil
kali tekanan dan volume sistem. Dari hukum termodinamika pertama :
dQ = dU + dW
= dU + p.dV
Karena :
d (p,V) = p.dV + V.dp atau p.dV = d (p,V) – V.dp,

Maka persamaannya menjadi :


dQ = dU + d (p.V) – V.dp
= d (U + p.V) – V.dp, dimana entalpi (H) = U + p.V

Sehingga hukum pertama termodinamika menjadi :

dQ = dH - V.dp

Dengan keadaan istimewa, pada proses dengan tekanan konstan, atau dp = 0, maka
persamaannya menjadi :

𝑑𝑄𝑝 = dH = (𝐶𝑝 .DT)p Atau Q = H2 – H1


Secara matematis, perubahan entalpi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dalam gas ideal dimana : ΔH = ΔU + PΔV,
di mana:
𝐻2 − 𝐻1 = 𝑚. 𝑐𝑝 (𝑇2 - 𝑇1 ) → ℎ2 − ℎ1 = 𝑚. 𝑐𝑝 (𝑇2− 𝑇1 ) H = entalpi sistem ( joule )
U = energi internal ( joule )
P = tekanan dari sistem ( Pa )
Dimana : V = volume sistem ( m3 )
H = entalpi, (Btu, Joule, Kcal)
h = entalpi (Kcal/kg, Btu/lb)
g. Aplikasi Hukum ke 1 (Pertama) Termodinamika dalam Kehidupan
Sehari-Hari
1). Thermos
Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I termodinamika dengan
sistem terisolasi. Dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air,
terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa udara di antara tabung bagian
dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor maupun benda
dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya.
2). Mesin Kendaraan Bermotor
Pada mesin kendaraan bermotor terdapat aplikasi termodinamika dengan sistem
terbuka. Dimana ruang didalam silinder mesin merupakan sistem, kemudian campuran
bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui
knalpot.
3). Referigerator (Lemari Es)
Adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk
menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di
perlukan panas. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap pada suhu -200C. panas
yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin, karena itu suhu dalam
ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator yang ditempatkan dalam
ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi dingin
seluruhnya.
4). Pendingin Ruangan (AC)
Air Conditioner (AC) merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan
ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah
suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Filter (penyaring) tambahan digunakan
untuk menghilangkan polutan dari udara. AC yang digunakan dalam sebuah gedung
biasanya menggunakan AC sentral.
A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner)
Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki
fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin pendingin tersebut. Secara khusus
pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu mesin yang di gunakan untuk mendinginkan
udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada di pipa yang di tekan dan di hisap
oleh kompresor.
Adapun sebab mengapa gas refrigerant di pilih sebagai bahan yang di sirkulasikan, yaitu
karena bahan ini mudah menguap dan bentuknya bisa berubah-ubah, yang berbentuk cairan
dan gas. Panas yang berada pada pipa kondensor berasal dari gas refrigerant yang di tekan
oleh kompressor sehingga bahan tersebut menjadi panas dan pada bagian Automatic Expantion
Valve pipa tempat sirkulasi gas refrigerant di perkecil,sehingga tekanannya semakin meningkat
dan pada pipa evaporator menjadi dingin.
Berikut akan menjelaskan cara kerja AC khususnya pada AC split yang paling sering
digunakan di Mall, Sekolah, Perkantoran, Perusahaan, dll.
B. Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Beserta Fungsinya.
a) Compressor (komfersi).
Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant.
b) Recervoir.
Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di alirkan ke compressor.
c) Condensor (penguapan).
Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur panas
d) Evaporator (pengembunan).
Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin
e) Filter Dryer.
Berfungsi sebagai penyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli
f) Motor Fan Dan Blower.
Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower agar terjadi nya sirkulasi udara.

C. Prinsip Kerja AC (Air Conditioner)

Gambar. Prinsip kerja Air Conditioner (AC)


D. Jenis-jenis AC (Air Conditioner)
1) AC (Air Conditioner) Split
2) AC (Air Conditioner) Window
3) AC (Air Conditioner) Floor Standing
4) AC (Air Conditioner) Central

1) AC Split
Di lihat dari segi bentuknya AC Split ini memiliki dua bagian yaitu indoor dan uotdoor,
compressor pada AC Split in terletak pada bagian outdoornya dan memiliki kipas sebagai alat
untuk mengurangi panas yang ada pada pipa kondensornya.
Sedangkan pada bagian indoornya terdapat pipa evaporator dan motor listrik yang
berfungsi memutar blower dan kemudian di keluarkan pada ruangan yang telah di tentukan
sehingga ruangan tersebut menjadi dingin.
Prinsip kerja pada AC Split adalah dimulai dari kompresor. Kompresor memompa gas yang
bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi melalui pipa tekan (Discharge) ke kondensor. Di dalam
kondensor suhu gas yang tinggi dibuang oleh Fan yang terletak pada Outdoor unit, sehingga
suhu gas refrigerant menjadi dingin. Setelah melalui Condensor gas refrigerant masuk ke
Filter Dryer untuk disaring, agar gas yang mengalir tidak terdapat kotoran. Setelah disaring
gas (Freon) masuk ke pipa kapiler yang lubangnya begitu kecil, di dalam pipa ini freon saling
bertubrukan dan berdesak-desakan disini freon telah berubah wujud menjadi cair yang
sebelumnya berupa gas.
Setelah melewati pipa kapiler freon akan menguap dan mengambil panas didalam Evaporator
yang hampa udara. Sehingga pipa-pipa di evaporator menjadi dingin dan dihembuskan oleh
fan motor yang ada dalam Indoor unit.
Setelah melakukan proses pendinginan freon di dalam evaporator, freon kembali disedot
masuk kembali melalui pipa hisap (suction) ke dalam Kompresor. Begitulah cara kerja AC,
singkatnya freon dipompa oleh kompresor keluar melalui pipa tekan lalu masuk ke condensor
lalu ke filter dryer kemudian masuk melalui pipa kapiler menuju evaporator dan kembali ke
kompresor melalui pipa hisap (Suction). Proses ini terus berulang ketika AC digunakan.

2) AC Window
1. Pengertian
Pada AC Window ini memiliki bentuk yang berbeda dengan bentuk lainnya, yaitu antara
indoor dan outdoornya memiliki tempat yang sama (menyatu), sehingga tidak memerlukan
tambahan pipa antara indoor dan outdoor AC tersebut.
Didalam pemasangan AC Window ini, kita harus melubangi tembok ruangan yang akan
di pasang tersebut. Letak indoornya berada di dalam ruangan dan letak outdoornya berada di
luar ruangan, tembok pembatas ini sangat di perlukan agar udara panas yang berada di luar
ruangan tidak masuk ke dalam ruangan yang bersuhu rendah, yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada compressor AC Window tersebut.
2. Bagian-bagian AC Window
a) Compressor (kompersi)
Yaitu berfungsi untuk memompa gas freon atau gas Refrigerant ke seluruh sistem AC
panas yang diserap dari evaporator dan dikeluarkan melalui kondensor.
b) Condensor (penguapan)
Yaitu berfungsi untuk membuang temperatur panas pada outdoor.
c) Recervoir
Berfungsi untuk menyimpan gas dari condensor sebelum dialirkan ke compressor.
d) Evaporator
Berfungsi untuk menyerap udara panas menjadi dingin.
e) Filter Dryer
Berfungsi untuk menyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli.
f) Motor Fan dan Blower
Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower.
Blower berfungsi untuk mensirkulasikan udara yang berada di sekitar evaporator.
g) HPS (High Pressure Switch)
Yaitu berfungsi untuk megukur tekanan tinggi atau kuatnya gas.
h) LPS (Low Pressure Switch)
Yaitu berfungsi untuk mengukur tekanan lemah atau rendahnya gas
3) AC Floor Standing
AC Floor standing ini memiliki bentuk yang besar baik pada indoornya maupun pada
outdoornya, peletakan AC Floor standing ini yaitu pada bagian indoornya di letakkan pada
dasar lantai ruangan yang di lengkapi dengan dudukannya, daerah pada bagian depan
indoornya harus lapang hal ini di sebabkan agar sirkulasi udara pada AC Floor standing
tersebut tidak terganggu. AC Floor standing ini mampu mencapai temperatur terendah hingga
kurang lebih 10 derajat celcius sedangkan pemasangan pada bagian indoornya disebelah atas
dibuat suatu corong/dakting udara, yang dapat di tempatkan hingga ketinggian 3,5 meter.
AC Floor standing ini sangat banyak di gunakan pada setiap industri, karena memiliki
kapasitas ruangan yang cukup besar dibandingkan dengan AC lainnya dan AC ini biasanya di
letakkan dalam suatu ruangan produksi.

4) AC Central
Ukuran pada AC ini hampir sama dengan AC Floor standing yang memiliki bentuk dan
ukuran cukup besar. Perbedaannya ialah ukurannya dan tempatnya peletakkan pada bagian
indoornya. AC Central ini di pasang (di letakkan) pada bagian atas dekat ceilings (plafon), dan
AC ini lebih banyak di pasang dalam keadan tergantung. AC Central ini memiliki dua buah
blower yang di gunakan untuk menghisap suhu dingin pada bagian evaporatornya dan
mengeluarkannya keruangan yang telah di tentukan. AC ini biasanya diberi corong
udara/dakting pada depan blowernya, sebagai tempat penyalur udara dari blower menuju
ruangan. AC ini memiliki filter, yang dipasang pada bagian belakang blower.
E. Masalah-Masalah Yang Di Hadapi
1. AC (Air Conditioner) yang membeku ( jadi es ).
AC (Air Conditioner) membeku (jadi es) bisa juga disebabkan karena ACnya kotor,
kekurangan gas freon/refrigerant, dan kerusakan pada motor fannya.
Cara Mengatasinya:
a) Kalau AC membeku (jadi es) di sebabkan karena kotor.
Cara mengatasinya kita cukup dengan membersihkan bagian-bagian dalam AC yang
kotor/mencuci AC tersebut.
b) Kalau filter dryernya mampet compressor bekerja tidak stabil, dapat menyebabkan
compressor overload.
Cara mengetahui filter dryernya mampet dapat dilihat dari pipa katup buangnya dingin,
sedangkan normalnya pipa katup buang itu panas, panasnya dapat dilihat dari berapa
kapasitas compressor tersebut. Kalau filternya sudah mampet tidak bisa diperbaiki lagi
dan kita harus mengganti filter yang baru.
c) Kalau Compressor kekurangan gas freon/gas refrigerant maka AC juga bisa menjadi
beku (jadi es), karena gas yang dipompa oleh compressor sedikit.
2. AC Split yang tidak dingin
AC Split yang tidak dingin, umumnya disebabkan oleh Freon yang habis atau outdoor
yang sudah kotor sehingga dalam proses pendinginan tidak maksimal.
Cara Mengatasinya :
a) Kalau Freon Habis isi kembali dengan memakai Refrigerant 22 menggunakan alat
Regulator ke kompresor.
b) Dan jika kotor bersihkan outdoor unit dengan hati-hati, sebaiknya matikan terlebih dahulu
sumber arus pada Outdoor tersebut.
F. Perawatan Pada AC (Air Conditioner)
Hal yang harus di lakukan agar AC (Air Conditioner) dapat bekerja dengan baik, antar lain:
a) Lindungi AC dari debu dan air hujan.
b) Lindungi ruangan AC dari asap, bau yang tidak sedap dan tidak terlalu panas.
c) Untuk mengurangi pemborosan bahan AC ruangan, cegah udara luar terlalu banyak masuk
secara langsung kedalam ruangan yang dipasang AC.
d) Bersihkan kisi-kisi ventilasi Evaporator dari kotoran debu minimal 3 kali dalam satu tahun.
e) Lakukan perawatan pada AC sesering mungkin agar AC tersebut berfungsi dengan baik
dan dapat digunakan lebih lama oleh pemakainya.
f) Perbaikilah langsung bagian AC yang mengalami kerusakan, baik itu kerusakan yang besar
ataupun kerusakan kecil.
g) Jangan biarkan kondisi AC menyala terus-menerus, jika tidak di gunakan matikan AC
5). Rice Cooker
Pada rice cooker, energi panas dihasilkan dari energi listrik. Suatu cairan akan menguap
bila tekanan uap gas yang berasal dari cairan adalah sama dengan tekanan dari cairan ke
sekitarnya (Puap = Pcair). Jadi, titik didih suatu cairan sebenarnya bisa dimanipulasi dengan
meningkatkan tekanan di luar cairan (tekanan eksternal). Sementara, pada penanak nasi
yang memanipulasi tekanan (pressure cooker, atau electric pressure cooker) jika tutup
lubang uapnya dibuka, makapressure cooker akan bekerja seperti penanak nasi biasa,
karena tekanan eksternalnya sama dengan tekanan udara luar.

Anda mungkin juga menyukai