Anda di halaman 1dari 4

Refleksi Belajar

Nama : Inayatuzahra (205110501111024)


Kelas : Psikologi Pendidikan kelas A

Perkembangan Psikososial Erik Erikson

Tujuan pembelajaran baik dalam teori perkembangan psikososial Erik Erikson ini adalah

1. Agar Mengetahui Penjelasan Erik Erikson Mengenai psikososial Anak


2. Untuk Mengetahui Implikasi Teori Erik Erikson

Manfaatnya adalah memungkinkan pelajar aktif menggali dan menemukan konsep serta
memahaminya. Bahkan untuk mahasiswa program studi pendidikan bahasa inggris ini sangat
membantu karena memberi kemudahan dalam kegiatan belajar dan mengajar nantinya. Yaitu
seorang pengajar juga harus mengatahui bagaimana psikologis dari para anak didiknya. Untuk
masa yang akan datang nanti, pembelajaran ini juga berguna untuk memahami buah hati.

Nah, dalam teorinya ini, Erik Erikson membagi tahapan jadi 8.

1. Trust vs mistrust, hope gimana cara membangun trust, gimana cara kita
mempengaruhi seseorang itu bisa mempengaruhi psiko sosial.
2. Autonomy vs doubt, will. Pake teori jean piaget, kita harus bisa mempengaruhi
lingkungan buat dia. Caranya kita dukung. "Ayo diajari, bukan dimarahi"
karena mereka masih belajar. Dukung saja, mau dia makan sendiri atau
bagaimana. Karena, kalo gagal dia jadi ragu .
3. Purpose, menumbuhkan rasa ingin tahu atau mencoba. Sekarang tujuannya,
dia punya tujuan gak.
4. Kompeten. Dia mulai tahap sekolah, bagaimana dia di sekolah
5. Fidelity, tahap yang lagi dirasain sama kita. Seandainya sekarang gak corona
bakal kerasa, di tahap ini kita mencari jati diri. Mulai geng geng an, hits, kutu
buku, olahraga. Retaknya karena ada anggota yang cinta monyet. "Aduh
mereka pacaran jadi lupa sama kita, gak pernah nongkrong". Selain itu mulai
jauh sama orang tua. Yang gagal bakal role confusion.
6. Love, boleh jatuh cinta tapi gaboleh ditumpahkan 100% nanti kalo putus, bisa
move on ga masalah. Tapi banyak yang gamon, jadi trauma, over thinking.
i. Stage 5 dan 6 kita ada di masa ini, kebanyakan kalo sudah dikasih semua
terus putus udah susah lagi jatuh cinta. Alasan klasiknya takut jatuh cinta
lagi alias trauma, sarannya maam degeng boleh jatuh cinta tapi gak kasih
semua kecuali bisa move on. Ini sulit, kalo gagal tahap 6 karena
endingnya love, akhirnya ini kan pernikahan. Kalo gagal, trauma, kita
akan isolasi diri, sampe fokus ke pekerjaan gaada waktu buat percintaan.
Misal usia 40 tapi single, penyebabnya trauma, tersakiti. Yang tersakiti ini
gamau jatuh cinta malah membangun karir. Dia akan fokus mencurahkan
semua di pekerjaan. Bahagia tapi gapunya pasangan. Hati hati di tahap
ini, ini cuman ngasih tau, biar gak terjadi.
7. Care, tahap ini kita mulai fokus ke keluarga, gimana anaknya sukses. Yang
gagal mereka akan stagnasi, karir gitu gitu aja, stagnan. Gaada yang
diperjuangkan.
8. Wisdom. Kalo masih punya kakek nenek, bisa melihat/merasakan ini. Nanti
bakalan ada sesi cucu dikumpulin semua, nanti kakek cerita ini itu. Ada
alasannya kalo dari teori ini, ketika dia sukses dia akan memiliki wisdom alias
cerita ke cucunya. "Dulu kakek gini, jadi sekarang gini makanya kamu harus
gini" akhirnya cucu yang dengerin tahap 5 6 bosen. Kalo gagal dia putus asa.

Apakah kita ngalamin semua? Kalo normal ya iya mengalami. Apakah kita bisa lompat
stage? Gak bisa. Yang bisa adalah mungkin tahapan yang dipercepat. Misal, temen kita
perilakunya tidak sesuai usia. Kenapa kita nemu orang usia segini tapi kok kekanak kanakan. Itu
bisa terjadi karena faktor lingkungan. Kemungkinan kita mengalami sesuai ini, mungkin terjadi
perubahan karena perbedaan budaya. Dia pake "sigman freud?" Perbedaan usia wajar, tapi
tahapannya gak berubah. Bisa gak kita berhasil tiap tahapan? Mungkin. Misal 1 2 3 gagal 4 dan
5berhasil 6 7 8 gagal.itu Mungkin. Tergantung lingkungan. Jadi sekarang sangat penting,
lingkungan buat kita.
Lingkungan kita jahat misal, bibit bebet bobot kita anak baik misal adopsi. Terus
gimana? Mungkin kita gak jadi pencuri, tapi sekuat apa kita bertahan. Se toxic apa lingkungan
kita harus dihindari. Kalo tetep ada di lingkungan yang seperti itu, tinggal tunggu waktu bakalan
kecemar.

Tugas kita sebagai pendidik gimana? Disekolah kan bentar. Teori ini jadi pijakan, kita
dikelas cek aja, mungkin ada siswa kita yang unik, gimana caranya kita ngenalin siswa? Pemalu,
gak mau nanya. Coba cek kesehariannya, ada apa? Mungkin dia pernah gagal di tahap 2/3 will
sama purpose. Misal di keluarga dia dibilang masih kecil, gausah banyak tanya. Dia jadi narik
diri, akhirnya dia bakalan diam aja. Itu ngaruh sama masa lalu. Kalo gak di keluarga, tapi di
kelas. Gurunya pedes kalo ngomong "gitu aja gak ngerti" kita yang introvert digituin di depan
teman kita, kita jadi gak sanggup nanya, mikir jutaan kali. Sekarang bisa diperbaiki? Bisa.
Caranya, tempatkan di lingkungan sosial yang mendukung. Kasih tempat yang nyaman, dia tipe
introvert gak kita ngasih pertanyaan yang bisa jawab/nyuruh mereka nanya.

Rekomendasinya adalah, Kklo diliat dari psiko sosial, kita harus pinter milih. Ada yang
tipe peka/ ngerasa tersindir. Ada yang diomongin tapi gak ngerasa. Nah anak ini tipe yang
mana, biar kita bisa tau gimana dia. Cek kesehariannya. Bisa dipake sehari hari gak di kelas aja.
Cari orang kelemahannya, itu bisa. Kalo tertarik mulai cek, mengamati pake teori jean piaget
sama erick erickson. Misal kita hubungannya agak renggang sama keluarga, tapi kita sekarang
malah sama kelompok/geng. Padahal intinya cuma gibah, ya emang gitu soalnya usianya gitu.
Gak salah, kita cari identitas kita. Ada yang lebih deket sama keluarga ada, yang renggang ada.
Yang pasti kita punya cowo idaman/cewek idaman. Misal mapan, ganteng, sempurna. Karena
kita masih tahap liat fisik. Alasan klasik kalo putus, kamu terlalu baik buat aku

Novel komik video kpop, bisa gak? Termasuk sosial ngga? Bisa. Selama dia bisa
mempengaruhi kita. Apalagi memang banyak untuk anak-anak seusia saya yang sangatt
mengagumi idol kpop maupun karakter anime dan rela mengeluarkan uang yang cukup banyak
(banyak banget sih sebenanrnya). Kalau idol kalah dalam ajang penghargaan mereka akan
marah-marah, kalau idol sedih juga ikutan sedih, dsb. Sebenarnya untuk mengidolakan sesuatu
itu tidak masalah sama sekali, tetapi kita juga harus tahu batasannya.

Jasi Kesimpulan pada Tahapan Erikson (materi ini) adalah:

Tahap 1: Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-18 bulan)

Tahap Harapan 2: Otonomi vs. Keraguan (2-4 tahun)

Will stage 3: Inisiatif vs. Rasa Bersalah (5-8 tahun)

Tahap Tujuan 4 : Industri vs. Inferioritas (9-12 tahun)


Tahap Kompetensi 5: Identitas vs. Kebingungan Peran (13-19 tahun)

Tahap Kesetiaan 6: Keintiman vs. Isolasi (20-39 tahun)

Tahap Cinta 7: Generasi vs. Stagnasi (40-59)

Tahap Perawatan 8: Integritas Ego vs. Keputusasaan (60 ke atas), wisdom active wind.

Anda mungkin juga menyukai