Anda di halaman 1dari 17

Nama : Era Swestika

No UKG : 201503173919
Mahasiswa PPG DALJAB 2021
Modul 1 Profesional

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Asesmen Kebutuhan Peserta
Didik dan Sekolah
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Tahap, Tugas, dan Trajektori
2. Teknik Asesmen Kebutuhan
Peserta Didik
3. Analisis Hasil Asesmen
Berbasis Teknologi Informasi
4. Perumusan Tujuan Layanan
Bimbingan dan Konseling
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah I.Tahap, Tugas, dan Trajektori
dan definisi) di modul ini Perkembangan
1. Perkembangan peserta didik dapat dilihat
dari perkembangan fisik, sosioemosi dan
moralitas, serta karakteristik
perkembangan kesadaran beragama.
2. Empat status identitas menurut James
Marcia (Slavin, 2019; Yusuf, 2012) yaitu:
a) Identitity Foreclosure, yang berarti
menerima pilihan orang tua tanpa
mempertimbangkan pilihan-pilihan
dirinya
b) Identity Diffusion, remaja yang
mengalami kebingungan siapa dirinya
dan mau apa dalam hidupnya
c) Identity Moratorium, remaja dalam
keadaan moratorium mulai
bereksperimen dengan dirinya dan
pilihan pekerjaan, tetapi masih belum
membuat komitmen yang definitif
terhadap keduanya
d) Identity Achivement, menandakan
remaja telah mampu mengambil
keputusannya sendiri dengan sadar dan
jelas tentang pekerjaan masa depannya
3. Tahap dan Karakteristik Perkembangan
Belajar Peserta Didik Masa Remaja, pada
tahap ini ditandai dengan tiga hal penting.
a) Remaja mulai mampu melihat
kenyataan dan berfikir kemungkinan-
kemungkinan
b) Remaja mampu berfikir ilmiah dari
mulai merumuskan masalah,
membatasi masalah, menyusun
hipotesis, mengumpulkan dan mengolah
data sampai dengan menarik
kesimpulan-kesimpulan.
c) Remaja telah mampu membuat
kesimpulan ide-ide yang abstrak secara
logis
4. Tahap dan Karakteristik Perkembangan
Karir peserta didik masa remaja
5. Tugas-tugas perkembangan peserta didik,
Standar Kompetensi kemandirian peserta
didik dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik
6. Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Dididk SMP dan SMA adalah
kemampuan bersikap, berfikir, dan
bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan yang dimiliki oleh
peserta didik
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan:
a) Mikrosistem yaitu kondisi yang
melatarbelakangi peserta hidup dan
berinteraksi dengan orang lain dan
institusi yang paling dekat dengan
kehidupannya
b) Mesosistem yaitu keterkaitan
antarvariasi tingkat sistem yang
melibatkan peserta didik di
dalamnya.
c) Ekosistem yaitu pengaruh institusi
lingkungan yang lebih besar
d) Makrosistem pengaruh lingkungan
yang lebih luas daripada
mikro,makro dan exo system yang
berkaitan erat dengan pengaruh
kebudayaan, agama, pendidikan,
politik, dan pengaruh keadaan sosial
ekonomi terhadap perkembangan
individu.
e) Kronosistem, yaitu dimensi waktu
yang menuntun perjalanan setiap
level sistem dari mikro ke makro.
II. Teknik Asesmen Kebutuhan Peserta
Didik
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
a. Pengukuran (Measurement)
didefinisikan sebagai proses
pemberian /penempatan/
assigment angka untuk suatu objek
atau peristiwa tertentu.
b. Evaluasi merupakan suatu
penyelidikan/ investigasi
karakteristik dan manfaat suatu
program.
c. asesmen merupakan metode yang
sistematis yang dilakukan oleh guru
BK untuk memahami karakteristik,
lingkungan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan konseli melalui
berbagai teknik seperti tes dan non
tes (observasi, skala penilaian,
wawancara, catatan dan teknik non
tes lain sehingga guru BK
memperoleh informasi secara
mendalam konseli yang dilayani.
2. Tujuan
Tujuan melakukan asesmen sebagai
dasar bagi guru BK dalam membuat
progam BK di sekolah. Asesmen juga
membantu konseli memperjelas tujuan
hidup, memperoleh kejelasan sudut
pandang, dan memperoleh dukungan
yang ilmiah dan terpercaya bagi
diskripsi diri
3. Kedudukan Asesmen dalam BK
Kedudukan asesmen dijadikan sebagai
dasar dalam perancangan progam
bimbingan yang sesuai kebutuhan.
Kegiatan asesmen dalam layanan
bimbingan dan konseling (Depdiknas,
2007: 220) meliputi dua area yaitu:
a. Asesmen lingkungan
b. Asesmen kebutuhan dan masalah
peserta didik

B. Teknik Tes
1. Pengertian
Tes adalah suatu alat atau metode
pengumpulan data yang sudah
distandardisasikan untuk
mengukur/mengevaluasi salah satu aspek
ability/kemampuan atau kecakapan dengan
jalan mengukur sampel dari salah
satu aspek tersebut.
2. Kegunaan Tes Psikologi
• Klasifikasi melibatkan keputusan
bahwa orang tertentu termasuk
dalam kategori tertentu
• Pemahaman diri melibatkan
menggunakan informasi tes sebagai
sumber informasi
• Evaluasi program pendidikan
maupun progam sosial
• Diagnosis dan perencanaan
perlakuan
3. Jenis-jenis tes Psikologi
(a) Tes Intelegensi
(1) Tes SPM (The Standard
Progressive Matrices)
(2) Tes CFIT (The Culture Fair
Intelligence Test)
(3) Tes WISC dan WAIS

(b) Tes Bakat


Salah satu yang dirancang dan
digunakan dalam bimbingan dan
konseling adalah tes DAT.
a) Tes Berpikir Verbal
b) Tes Berpikir Numerik
c) Tes Kemampuan Skolastik
d) Tes Berpikir Abstrak
e) Tes Berpikir Mekanik
f) Tes Relasi Ruang
g) Tes Kecepatan dan Ketelitian
Klerikal
(c) Tes Minat
Tes minat yang banyak dipakai
dalam bimbingan dan konseling
pada mumnya adalah Tes minat
jabatan.
a) Tes Kuder Preference Record
Vocational
• Outdoor
• Mechanical
• Computational
• Science
• Persuasive
• Artistic
• Literary
• Musical
• Social service
• Clerical
b) Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe
Inventori minat jabatan Lee-Thorpe
dirancang untuk mengukur dan
menganalisis minat
jabatan individu
• Pribadi Sosial (personal-
social)
• Natural (natural)
• Mekanik (mechanical)
• Bisnis (business)
• Seni (the art)
• Sains (the science)
(d) Tes Kepribadian
Ada dua macam teknik dalam tes
kepribadian yaitu teknik proyektif
dan teknik self reppory inventory
(e) Pengkomunikasian Informasi Hasil
Tes dalam Konseling
C. Teknik Non Tes
1) Observasi
pengamatan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap
objek yang diteliti
• Observasi partisipan, yaitu
observer turut serta atau
berpartisipasi dalam kegiatan
yang sedang dilakukan oleh
observee
• Observasi non-partisipan, yaitu
observer tidak terlibat secara
langsung atau tidak
berpartisipasi dalam aktivitas
yang sedang dilakukan oleh
observee.
• Observasi kuasipartisipan, yaitu
observer terlibat pada sebagian
kegiatan yang sedang dilakukan
oleh observee, sementara pada
sebagian kegiatan yang lain
observer tidak melibatkan diri
dalam kegiatan observee.
Kelebihan:
• Memberikan tambahan informasi
yang mungkin tidak didapat dari
teknik lain
• Dapat menjaring tingkah laku
nyata bila observasi tidak
diketahui
• Observasi tidak tergantung pada
kemauan objek yang diobservasi
untuk melaporkan atau
menceritakan pengalamanya
Kelemahan:
• Keterbatasan manusia
menyimpan hasil pengamatan
• Cara pandang individu terhadap
obyek yang sama belum tentu
sama antar individu yang satu
dengan yang lain
• Ada kecenderungan pada
manusia dalam menilai sesuatu
hanya berdasarkan pada ciri-ciri
yang menonjol
Alat Bantu Observasi
• Anecdotal record atau daftar
riwayat kelakuan
• Catatan berkala
• Checklist atau daftar cek
• Skala penilaian
• Alat-alat mekanik/elektrik
2) Daftar Cek Masalah
Daftar cek masalah adalah daftar
yang berisi sejumlah kemungkinan
masalah yang pernah atau sedang
dihadapi oleh individu atau
sekelompok
individu.
Fungsi:
• Membantu individu
menyatakan masalah yang
pernah dan atau sedang
dihadapi
• Mensisitemtisasi masalah yang
dihadapi individu atau
kelompok
• Memudahkan analisis dan
pengambilan keputusan dalam
penyusunan program
bimbingan lantaran jelas mana
masalah yang menonjol dan
perlu mendapat preoritas
• Memberi kemudahan bagi guru
BK dalam menetapkan
individu-individu yang perlu
mendapat perhatian khusus
3) Wawancara
Interview adalah teknik
pengumpulan data dengan cara
tanya- jawab lisan yang dilakukan
secara sistematis guna mencapai
tujuan penelitian.
a) Fungsi:
• Metode primer
Jika sebagai satu-satu alat
pengumpul data, atau sebagai
metode utama dalam
pengumpulan data
• Metode pelengkap
Alat untuk mengumpulkan
data yang tidak bisa
dilakukan dengan metode lain
• Metode kriterium
Digunakan untuk menguji
kebenaran dan kemantapan
data yang telah diperoleh
dengan cara lain
b) Kelebihan:
• Sebagai salah satu metode
yang terbaik untuk menilai
keadaan pribadi
• Tidak dibatasi oleh tingkatan
umur dan tingkatan
pendidikan subyek yang
sedang diselidiki.
• Dalam riset-riset sosial,
metode ini hampir tidak bisa
ditinggalkan sebagai metode
pelengkap, bahkan dalam
beberapa kasus difungsikan
sebagai metode utama
(primer).
• Dengan unsur
fleksibelitas/keluwesan yang
dikandungnya, ia cocok sekali
untuk digunakan sebagai alat
verivikasi (kriterium) terhadap
data yang diperoleh dengan
cara observasi, kuesioner dan
lain-lain.
• Dapat diselengarakan sambil
mengadakan observasi.
c) Kekurangan:
• Tidak cukup efisien
• Tergantung pada kesediaan,
kemampuan, dan waktu
yang tepat
• Jalan dan isi wawancara
sangat mudah dipengaruhi
oleh keadaan-keadaan
sekitar yang memberikan
tekanan-tekanan yang
mengganggu
• Membutuhkan interviewer
yang benar-benar menguasai
bahasa interviewee.
• Jika pendekatan ”sahabat-
karib” dilaksanakan untuk
meneliti masyarakat yang
sangat hetrogen, maka
diperlukan interviewer yang
cukup banyak.
• Sulit untuk menciptakan
situasi yang terstandar
d) Dokumentasi
• Dokumentasi dalam
bimbingan dan konseling
adalah proses pengumpulan,
pemilihan, pengolahan dan
penyimpanan dokumen-
dokumen yang ada atau
catatan-catatan yang
tersimpan baik
• Fungsi dari dokumentasi
adalah untuk memberikan
informasi terkait isi dokumen
bagi pihak-pihak yang
memerlukan; sebagai
penjamin keutuhan dan
keotentikan informasi yang
dimuat dalam dokumen,
menjaga agar dokumen tidak
rusak, sebagai alat bukti dan
data mengenai keterangan
dokumen
• Semua data tentang murid
dimasukkan kedalam buku
data pribadi siswa /cumulatif
record. Buku Data Pribadi
Siswa/Cumulatif Record
dapat bermanfaat bagi
pengajaran maupun bagi
kepentingan layanan
bimbingan dan konseling
Manfaat:
• upaya mendapatkaan
informasi tentang
pengalaman masa lalu
siswa sebagai individu
• upaya menyediakan
informasi untuk kegiatan
kelompok
• penyusunan rencana
pelajaran dan pengalaman
bimbingan yang
diperlukan
• penilaian tentang
perkembangan siswa
• penyelenggaraan prosedur
administrasi
• pencatatan pengalaman
siswa saat ini
• pengelompokan siswa
kedalam kelas, kelompok,
kegiatan, dalam layanan
penempatan
e) Sosiometri
Bertujuan untuk meneliti
hubungan antara anggota
kelompok dengan anggota
lainnya dalam suatu kelompok
Manfaat:
• Memperbaiki struktur
hubungan sosial kelompok
• Memperbaiki penyesuaian
sosial individu
• Menemukan norma pergaulan
antara peserta didik yang
diinginkan dalam kelompok
Kelebihan:
• BK mempunyai peluang
untuk memahami bentuk
hubungan sosial yang
terjadi diantara peserta
didik yang dibimbing
Kekurangan:
• hanya dapat diterapkan
pada peserta didik yang
sudah saling mengenal
• akurasi data penggunaan
sosiometri yang sesuai
tujuan sangat ditentukan
oleh kemampuan guru BK
dalam menyusun angket
sosiometri.

f) Alat Ungkap Masalah (AUM)


AUM atau alat ungkap masalah
merupakan instrumen non tes
yang digunakan untuk
mengungkapkan aspek-aspek
permasalahan yang sedang
dihadapi individu atau konseli.
• AUM Umum
Mengungkapkan kondisi
permasalahan individu
atau konseli pada
kehidupan sehari-harinya
secara umum
• AUM PTSDL
Mengungkapkan kondisi-
kondisi permasalahan
khusus yangdialami
individu terutama tentang
masalah kegiatan belajar
Aspek komponen kegiatan
belajar yang diungkapkan
AUM PTSDL yaitu
prasyarat penguasaan
materi pelajaran (P),
keterampilan belajar (T),
sarana
belajar (S), kondisi diri
pribadi (D), dan kondisi
lingkungan dan
sosioemosional (L).
Manfaat:
• Guru BK lebih mengenal
peserta didiknya yang
membutuhkan bantuan
• segera
• Guru BK memiliki peta
masalah individu maupun
kelompok
• Hasil AUM dapat
digunakan sebagai
landasan penetapan
layanan BK
• yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan
peserta didik
• Peserta didik dapat
memahami apakah dirinya
memerlukan bantuan
• atau tidak
Kelebihan:
• Pelaksanaan AUM bisa
dilakukan secara
individual, kelompok
maupun klasikal,
• Instrumen AUM memiliki
validitas dan reliabiltas
tinggi,
• Memudahkan peserta
• didik mengenali masalah
yang sedang atau pernah
dialaminya
• Adanya software AUM
mempermudah dan
mempercepat guru BK
mengolah data.
Kelemahan:
Membutuhkan waktu yang
banyak untuk pengolahan hasil,
sebagai konsekuensi dari
bannyakknya jumlah bidang
masalah dan jumlah butir
pernyataan masalah yang
tersedia.
4) Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
Instrumen yang dapat digunakan
untuk untuk mengukur tingkat
perekembangan individu
Tingkat Pencapaian Perkembangan
yang ada di ITP:
• Tingkat Impulsif (Imp)
• Tingkat Perlindungan Diri
(Pld)
• Tingkat Konformistik (Kof)
• Tingkat Sadar Diri (Sdi)
• Tingkat Saksama (Ska)
• Tingkat Individualistik (Ind)
• Tingkat Otonomi (Oto)
Dalam ITP ada 10 aspek yang diukur
untuk peserta didik SD dan SMP,
sementara untuk siswa SMA dan PT
ada 11 aspek perkembangan.
11 aspek perkembangan ini yang
kita kenal dengan Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta
Didik (SKKPD), meliputi:
• landasan hidup religius,
• landasan perilaku etis,
• kematangan emosional,
• kematangan intelektual,
• kesadaran tanggung jawab,
• peran sosial sebagai pria dan
wanita (gender),
• penerimaan diri dan
pengembangannya,
• kemandirian perilaku
ekonomis,
• wawasan dan persiapan karir,
• kematangan hubungan
dengan teman sebaya,
• persiapan diri untuk
pernikahan dan hidup
berkeluarga.
Deskripsi:
• Bentik soal
• Pengadministrasian
• Deskripsi Perangkat Lunak
Analisis Tugas Perkembangan
5) Angket dan Psikologis
• Angket atau kuesioner
didefinisikan sebagai
sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis tentang
data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri
responden, yang dianggap
fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab
oleh responden.
• Skala psikologis menurut
Azwar (2005: 3-4) sebagai alat
ukur yang memiliki
karakteristik khusus, seperti:
• cenderung digunakan
untuk mengukur aspek
afektif – bukan kognitif.
• stimulusnya berupa
pertanyaan atau
pernyataan yang tidak
langsung mengungkap
atribut yang hendak
diukur, melainkan
mengungkap indikator
perilaku dari atribut yang
bersangkutan,
• jawabannya lebih bersifat
proyektif,
• selalu berisi banyak item
berkenaan dengan atribut
yang diukur,
• respon subyek tidak
diklasifikasikan sebagai
jawaban “benar” atau
“salah”
Perbedaan angket dan skala
psikologis itu ditunjukkan oleh
Saifudin Azwar (2005: 5) berikut:
• Data yang diungkap angket
berupa data faktual
• Pertanyaan dalam angket
berupa pertanyaan langsung
• Responden pada angket
biasanya tahu apa yang
ditanyakan
• Jawaban terhadap angket
tidak bisa diberi skor
• Satu angket dapat
mengungkap informasi
mengenai banyak hal
• Data dari hasil angket tidak
perlu diuji lagi reliabilitasnya
• Validitas angket lebih
ditentukan oleh kejelasan
tujuan dan lingkup informasi
yang hendak diungkap
Kegunaan:
Untuk menggali informasi dari
subyek dan relatif ekonomis

Tahap-tahap Penyusunan Item


Angket:
• Justifikasi
• Menetapkan tujuan
• Menulis pertanyaan atau
pernyataan
• Melihat kembali (review)
item-item yang telah
disusun.
• Menyusun format
keseluruhan
• Melakukan pretes atau
tryout preliminer
• Perbaikan-perbaikan (revisi)

Tahap-tahap Penyusunan Skala


Psikologis:
• Penetapan tujuan
• Operasionalisiasi konsep
• Pemilihan bentuk stimulan
• Penulisan item
• Review item
• Uji coba
• Analisis item
• Kompilasi I
• Kompilasi II

Bentuk Item:
• Angket langsung dan tidak
langsung
• Kuesioner tipe isian dan tipe
pilihan
• Kuisioner bentuk terbuka
(open form questionaire) dan
kuesioner bentuk tertutup
(closed form questonaire,
structured, or closed ended).

Bentuk skala (rating scale):


a. Skala berkutup tunggal
(unipolar), dan berkutup dua
(bipolar).
b. Numerical rating scale
c. Semantic differential scale
d. Graphic rating scale
e. Standard rating scale

Kelebihan Angket:
• Angket merupakan metode yang
praktis karena dalam waktu
yang singkat bisa mendapatkan
jumlah responden yang banyak.
• Pada angket tertutup
memudahkan guru BK dalam
membuat tabulasi hasil.
• Pada angket terbuka responden
mempunyai kebebasan untuk
memberikan keterangan.
• Responden mempunyai waktu
cukup dalam menjawab
pertanyaan.
Kelemahan Angket:
• Responden sering tidak teliti
dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan
• yang terlewati tidak terjawab
• Sulit untuk mendapat jaminan
bahwa responden akan
memberikan jawaban yang tepat
• Penggunaan terbatas hanya
kepada responden yang bisa
membaca dan
• menulis.
• Sulit mendapatkan jaminan
bahwa semua responden akan
mengembalikan angket yang
diberikan
D. Kode Etik Penggunaan Asesmen
Kode etik merupakan ketentuan atau
aturan atau tata cara yang menjadi
pedoman dalam menjalankan tugas dan
aktivitas suatu profesi dan harus
diatati.
Suatu jenis asesmen (tes dan non tes)
hanya bisa diaplikasikan oleh guru BK
yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya.
• Yang harus diperhatikan
diantaranya: Asesmen dilakukan
bila diperlukan data konseli yang
lebih luas untuk kepentingan
pelayanan.
• Guru BK memberikan hasil
asesmen kepada konseli dan
orang tua untuk kepentingan
pelayanan.
• Penggunaan asesmen wajib
mengikuti pedoman atau
petunjuk yang berlaku bagi
asesmen yang dimaksud.
• Data hasil asesmen wajib
diintegrasikan ke dalam
himpunan data dan/ atau
dengan informasi dari sumber
lain untuk konseli yang sama.
• Hasil asesmen hanya dapat
diberitahu kepada pihak lain
sejauh ada hubungannya dengan
usaha bantuan
• terhadap konseli dan tidak
menimbulkan kerugian baginya.
Hal yang harus diperhatikan oleh guru
BK saat melakukan asesmen:
• Orang yang berhak
menggunakan instrumen
asesmen adalah seseorang yang
terlatih dan memiliki kualifiaksi
tertentu yang sudah ditetapkan
oleh organisasi profesi
• Pelaksanaan pemberian asesmen
harus memperhatikan kondisi
konseli
• Kapan instrumen di berikan.
• Cara mengkomunikasikan hasil.
• Kerahasiaan hasil.
• Sikap dalam memperlakukan
hasil
III. Analisis Hasil Asesmen Berbasis
Teknologi Informasi
• Perkembangan Teknologi informasi
di era 4.0 berdampak pada layanan
bimbingan dan konseling. Guru BK
dituntut untuk memiliki
kompetensi tool of working yaitu
kemampuan literasi informasi dan
kemampuan memanfaatkan
teknologi informasi dan
komunikasi.
• Pemanfaatan TI dalam layanan
bimbingan dan konseling dapat
menggunakan dua metode yaitu
online (tersambung dengan
internet) dan offline (tidak
tersambung deng internet).
Kelebihan:
• Paperless
• lebih praktis dan ekonomis
• lebih efisien dalam penggunaan
waktu.
• data mentah lebih aman
tersimpan
Kekurangan:
• data yang masuk masih acak
dan perlu disesuaikan dengan
daftar presensi siswa
• jika listrik mati maka need
asesmen berbasis online tidak
bisa dilakukan
Pengumpulan data instrumen non tes
salah satunya bisa menggunakan
google form
Teknik analisis data hasil asesmen
kebutuhan peserta didik bisa dilihat
dari butir, aspek, individu, kelas dan
antar kelas

IV. Perumusan Tujuan Layanan Bimbingan


dan Konseling
Ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam mengidentifikasi dan merumuskan
kebutuhan.
• mengkaji kebutuhan peserta didik yang
nyata di lapangan.
• mengkaji harapan sekolah dan
masyarakat terhadap peserta didik
secara ideal (asesmen lingkungan)
Deskripsi kebutuhan peserta didik yang
terungkapkan selanjutnya
didistribusikan dalam bidang dan
komponen layanan bimbingan dan
konseling sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 111 Tahun 2014.

Setelah kita mendistribusikan kebutuhan


dalam bidang layanan, selanjutnya
adalah memasukkan kebutuhan dalam ke
empat komponen layanan BK
komprehensif.
1. Layanan dasar
2. Layanan responsive
3. Layanan peminatan dan perencanaan
individual
4. Dukungan sistem

Tujuan layanan bimbingan dan konseling


adalah arah yang ingin atau hendak
dicapai dari penyelenggaraan bimbingan
dan konseling yang telah direncanakan

2 Daftar materi yang sulit 1. Trajektori perkembangan peserta didik


dipahami di modul ini 2. Memahami perkembangan peserta didik
dan cara memberikan layanan sesuai
dengan perkembangan Ilmu dan
Teknologi
3. Penetapan Prioritas kebutuhan pelayanan
peserta didik

3 Daftar materi yang sering 1. Ada banyak jenis tes psikologi yang
mengalami miskonsepsi digunakan dalam bimbingan konseling,
hanya saja tidak semua guru memiliki
kewenangan dalam melancarkan tes dan
mengadministrasikan jika tidak memiliki
lisensi dari sertifikasi tes

Anda mungkin juga menyukai