No UKG : 201503173919
Mahasiswa PPG DALJAB 2021
Modul 1 Profesional
B. Teknik Tes
1. Pengertian
Tes adalah suatu alat atau metode
pengumpulan data yang sudah
distandardisasikan untuk
mengukur/mengevaluasi salah satu aspek
ability/kemampuan atau kecakapan dengan
jalan mengukur sampel dari salah
satu aspek tersebut.
2. Kegunaan Tes Psikologi
• Klasifikasi melibatkan keputusan
bahwa orang tertentu termasuk
dalam kategori tertentu
• Pemahaman diri melibatkan
menggunakan informasi tes sebagai
sumber informasi
• Evaluasi program pendidikan
maupun progam sosial
• Diagnosis dan perencanaan
perlakuan
3. Jenis-jenis tes Psikologi
(a) Tes Intelegensi
(1) Tes SPM (The Standard
Progressive Matrices)
(2) Tes CFIT (The Culture Fair
Intelligence Test)
(3) Tes WISC dan WAIS
Bentuk Item:
• Angket langsung dan tidak
langsung
• Kuesioner tipe isian dan tipe
pilihan
• Kuisioner bentuk terbuka
(open form questionaire) dan
kuesioner bentuk tertutup
(closed form questonaire,
structured, or closed ended).
Kelebihan Angket:
• Angket merupakan metode yang
praktis karena dalam waktu
yang singkat bisa mendapatkan
jumlah responden yang banyak.
• Pada angket tertutup
memudahkan guru BK dalam
membuat tabulasi hasil.
• Pada angket terbuka responden
mempunyai kebebasan untuk
memberikan keterangan.
• Responden mempunyai waktu
cukup dalam menjawab
pertanyaan.
Kelemahan Angket:
• Responden sering tidak teliti
dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan
• yang terlewati tidak terjawab
• Sulit untuk mendapat jaminan
bahwa responden akan
memberikan jawaban yang tepat
• Penggunaan terbatas hanya
kepada responden yang bisa
membaca dan
• menulis.
• Sulit mendapatkan jaminan
bahwa semua responden akan
mengembalikan angket yang
diberikan
D. Kode Etik Penggunaan Asesmen
Kode etik merupakan ketentuan atau
aturan atau tata cara yang menjadi
pedoman dalam menjalankan tugas dan
aktivitas suatu profesi dan harus
diatati.
Suatu jenis asesmen (tes dan non tes)
hanya bisa diaplikasikan oleh guru BK
yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya.
• Yang harus diperhatikan
diantaranya: Asesmen dilakukan
bila diperlukan data konseli yang
lebih luas untuk kepentingan
pelayanan.
• Guru BK memberikan hasil
asesmen kepada konseli dan
orang tua untuk kepentingan
pelayanan.
• Penggunaan asesmen wajib
mengikuti pedoman atau
petunjuk yang berlaku bagi
asesmen yang dimaksud.
• Data hasil asesmen wajib
diintegrasikan ke dalam
himpunan data dan/ atau
dengan informasi dari sumber
lain untuk konseli yang sama.
• Hasil asesmen hanya dapat
diberitahu kepada pihak lain
sejauh ada hubungannya dengan
usaha bantuan
• terhadap konseli dan tidak
menimbulkan kerugian baginya.
Hal yang harus diperhatikan oleh guru
BK saat melakukan asesmen:
• Orang yang berhak
menggunakan instrumen
asesmen adalah seseorang yang
terlatih dan memiliki kualifiaksi
tertentu yang sudah ditetapkan
oleh organisasi profesi
• Pelaksanaan pemberian asesmen
harus memperhatikan kondisi
konseli
• Kapan instrumen di berikan.
• Cara mengkomunikasikan hasil.
• Kerahasiaan hasil.
• Sikap dalam memperlakukan
hasil
III. Analisis Hasil Asesmen Berbasis
Teknologi Informasi
• Perkembangan Teknologi informasi
di era 4.0 berdampak pada layanan
bimbingan dan konseling. Guru BK
dituntut untuk memiliki
kompetensi tool of working yaitu
kemampuan literasi informasi dan
kemampuan memanfaatkan
teknologi informasi dan
komunikasi.
• Pemanfaatan TI dalam layanan
bimbingan dan konseling dapat
menggunakan dua metode yaitu
online (tersambung dengan
internet) dan offline (tidak
tersambung deng internet).
Kelebihan:
• Paperless
• lebih praktis dan ekonomis
• lebih efisien dalam penggunaan
waktu.
• data mentah lebih aman
tersimpan
Kekurangan:
• data yang masuk masih acak
dan perlu disesuaikan dengan
daftar presensi siswa
• jika listrik mati maka need
asesmen berbasis online tidak
bisa dilakukan
Pengumpulan data instrumen non tes
salah satunya bisa menggunakan
google form
Teknik analisis data hasil asesmen
kebutuhan peserta didik bisa dilihat
dari butir, aspek, individu, kelas dan
antar kelas
3 Daftar materi yang sering 1. Ada banyak jenis tes psikologi yang
mengalami miskonsepsi digunakan dalam bimbingan konseling,
hanya saja tidak semua guru memiliki
kewenangan dalam melancarkan tes dan
mengadministrasikan jika tidak memiliki
lisensi dari sertifikasi tes