Anda di halaman 1dari 3

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul MODUL 2 MATERI BIDANG LAYANAN BK


Yohana Fransiska Dora Liwu, S.Pd..
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Program tahunan dan semesteran BK
2. Materi layanan dasar, peminatan, dan perencanaan individual
3. Materi layanan responsive
4. Pengembangan media layanan BK
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi a. Struktur program tahunan bimbingan konseling terdiri atas: 1) rasional, 2)
yang dipelajari dasar hukum, 3) visi dan misi, 4) deskripsi kebutuhan, 5) tujuan, 6)
komponen layanan, 7) bidang layanan, 8) rencana operasional, 9)
pengembangan tema atau topik, 10) rencana evaluasi, 11) pelaporan dan
tindak lanjut, 12) sarana prasarana, dan 13) anggaran biaya.
b. Strategi pelaksanaan program untuk masing-masing komponen pelayanan
yaitu: a) pelayanan dasar melalui bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok, b) pelayanan responsif melalui konseling individual, konseling
kelompok, bimbingan teman sebaya, kolaborasi dengan orang tua dan
masyarakat, referal, dan kunjungan rumah, c) perencanaan individual
melalui penilaian diri, penempatan dan penyaluran, dan d) dukungan
sistem melalui pengembangan profesi dan manajemen program.
c. Berbekal dokumen program Bimbingan dan Konseling, konselor
berkomunikasi dengan berbagai pihak di sekolah dan pemangku
kepentingan yang lainnya untuk mendapatkan dukungan dalam
menyelenggarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkualitas
d. Keberadaan materi dalam layanan dasar maupun layanan peminatan dan
perencanaan individual pada dasarnya adalah berbagai informasi dan
pengetahuan yang hendak disampaikan kepada peserta didik guna
mencapai tujuan layanan. Oleh karena itu, penyusunan materi atau konten
yang dilengkapi lembar kerja peserta didik (LKPD) penting untuk
diselaraskan dengan upaya pencapaian tujuan layanan, bukan malah
sebaliknya di mana tujuan disusun sesuai dengan materi yang dimiliki
konselor.
e. Materi yang disajikan dalam layanan dasar maupun layanan peminatan
dan perencanaan individual tidak boleh bersifat teoretis atau bermuara
pada pemahaman pengetahuan yang abstrak. Materi layanan dasar
maupun layanan peminatan dan perencanaan individual perlu dipertegas
tentang cara memanfaatkan pengetahuan atau informasi yang diberikan
konselor dalam kehidupan sehari-hari.
f. Terdapat tujuh urutan dalam menyusun materi layanan dasar, peminatan,
dan perencanaan individual, yaitu sekuens kronologis, sekuens kausal,
sekuens structural, sekuens logis dan psikologis, sekuens spiral,
rangkaian dari belakang, dan sekuens berdasarkan hierarkis belajar.
g. Sumber pengembangan materi layanan dasar, peminatan, dan
perencanaan individual dapat berasal dari: buku teks, bahan-bahan
sumber, sekolah 68 (perpustakaan), komunitas, bahan gratis dari internet
atau masyarakat, dan materi yang dibuat konselor sebelumnya.
h. Pada bidang pribadi, salah satu topik atau materi yang dapat
dikembangkan adalah tentang manajemen diri siswa. Bidang sosial salah
satu topik yang sangat mungkin dibawa siswa dalam ruangan konseling
adalah masalah perilaku asertif. Adapun pada bidang belajar, topik atau
materi yang dapat dikembangkan adalah kecemasan akademik yang salah
satunya muncul ketika menghadapi ujian. Sedangkan pada bidang karir,
salah satu pengembangan materi layanannya terkait dengan kesulitan
siswa untuk merencanakan karir akibat kurangnya pemahaman diri.
i. Perumusan topik/materi layanan responsif berdasarkan pada masalah
siswa. Aplikasi layanan responsif yang salah satunya adalah konseling
perlu mengimplementasikan pendekatan konseling yang memiliki
prosedur sistematis. Pendekatan konseling dikembangkan pada sejumlah
paradigma, yaitu Psikoanalisa, Behaviorisme, Humanisme, dan
Postmodernisme. Masing-masing paradigma memiliki falsafah dasar
dalam memandang hakikat manusia dan permasalahannya. Guru BK
perlu memahami anatomi masalah yang dihadapi siswa sesuai dengan
paradigma konseling yang digunakan. Adapun pendekatan konseling
yang digunakan berdasarkan pada falsafah pribadi guru BK sebagai
pelaksana layanan. Pengembangan layanan konseling/konsultasi bidang
pribadi adalah dengan membantu siswa untuk mampu dan terampil
melakukan manajemen diri. Secara sederhana, manajemen diri dapat
dimaknai sebagai intervensi perilaku yang dilakukan sendiri oleh siswa.
Ketika siswa memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen diri,
maka mereka akan memiliki kontol diri yang baik dan memiliki karakter
yang disiplin, rajin, bertanggungjawab, dan mandiri.
j. Guru BK dapat membantu siswa untuk melakukan manajemen diri
dengan mengajarkan kepada 96 siswa untuk mengikuti beberapa langkah
berikut: (1) menetapkan perilaku target, (2) pemantauan diri, (3)
merancang intervensi, (4) mengimplementasikan intervensi, dan (5)
mengevaluasi. Salah satu topik/materi layanan responsif yang dapat
dikembangkan pada bidang sosial adalah perilaku asertif. Tingkah laku
asertif secara sederhana dapat dimaknai sebagai suatu tingkah laku yang
penuh ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dari setiap
usaha untuk membela hak-haknya. Guru BK dapat membantu siswa
untuk meningkatkan perilaku asertif dengan memberikan pelatihan
asertif. Secara sederhana pelatihan asertif terdiri dari empat tahap, yaitu:
(1) mengukur tingkat keasertifan, (2) menguji hambatan mental, (3)
mengenali hak-hak rasional, dan (4) memperbaiki gaya komunikasi.
k. Kecemasan akademik menjadi salah satu topik yang dapat dikembangkan
guru BK dalam pelaksanan layanan konseling/konsultasi di bidang
belajar. Kecemasan akademik dimaknai sebagai kecemasan yang dipicu
oleh ketidakyakinan akan kemampuan diri untuk mengatasi tugas-tugas
akademik.
l. Upaya pengendalian kondisi cemas dan stres yang dapat dilakukan oleh
guru BK untuk membantu siswa adalah dengan mengajarkan rileksasi.
Adapun prosedur rileksasi yang dapat dilakukan yaitu: (1) prarileksasi,
(2) rileksasi otot, dan (3) rileksasi mental. Materi atau topik
pengembangan layanan konseling/konsultasi di bidang karir adalah
dengan mengajarkan siswa melakukan self-assessment ketika mereka
kesulitan untuk merencanakan karir.
m. Self-assessment merupakan salah satu bagian sebagai upaya siswa untuk
mengetahui diri (self-knowledge) sebagai langkah pertama dalam
rangkaian perencanaan karir siswa. Guru BK dapat membantu siswa
untuk melakukan self-assessment dengan merujuk pada pendekatan lima
langkah, yang meliputi: (1) mengumpulkan data yang diperlukan, (2)
mengidentifikasi dan mencatat perasaan, (3) memahami alat pengumpul
data, (4) berlatih membuat interpretasi, dan (5) membuat interpretasi data.
n. Media BK secara sederhana dapat dimaknai sebagai alat bantu atau
perantara yang dapat digunakan oleh konselor dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling. Media dapat membantu konselor
meminimalisir adanya distorisi pesan yang mungkin terjadi selama proses
komunikasi dan interaksi dengan siswa.
o. media dapat mengurangi kemungkinan munculnya penghalang 125 atau
burrier yang menyebabkan pesan atau informasi dari layanan bimbingan
dan konseling tidak tersampaikan secara tepat dan akurat. Pada akhirnya,
media dapat membantu konselor untuk mencapai tujuan layanan
bimbingan dan konseling secara efektif sebagaimana yang telah
direncanakan.
p. Pemilihan media dalam pelayanan bimbingan dan konseling
membutuhkan sejumlah pertimbangan yang seksama. Pertimbangan yang
perlu dilakukan oleh konselor dalam memilih media dalam pelayanan
bimbingan dan konseling meliputi: (1) menganalisis peserta didik; (2)
menetapkan tujuan media; (3) memilih media layanan bimbingan dan
konseling, dan (4) menggunakan media. Secara ringkas sejumlah
pertimbangan dalam memilih media BK adalah berdasarkan relevansinya
dengan tujuan layanan bimbingan dan konseling, materi atau pokok
bahasan yang disampaikan dalam layanan bimbingan dan konseling,
metode yang digunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling, relevansinya dengan langkah atau tahapan layanan bimbingan
dan konseling, serta memperhatikan karakteristik, kompetensi, dan
kebutuhan siswa
q. Konselor dapat mengembangan berbagai format atau jenis media BK,
yaitu: (1) media visual; (2) multimedia dan hypermedia; dan (3) simulasi
dan game. Beberapa format atau jenis media visual yang dapat
diaplikasikan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
meliputi gambar diam, bagan, grafik, poster, dan kartun. Adapun aplikasi
multimedia dan hypermedia serta simulasi dan games dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling belum begitu banyak. Namun
demikian, konselor perlu untuk mempelajari dan memahami
keseluruhannya sehingga jika di kemudian hari dapat melihat peluang dan
kontribusi media tersebut, konselor dapat mengimplementasikannya
dalam setiap layanan bimbingan dan konseling yang diberikan. Terlebih
tuntutan perkembangan zaman di era digital mengharuskan konselor terus
mengembangkan diri dan kreativitas, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan media BK.
2 Daftar materi yang 1. Materi layanan responsif
sulit dipahami di
modul ini
3 Daftar materi yang
sering mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai