“PENELITIAN KUALITATIF”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
MARET 2019
KATA PENGANTAR
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung yang memberikan fasilitas dalam penyusunan makalah ini.
2. Bapak Ahmad Fahruddin, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
“Penelitian Kualitatif” yang membimbing dan mendampingi penulis dalam
penyusunan makalah ini.
3. Kedua orang tua penulis yang memberi dukungan moril dan materil.
4. Serta rekan-rekan Tadris Biologi 6-B tahun ajaran 2018/2019 yang senantiasa
sabar memberi semangat penulis.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Peelitian Kualitatif”. Penulis juga berharap semoga pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................23
B. Saran .......................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Maka dalam materi pembahasan dibawah ini, penulis berusaha menjelaskan
beberapa cara atau teknik analisis data dalam suatu penelitian ilmiah.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung; Alfabeta, 2018), hlm.
243
2
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta : PT RajaGrafindo,2014), hlm 174.
3
Ibid, hlm 174-175.
3
Sedangkan menurut Patton, analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
proses mangatur urutan data, mengorganisasikan data dalam suatu pola,
kategori dan satu uraian dasar.4
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat di simpulkan
beberapa hal. Pertama, analisis data dalam penelitian kualitatif bukanlah
suatu proses kuantifikasi data, melaikan suatu proses pengolahan data mentah
berupa penuturan, perbuatan, catatan lapangan dan bahan-bahan tertulis yang
lain yang memungkinkan peneliti menemukan hal-hal yang sesuai dengan
pokok persoalan yang di teliti. Kedua, hasil analisis data bukan berupa angka,
bukan signifikansi hubungan yang di nyatakan engan angka, bukan pula
distribusi, melainkan kategori, klasifikasi atau tipologi.
4
Ibid, hlm 175.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung; Alfabeta, 2018), hlm..
244.
6
Ibid, hlm.245.
4
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan suatu kegiatan
yang di lakukan secara terus-menerus, di lakukan mulai dari pengumpulan
data sampai pada tahap penulisan laporan. Oleh sebab itu, pengumpulan data
dan analisis data bukanlah dua hal yang terpisah seperti yang lazim di
lakukan dalam peelitian kuantitaif, dalam arti proses pengumpulan data dan
analisis data haruslah di lakukan dalam waktu bersamaan. Adapun alasannya
sebagai berikut :
1. Analisis data selama melakukan penelitian merupakan bagian penting
dari penelitian kualitatif, karena aktivitas ini sangat mendorong para
peneliti untuk dapat menghasilkan data yang berkualitas (valid) di
sebabkan oleh peneliti telah mulai memikirkan data dan menyusun
strategi untuk mengumpulkan data selanjutnya pada masa proses
pengumpulan data.
2. Karena penelitian kualitatif pada dasarnya eksploratif, pengumpulan data
selanjutnya di pengaruhi oleh analisis data yang telah terkumpul.
3. Aktivitas analisis data selama proses pengumpulan data dapat menolong
peneliti supaya tidak pulang-pergi ke lapangan ketika menulis laporan
penelitian.
5
fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian ini bersifat sementara,
dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
7
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010), hlm
130.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung; Alfabeta, 2018),
hlm.249.
6
Cara melakukannya adalah peneliti menulis ulang catatan-
catatan lapangan yang mereka buat, kemudian peneliti memilih
mana informasi yang penting dan tidak penting, tentunya dengan
memberikan tanda-tanda. Setelah ini peneliti memberikan
perhatian khusus pada data (penggalan catatan) yang di anggap
penting kemudian menginterpretasikannya.
Peneliti memberikan kode interpretasinya terhadap
penggalan catatan atau dokumen tersebut. Dalam hal ini, yang di
maksud kode oleh Miles dan Huberman adalah kategori-kategori
atau dapat pula di artikan sebagai penamaan terhadap interpretasi
yang telah di buat.9
b) Penyajian/model data
Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah
model data. Kita mendefinisikan “model” sebagai kumpulan
informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian
kesimpulan dan pengambilan tindakan.10 Dengan mendisplaykan
data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
Setelah peneliti mampu mereduksi data ke dalam huruf
besar, huruf kecil dan angka, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam mendisplykan data huruf besar, huruf
kecil dan angka disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya
dapat dipahami. Selanjutnya setelah dilakukan analisis secara
mendalam, ternyata ada hubungan yang interaktif antara tiga
kelompok tersebut.
Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan,
karena fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis sehingga
apa yang ditemukan pada saat memasuki lapangan dan setelah
9
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta : PT RajaGrafindo,2014), hlm 178-179.
10
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010), hlm
131.
7
berlangsung agak lama di lapangan akan mengalami
perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji
apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang
masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah
lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan
selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan,
maka hipotesis tersebut terbukti dan berkembang menjadi teori
yang ditemukan secara induktif ( grounded), berdasarkan data-
data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui
pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang
ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola
tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah.
Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir
laporan.11
Bentuk yang paling sering dari model/penyajian data
kualitatif selama ini adalah teks naratif. Teks (dalam bentuk
katakanlah 3.600 halaman dari catatan lapangan) adalah kesulitan
yang mengerikan. Teks tersebut berserakan, berurutan ketimbang
serempak, tidak beraturan dan sangat luas. Di bawah keadaan
demikian, adalah mudah bagi peneliti kualitatif untuk melompat
dengan terburu-buru, secara parsial, kesimpulan tidak di
temukan.12
Oleh karena itu Miles dan Huberman menganjurkan untuk
menggunakan matriks dan diagram untuk menyajikan hasil
penelitian, yang merupakan temuan penelitian. Dengan cara
seperti ini, data hasil penelitian akan tersaji dengan lebih efektif.
Tidak hanya itu saja, data ini juga dapat disajikan dalam bentuk
table, grafik, phi, chard, piktogram dan sejenisnya.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung; Alfabeta, 2018),
hlm.250
12
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010), hlm
131.
8
Tabel 1. Contoh Penyajian Hasil Analisis Data dalam Bentuk Matriks yang di
buat oleh Miles dan Huberman
Apa yang di
Bagian yang
Perasaan/p lakukan/
Pengguna Pemahaaman siap/bagian
erhatian penggunaan
yang tidak siap
waktu
F.Morelly Sama Format dasar “Siklus Memperoleh
seperti yang jelas kelangsungan secara
terjadi Hanya 1-2 hidup” di tempat minimal;
sebelumnya bagian sangat mencipta,
“tidak jelas meminjam
menjadi Tetapi secara bahan.
tenang” kedeluruhan
tampak kurang
jelas
c) Penarikan/verifikasi kesimpulan
Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu
tahap lanjutan di mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan
dari temuan data. Ini adalah interpretasi peneliti atas temuan dari
wawancara atau sebuah dokumen. Setelah kesimpulan di ambil,
peneliti kemudian mengecek lagi kesahihan interpretasi dengan
cara mengecek ulang proses koding dan penyajian data untuk
memastikan tidak ada kesalahan yang telah di lakukan. Setelah
tahap tiga ini di lakukan, maka peneliti telah memiliki temuan
penelitian berdasarkan analisis data yang di lakukan terhadap
suatu hasil wawancara mendalam atau sebuah dokumen.13
13
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta : PT RajaGrafindo,2014), hlm 180.
9
data dengan teknik apapun. Dengan demikian, ketiga tahap tersebut,
harus di lakukan terus menerus sampai penelitian berakhir. Kaitan
antara analisis data dengan pengumpulan data di sajikan oleh Miles
dan Huberman dalam diagram berikut.
10
tidaklah sekali jadi akan tetapi secara interaktif atau bolak-balik.
Perkembangannya bersifat sekuensial dan interaktif.14
b. Model Spradley
Spradley (1980) membagi analisis data dalam penelitian
kualitatif berdasarkan tahapan dalam tahapan penelitian kualitatif
diantaranya yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis
komponensial, dan analisis tema budaya.
a) Analisis Domain
Setelah peneliti memasuki objek penelitian yang berupa
situasi sosial yang terjadi selanjutnya melaksanakan observasi
partisipan, mencatat hasil observasi dan wawancara, melakukan
observasi deskriptif, langkah selanjutnya adalah melakukan analisi
domain. Analisis domain umumnya dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang
diteliti atau objek yang diteliti.15
Domain adalah sebuah kategori, tetapi sebuah kategori umum
yang mencakup berbagai hal yang terperinci. Domain adalah
klasifikasi-klasifikasi besar tentang hal-hal, dan hal-hal yang
tercakup dalam domain tersebut haruslah mempunyai karakteristik
yang sama atau hal-hal yang benar-benar unsur dari suatu domain.
Dalam analisis data, peneliti dapat menemukan domain-domain
dari data yang terkumpul, baik dari wawancara mendalam maupun
observasi terlibat atau analisis dokumen. Suatu domain adalah
merupakan kategori budaya terdiri dari tiga elemen yaitu cover
term (nama suatu domain budaya), included term (nama-nama
yang rinci dalam suatu kategori) dan semantic relationship
(hubungan semantic antar kategori).
14
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif ; Pemahaman Filosofis dan Metodologis
kearah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta : PT. RajaGrafindopersada, 2003), 70
15
ibid, hlm.256
11
Ada enam tahap yang di lakukan dalam analisis domain, yaitu
:16
1) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari
sembilan tipe hubungan semantik yang tersedia
(jenis/termasuk, spasial/ruang, sebab-akibat, rasional, lokasi
tempat bertindak, fungsi, alat-tujuan, urutan, dan memberi
atribut/nama)
2) Menyiapkan lembar analisis domain
3) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang di buat
terakhir, untuk memulainya.
4) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan
hubungan semantik dari catatan lapangan.
5) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua
hubungan semantik habis.
6) Membuat daftar domain yang di temukan (teridentifikasi).
b) Analisis Taksonomi
Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga
ditemukan domain domain atau kategori dari situasi social tertentu,
maka selanjutnya domain yang peneliti pilih selanjutnya ditetapkan
sebagai fokus penelitian. Pengumpulan data dilakukan secara terus
menerus melalui pengamatan, wawancara mendalam dan
dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. Oleh
sebab itu pada tahap ini diperlukan analisis taksonomi.
Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data
yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Dengan
demikian domain yang telah menjadi cover term oleh peneliti dapat
diuraikan secara rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi.
Hasil analisis ini dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak,
diagram garis dan simpul.17
16
Moleong, Lexy.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm 305.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung; Alfabeta, 2018),
hlm.261
12
Ketika melakukan analisis taksonomi ini, peneliti dapat
melakukan pengumpulan data berikut dan dapat pula menggunakan
data yang telah terkumpul. Misalkan, dalam suatu penjara di
temukan domain berupa pemotong rambut. Analisis taksonomi
kemudian mencari atau menemukan rincian dari pemotong rambut
dengan melakukan pengumpulan data berikut atau berdasarkan
data yang telah di kumpulkan yang tersimpan dalam catatan
lapangan atau dokumen. Rincian itu dapat berupa :1) pemotong
rambut polisi dan b) pemotong rambut penghuni penjara.
c) Analisis Komponensial
Dalam analisis taksonomi, yang diuraikan adalah domain yang
telah ditetapkan menjadi focus. Melalui analisis taksonomi setiap
domain dicari elemen yang serupa atau serumpun. Ini dapat
diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan
dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru
yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui
observas, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi.18
d) Analisis Tema Budaya
Analisis tema merupakan upaya mencari “benang merah” yang
mengintegrasikan lintas domain yang ada. Dengan ditemukannya
benang merah dari hasil analisis domain, taksonomi tersebut maka
akan dapat tersusun “kontruksi bangunan” situasi social /objek
penelitian yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang
menjadi lebih terang dan jelas.
Dalam penelitian kualitatif yang baik, justru laporan penelitian
tidak sama dengan judul dala proposal. Hal ini berarti peneliti
mampu melepaskan diri tentang apa yang dipikirkan sebelum
penelitian dan mampu melihat gejala dalam objek penelitian yang
alamiah. Lebih mampu memperhatikan kondisi yang sebenarnya
terjadi dilapangan, tidak terpengaruh oleh pola pikir sebelum
18
ibid, hlm.254
13
peneliti ke lapangan. Dengan menemukan judul baru dalam laporan
penelitian, berarti peneliti telah melakukan analisis tema, dan
temanya diwujudkan dalam judul penelitian19
c. Model Robert K.Yin20
Yin menganjurkan peneliti kualitatif untuk menggunakan
teknik analisis data penjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan deret
waktu.
a. Penjodohan pola.
Kata pola yang di pergunakan Yin adalah kata teknis atau
kata yang berarti khusus. Pola yang dia maksud adalah konsep
atau gagasan/ide, ini adalah teori dan konsep. Gagasan/ide
tersebut ada dua yaitu, gagasan/ide yang di miliki oleh peneliti
berdasarkan literatur dan gagasan/ide yang di temukan di
lapangan (empiris). Penjodohan pola yang di maksud adalah
peneliti mempertemukan atau mencocokkan atau
membandingkan ide/gagasan yang di temukan dalam penelitian
ddengan ide/gagasan yang di miliki oleh peneliti berdasarkan
literatur atau dengan kata lain membandingkan proposisi peneliti
dengan empiris.
b. Pembuatan penjelasan (eksplanasi)
Suatu cara menjelaskan fenomena yaitu, mencari hubungan
fenomena dengan fenomena yang lain. Hubungan itu, kemudian
di interpretasikan dengan gagasan/ide peneliti yang bersumber
dari literatur. Jadi pada dasarnya analisis pembuatan penjelasan
juga sama seperti penjodohan pola. Adapun lagkah-langkahnya :
1. Peneliti membuat proposisi awal dari data yang di temukan.
2. Peneliti membandingkan temuan berikut dengan proposisi
awal.
3. Peneliti memperbaiki proposisi dengan mengacu kepada
temuan lain.
19
Ibid, hlm.266
20
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta : PT RajaGrafindo,2014), hlm 182-184.
14
4. Peneliti memperbaiki lagi proposisi yang telah di rumuskan.
5. Peneliti membandingkan dengan temuan berikut.
c. Deret waktu
Merupakan teknik analisis yang menemukan penahapan
proses kejadian fenomena. Asumsinya adalah hal-hal terjadi
dalam suatu urutan penahapan waktu : tahap pra, tahap awal,
tahap puncak. Salah satu teknik analisis deret waktu adalah
analisis kronologis (urutan kejadian). Prinsip kronologis adalah
ada peristiwa yang terjadi sebelum peristiwa lain terjadi dan
suatu peristiwa diikuti oleh peristiwa yang lain. Analisis deret
waktu ini berguna untuk menyimpiulkan proses dan arah
kejadian-kejadian atau perkembangan suatu fenomena sosial.
d. Metode Perbandingan Tetap (Constant Comparative)
Glaser dan Strauss (1967) memunculkan konsep
komparasi/perbandingan secara konstan (Constant Comparative
Analysis) yang dimaknai sebagai prosedur komparasi untuk
mencermati padu tidaknya data dengan konsep-konsep yang
dikembangkan untuk merepresentasikanya, padu tidaknya data dengan
kategori-kategori yang dikembangkan, padu tidaknya keseluruhan
temuan penelitian tu sendiri dengan kenyataan lapangan yang
tersedia.21 Metode analisa data ini di namakan juga “Grounded
Research”, yang di ambil dari buku karya Glaser dan Strauss (1967)
yang berjudul “The Discovery of Grounded Research”.
Konsep komparasi secara konstan ditempatkan sebagai
prosedur mencermati hasil reduksi data guna menetapkan bangunan
konsep, kategori, generalisasi atau teori beserta keseluruhan temuan
penelitian itu sendiri. Komparasi secara konstan lebih ditempatkan
sebagai suatu senjata yang perlu diterapkan dalam proses
pengumpulan dan analisa data. Dengan menggunakan prosedur
komparasi maka proses pelacakan atau penjelajahan mampu
mendapatkan informasi yang relevan.
21
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif ; Pemahaman Filosofis dan Metodologis
kearah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta : PT. RajaGrafindopersada, 2003), hlm 71.
15
Secara umum proses proses analisa datanya mencakup :
reduksi data, kategorisasi dadta, sintesisasi, dan di akhiri dengan
menyusun hipotesis kerja.22
1) Reduksi Data
(a) Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya di identifikasikan
adanya satuan yaitu bagian terkecil yang di temukan dalam data
yang memliki makna bila di kaitkan dengan fokus dan masalah
penelitian.
(b) Sesudah satuan di peroleh, langkah berikutnya adalah membuat
koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap
‘satuan’, agarsupaya tetap dapat di telusuri data/satuannya,
berasal dari sumber mana.
2) Kategorisasi
(a) Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah
setiap satuan ke dalam bagan-bagian yang memiliki kesamaan.
(b) Setiap kategori di beri nama yang di sebut “label”.
3) Sintesiasi
(a) Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori
dengan kategori lainnya.
(b) Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya di beri nama/label
lagi.
4) Menyusun Hipotesis Kerja
Hal ini di lakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang
proporsional.. hipotesis kerja ini sudah merupakan teori substansif
(teori yang berasal dan masih terikat dengan data).
3. Analisis Setelah Pengumpulan Data
Pekerjaan setelah analiss setelah pengumpulan data tidak lain
adalah mengembangkan sebuah sistem kode untk mengorganisasikan
data. peneliti tentunya dalam datanya menjumpai kata-kata tertentu,
ungkapan-ungkapan, pola perilaku, jalan berfikir subjek dan berbagai
peristiwa yang berulang. Oleh karena itu, perlu pengembangan sistem
22
Moleong, Lexy.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm 288.
16
kode, yang mencakup langkah-langkah mencari keteraturan dalam data,
pola- pola dan topik- topik. Selanjutnya, menuliskan kata- kata atau
ungkapan- ungkapan untuk menampilkan topik dan pola itu. Kata- kata
dan ungkapan- ungkapan adalah kategori kode. Kategori kode adalah
alat untuk memilah atau menyortir data deskriptif yang terkumpul
sehingga bahan- bahan yang berhubungan dengan topik yang ada secara
fisik terpisah dari data lain.23
Berdasarkan pengelompokkan setiap kode, peneliti akan dapat
menentukan apa yang dimaksud dengan tipe, mendiskusikan jenis data
apa yang akan disortir dengan tipe tersebut, membicarakan kapan kode
itu lebih sering digunakan, dan selanjutnya memberikan sebuah contoh
dari sebuah unit data yang bisa dikodekan secara tepat berdasarkan
kategori yang mewakili kelompoknya. Kategori kode dalam penelitian
tertentu mungkin saja dikawinkan. Dengan kata lain, setiap inti data
dikode lebih dari satu kategori kode, bahkan mungkin juga lebih dari
satu kode kelompok. kelompok kode yang dihasilkan itu harus dapat
menjadi alat untuk mengembangkan kategori kode yang membantu
peneliti menyortir data.24
Mantja (2007:93-102) mengemukakan klasifikasi kategori kode,
yaitu :
1. Kode latar
Kode latar menunjukkan kode berdasarkan ketika sebagian
besar informasi umum dalam latar, latar, topik dan subjek dapat
dipilah-pilahkan. Bahan- bahan penelitian dalam konteks yang
begitu luas ditemukan berdasarkan kode-kode seperti itu. Dengan
kode semacam itu bahan deskripsi diberlakukan juga karena
semuanya itu memiliki keterkaitan dengan latar, subjek, atau topik
yang dapat disejajarkan dengan media massa. Kode khusus dalam
kelompok tertentu sebenarnya sangat tergantung kepada subjek
23
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. (Jakarta; Bumi Aksara, 2013),
hlm. 230
24
ibid, hlm. 231
17
peneliti. Bahan- bahan yang diberikan kepada peneliti itu harus
dikodekan berdasarkan kode latar (setting) dan tautan (konteks).
2. Kode situasi
Kode situasi untuk menempatkan unit-unit data yang
menjelaskan bagaimana subjek menentukan latar atau topik tertentu.
Ketertarikan peneliti terhadap cara pandang dunia mereka dan
bagaimana subjek melihat diri mereka sendiri dalam hubungannya
dengan latar atau topik peneliti. Pertanyaan yang dapat digunakan
untuk melacaknya, yaitu apakah yang diharapkan oleh subjek?
Bagaimana mereka menetapkan apa yang dikerjakan?Apa saja yang
oenting untuk mereka? Apakah mereka memiliki orientasi tertentu
yang mengakibatkan mereka menetapkan partisipasi mereka dalam
organisasi?. Peneliti hendaknya memiliki sebuah kategori kode
untuk setiap informan/ partisipan. Perbedaan antara informan yang
satu dengan yang lainnya mendasari perbedaan kategori.25
3. Kode perspektif subjek
Kode ini mengacu pada cara berfikir yang dikemukakan oleh
beberapa atau seluruh subjek, yang pada umumnya secara
keseluruhan tidak sama dengan definisi situasi, tetpai mengacu
asoek-aspek khusus latar. Kode itu mencakup peraturan dan norma
atau beberapa pendirian.26
4. Kode cara berfikir subjek
Kode ini mengenai orang dan objek menunjukkan kode yang
diberikan kepada pengertian subjek mengenai seseorang terhadap
orang lain, mengenai orang-orang yang diluar dirinya dan mengenai
objek yang menjadi bagian dari dunianya.
5. Kode proses
Kode proses merujuk pada kode kata-kata dan ungkapan-
ungkapan yang mendukung pengaktegorian urutan peristiwa,
25
Ibid, hlm. 231
26
Ibid, hlm. 232
18
perubahan dari waktu ke waktu, bagian- bagian dari suatu bentuk
atau jenis status terhadap status lainnya. Untuk menggunkan kode
proses, peneliti harus memandang seseorang, kelompok, organisasi,
atau kegiatan sepanjang waktu dan dan merasakan terjadinya
perbaikan dalam tahap- tahap tesebut. Secara khusus, kode proses
menunjuk pada periode waktu, tahapan, fase, bagian, langkah, atau
kronologis kejadian. Disamping itu, butir-butir penting dalam
tahapan dapat pula dimasukkan kedalam kelompok proses. Misalnya,
suatu sejarah kehidupan seseorang yang menekankan pendidikannya
meliputi kode, seperti kehidupan di masa muda, hari-hari di sekolah
atau universitas, dan sesudah lulus. Peneliti hendaknya
memperhatikan bahwa kode-kode itu mencerminkan bagaimana
subjek hidup dalam urutan kehidupannya. Kode proses digunakan
juga untuk mengorganisasikan data kedalam pengorganisasian studi
kasus. Disini perubahan dalam pengorganisasian mengenai waktu
merupakan fokus minat.
6. Kode kegiatan
Kode ini diberikan pada jenis perilaku yang terjadi secara
tetap. Perilaku-perilaku itu secara relatif mungkin bersifat informal,
yang dapat mengarahkan kepada kode, atau juga terjadi secara
teratur sehingga merupakan bagian formal dari sebuah latar. Unit-
unit data yang dikode berdasarkan kegiatan menjadi tampak lebih
jelas.27
7. Kode peristiwa
Kode ini digunakan pada sebuah unit data yang berhubungan
dengan kegiatan khusus yang terjadi didalam sebuah latar, atau
didalam kehidupan subjek penelitian. Kode peristiwa menunjukkan
pada peristiwa khusus yang jarang terjadi atau hanya sekali saja
terjadi. Misalnya, wawancara yang melibatkan wanita mengenai
pengalamnnya pada saat pertama menstruasi. Peristiwa menjadi
sebuah kategori kode. Sebuah penelitian dalam hal pengamatan
27
Ibid, hlm. 233
19
berperan serta, peristiwa yang menjadi kategori kodenya adalah hal-
hal yang ditampilakan sebagai transaksi yang menguntungkan dalam
sebuah pusat perhatian dengan subjek. Peristiwa yang terjadi
sebelum penelitian, dapat menjadi topik yang lebih sering terjadi.
8. Kode strategi
Kode strategi merujuk pada taktik, cara, teknik, manuver dan
berbagai hal yang dilakukan orang secara sadar untuk mencapai
berbagai tujuan. Misalnya seorang guru dikelas menerapkan strategi
untuk mengontrol perilaku siswanya. Terkait dengan hal ini, penting
untuk tidak menghubungkan motif pada perilaku orang, atau jika hal
itu dikerjakan maka seharusnya peneliti menyadarinya. Jika peneliti
menganggap perilaku adalah strategi atau taktik maka hendaknya
diperhatikan perlunya membedakan antar keputusan orang tersebut
dengan peneliti.
9. Kode relasi dan struktur sosial
Kode ini mengkategorikan pola-pola perilaku tetap dan teratur
diantar orang-orang, tidak secara formal ditentukan oleh peta
organisasi yang dikelompokkan berdasarkan hubungan (relasi). Unit
data yang diberikan kepada kelompok, sejawat, koalisi, musuh, dan
mentor adalah yang dimaksud dengan kode relasi. Relasi secara
lebih formal didefinisikan perasaan sosial, seperangkat peranan, dan
posisi yang menunjukkan bagian lain dari kelompok kode ini.
Deskripsi keseluruha dari hubungan dalam sebuah latar mengacu
pada struktur sosial. Kode dalam domain ini mengarah pada sebuah
peran/ konteks struktur sosial.
10. Kode metode
Kode ini memisahkan bahan- bahan yang berhubungan dengan
prosedur penelitian, masalah kesukaan, dilema dan yang sejenisnya.
Sebagain besar penelitian dengan satu metode dianggap memadai.
Beberapa peneliti terkadang mengubah penelitian mereka menjadi
penelitian metodologi, yang memfokuskan diri pada bagaimana
melakukan penelitian daripada terhadap topik yang sesungguhnya,
20
atau topik teoritis dalam latar. Terkait hal ini, semua kategori kode
berhubungan dengan metode. Berbagai judul, bab, dan bagian dalam
suatu buku dapat dikode seperti halnya dalam penelitian. Terkadang
dalam penelitian yang dilakukan menggunakan lebih dari satu
kelompok kode. Mereka yang melakukan penelitian metodologis
menggunakan kode proses untuk mengorganisasikan data penelitian
mereka. Urutan kegiatan penelitian mereka adalah kode-kode desain,
pemilihan situs, memantapkan relasi, dan analisis.28
28
Ibid, hlm. 234
29
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta : PT RajaGrafindo,2014), hlm 196.
21
Berdasarkan penjelasan di atas, analisis data dalam proses penulisan
laporan berarti peneliti melakukan konseptualisasi data dan mencari
hubungan antara konsep ketika menulis laporan. Inilah yang di sebut
sebagai kegiatan analitis dalam menulis laporan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Namun, dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih di
fokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Dalam kenyataannya, analaisis data kualitatif berlangsung selama proses
pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data.
Analisis data penelitian kualitatif tiddak hanya di lakukan selama
pengumpulan data, akan tetapi juga di lakukan dalam proses penulisan
laporan. Penulisan laporan bukan hanya di isi dengan penyajian data
melainkan juga analisis data. Bahkan, penulisan laporan merupakan
kegiatan analisis data, dan penyajian data merupakan suatu analisis data.
B. Saran
Demikian makalh yang telah kami susun semoga bisa
mendatangkan barokah dan manfaat bagi pembaca. Kami juga menyadari
bahwa makalah ini belumlah sempurna dan banyak terdapat kesalahan
untuk itu kami siap menerima kritik dan saran dari para pembaca.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif ; Pemahaman Filosofis dan
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rosdakarya.
Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
24