Anda di halaman 1dari 16

Makalah Biostatistika

Analisis Data
Oleh:
Ryan Fill Christopher Tobias Tianga
218700003
Maidar Astiyanti Puti Nis Bate’e
218700001
Lilis Karlin Hulu
218700019

Fakultas Sains Dan Teknologi


Prodi Biologi
Universitas Medan Area
2023
DAFTAR ISI

1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 2
Latar belakang ................................................................................................. 3
Pokok bahasan ................................................................................................ 3
Tujuan penelitian ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 4
Pengertian analisis data .................................................................................. 4
Tahap analisis data ......................................................................................... 4
Analisis “belakang meja” ............................................................................. 7
Simpulan dan pembahasan ............................................................................. 10
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 13
Kesimpulan ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

BAB I
PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari sebuah penelitian, baik
penelitian kuantitatif atau kualitatif. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu penelitian
atau sering disebut dengan metode penelitian tentunya mempunyai kaidah-kaidah
tertentu untuk membaca objek penelitian. Kaidah-kaidah itulah yang harus
dipegang teguh oleh peneliti agar bisa menghasilkan riset yang menarik dan bisa
dipertanggungjawabkan. 
Salah satu kaidah penelitian; baik penelitian kuantitatif ataupun kualitatif
adalah analisis data. Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi
data memerlukan cara berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses
tersebut merupakan proses yang saling terkait dan sangat erat hubungannya.
Analisis data merupakan proses untuk pengorganisasian data dalam rangka
mendapatkan pola-pola atau bentuk-bentuk keteraturan. Sedangkan interpretasi
data adalah proses pemberian makna terhadap pola-pola atau keteraturan-
keteraturan yang ditemukan dalam sebuah penelitian.
Data yang terkumpul diharapkan dapat merupakan jawaban dari pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan. Proses penyusunan data dapat berbeda-beda
antar peneliti tergantung selera, pengalaman dan kreatifitas berfikir sehingga data
yang terkumpul dapat mempengaruhi pemilihan alat analisis data. Dalam
penelitian kualitatif tidak ada formula yang pasti untuk menganalisis data seperti
formula yang dipakai dalam penelitian kuantitatif. Namun, pada dasarnya terdapat
beberapa kesamaan langkah yang ditempuh untuk menganalisis dan interpretasi
data. Proses analisis data diawali dengan menelaah seluruh data yang berhasil
dihimpun dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dan
kajian dokumen (pustaka). Langkah berikutnya reduksi data yang dilakukan
dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan upaya membuat rangkuman dari
segala data yang ada. Kemudian, menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-
satuan ini dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Pengkategorian ini
dilakukan dengan cara koding. Selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan
keabsahan data. Langkah terakhir, penafsiran data yang telah untuk diuji
(verifikasi) untuk dijadikan teori substansif dengan menggunakan beberapa
metode tertentu.

3
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang analisis data penelitian kualitatif.
Dimana, gaya analisis dari penelitian ini jauh berbeda dengan gaya analisa
kuantitatif yang selalu menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan suatu
penelitian. Analisis data kualitatif berkaitan dengan data berupa kata atau kalimat
yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan dengan kejadian yang
melingkupi sebuah objek penelitian.

B. Pokok Bahasan
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok bahasan makalah ini adalah :
1. Pengertian analisis data
2. Tahap analisis data
3. Analisis “belakang meja”
4. Simpulan dan pembahasan

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan atau penyusunan makalah ini adalah untuk memahami :
1. Pengertian analisis data
2. Tahap analisis data
3. Analisis “belakang meja”
4. Simpulan dan pembahasan

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Analisis Data
LeCompte and Schensul (dalam Kawulich, 2013:1) mendefinisikan
analisis sebagai proses peneliti menggunakan dan mengurangi serta memilah data
menjadi sebuah cerita dan mengintepretasikannya. Analisis data adalah sebuah
proses mengurangi sejumlah data yang terkumpul untuk kemudian memahaminya.
Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong (1999), Analisis data kualitatif
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data,  memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat
dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain Demikian juga yang diungkapkan oleh Matthew B.  Miles dan
Michael Haberman dalam Mappiare (2009) bahwa terdapat 3 langkah analisis
yang meliputi reduksi data (data reduction), pemaparan data (data display), dan
penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Sumber lain menyebutkan 3
aktivitas: pendeskripsian (describing), pengategorian (classifying), dan
penghubung-hubungan makna (connecting), dilakukan sampai berhasil dijawab
seluruh permasalahan yang diteliti Dey (dalam Mappiare, 2009:119).
Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data
yang melalui pengakuan subyek pelakukanya. Peneliti dihadapkan kepada
berbagai objek penelitian yang semuanya menghasilkan data yang membutuhkan
analisis. Data yang didapat dari obyek penelitian memiliki kaitan yang masih
belum jelas. Oleh karenanya, analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan
tersebut secara jelas sehingga menjadi pemahaman umum.

B. Tahap analisis data


Analisis kualitatif berakar pada pendekatan fenomenologi yang sebenarnya
lebih banyak mengkritik pendekatan positivisme yang dianggap terlalu kaku,
hitam-putih dan terlalu taat asas.  Alasannya bahwa analisis fenomenologi lebih
tepat digunakan untuk mengurai persoalan subjek manusia yang umumnya tidak
taat asas,  berubah ubah,  memiliki subjektivitas individual,  memiliki emosi,  dan
sebagainnya.

5
Dengan demikian maka analisis-analisis kualitatif cenderung menggunakan
pendekatan logika induktif,  di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal
khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum.
Dengan demikian, seperti yang dikatakan Bungin, (2007:147), pendekatan ini
menggunakan logika berpikir menyerupai piramida duduk, seperti di bawah ini.
Fakta/Data/ Informasi

Kesimpulan Teori/ Dalil/ Hukum

Strategi analisis kualitatif,  umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data
dalam arti dan frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial
yang berlangsung makna dari fakta-fakta yang tampak dipermukaan itu. Dengan
demikian,  maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan
fakta dan bukan sekadar untuk menjelaskan fakta tersebut.  
Model tahapan analisis induktif adalah sebagai berikut 
1. Melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial,  melakukan identifikasi, 
revisi-revisi,  dan pengecekan ulang terhadap data yang ada.
2. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh
3. Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi
4. Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi
5. Menarik kesimpulan-kesimpulan umum
6. Membangun atau menjelaskan teori

Moleong dalam Bungin Burhan (2007:151) mengutip beberapa pendapat


mengenai strategi umum analisis kualitatif sebagai berikut :
1. Bogdan&  Biklen. (1982)  mengatakan analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan: 
a. Bekerja dengan data
b. Mengorganisasikan data: 
c. Memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola

6
d. Menyintesiskannya
e. Mencari dan menemukan pola
f. Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari s- 
g. Memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain
2. Seiddel (1998)  mengatakan analisis dara kualitatif prosesnya beralan sebagai
berikut
a. Mencatat yang menghasilkan cataran lapangan, dengan hal itu diberi kode
agar sumber datanya teuap dapat ditelusuri
b. Mengumpulkan, memilahmilah,mengklasifikasikan,menyintesiskan,
memmbuat ikhtisar, dan membuat indeksnya
c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan:  dan
d. Membuat temuan-temuan umum. 
3. Janice McDrury(Collaborative Group Analysis o Dara,  1999)  mengatakan
tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut. 
a. Membaca mempelajari data,  menandai kata-kata kunci dan gagasanyang
ada dalam data; 
b. Mempelajari kata-kata kunci itu,  berupaya menemukan tema-tema yang
berasal dari data; 
c. Menuliskan'model yang ditemukan; 
d. Koding yang telah dilakukan. 
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tahapan penelitian kualitatif juga
adalah tahapan analisis kualitatif dengan demikian, maka tahapan-tahapan analisis
itu juga adalah yang dilaksanakan peneliti pada setiap tahapan penelitiannya.
Jadi, model langkah analisis data kualitatif bukanlah teknik analisis data kualitatif
melainkan sebuah strategi data yang melekat pada setiap tahapan langkah
penelitian sedangkan metode teknik analisis kualitatif adalah alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data (beberapa alat untuk pengumpulan data saja) dan
sekaligus juga adalah alat analisis data.

C. Analisis Belakang Meja

7
Dalam penelitian kualitatif,  tidak sekadar mendeskripsikan sebuah
fenomena,  sehingga fenomena itu tak berangka namun yang terpenting adalah
menjelaskan makna,  mendeskripsikan makna dari fenomena yang muncul, 
bahkan menjelaskan metamakna yaitu makna di balik makna. Setiap fenomena
selain memiliki "pertanda"  dan deskripsinya fenomena juga memiliki makna
"substansi”, roh atau jiwa yang tersimpan di balik fenomena itu sendiri.  Jadi, 
umpamanya fenomena cantik,  seperti penjelasan di atas,  analisisnya adalah apa
sebenarnya makna cantik dalam masyarakat tersebut;  cantik itu hidung mancung, 
kulit putih,  baik budi pekertinya,  anak pejabat,  badan yang kurus atau muk, 
rambut yang lurus dan panjang?  atau yang mana? karena di dalam berbagai
masyarakat memiliki makna yang berbeda-beda tentang cantik ini.  Pertanyaan
kemudian berkembang ke arah menemukan jawaban terhadap makna ontologi, 
epistemologi dan aksiologi cantik,  data perdebatan dan kritik terhadap makna
cantik itu sendiri.  Inilah yang dimaksud dengan dan pendekatan kualitatif alam
pendekatan kualitatif. 
Dalam hal ini Mappiare (2009) menggambarkan pemaknaan tersebut
dengan sebutan analisis “belakang meja”. Analisis data "belakang meja"
mencakup aktivitas pokok peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, refleksi
makna dan pemaknaan makna (Lebih abstrak), serta upaya-upaya penarikan
simpulan atas pertanyaan “Apa yang sedang terjadi" dan "Mengapa terjadi
demikian". Kalau pada analisis “di lapangan"  peneliti mengandalkan
keterampilan memburu makna, kecermatan pengamatan dan kejelian
membedakan mana kejadian selaku data dan mana yang bukan, pada analisis
"belakang meja"  peneliti mengandalkan kemampuan imajinatif, kreatif, kehati-
hatian dan penghayatan etik yang kuat. 
Pada peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, tugas peneliti kualitatif
adalah memeriksa dengan sesegera mungkin catatan lapangan. Sering terjadi
catatan lapangan, karena kesempatan menulis yang kurang, terdapat kekurangan
keterangan kejadian di sana-sini, bahkan tidak jarang catatan itu hanya berisi
serangkaian kata-kunci dari apa yang sedang berlangsung. Sebelum dilakukan
analisis "belakang meja", peneliti hendaknya melengkapi kembali atau menulis
ulang catatan lapangan berdasarkan apa kejadian yang sungguh terjadi yang masih

8
diingatnya. Refleksi data yang semula dilakukan di lapangan dapat pula
dilengkapi asalkan tetap bertolak pada data riil yang masih diingat. Kehati-hatian
diperlukan di sini agar tidak terjadi apa yang disebut 'mengarang cerita'  yang
tidak terjadi di lapangan, atau "mengada-ada' dengan menambah-nambah refleksi
data yang tidak didukung data. Di sinilah, antara lain, esensi dari konsep “Pribadi
Peneliti adalah Instrumen” ~ usahakanlah agar pribadi anda tetap valid. Aktivitas
pokok refleksi makna sangat dipersyarati adanya kemampuan imajinatif dan
kreativitas dalam kadar cukup tinggi pada peneliti kualitatif. Ketika dilakukan
aktivitas pokok refleksi makna, pemaknaan makna (lebih abstrak), sering terjadi
adanya 'kekurangan data pendukung atau bahkan kesenjangan data. Dalam hal
ini, sangat diperlukan kehati-hatian dan penghayatan etik yang kuat. Peneliti harus
senantiasa menahan diri untuk tidak menambah nambah data pendukung suatu
makna abstrak yang diinginkannya, atau untuk menutupi kesenjangan data'.  Hal
tepat dan paling etis dilakukan peneliti dalam hal ini adalah penulisan catatan
tambahan pada "Buku Catatan Kancah” mengenai kekurangan data dukung itu
atau kesenjangan data itu untuk menjadi pedoman bagi penelusuran data pada
kesempatan memasuki lapangan hari berikutnya. 
Adapun upaya-upaya penarikan simpulan atas pertanyaan Apa yang sedang
terjadi" atau "Bagaimana terjadinya", dan “Mengapa terjadi demikian” secara
khusus perlu dipusatkan perhatian pada sifat analisis yang sirkuler dari "variabel-
variabel” Jawaban atas pertanyaan tersebut di atas ini, khusus dalam riset
kualitatif untuk tugas atau proyek akhir akademik, hendaknya tetap berpegang
pada konsepsi ilmu atau profesi seperti terdapat dalam rumusan masalah
penelitian. Pertanyaan mengenai "Apa yang sedang terjadi?" membutuhkan
jawaban yang diperoleh melalui pendeskripsian yang jika data yang ditemukan
dan refleksi atau pemaknaannya sudah benar akan dengan mudah dilakukan.
Jawaban deskriptif itu harus pula ditemukan pola kejadiannya melalui pertanyaan
"Bagaimana terjadinya?”. Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh pemahaman
mengenai ciri-sifat tiap bongkahan apa yang ditemukan. Bongkahan itu lalu
digolong-golongkan dalam proses kategorisasi ~ ditemukannya, misalnya
bongkahan konsep 'A', konsep 'B', konsep 'C’, konsep ‘D’,  konsep ‘E’,  dan
lainnya, diikuti ketegasan mana batas tiap konsep. Hal yang agak sulit adalah

9
menjawab pertanyaan ketiga di atas ini. Ini tentu harus bertolak pada jawaban
pertanyaan pertama dan kedua yang di dalamnya mungkin mengandung beberapa
term atau konsep,  seperti dikatakan tadi.  Jawaban atas pertanyaan "Mengapa"
tadi,  lazimnya lebih mudah jika peneliti membatasi diri dulu pada konsep yang
ada. Hal penting adalah mengingat bahwa sifat realitas dalam keyakinan kualitatif
adalah proses sirkuler.  Karena itu, dalam aktivitas selanjutnya yaitu menghubung
hubungkan, perlu dicari ‘benang merah' yang menunjukkan bukti-bukti penjelas
adanya hubungan sebab akibat seputar konsep 'A' sampai' E'. Ketika seorang
peneliti berhasil melihat dan menyusun keterkaitan antarkonsep/antarkonstruk
variabel penelitian maka dikatakan dia berhasil merumuskan suatu proposisi. Jika
ternyata konsep yang ada belum memuaskan, berdasarkan cues pada data dan clue
pada hipotesis (dalam catatan lapangan) maka lebih bagus peneliti kembali ke
lapangan untuk memburu bukti-bukti baru. 
Sebagai klarifikasi bahasan di atas ini, dalam analisis data "belakang
meja" perlu diperhatikan: 
1) Pertanyaan pokok yang perlu dijawab,  yang membimbing peneliti,adalah
"Apa yang sedang terjadi "Bagaimana terjadinya",  dan"Mengapa terjadi
demikian".  Untuk itu peneliti mengandalkan kemampuan imajinatif, 
kreatif,  kehati hatian,  dan penghayatan etik yang kuat.
2) Aktivitas ini melibatkan peninjauan kembali data dan jika perlu,
penambahan refleksi arti data. Konsep mengenai "Pribadi Peneliti sebagai
Instrumen” adalah penting dalam proses keseluruhan riset dan menonjol
keberadaannya dalam peninjauan kembali data dan upaya-upaya penarikan
simpulan.
3) Upaya-upaya penarikan simpulan atas pevrtanyaan Apa yang sedang terad
melibatkan pendeskripsian; jawaban atas Pertanyaan Bagaimana terjadinya
kategorisasi dan upaya penyimpulan dari dari pertanyaan “Mengapa terjadi
demikian” melibatkan penghubung-hubungan.  yaitu menemukan pola
hubungan untuk menghasilkan suatu proposisi. Khusus untuk produk
berupa proposisi, diperlukan hanya jika tujuan penelitian bermaksud
demikian.

10
D. Simpulan dan Pembahasan (dengan Teori) 
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data.
Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah
diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang
dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan.Penarikan
kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan
dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep
dasar dalam penelitian tersebut.
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman (1992) hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan
juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia
menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin
menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar
pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan "kesepakatan
intersubjektif" atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang
muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.
Menurut Mappiare (2009:122-123) “Suatu simpulan riset kualitatif harus
dapat dipertanggungjawabkan ikhwal bukti empiriknya. logika
penyimpulannya,dan semuanya dapat dikomunikasikan. Pertanggungjawaban
dilakukan dengan pembeberan secara jelas adanya masalah, rasionel identifikasi
masalah, prosedur dan metode pemecahan masalah, dan alur logika
penyimpulan. Hanya dengan demikian maka suatu simpulan riset kualitatif dapat
disebut ilmiah. Khusus ikhwal penyimpulan (mulai dari mendeskripsikan –
mengelasifikasikan – menghubungkan yang dilakukan secara
sistematis, cermat, dan etis), jika semuanya dapat dikomunikasikan dan
berpeluang besar disepakati, maka simpulan itu dapat diklaimm sebagai simpulan
ilmiah”
Oleh karena itu penelitian kualitatif harus memiliki kredibilitas sehingga
dapat dipertanggung jawabkan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

11
menjaga kredibilitas dalam penelitian adalah melalui langkah-langkah sebagai
berikut (Sugiyono, 2012 :270)
a. Perpanjangan pengamatan
Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan untuk
mengetahui kebenaran data yang diperoleh maupun menemukan data baru.
b. Meningkatkan ketekunan
Melakukan pengamatan secara lebih cermat. Dengan meningkatakan
ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data
yang ditemukan benar atau salah.
c. Triangulasi
Pengecekan data sebagai sebagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu.
Analisis kasus negatif
Peneliti mencara data yang berbeda dengan data yang ditemukan.
Apabila tidak ada data yang berbeda maka data yang ditemukan sudah
dapat dipercaya.
d. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi yang dimaksud adalah sebagai pendukung data yang
ditemukan, sebagai contoh data hasil wawancara perlu didukung adanya
rekaman wawancara.
e. Menggunakan member check
Mengadakan kesepakatan dengan informan bahwa data yang telah
diterima sudah sesuai dengan hasil wawancara. Apabila data sudah benar
maka data sudah dianggap valid, maka peneliti perlu melakukan diskusi
dengan pemberi data agar penafsiran akan data yang diperoleh dapat
disepakati.

Simpulan dimaksud, khusus dalam riset untuk skripsi, tesis atau disertasi


adalah berkaitan dengan satu atau lebih teori sesifat dalam penyebutan term,
konsep atau konstruk yang dikaji. Ini tidak berarti bahwa suatu penelitian, sejak
penyusunan pra-proposal atau proposal, adalah di bawah naungan atau turun dari
teori, melainkan penyebutan term, konsep atau konstruk dimaksud dikaitan

12
dengan tradisi suatu teori yang lazim menggunakannya tidak lain adalah untuk
persyaratan communicable suatu riset ilmiah guna kesepakatan arti. Jika suatu
riset sejak penyusunan pra-proposal atau proposal, pelaksanaannya, sampai pada
penyimpulannya, adalah di bawah naungan payung atau bayang-bayang sesuatu
teori, maka hal demikian menyalahi prinsip kualitatif yang bersifat induktif, emic
view, dan pengutamaan actors' point of view.
Prinsip riset kualitatif yang disebut terakhir di atas ini tetap dipertahankan
sampai pembahasan simpulan atau diskusi dengan teori. Di sinilah temuan-temuan
kualitatif, yang sangat bertolak pada dunia empirik, sangat memungkinkan
berbeda dari suara teori yang sudah mapan sekalipun. Seorang peneliti kualitatif
haruslah berani menelorkan simpulan dengan penjelasan yang lain dari penjelasan
teori yang 'dipinjam' term dan konsep atau konstruknya ~ sepanjang simpulannya
didukung data dan proses penemuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti
kualitatif haruslah berani mengikuti terus dan menyusun pola interkoneksi
datanya dengan simpulan yang mungkin lain dari yang diduga orang sebelumnya.
Inilah yang disebut following up surprises les. Miles dan Huberman (dalam
Mapiare, 2009).  Ini tidak berarti bahwa simpulan harus lain dari yang sudah ada.
Beberapa hal yang penting diingat kembali dari paparan singkat di atas ini
adalah: 
1) Simpulan riset kualitatif tidak kurang ilmiahnya dengan riset kuantitatif
jika simpulan itu dapat dipertanggungjawabkan ikhwal bukti
empiriknya, logika penyimpulannya,  dan semuanya dapat
dikomunikasikan. Pertanggungjawaban dilakukan dengan pembeberan
secara rasionel identifikasi masalah, prosedur dan metode, alur logika
penyimpulan: dalam mana tiap makna yang ditarik memiliki landasan
dan dapat ditunjukkan bukti landasan"di bawah-nya.
2) Sifat dapat dikomunikasikan (communicable) adalah Persyaratan ilmiah
penting lainnya untuk dapatnya suatu simpulan riset kualitatif disebut
ilmiah. Sifat ini berarti bahwa hasil riset itu tidak harus sudah
dikomunikasikan, melainkan potensial untuk dapat dikomunikasikan
manakala diperlukan.

13
3) Simpulan temuan-temuan kualitatif, sangat memungkinkan berbeda, tapi
tidak harus berbeda, dari suara teori yang sudah mapan sekalipun.
Seorang peneliti kualitatif haruslah berani menelorkan simpulan dengan
penjelasan yang lain sama sekali dari penjelasan teori yang dipinjam
term dan konsep sepanjang simpulannya didukung data atau
konstruknya dan proses penemuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
4) Cara pembahasan atau diskusi yang bagus adalah dengan pembahasan
bolak-balik antara data dan suara teori, termasuk statemen dari riset-riset
lain dalam jurnal-jurnal seputar term, konsep atau konstruk yang
dibahas.

BAB III
PENUTUP

14
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data dalam
penelitian kualitatif dapat dimaknai sebagai analisis data belakang meja dimana
mencakup aktivitas pokok peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, refleksi
makna dan pemaknaan makna (Lebih abstrak), serta upaya-upaya penarikan
simpulan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Pada
analisis belaklang meja dilakukan peninjauan kembali hasil analisis lapangan.
Pada peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, tugas peneliti kualitatif adalah
memeriksa dengan sesegera mungkin catatan lapangan. Sebelum dilakukan
analisis "belakang meja", peneliti hendaknya melengkapi kembali atau menulis
ulang catatan lapangan berdasarkan apa kejadian yang sungguh terjadi yang masih
diingatnya. Refleksi data yang semula dilakukan di lapangan dapat pula
dilengkapi asalkan tetap bertolak pada data riil yang masih diingat.
Adapun upaya-upaya penarikan simpulan atas pertanyaan “Apa yang sedang
terjadi" atau "Bagaimana terjadinya", dan “Mengapa terjadi demikian” secara
khusus perlu dipusatkan perhatian pada sifat analisis yang sirkuler dari "variabel-
variabel”.
Simpulan adalah berkaitan dengan satu atau lebih teori sesifat dalam
penyebutan term, konsep atau konstruk yang dikaji. Simpulan temuan-temuan
kualitatif, sangat memungkinkan berbeda, tapi tidak harus berbeda, dari suara
teori yang sudah mapan sekalipun. Seorang peneliti kualitatif haruslah berani
menelorkan simpulan dengan penjelasan yang lain sama sekali dari penjelasan
teori yang dipinjam term dan konsep sepanjang simpulannya didukung data atau
konstruknya dan proses penemuan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan cara pembahasan atau diskusi yang bagus adalah dengan pembahasan
bolak-balik antara data dan suara teori, termasuk statemen dari riset-riset lain
dalam jurnal-jurnal seputar term, konsep atau konstruk yang dibahas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bungin Burhan H. M. 2007. Penelitian Kualitatif: komunikasi, Ekonomi,


Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Group:
Jakarta
Kawulich, BB. 2013. Qualitative Data Analysis Techniques. Department of
Educational Leadership and Professional Studies. University of West
Georgia: USA
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 103
Mappiare, AT. 2009. Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu Sosial
dan Profesi. Jenggala Pustaka Utama: Malang
Milles & Huberman. (1992) Analisis Data Kualitatif (tentang metode-metode
baru), Jakarta: UI-Press.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. ALFABETA

16

Anda mungkin juga menyukai