Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK


SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE
Yuliana1, Yusminah Hala2, A. Mushawwir Taiyeb3
1
Guru SMPN 3 Palakka
2,3
Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK:
Tujuan Penelitaian ini adalah untuk mendeskripsikan efektifitas pemanfaatan laboratorium
IPA dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 3 Palakka.
Penelitian ini adalah penelitian pre- eksperimental (pre-eksperimental design) dengan
menggunakan design one group pretest posttest, artinya penilaian yang dilakukan untuk
mengukur 96,91 siswa dengan cara memberikan pretest untuk mengukur penguasaan
konsep peserta didik sebelum perlakuan dan posttest untuk mengukur penguasaan konsep
setelah perlakuan. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIA SMPN 3 Palakka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (i) pemanfaatan laboratorium IPA dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, ini dapat dilihat setelah pembelajaran biologi dengan
memanfaatkan laboratorium IPA, motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi
dengan nilai rata- rata 96,91, (ii) Pemanfaatan laboratorium IPA dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, ini dapat dilihat setelah pembelajaran Biologi, hasil belajar siswa berada
pada kategori tinggi dengan nilai rata- rata 82,70.

Kata Kunci: Pemanfaatan Laboratorium, Motivasi dan Hasil Belajar.

PENDAHULUAN materi serta dapat membangun pengetahuan


Laboratorium menjadi salah satu sarana dengan mengalami proses atau percobaan
pendukung kelancaran kegiatan pembelajaran. sendiri. Semakin tinggi keterlibatan siswa
Dengan adanya laboratorium, peserta didik dalam kegiatan praktikum semakin tinggi
dapat mengembangkan kemampuan pencapaian pemahaman dan ketrampilan
berteknologi melalui peralatan yang ada di proses siswa (Widayanto 2009). Pernyataan
dalamnya. Siswa lebih mudah dalam mencari tersebut diartikan bahwa kegiatan laboratorium
sumber-sumber belajar yang mereka inginkan. dapat membangun sendiri pengetahuan
Keberadaan laboratorium (kegiatan praktikum) tentang fakta, konsep, dan teori yang terdapat
di sekolah dapat mendukung kegiatan dalam materi IPA serta memperkaya
pembelajaran serta mencapai tiga ranah tujuan pengalaman sehingga akan bertahan lebih lama
pendidikan yaitu kognitif, afektif dan dalam ingatan siswa.
psikomotorik (Hofstein dan Naaman 2007). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan
Belajar dengan mengaplikasikan teori dalam dengan cara mencari tahu dan memahami
bentuk kegiatan laboratorium (praktikum) alam secara sistematis, sehingga mata
dapat meningkatkan kemampuan proses, pelajaran IPA bukan hanya penguasaan
kemampuan menyelesaikan masalah dan kumpulan pengetahuan berupa fakta - fakta,
meningkatkan minat serta sikap siswa terhadap konsep - konsep, prinsip -prinsip saja tetapi
pembelajaran. juga merupakan suatu proses penemuan.
Laboratorium sangat diperlukan sebagai Pendidikan IPA dapat menjadi wahana bagi
tempat belajar untuk memberikan pengalaman siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan
nyata pada siswa sebagai salah satu faktor alam sekitarnya, sehingga siswa akan lebih
pendukung pelaksanaan pembelajaran. paham terhadap materi pelajaran dan hasil
Kegiatan laboratorium tidak hanya bertujuan belajarnya dapat meningkat.
untuk meningkatkan teori, tetapi siswa dapat Hasil observasi di SMPN 3 Palakka
menemukan pengetahuan sendiri (Feyzioglu menunjukkan bahwa nilai rata- rata biologi
2009). Kegiatan laboratorium digunakan masih rendah dan motivasi belajar siswa
sebagai cara agar siswa mudah memahami sangat kurang ini terlihat yang tidak

1
memperhatikan penjelasan ketika guru tersebut terhadap analisis hasil belajar peserta didik
sedang mengajar dan banyak melakukan SMPN 3 Palakka?
aktifitas lain diluar pembelajaran, hal ini Berdasarkan rumusan masalah, tujuan
disebabkan karena kegiatan belajar mengajar yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
hanya menggunakan metode ceramah dengan untuk mendeskripsikan efektivitas
bahan ajar buku paket paket sehingga siswa pemanfaatan laboratorium IPA dalam
kurang memahami materi. Guru jarang meningkatkan motivasi dan hasil belajar
melakukan praktikum dalam proses belajar peserta didik SMPN 3 Palakka kabupaten
mengajar padahal sekolah tersebut memiliki Bone.
laboratorium yang cukup memadai. METODE PENELITIAN
Belajar dengan mengaplikasikan teori Penelitian ini adalah penelitian pre-
dalam kegiatan laboratorium (praktikum) dapat eksperimen, artinya artinya peniliaian yang
meningkatkan kemampuan proses, dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa
kemampuan menyelesaikan masalah dan dengan cara memberikan pretest untuk
meningkatkan minat serta sikap siswa dalam mengukur penguasaan konsep peserta didik
pembelajaran. Laboratorium sangat diperlukan sebelum perlakuan dan posttest untuk
sebagai tempat belajar untuk memberikan mengukur penguasaan konsep setelah
pengalaman nyata pada siswa sebagai salah perlakuan.
satu faktor pendukung pelaksanaan Popuasi penelitian ini adalah peserta
pembelajaran. didik kelas VII SMPN 3 Palakka sebanyak 3
Kegiatan laboratorium tidak hanya rombel dengan jumlah siswa 96 orang dan
bertujuan untuk meningkatkan teori, tetapi dipilih secara acak kelas yang akan diteliti dan
siswa dapat menemukan pengetahuan sendiri terpilihlah kelas VII A yang berjumlah 24
(Feyzioglu 2009). Semakin tinggi keterlibatan orang semester genap tahun pelajaran
siswa dalam kegiatan praktikum semakin 2015/2016.
tinggi pencapaian pemahaman dan ketrampilan Rancangan penelitian ini adalah
proses siswa (Widayanto 2009). menggunakan desain one group pretest
Biologi berkaitan dengan cara mencari posttest (Sugiyono 2009). Prosedur yang
tahu dan memahami alam secara sistematis, dilakukan adalah seperti pada Gambar 2.
sehingga biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, O1 X O2
konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas Gambar 2. Design one group pretest posttest
2001). Pendidikan Biologi dapat menjadi Keterangan:
wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya O1 : nilai pretest
sendiri dan alam sekitarnya, sehingga siswa X : perlakuan atau treatment dengan
akan lebih paham terhadap materi pelajaran memanfaatkan laboratorium(praktikum)
dan hasil belajarnya dapat meningkat. O2 : nilai posttest
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, Penelitian ini diawali dengan mencari
maka penelitian dibatasi pada masalah tentang informasi yang dilakukan oleh peneliti untuk
: (1) Bagaimana peningkatan motivasi belajar mengetahui kondisi awal yang ada pada tempat
peserta didik kelas VII SMPN 3 Palakka yang dijadikan subjek penelitian. Secara
Kabupaten Bone melalui pemanfaatan umum, penelitian ini terdiri dari 3 langkah
laboratorium IPA ? (2) Bagaimana utama yaitu : tahap persiapan, tahap
peningkatan hasil belajar peserta didik kelas pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
VII SMPN 3 Palakka Kabupaten Bone melalui Sumber dan pengambilan data meliputi: (1)
pemanfaatan laboratorium IPA ? (3) Seberapa Data hasil belajar siswa diambil melalui
besar efektivitas penggunaan laboratorium IPA metode tes ( nilai pretest dan posttest). (2) Data
terhadap motivasi hasil belajar peserta didik motivasi belajar diambil dengan lembar
SMPN 3 Palakka? (4) Seberapa besar angket/ motivasi.
efektivitas penggunaan laboratorium IPA Instrumen penelitian merupakan alat
bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data.

2
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam meningkat menjadi 96,91 dan nilai
penelitian ini adalah tes dan lembar/ angket terendahnya berada pada nilai 90.
motivasi. Tes digunakan untuk memperoleh Distribusi nilai motivasi belajar siswa
nilai peserta didik dengan pemanfaatan setelah dikelompokkan dalam kategori tinggi
laboratorium dan lembar/ angket motivasi sekali, tinggi, cukup, rendah dan rendah sekali
digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi dapat dilihat pada Tabel 2.2
peserta didik terhadap pemanfaatan Tabel 2.2 Distribusi frekuensi dan persentase
laboratorium. nilai motivasi belajar siswa pada pemanfaatan
Sedangkan analisis data yaitu (1) laboratorium IPA
Analisis motivasi belajar siswa: data motivasi Nilai Katero
Frekuensi Persentase
belajar siswa dianalisis dengan menggunakan Prete Posttes Pretes Posttes
Interval gi
analisis deskriptif yang bertujuan mengetahui st t t t
Sangat
tingkat motivasi belajar siswa melalui format 105- 125
Tinggi
0 1 0 4,16
motivasi siswa. Analisis motivasi belajar siswa 85- 105 Tinggi 14 23 58,33 95,83
dianalisis dengan menggunakan skala likert 65 - 85 Cukup 10 0 41,67 0
yaitu 5 = Sangat setuju, 4 = Setuju, 3 = Kurang 45 - 65 Rendah 0 0 0 0
Setuju, 2 = Tidak Setuju, 1 = Sangat tidak Sangat
25 - 45 0 0 0 0
Rendah
Setuju. (2) Analisis hasil belajar siswa: data
Pada Tabel 2.2 diatas terlihat bahwa
hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif
motivasi belajar siswa pada dasarnya baik. Hal
dengan menggunakan analisis statistik
ini terlihat Dari distribusi nilai motivasi siswa
deskriptif. Analisis ini bertujuan mengetahui
yang hanya terpusat pada kategori cukup,dan
hasil belajar siswa berdasarkan indikator hasil
tinggi sebelum pembelajaran, dan setelah
belajar siswa yang telah dilakukan.
pembelajaran berada pada kategori tinggi dan
HASIL PENELITIAN DAN
tinggi sekali. Sedangkan nilai motivasi belajar
PEMBAHASAN
siswa dibandingkan antara nilai yang diperoleh
1. Hasil Penelitian
siswa sebelum pembelajaran dengan
a. Analisis deskriptif motivasi belajar
pemanfaatan labotarorium IPA dengan nilai
melalui pemanfaatan laboratorium IPA
siswa setelah pembelajaran, terlihat adanya
Pada siswa kelas VII SMPN 3 Palakka
peningkatan. Sebelum proses pembelajaran,
Pada subdeskriptif data ini dijelaskan
persentase siswa pada kategori cukup adalah
gambaran umum dari data yang diperoleh.
10 orang (58,33%), kategori tinggi adalah 14
Hasil perolehan data motivasi belajar siswa
orang (58,33%). Sedangkan setelah
dapat dilihat Tabel 2.1
pembelajaran dengan pemanfaatan
Tabel 2.1Hasil analisis motivasi belajar siswa
laboratorium IPA berada pada kategori tinggi
sebelum dan sesudah pemanfaatan
sebanyak 23 orang (95,83%) dan tinggi sekali
Laboratorium IPA
1 orang (4,165).
Statistik Pretest Posttest
b. Analisis deskriptif hasil belajar melalui
Ukuran sampel 24 24 pemanfaatan laboratorium IPA pada
Rata- rata 86,75 96,91 siswa kelas VII SMPN 3 Palakkka
Median 85 97,5 Analisis statistik deskriptif berdasarkan
Nilai tertinggi 97 105 skor hasil belajar yang diperoleh siswa pada
Nilai terendah 79 90 materi keragaman sistem organisasi kehidupan
Pada Tabel 2.1 diatas terlihat bahwa dengan pemanfaatan laboratorium IPA pada
motivasi belajar biologi siswa sebelum Tabel 3.1.
pemanfaatan laboratorium IPA yaitu 86,75. Tabel 3.1. Nilai statistik deskriptif hasil belajar
Nilai terendah motivasi belajar siswa sebelum siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
pemanfaatan laboratorium IPA adalah 79. dengan pemanfaatan laboratorium IPA.
Sedangkan setelah dilakukan pembelajaran Statistik Pretest Posttest
dengan pemanfaatan laboratorium IPA terlihat
Ukuran sampel 24 24
motivasi belajar siswa yang meningkat, ini
Nilai tertinggi 60 93
terlihat dengan nilai rata- rata motivasi siswa
Nilai terendah 17 73

3
Nilai Rata- rata 32,75 82,70 terlihat dari jumlah siswa yang masuk dalam
Pada tabel 3.1 diatas terlihat hasil belajar kategori tinggi sebanyak 14 orang dan kategori
biologi siswa sesudah Pembelajaran dengan sedang 10 orang dan tidak ada yang termasuk
pemanfaatan laboratorium IPA mengalami dalam kategori rendah.
peningkatan, yaitu Nilai rata- rata (dari 32,75 Peningkatan motivasi belajar dengan
menjadi 82,70), nilai terendah (17 menjadi rumus N-gain
73), dan nilai tertinggi (dari 60 – 93). No Interval/Skor Kriteria Jumlah
Distribusi nilai hasil belajar siswa 1 g ≥ 0,7 Tinggi 14
setelah dikelompokkan dalam kategori Tinggi 2 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang 10
sekali, tinggi, cukup, rendah dan rendah sekali 3 g ≤ 0,3 Rendah -
dapat dilihat pada atabel 3.2 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
Tabel 3.2 Distribusi, frekuensi dan peningkatan motivasi belajar yang signifikan,
persentase hasil belajar siswa pada ini terlihat dari jumlah siswa yang masuk
Pemanfaatan laboratorium IPA dalam kategori tinggi sebanyak 14 orang dan
Sebelum Sesudah kategori sedang 10 orang dan tidak ada yang
pembelajaran pembelajaran
Dengan dengan
termasuk dalam kategori rendah.
Interv Katero pemanfaatan pemanfaatan 2. Pembahasan Penelitian
al gi lab. IPA lab. IPA Penelitian ini berupa pembelajaran
frek
persent frekue persent biologi dengan memanfaatkan laboratorium
uens IPA. Adapun materi yang diberikan adalah
ase nsi ase
i
Sangat
keragaman sistem organisasi kehidupan.
85-100 0 0 9 37,5 a) Motivasi belajar melalui pemanfaatan
Tinggi
65 - 84 Tinggi 0 0 15 62,5 laboratorium IPA pada siswa kelas VII
55 - 64 Sedang 3 12,5 0 0 SMPN 3 Palakka
35 - 54 Rendah 4 16,67 0 0 Hasil analisis deskriptif dan perhitungan
Tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa N- gain menunjukkan bahwa motivasi belajar
persentase 24 siswa dikelas yang mengikuti siswa kelas VII pada pembelajaran dengan
pembelajaran biologi dengan memanfaatkan memanfaatkan laboratorium IPA dilihat dari
laboratorium IPA pada materi keragaman angket motivasi posttest siswa setelah
sistem organisasi kehidupan sebelum pembelajaran mengalami peningkatan.
pembelajaran tidak ada siswa yang memiliki Meningkatnya motivasi belajar siswa akan
nilai yang masuk dalam kategori sangat tinggi mempengaruhi peningkatan hasil belajar.
dan tinggi, 12,5 % dikategorikan memiliki Menurut S. Nasution, motivasi mempunyai 3
nilai sedang dengan frekuensi 3 orang, 16,67 fungsi yaitu mendorong manusia untuk
% dikategorikan memiliki nilai rendah dengan berbuat, menentukan arah perbuatan yakni
frekuensi 4 orang dan 70,83 % memiliki nilai kearah tujuan yang dikehendaki, dan
sangat rendah dengan frekuensi 17 orang. menyeleksi perbuatan yakni menentukan
Sedangkan setelah pembelajaran dengan perbuatan- perbuatan apa yang harus
pemanfaatan laboratorium IPA tidak ada lagi dijalankan atau dihindari guna mencapai
siswa yang mendapat nilai rendah, sangat tujuan. Hamalik (2001) juga menyatakan
rendah dan sedang. Siswa yang masuk dalam bahwa motivasi adalah perubahan energy
kategori tinggi sebanyak 15 orang dengan dalam diri seseorang yang ditandai dengan
persentase 62,5 % dan siswa yang masuk munculnya “feeling” dan didahului dengan
dalam kategori sangat tinggi sebanyak 9 orang tanggapan terhadap adanya tujuan.
dengan persentase 37,5%. Motivasi merupakan factor penentu dan
No Interval/Skor Kriteria Jumlah berfungsi menimbulkan, mendasari dan
1 g ≥ 0,7 Tinggi 14 mengarahkan perbuatan. Motivasi dapat
2 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang 10 menentukan baik tidaknya dalam mencapai
3 g ≤ 0,3 Rendah - tujuan sehingga semakin besar motivasinya
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan akan semakin besar kesuksesan, tampak gigih,
peningkatan hasil belajar yang signifikan, ini tidak mau menyerah, giat belajar untuk
meningkatkan prestasinya.

4
b) Hasil belajar dengan pemanfaatan aplikasi teori dalam praktikum. (2)
laboratorium IPA pada siswa kelas VII Menumbuhkan sikap ilmiah siswa. (3) Melatih
SMPN Palakka keterampilan siswa melalui eksperimen
Berdasarkan analisis data statistik PENUTUP
deskriptif dan perhitungan N-gain, nilai hasil Kesimpulan
belajar dengan memanfatkan laboratorium IPA Berdasarkan hasil analisis data secara
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. deskriptif dan pembahasan hasil penelitian
Pemanfaatan laboratorium (praktikum) untuk maka dikemukakan kesimpulan sebagai
pembelajaran biologi berpengaruh positif berikut :
terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian 1. Motivasi belajar siswa melalui
ini sejalan dengan hasil penelitian Simalango pembelajaran dengan memanfaatkan
(2008) yang menyimpulkdaan bahwa hasil laboratorium IPA berada pada kategori
belajar dengan metode praktikum lebih baik tinggi dengan nilai rata- rata 96,91, siswa
dari pada hasil belajar yang tidak memakai kelas VII SMPN 3 Palakka
metode praktikum pada pokok bahasan laju 2. Hasil belajar siswa melalui pembelajaran
reaksi. dengan memanfaatkan laboratorium IPA
Rustaman et al. (2013) mengemukakan berada pada kategori tinggi dengan nilai
bahwa sedikitnya terdapat empat alasan rata- rata 82,70, siswa SMPN 3 Palakkka.
tentang pentingnya kegiatan praktikum dalam 3. Pembelajaran biologi dengan pemanfaatan
belajar sains. Pertama, praktikum laboratorium IPA sangat efektif terhadap
membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, motivasi belajar siswa, hal ini dapat di
praktikum mengembangkan keteramapilan lihat dengan persentase siswa yang berada
dasar melakukan eksperimen. Ketiga, dalam kategori tinggi 95,83 % (23 orang),
Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan dan tinggi sekali 4,16 % (1 orang)
ilmiah. Keempat, praktikum menunjang 4. Pembelajaran biologi dengan pemanfaatan
pelajaran. laboratorium IPA sangat efektif terhadap
Pada penelitian ini, pembelajaran biologi hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat
dengan memanfaatkan laboratorium dengan persentase siswa yang berada
(praktikum) memberi pengalaman langsung dalam kategori tinggi 62,5% (15 orang)
mengamati preparat, mendalami dan dan sangat tinggi 37,5% (9 orang)
memahami materi pelajaran, serta
mengarahkan siswa belajar yang aktif. Setiap DAFTAR PUSTAKA
kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri Andartari. 2012. Pengaruh kemampuan
atas 6 siswa. Masing-masing kelompok intelektual (IQ) dan motivasi belajar
menggunakan 1 mikroskop untuk mengamati terhadap hasil belajar siswa pada mata
preparat. Siswa melakukan pengamatan secara pelajaran akuntansi pada SMA
mikroskopis tentang bagian- bagian sel labsshool Rawamangun. Jurnal
tumbuhan. Selama kegiatan pengamatan dan pendidikan ekonomi dan bisnis1(1):1-
diskusi kelompok, guru berperan sebagai 24
pembimbing dan fasilitator. Guru membantu Agung Kurniawan. (2005). Transformasi
siswa yang kesulitan mengidentifikasi gambar Pelayanan Publik.
yang ditemukan dalam pengamatan Yogyakarta:Pembaruan
mikroskop, memberi penjelasan ketika siswa Aslamna. 2006. Meningkatkan proses dan
bertanya, mengarahkan dan membantu siswa hasil belajar konsep “perubahan
memahami konsep-konsep yang kurang lingkungan” pada siswa kelas X d SMA
dimengerti. Selain itu juga memotivasi siswa Negeri 1 Gambut Tahun pelajaran
untuk berdiskusi dengan anggotanya 2005/2006 melalui pembelajaran
menyelesaikan LKS. berdasarkan masalah. (Skripsi).
Menurut Richard (2013), indikator Program studi pendidikan biologi.
efektifitas pemanfaatn fungsi laboratorium IPA Banjarmasin: Fakultas Keguruan dan
dapat dilihat dari tiga aspek berikut: (1) Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung
Memperkuat pemahaman siswa melalui Mangkurat.

5
Darsono M., Sugandhi A., Dj M.K., Sutadi Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan
R.K., & Nugroho. 2000. Belajar dan Biologi FMIPA UPI
Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi
Semarang Press. Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Djamarah SB & Zain A. 2008. Strategi Belajar Grafindo Persada.
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Syah M. 2008. Psikologi belajar. Jakarta: PT.
Febriany R. 2013 Hubungan perhatian orang Raja Grafindo Persada.
tua dengan motivasi belajar siswa Sudjana. 2000. Metode Statistik. Bandung:
dalam mengerjakan tugas-tugas Tarsito.
sekolah. Jurnal ilmiah konseling 2(1): Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
8-16. Kualitatif dan R&D. Bandung:
Feyzioglu B. 2009. An investigation of the Alfabeta.
relationship beetwen science process Simalango A.N & Zainuddin M. 2008.
skills with efficient laboratory use and Pengaruh pemakaian metode praktikum
science achievement in chemistry terhadap hasil belajar siswa pada pokok
education. Journal of Turkish Science bahasan laju reaksi. Jurnal Pendidikan
Education 6(3):114-132. Matematika dan Sains ISSN3(1):29-39
Fitri L. 2013. Hubungan fasilitas belajar
dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran membuat busana wanita kelas
XI jurusan tata busana di sekolah
menengah kejuruan (SMK) Negeri 3
Sungai Penuh. (Skripsi). Padang: FK
Universitas Negeri Padang.
Hamalik, Oemar.2001.Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Hidayah Y. 2006. Pengaruh minat belajar dan
aktivitas belajar terhadap hasil belajar
mengetik manual dengan system 10
(sepuluh) jari siswa kelas 1 program
keahlian administrasi perkantoran di
SMK Negeri 1 Slawi Tahun diklat
2005/2006. (Skripsi). Universitas
Malang.
Hofstein A. & Naaman R.M. 2007. The
Laboratory In Science Education: The
State Of The Art. Journal 0f Chemitry
Education and Prctice 8 (2):105-107.
Marlihah S. 2011. Studi tentang hubungan
dukungan social, penyesuaian social
dilingkungan sekolah & prestasi
akademik siswa SMPIT ASSYFA
boarding School Subang Jawa Barat.
Jurnal psikologi UNDIP 10 (2) : 103-
113.
Mulyasa E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Rustaman N.Y, Soendjojo D, Suroso A Y,
Yusmin A, Ruchji S, Mimin N K.
2013. Strategi Belajar Mengajar

Anda mungkin juga menyukai