Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NARKOTIKA GOLONGAN III


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Narkotika, Bahan Terlarang dan PPsikotropika

Yang dibina oleh Bapak Muhammad Fajar Marsuki S.Pd., M.Sc dan Ibu Novida
Pratiwi, S.Si., M.Sc,.

Oleh kelompok 7
Habibah Lutfiani 160 351606421
Kiki Sarah May Renza S.P 160351606432
Luthfy Haidar Ar Rasyid 160351606449

Offering A
Kelompok 5

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JANUARI 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
telah kami susun dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad
Fajar Marsuki S.Pd., M.Sc dan Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc, sebagai dosen
mata kuliah Zat Aditif dan Zat Adiktif. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada orang tua kami yang senantiasa berdoa dan membantu kami baik secara
moral maupun materi dan juga kepada teman-teman kami yang telah turut
membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini
dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan cetak dalam penulisan. Kami juga berharap
pembaca memberikan kritik dan sarannya pada hasil karya kami ini. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 27 Januari 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
PEMBAHASAN MATERI 4
2.1 Pengertian Narkotika Golongan III 4
2.2 Macam-Macam Narkotika Golongan III 6
2.3 Pembeda Narkotika Golongan III dengan Narkotika
Golongan lain 8
2.4 Manfaat Narkotika Golongan III 11
RINGKASAN MATERI 14
DAFTAR RUJUKAN 15

3
BAB II
ISI MATERI
2.1 Pengertian Narkotika Golongan III
Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lain (NAPZA) adalah bahan/ zat
yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan
dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi
(Trimulya and Riyanto 2014). Narkotika secara etimologis berasal dari bahasa
Inggris yaitu berasal dari kata narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan
pembiusan. Selain itu, narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau
narkam yang memiliki arti terbius sehingga seseorang apabila menggunakan ini
kususnya dalam proses pengobatan menjadi tidak merasakan apa-apa. Narkotika
juga berasal dari perkataan narcotic yang memiliki arti sesuatu yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek stupor (bengong), bahan-
bahan pembius dan obat bius. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
dalam mengartikan istilah narkoba atau narkotika merupakan suatu obat yang dapat
membuat syaraf menjadi tanang bahkan tidak sadarkan diri, menghilangkan rasa
sakit, dan juga akan menimbulkan rasa kantuk atau bersifat merangsang. Narkotika
dalam istilah kedokteran, meiliki arti yaitu obat yang dapat menghilangkan
terutama rasa sakit dan nyeri yang berasal dari daerah viresal atau alat-alat rongga
dada dan rongga perut, dan juga dapat menimbulkan efek stupor atau bengong yang
lama dalam keadaan yang masih sadar serta akan menimbulkan rasa
ketergantungan.

Narkotika merupakan suatu zat yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh


manusia bisa menimbulkan efek samping seperti halosinogen, tidak sadarkan diri
dan hilangnya rasa sakit pada tubuh.Narkotika adalah suatu obat atau zat yang dapat

4
menenangkan syaraf, mengakibatkan ketidaksadaran diri, atau disebut dengan
pembiusan, menghilangkan rasa nyeri dan sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau
merangsang, dapat menimbulkan efek stupor, serta dapat menimbulkan adiksi atau
kecanduan, dan yang ditetapkan oleh Menteri kesehatan. (Eleanora 2011) Narkotika
merupakan suatu zat yanhg berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan
seseorang menjad kecanduan dan menjadi tidak sadarkan diri. Narkotika sendiri
berperan aktif ke dalam syaraf-syaraf kejiwaan, sehingga hal tersebut membuat
seseorang menjadi tidak sadarkan diri. Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga
mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan
narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak
tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden Triangle) maupun di
Pakistan dan Afganistan.), sebenarnya narkotika dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari kususnya dalam bidang kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
pengobatan contohnya digunakan dalam operasi.
Di Indonsia, Istilah lain yang digunakan Kesehatan RI adalah NAPZA
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Semuanya mengacu
pada sekelompok zat yang mempunyai risiko masyarakat dianggap berbahaya
terjadi kecanduan (adiksi), sehingga NAPZA tersebut dalam istilah keilmuan
dsebut dengan bahan adiktif. NAPZA merupakan bahan atau zat yang bila masuk
ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat otak,
sehingga bila disalahgunakan akan menyebabkan gangguan ¼ sik, psikis atau jiwa
dan fungsi sosial. Adapun selain narkotika, kita jjuga mengenal dengan istiillah
psikotropika yang merupakan zat atau obat baik alami maupun sintetis namun
bukan narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui
pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu
pada aktivitas mental dan akan mempengaruhi perilaku yang oleh seseorang yang
menggunakannya. (Sugianto 2013)
Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke yang memiliki arti
membius Keberadaan anrkotika ini berasal dari tumbuh-tumbuhan yang apabila
diolah nanti sifatnya akan membuat seseorang menjadi terbius dan tidak merasakan
apa-apa serta tidak sadarkan diri. Narkotika dibagi menjadi dua macam yaitu
narkotika sintesis dan narkotika alam. (Fakultas and Universitas 2003) Berdasarkan

5
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 yang membahas
mengeanai Narkotika, ,menjelaskan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Di Indonesia keberadaan narkotika ini sudah marak sekali dan
sudah dikenal oleh masyarakat luas yang biasanya digunakan untuk membius.
Secara umum narkotika dibagi menjadi tiiga macam, salah satunya yaitu narkotika
golongan 3. Pada narkotika gollongan 3 ini banyak digunakan sebagai pengobatan
dan terapi, karena pada narkotika golongan 3 ini tidak memberikan efek yang besar
dan berpotensi ringan. (Narkotika 2009)
Narkotika Golongan III adalah nerkotika yang mempunyai daya
menimbulkan ketergantungan rendah, yang banyak digunakan dalam pengobatan
dan untuk tujuan ilmu pengetahuan seperti Codein dan Ethyl morphine seluruhnya
ada 14 jenis.(Sugianto 2013). Hal ini didukung oleh (Narkotika 2009), yang
mengartikan narkotika golongan III merpakan narkotika yang digunakan untuk
pengobatan dan terapi dan berpotensi ringan ketika digunakan oleh masyarakat.
Pada narkotika Golongan II dan Golongan III yang merupakan bahan baku, baik
jenis alami maupun buatan, yang nantinya akan digunakan dalam prosesproduksi
obat diatur dengan Peraturan Menteri. Untuk kepentingan pengobatan dan
berdasarkan indikasi medis, dokter dapat memberikan Narkotika Golongan II atau
Golongan III dalam jumlah terbatas dan kadar yang tepat serta sediaan tertentu
kepada pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Supaya
nantinya tidak akan merusak saraf atau jiwa si penderita. Selain itu, apabila
penggunaanhya terlalu banyak maka akan menimbulakan suatu ketergantungan
yang nantinya akan berdampak buruk bagi tubuh.

2.2 Macam-Macam Narkotika Golongan III


Narkotika ialah zat alamiah ataupun buatan yang dihasilkan dari bahan
kokaina yang sering digunakan pada bidang farmasi. Seringkali narkotika yang
memiliki efek psikoaktif disalahgunakan. Menurut UU No. 22 Tahun 1997
narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman ataupun bukan
tanaman, baik itu sintetis maupun bukan sintetis yang dapat menyebabkan

6
perubahan atau penurunan kesadaran, mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
(hilang rasa) dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika golongan III ialah narkoba yang memiliki khasiat dalam
mengobati suatu penyakit atau pengobatan serta banyak digunakan dalam terapi
yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ada dan hanya
memiliki potensi yang sedikit untuk mengakibatkan ketergantungan. Contoh dari
narkotika golongan III adalah kodein dan garam-garam narkotika dalam golongan
tersebut. (Uin and Kalijaga 2013)
Narkotika Golongan III terdiri dari:

1. Asetildihidrokodeina

2. Dekstropropoksifena : α-(+)-4-dimetilamino-1,2-difenil-3-
metil-2- butanol propionate
3. Dihidrokodeina 4.Etilmorfina : 3-etil morfina
4. Kodeina : 3-metil morfina

5. Nikodikodina : 6-nikotinildihidrokodeina
6. Nikokodina : 6-nikotinilkodeina

7
7. Norkodeina : N-demetilkodeina
8. Polkodina : Morfoliniletilmorfina
9. Propiram : N-(1-meti l-2-piperidinoetil)-N-2-
piridilpropionamida
10. Buprenorfina : 21-siklopropil-7-α-[(S)-1-hidroksi-
1,2,2-trimetilpropil]- 6,14-endo-entano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina
11. Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut diatas.
12. Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan narkotika.
13. Campuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain bukan narkotika.
(Kemenkes 2017)
Narkotika dapat digunakan dalam terapi sebagai obat yang menenangkan
syaraf. Selain sebagai obat penenang syaraf, narkotika juga dapat mneyebabkan
hilang kesadaran atau pembiusan, serta meredakan rasa sakit dan nyeri. Jika
dikonsumsi dalam dosis yang melebihi aturan, narkotika dapat menyebabkan
kecanduan. Narkotika golongan I merupakan golongan yang memiliki zat adiktif
paling tinggi dan tidak diperbolehkan digunakan untuk terapi dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian atau ilmu pengetahuan saja. Untuk narkotika
golongan II dapat digunakan sebagai obat maupun terapi dengan syarat tidak ada
obat lain atau pilihan lain yang dapat mengatasi penyakit tersebut. (Sadly Hasan
n.d.)

2.3 Pembeda Narkotika Golongan III dengan Narkotika Golongan lain


Narkoba adalah zat yang dibutuhkan oleh umat manusia terkait dengan
kepentingan ilmiah. Sebagai sarana kebutuhan medis yang penggunaannya secara
terukur dibawah kendali medis yang untuk kepentingan penelitian maupun
pertolongan kesehatan. Namun demikian, dalam perkembangannya menjadi barang
haram karena telah diedarkan secara gelap dan disalahgunakan untuk kepentingan
di luar medis serta berdampak terhadap gangguan kesehatan. Dampaknya sangat
membahayakan kesehatan dan bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia. Dan
tidak hanya itu, kini nyata- nyata telah semakin berdampak dahsyat, membuat
hancur dan matinya karakter bangsa, yang diawali dengan rusaknya sel- sel syaraf
otak sebagai dampak menggunakan Narkoba ilegal. Kerusakan syaraf otak ini akan

8
berpengaruh buruk pada kepribadian, tempramen dan karakter manusia.30 Jadi,
pada hakekatnya Narkoba memiliki dua dampak yakni positif dan negatif. Positif,
adalah demi kepentingan medis. Sedangkan negatif adalh untuk kepentingan bisnis
ilegal oleh kalangan mafia yang tidak bertanggungjawab. Menghancurkan
kehidupan manusia dan menjadi musuh bersama seluruh bangsa beradap di muka
bumi ini. Terkait dengan ini maka perlunya membangun karakter manusia sebagai
embrio karakter bangsa
Narkotika merupakan zat-zat alamiah maupun buatan dai bahan kokaina yang
digunakan pada bidang farmasi dan seringkali disalah gunakan yang memiliki efek
psikoaktif. menurut Undang-undang / UU No. 22 tahun 1997 narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Menurut UU No. 35 Tahun 2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Golongan I Narkotika
Golongan I merupakan narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Golongan II Narkotika
Golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
c. Golongan III Narkotika
Golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

9
ketergantungan. (Ii and Narkotika 2016) Hal ini juga didukung oleh
pernyataan bahwasannya narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
a. Golongan I (tidak digunakan dalam pengobatan hanya digunakan dalam
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, jumlahnya ada 65 jenis)
contoh : Heroin, Kokain, EExtacy, Opium, Sabu-Sabu, Ganja.
b. Golongan II ( digunakan dalam pengobatan tapi terbatas, jumlahnya ada 86
jenis) contoh : Morfin, Petidina, Fentamil, Alfametadol, Alfentanil,
Bezetidin, Alliprodina.
c. Golongan III ( digunakan dalam pengobatan, jumlahnya ada 13 ), contoh :
Kodein, Polkodina, Dionima, Buprenorfina, Norkodeina, Etilmorfina,
Propiram.
Narkotika golongan III memiliki khasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuansertamempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
(Trimulya and Riyanto 2014). Obat-obatan narkotika merupakan bagian
kehidupan untuk ratusan ribu orang. Namun, banyak yang tidak mencerminkan
bahaya narkotika. Siapa pun yang menggunakan narkotika dapat menghadapi
kecanduan dan overdosis.
Narkotika golongan I merupakan narkotika yang digunakan untuk tujuan
pengemangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi. Narkotika
golongan II juga digunakan untuk tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir
dalam pengobatan. Untuk narkotika golongan II juga digunakan dalam terapi
(Sadly Hasan n.d.). Narkotika adalah obat yang dapat menenangkan saraf,
mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan, menghilangkan rasa sakit dan
nyeri. Serta dapat menimbulkan kecanduan jika menggunakan dosis yang
terlalu tinggi. Dari semua golongan yang memiliki daya adiktif yang dapat
menyebabkan ketergantungan paling rendah adalah golongan III. Narkotika
yang dapat menyebabkan ketergantungan yang tinggi adalah narkotika
golongan I dan golongan II. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
perbedaan narkotika golongan III dengan narkotika golongan I dan II adalah
mengenai tingkat potensi tingkat ketergntungan apabila digunakan pada tubuh.

10
Selain itu jumalah dari masing-masing jenis narkotika jumlahnya juga berbeda
pula.
2.4 Manfaat Narkotika Golongan III
Narkoba merupakan salah satuu istilah yang tidak asing lagi di telinga kita
yang memiliki singkatan dari dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Dari
singkatan tersebut kita tahu bahwa narkoba merupakan salah satu zat yang harus
dihindari oleh kehidupan kita kususnya untuk para pemuda bangsa supaya
nantinya tidak merusak generasi muda. Selian itu, istilah tersebut lama
kelamaan menjadi membuat para masyarakat menjadi sadar bahwa kepanjangan
narkoba tersebut kurang tepat untuk didengar dan disebutkan dalam kehidupan
sehari-hari sebab istilah obat “berbahaya” dalam ilmu kedokteran adalah obat-
obatan yang tidak boleh dijual bebas, karena pemberian obat berbahaya dapat
membahayakan apabila tidak melalui pertimbangan medis. Banyak sekali jenis
narkotika dan psikotropika memberi manfaat yang besar bagi masyarakat apbila
dalam penggunaan jenis narkotika tersebut digunakan dengan baik dan benar,
yaitu misalnya digunakan dalam bidang kedokteran. Pada bidang kedoteran,
sering kali melakukan tindakan operasi atau tindakan pembedahan yang biasa
dilakukan oleh dokter. Dalam proses operasi, sebelum tindakan tersebut
dilakukan harus didahulu dengan proses pembiusan. Proses pembiusan tersebut
bertujuan seseorang yang sedang mengalami operasi tidak mengalami
kesakitan. Selain itu, orang mengalami stres dan gangguan jiwa diberi obat-
obatan yang tergolong psikotropika oleh dokter agar dapat sembuh. Banyak
jenis narkoba yang sangat bermanfaat dalam bidang kedokteran. Karenanya,
sikap antinarkoba sangat keliru, yang benar adalah anti penyalahgunaan
narkoba. (Ii 2003)
Seperti yang kita tahu apabila kita hanya memandang dari kata “Narkoba”
yang apabila di dengar indah, maka kebanyakan masyarakat akan bernaggapan
bahwa narkoba merupakan barang modern dan merupakan barang baru yang
masih kerap kali untuk digunakan. Ternyata pernyataan tersebut tidaklah benar.
Ternyata, Narkoba sudah dikenal sejak zaman nenek moyang sudah sudah
beribu-rbu tahun lamanya ketika ditemukan. Adapun sejarah singkaatnya
adalah pada 50.000 tahun lalu Ephedra ditemukan di kawasan pemakaman Irak

11
; 10.000 tahun lalu telah ditemukan budaya pertanian yang mana tumbuhan
yang ditanam pertama kali antara lain kopi, tembakau, dan ganja. Adapun pada
tahun 7000 SM tumbuhan berupa biji pinang juga ditemukan di wilayah
Kawasan Asia. Selain itu, pada tahun 6000 SM tembakau dibudidayakan oleh
penduduk asli Amerika Latin. Pada 4200 SM biji opium ditemukan di kawasan
Pemakaman Spanyol. Pada 4000 SM pembuatan anggur dan bir di Mesir,
Sumeria. Pada 3000 SM budidaya tanaman ganja di Negara China, Asia serta
kegiatan menghisap ganja di Eropa Timur. Pada 2737 SM ganja digunakan
sebagai obat di China untuk mengobati lepra dan rasa cemas. Pada tahun 2000
SM residu coca ditemukan pada mumi Andean. Pada 1500 SM sampai dengan
400 SM para penulis Yunani menggunakan jamur ajaib pada pesta tahunan
mereka. Dari penjelasan tersebut ternyata dari segi sejarah pemanfaatan
Narkoba dan penggunaan Narkoba sudah dikenal sangat lama pa yaitu sejak
zaman kuno. Sekitar 2000 tahun sebelum Masehi orang- orang Samaria sudah
menemukan Salah satu sari buunga yaitu sari bunga opium ( papavor
somniferitum ) basa dimanfaatkan lehmasya untuk membantuakat untuk
membantu orang- orang yang kesulitan tidur atau dalam istilah saat ini disebut
dengan insomnia serta bisa digunakan untuk kesakitan parah. 31 Perang Candu
di masa lalu dan dampaknya masa kini adalah William Jardine lahir pada 1784
berasal dari Skotlandia merupakan salah satu arsitek Perang Candu. Dia adalah
seorang dokter bedah lulusan dari fakultas kedokteran University of Edinburg
dan menerima gelar dokter bedah dari Royal College of Surgeons of Edinburg
pada 1802. Ia kemudian bergabung dengan perusahaan perdagangan Inggris
East India Comany, sebagai dokter kapal. (Trimulya and Riyanto 2014)
Secara umum narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Narkotik sifatnya yang membius tentunya
mengurangi rasa sakit dan dikendalikan dari syaraf otak. Sifat pasrah tanpa
berbuat sesuatu, tanpa pedulikan sekitarnya, bahkan melukai dirinya sendiri
tidak merasa sakit. Narkotika pada golongan ini hanya digunakan untuk
rehabilitasi, untuk mengurangi ketergantungan pada narkotika golongan I dan

12
II. Karena narkotika jenis ini mempunyai potensi ringan akibatkan
ketergantungan. Adapun salah satu macam dari narkotika dan manfaatnya ada
Kodeina. Kodoin ini berfungsi pada otak untuk mengubah dan menghilangkan
rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh. Selain itu, juga terdapat Buprenorfin
adalah obat nyeri yang bersifat opioid. Opioid disebut juga narkotika.
Buprenorfin digunakan untuk mengobati kecanduan narkotika.
Janis narkoba kususnya narkotka dapat menimbulkan efek negatif pada tubh
misalnya yait rasa candu atau biasa disebut dengan rasa ketagihan yang pada
kahirnya akan menimbulkan dampak merasa tidak nyaman dan kesakitan
sehingga pengguna narkoba selalu berusaha untuk mendapatkannya dengan
melakukan apa saja misalnya mencuri, menodong bahkan membunuh. Para
korban Pengguna narkoba seringkali dapat kehilangan kontrol sehingga bisa
melakukan hubungan seksual tidak aman,timbul kehamilan tidak diinginkan
serta terjangkit penyakit menular. Pengguna narkoba dengan jarum suntik
bergantian dapat menularkan virus HIV serta hepatitis sehingga bisa berdampak
kematian. Masalah pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi
tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama.
Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan sejak dini
sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang
penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran
pendidik di sekolah sangatlah besar untuk pencegahan dan penaggulangan
narkoba. (Trimulya and Riyanto 2014)

13
RINGKASAN MATERI
Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lain (NAPZA) adalah bahan/ zat
yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan
dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi
(Trimulya and Riyanto 2014). Narkotika secara etimologis berasal dari bahasa
Inggris yaitu berasal dari kata narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan
pembiusan. Selain itu, narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau
narkam yang memiliki arti terbius sehingga seseorang apabila menggunakan ini
kususnya dalam proses pengobatan menjadi tidak merasakan apa-apa. Narkotika
juga berasal dari perkataan narcotic yang memiliki arti sesuatu yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek stupor (bengong), bahan-
bahan pembius dan obat bius.
Narkotika Golongan III adalah nerkotika yang mempunyai daya
menimbulkan ketergantungan rendah, yang banyak digunakan dalam pengobatan
dan untuk tujuan ilmu pengetahuan seperti Codein dan Ethyl morphine seluruhnya
ada 14 jenis.(Sugianto 2013). Pada narkotika Golongan II dan Golongan III yang
merupakan bahan baku, baik jenis alami maupun buatan, yang nantinya akan
digunakan dalam prosesproduksi obat diatur dengan Peraturan Menteri.Narkotika
Golongan III terdiri dari 14 macam seperti Asetildihidrokodeina,
Dekstropropoksifena dan Kodoin. Narkotika golongan III memiliki khasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu
pengetahuansertamempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
(Trimulya and Riyanto 2014). Secara umum narkotika golongan III adalah
narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Narkotik sifatnya yang membius tentunya
mengurangi rasa sakit dan dikendalikan dari syaraf otak. Sifat pasrah tanpa berbuat
sesuatu, tanpa pedulikan sekitarnya, bahkan melukai dirinya sendiri tidak merasa
sakit. Narkotika pada golongan ini hanya digunakan untuk rehabilitasi, untuk
mengurangi ketergantungan pada narkotika golongan I dan II.
.

14
DAFTAR PUSTAKA
Eleanora, Fransiska Novita. 2011. “Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha
Pencegahan Dan Penanggulangannya (Suatu Tinjauan Teoritis).” Jurnal
Hukum XXV(1): 439–52.
Fakultas, Dosen, and Hukum Universitas. 2003. “Hari Sasangka, Narkotika Dan
Psikotropika Dalam Hukum Pidana,Mandar Maju, Bandung, 2003. Hal.35.”
Ii, B A B. 2003. “Bab Ii Tinjauan Rehabilitasi Narkoba.” : 11–30.
Ii, B A B, and A Definisi Narkotika. 2016. “TINJAUAN PUSTAKA.” : 4–14.
Kemenkes, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK. 2017. “2.
Permenkes 2 Tahun 2017.Pdf.” : 15–16.
Narkotika, A Pengertian. 2009. “Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika Pasal 1 Angka 1.”
Sadly Hasan, 2000. “Hasan Sadly, Kamus Inggiris Indonesia (Jakarta: Gramedia,
2000), h. 390. Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), h. 609.” : 37–125.
Sugianto. 2013. “Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA Di Provinsi Jawa
sBarat.” Informasi 18(200): 261–68.
Trimulya, Didon Muhammad, and Slamet Riyanto. 2014. “Smu Di Surakarta.”
1(3): 196–202.
Uin, Skripsi, and Sunan Kalijaga. 2013. “Digilib.Uinsby.Ac.Id
Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id
Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id Digilib.Uinsby.Ac.Id.” V(2):
2012–14.

15

Anda mungkin juga menyukai