Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

(GUIDED INQUIRY) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN


RETENSI SISWA KELAS XI IPA SMA LABORATORIUM UM MALANG
1

Rizki Mei Listawati, 2Susriyati Mahanal, dan 3Sarwono


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Email: rizkilistawati@rocketmail.com

Abstrak:Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode pembelajaran


inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif dan retensi siswa. Penelitian ini
menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen menggunakan metode inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode multistrategi. Analisis data menggunakan analisis
kovarian yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji keterlaksanaan pembelajaran menggunakan uji regresi linier
dan melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
dan kontrol siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang terlaksana
dengan baik dan konsisten; (2) ada pengaruh metode pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa; (3) ada pengaruh metode
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap retensi siswa.
Kata kunci:Hasil belajar kognitif, retensi, inkuiri terbimbing.

Pendidikan merupakan pilar penting bagi suatu bangsa.Tujuan dari


pendidikan adalah untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan
demokratis.Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari tingginya peradaban
masyarakat suatu bangsa.Perkembangan sains dan teknologi di abad 21 ini
sangatpesat.Teknologi yang berkembang saat ini merupakan teknologi terapan
ilmu sains atau ilmu pengetahuan alam sehingga sains menjadi salah satu bidang
ilmu yang penting untuk dikaji dan dipelajari bagi semua negara.Ilmu
pengetahuan alam khususnya biologi berkaitan dengan proses penyelidikan,
mencari tahu, dan memahami alam secara sistematik sehingga implementasi
pembelajaran biologi di kelas bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan fakta,
konsep, atau prinsip saja. Guru selama pembelajaran biologi harus memberikan
pengalaman secara langsung kepada siswa artinya guru merancang proses
pembelajaran di kelas yang memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajari.Hal
ini didukung pula oleh Utaminingsih (2012:4) yang menyatakan bahwa
pembelajaran biologi bertujuan mengembangkan cara berpikir ilmiah melalui
penelitian dan percobaan, mengembangkan pengetahuan praktis dari metode
untuk memecahkan masalah kehidupan individu dan sosial.
Hasil belajar kognitif erat kaitannya dengan pemahaman konsep, sehingga
penting dalam suatu proses pembelajaran. Jika hasil belajar kognitif siswa masih
rendah, maka dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa akan materi yang
diajarkan juga kurang.Sofiani (2011:24) menyatakan bahwa penguasaan materi
(kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar
keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip
utama.Hasil belajar kognitif siswa juga terkait dengan kemampuan mengingat
1

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang


Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang
3
Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang
2

2
seorang siswa.Kemampuan mengingat hal yang telah diperoleh melalui
pembelajaran
merupakan
faktor
penting
dalam
suatu
kegiatan
pembelajaran.Kemampuan mengingat ini diartikan sebagai daya ingat atau
retensi.Daya ingat atau retensi dapat diartikan bertahannya suatu informasi atau
konsep yang telah dipelajari sebelumnya di dalam ingatan.Menurut Supriyatna
(2012:24), tanpa adanya retensi maka tidak dapat disebut sebagai suatu proses
belajar dan tanpa adanya belajar maka tidak akan mungkin ada yang diingat.
Retensi pada setiap siswa berbeda-beda, namun untuk membuat suatu informasi
atau konsep yang telah dipelajari tetap bertahan lama dalam ingatan dipengaruhi
pula oleh metode pembelajaran guru.
Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium UM Malang karena sekolah
ini berada di bawah naungan Universitas Negeri Malang dan dapat menjadi
panutan bagi sekolah-sekolah lain yang ada di kota Malang. Populasi pada
penelitian ini adalah kelas XI IPA karena siswa kelas XI sudah memiliki
kemampuan berlogika yang bagus sehingga siswa mampu untuk diajak berpikir
secara ilmiah. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada bulan Januari
di kelas XI IPA SMA Laboratorium UM pada materi sistem pencernaan
menunjukkan bahwa metode yang sering dilakukan adalah diskusi-informasi,
presentasi, penugasan, tanya-jawab, praktikum, dan cooperative learning. Metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut dapat dikatakan bahwa sudah
berbasis multistrategi.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa kelas XI SMA Laboratorium
UM Malang sebesar 78, namun pada materi sistem pencernaan masih banyak
siswa yang belum tuntas.Siswa yang belum tuntas di kelas XI IPA 2 sebesar
88,46% dan di kelas XI IPA 3 sebesar 84,62%. Hal ini adalah masalah yang serius
dan memerlukan upaya untuk menolong siswa.Salah satu metode pembelajaran
biologi yang berpotensi untuk memberdayakan kognitif dan retensi siswa adalah
metode pembelajaran inkuiri terbimbing.Rahmawati, dkk (2012:137) menyatakan
bahwa dengan adanya penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
diharapkan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pokok sehingga
hasil belajar siswa juga akan meningkat.Rustaman(2005:11) menyatakanbahwa
pembelajaran berbasis inkuiri merujuk pada model konstruktivis dan belajar aktif,
serta kegiatan inkuiri melibatkan siswa mencapai pemahaman. Materi pelajaran
yang didapat dari memahami akan melekat lebih lama daripada menghafal,
sehingga diharapkan bertahannya suatu konsep dalam ingatan siswa (retensi) akan
lebih lama.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk
membantu siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar kognitif dan retensi
dengan judul Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Retensi Siswa Kelas XI IPA SMA
Laboratorium UM Malang.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
experiment.Penelitian ini menggunakan dua kali ulangan, ulangan pertama pada
materi sistem pernapasan dan ulangan kedua pada materi sistem ekskresi. Desain
penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design yang
digambarkan seperti Tabel 1.

3
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
E
O1
X1
O2
C
O4
X2
O5
(Sumber: diadaptasi dari Sugiyono, 2009:72)

Keterangan:
E
: eksperimen
C
O1 dan
O4
X1

: kontrol
:pretes

Retes
O3
O6

X2

: pembelajaran dengan
metode multistrategi
O2 dan O5 : postes
O3 dan O6 : retes

: pembelajaran dengan metode


inkuiri terbimbing

Penelitian ini dilakukan dengan dua kali ulangan, ulangan pertama pada
materi sistem pernapasan dan ulangan kedua pada materi sistem ekskresi.Populasi
dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang.Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas
eksperimen dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan XI IPA 3 sebagai kelas
kontrol dengan pembelajaran multistrategi.Variabel bebas yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode pembelajaran yaitu metode inkuiri terbimbing dan
multistrategi.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif dan
retensi siswa.Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran,
alokasi waktu, soal pretes, postes, dan retes.
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan
dan pengukuran.Instrumen perlakuan pembelajaran terdiri dari silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) kelas
eksperimen,rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas kontrol, serta lembar
observasi keterlaksanaan. Instrument pengukuran berupa tes. Tes dilakukan untuk
mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa tentang materi yang telah
disampaikan dan untuk mengukur retensi siswa.Bentuk soal tes yang digunakan
adalah soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pretes, postes, dan retes.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah
analisis statistik menggunakan analisis kovarian dengan bantuan program SPSS
versi 17.0 for windows yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat terdiri dari uji
normalitas dan uji homogenitas.
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Uji Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan dua cara yaitu
melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis regresi linier
antara nilai kognitif awal dan kognitif akhir siswa yang diperoleh dari skor pretes
dan skor postes.Uji keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan regresi linier
pada materi sistem pernapasan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.009
(<0.05) dan pada materi sistem ekskresi menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0.018 (<0.05) yang berarti persamaan regresi berdasarkan data penelitian
signifikan. Grafik keterlaksanaan pembelajaran materi sistem pernapasan dan

4
sistem ekskresi pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.

Gambar 1. Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Pernapasan Kelas Eksperimen

Gambar 2.Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Ekskresi pada Kelas Eksperimen

Gambar 3.Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Pernapasan pada Kelas Kontrol

Gambar 4. Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Ekskresi pada Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui bahwa grafik


keterlaksanaan pembelajaran materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi pada
siswa kelas eksperimen menunjukkan hasil grafik yang sejajar dan tidak berimpit.

5
Grafik yang sejajar menunjukkan bahwa pembelajaran materi sistem pernapasan
dan sistem ekskresi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terlaksana
secara konsisten.Grafik yang tidak berimpit dapat disebabkan beberapa faktor,
antara lain motivasi, psikis, kesehatan siswa, dan sebagainya.
Keterlaksanaan pembelajaran juga dapat dilihat berdasarkan lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran.Keterlaksanaan pembelajaran materi
sistem pernapasan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing menunjukkan
persentase sebesar 80%, 90%, 70%, 100%, dan 90% sedangkan pada materi
sistem ekskresi presentase sebesar 90%, 100%, dan 100%.Keterlaksanaan
pembelajaran materi sisem pernapasan dengan menggunakan metode multistrategi
menunjukkan persentase sebesar 80%, 90%, 80%, 100%, dan 90% sedangkan
pada materi sistem ekskresi presentase sebesar 90%, 100%, dan 100%.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Skor rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pernapasan
dan sistem ekskresi berdasarkan hasil pretes dan postes kelas kontrol dan kelas
eksperimen disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Skor Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Materi Sistem Pernapasan dan Sistem
Ekskresi Berdasarkan Hasil Pretes dan Postes
Sistem Pernapasan
Sistem Ekskresi
Metode
Rata-rata
Rata-rata Selisih Rata-rata Rata-rata Selisih
pretes
Postes
pretes
postes
Eksperimen
47.23
78.50
31.27
67.04
82.58
15.54
Kontrol
47.15
73.04
25.89
63.62
78.12
14.50

Berdasarkan Tabel 2 terdapat hubungan yang ditunjukkan melalui


peningkatan hasil belajar kognitif siswa.Peningkatan rata-rata skor pretesdan
postesmateri sistem pernapasan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada
kelas eksperimen adalah 31,27. Peningkatan rata-rata skor pretesdan postesmateri
sistem ekskresi menggunakan metode inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen
adalah 15,54.Peningkatan rata-rata skor pretesdan postesmateri sistem pernapasan
menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah
25,89.Peningkatan rata-rata skor pretesdan postesmateri sistem ekskresi
menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah 14,50.
2. Deskripsi Rata-rata Retensi Siswa
Skor rata-rata retensi siswa pada materi sistem pernapasan dan sistem
ekskresi berdasarkan hasil postes dan reteskelas kontrol dan kelas eksperimen
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor Rata-Rata Retensi Siswa Materi Sistem Pernapasan dan Sistem Ekskresi
Berdasarkan Hasil Pretes dan Postes
Sistem Pernapasan
Sistem Ekskresi
Metode
Rata-rata
Rata-rata Selisih Rata-rata Rata-rata Selisih
postes
retes
postes
retes
Eksperimen
78.50
82.88
4.38
82.58
81.50
-1.08
Kontrol
73.04
67.96
-5.08
78.12
75.31
-2.81

Berdasarkan data asli dan Tabel 3, terdapat hubungan yang ditunjukkan


melalui peningkatan dan penurunan retensi siswa.Peningkatan rata-rata skor

6
postes dan retesmateri sistem pernapasan menggunakan metode pembelajaran
inkuiri terbimbing adalah 4,38.Penurunan rata-rata skor postes dan retesmateri
sistem ekskresi menggunakan metode inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen
adalah 1,08.Penurunan rata-rata skor postes dan retesmateri sistem pernapasan
menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah
5,08.Penurunan rata-rata skor postes dan retesmateri sistem ekskresi
menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah 2,81.
C. AnalisisData Hasil Penelitian
Data yang diperoleh pada materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi
dari kedua kelas (kontrol dan eksperimen) dianalisis menggunakan SPSS 17 for
Windows.Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis kovarian
yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.Hasil uji
normalitas data pretes, postes, dan retes pada materi sistem pernapasan dengan
Kolmogrov-Smirnovadalah sebesar 0.119, 0.424, dan 0.275.Nilai signifikasi
tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada penelitian ini mengikuti atau
sesuai sebaran kurva normal sehingga dapat dilanjutkan pada uji homogenitas
data.Hasil uji normalitas data pretes, postes, dan retes pada materi sistem ekskresi
dengan Kolmogrov-Smirnovadalah sebesar 0.336, 0.051, dan 0.91.Nilai signifikasi
tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada penelitian ini mengikuti atau
sesuai sebaran kurva normal sehingga dapat dilanjutkan pada uji homogenitas
data.
Hasil uji homogenitas data pretes, postes, dan retes pada materi sistem
pernapasan dengan Levene Statisticsebesar 0.314, 0.071, dan 0.765. Nilai
signifikasi tersebutmenunjukkan bahwa varian antarkelompok homogen sehingga
dapat dilanjutkan uji hipotesis. Hasil uji homogenitas data pretes, postes, dan retes
pada materi sistem ekskresi dengan Levene Statistic sebesar 0.427, 0.488, dan
0.892.Nilai signifikasi tersebutmenunjukkan bahwa varian antarkelompok
homogen sehingga dapat dilanjutkan pada uji hipotesis.
Hasil uji hipotesis kognitif siswa pada materi sistem pernapasan dengan
analisis kovarian disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Kognitif Siswa pada Materi Sistem Pernapasan dengan Analisis
Kovarian
Type III Sum of
Source
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
389,684a
2
194,842
3,693
,032
Intercept
6522,540
1
6522,540
123,612
,000
Metode
388,060
1
388,060
7,354
,009
Pretes pernapasan
1,914
1
1,914
,036
,850
Error
2585,547
49
52,766
Total
301506,000
52
Corrected Total
2975,231
51
a. R Squared = ,131 (Adjusted R Squared = ,096)

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa skor signifikansi metode


pembelajaran adalah 0.009 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05,
sehinggametode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif materi

7
sistem pernapasan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan uji lanjut Least
Significance Difference(LSD).Hasil uji lanjut kognitif siswa materi sistem
pernapasan dengan LSD dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Lanjut Kognitif Siswa Materi Sistem Pernapasan dengan LSD
Pretes
Postes
Rerata
Kelas
Selisih
Notasi
pernapasan
pernapasan
Terkoreksi
Kontrol
47.15
73.04
31.27
73,037
a
Eksperimen
47.23
78.50
25.89
78,501
b

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa rerataterkoreksikelas


eksperimenlebih tinggi jika dibandingkan dengan rerata terkoreksi kelas kontrol,
maka metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen lebih
berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem
pernapasan.Hasil uji hipotesis kognitif siswa pada materi sistem ekskresi dengan
analisis kovarian disajikan pada Tabel 6.Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui
bahwa skor signifikansi metode pembelajaran adalah 0.022 di mana nilai tersebut
lebih kecil dari 0.05, sehingga metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil
belajar kognitif materi sistem ekskresi. Berdasarkan hal tersebut, maka
dilakukandilakukan uji lanjut Least Significance Difference (LSD). Hasil uji lanjut
kognitif siswa materi sistem ekskresi dengan LSD dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel6. Hasil Uji Hipotesis Kognitif Siswa pada Materi Sistem Ekskresi dengan Analisis
Kovarian
Type III Sum of
Source
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
a
Corrected Model
259,308
2
129,654
2,922
,063
Intercept
3774,137
1
3774,137
85,048
,000
Metode
249,259
1
249,259
5,617
,022
Pretes ekskresi
,539
1
,539
,012
,913
Error
2174,461
49
44,377
Total
338120,000
52
Corrected Total
2433,769
51
a. R Squared = ,107 (Adjusted R Squared = ,070)
Tabel 7. Hasil Uji Lanjut Kognitif Siswa Materi Sistem Ekskresi dengan LSD
Pretes
Postes
Rerata
Kelas
Selisih
Notasi
pernapasan
pernapasan
Terkoreksi
Kontrol
73.04
67.96
-5.08
78,090
a
Eksperimen
78.50
82.88
4.38
82,602
b

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa rerataterkoreksikelas


eksperimenlebih tinggi jika dibandingkan dengan rerata terkoreksi kelas kontrol,
maka metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen lebih
berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswapada materi sistem
ekskresi.Hasil uji hipotesis retensi siswa pada materi sistem pernapasan dengan
analisis kovarian disajikan pada Tabel 8.
Tabel8. Hasil Uji Hipotesis Retensi Siswa pada Materi Sistem Pernapasan dengan Analisis
Kovarian

8
Type III Sum of
Source
Squares
Df
a
Corrected Model
2997,397
2
Intercept
1627,711
1
Metode
2164,615
1
Postes pernapasan
102,320
1
Error
3239,295
49
Total
302046,000
52
Corrected Total
6236,692
51
a. R Squared = ,481 (Adjusted R Squared = ,459)

Mean Square
1498,699
1627,711
2164,615
102,320
66,108

F
22,670
24,622
32,744
1,548

Sig.
,000
,000
,000
,219

Berdasarkan Tabel 8, skor signifikansi metode pembelajaran adalah 0.000


dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, sehinggametode pembelajaran
berpengaruh terhadap retensi materi sistem pernapasan. Berdasarkan hal tersebut,
maka dilakukan dilakukan uji lanjut Least Significance Difference (LSD).Hasil uji
lanjut retensi siswa pada materi sistem pernapasan dengan LSD dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Lanjut RetensiSiswa pada Materi Sistem Pernapasan dengan LSD
Postes
Retes
Rerata
Kelas
Selisih
Notasi
pernapasan
pernapasan
Terkoreksi
Kontrol
73.04
67.96
-5.08
68,505a
a
Eksperimen
78.50
82.88
4.38
82,342a
b

Berdasarkan Tabel 9, rerataterkoreksikelas eksperimenlebih tinggi jika


dibandingkan dengan rerata terkoreksi kelas kontrol, maka metode pembelajaran
inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen lebih berpengaruh untuk meningkatkan
retensi siswa pada materi sistem pernapasan.Hasil uji hipotesis retensi siswa pada
materi sistem ekskresi dengan analisis kovarian disajikan pada Tabel 10.
Berdasarkan Tabel 10, diperoleh skor signifikansi metode pembelajaran adalah
0,122 di mana skor tersebut lebih dari 0,05 sehingga tidak ada pengaruh metode
pembelajaran terhadap retensi siswa pada materi sistem ekskresi.
Tabel10. Hasil Uji Hipotesis Retensi Siswa pada Materi Sistem Ekskresi dengan Analisis
Kovarian
Type III Sum of
Source
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
a
Corrected Model
1795,482
2
897,741
25,412
,000
Intercept
89,585
1
89,585
2,536
,118
Metode
87,669
1
87,669
2,482
,122
Postes ekskresi
1297,002
1
1297,002
36,714
,000
Error
1731,037
49
35,327
Total
323179,000
52
Corrected Total
3526,519
51
a. R Squared = ,509 (Adjusted R Squared = ,489)

PEMBAHASAN

9
Konsistensi pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas
kontroldilakukan dengan analisis keterlaksanaan pembelajaran. Berdasarkan
analisis regresi linier yang telah dilakukan diperoleh grafik konsistensi
keterlaksanan pembelajarankelas eksperimen dan kelas controlpada ulangan
pertama maupun ulangan kedua yang sejajar dan tidak berhimpit.Grafik yang
sejajar menunjukkan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode inkuiri terbimbing dan pembelajaran pada kelas kontrol
yang menggunakan metode multistrategi pada ulangan pertama dan kedua
telahterlaksana secara konsisten. Grafik yang tidak berimpit pada kedua kelas
tersebut dapat disebabkan beberapa faktormisalnya motivasi, psikis, kesehatan
siswa, dan sebagainya.Kondisi tidak berhimpitnya grafik tersebut juga diperkuat
dengan adanya rentangan skorpretes danpostes baik pada siswa kelas eksperimen
maupun siswa kelas kontrol yang sangat tinggi.Keterlaksanaan pembelajaran pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dapat dilihat berdasarkan lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran yang menunjukkan bahwa keterlaksanaan
pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terlaksana dengan
baik dan konsisten.
Hasil uji hipotesis kognitif siswa menggunakan analisis kovarian pada
materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi menunjukkan bahwa metode
pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Berdasarkan
rerata skor pretes dan postes terjadi peningkatan baik di kelas eksperimen dan
kontrol, tetapi peningkatan pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan
dengan
peningkatan
hasil
belajar
kognitif
pada
siswa
kelas
eksperimen.Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa metode inkuiri
terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem
pernapasan dan sistem ekskresi.Metode inkuiri terbimbing lebih meningkatkan
hasil belajar kognitif siswa karena tahapan inkuiri terbimbing melatih siswa untuk
berpikir tingkat tinggi sehingga kognitif siswa terasa dan terbiasa dengan soal
yang menuntut untuk berpikir tingkat tinggi, sedangkan metode multistrategi tidak
begitu banyak melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi, siswa hanya berlatih
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sederhana.
Hasil penelitian Octadhia (2011: 65)menyatakan bahwa metode inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan juga motivasi siswa.Bilgin
(2009: 1041) dalam hasil penelitiannya digambarkan bahwa inkuiri
terbimbingsebagai pendekatan yang berpusat pada siswa. Metode inkuiri
terbimbing memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan akademik siswa,
mengembangkan keterampilan proses ilmiah, dan sikap ilmiah mereka sehingga
setelah
dilakukan
metode
tersebutakan
menunjukkan
hasil
yang
signifikan.Pembelajaran inkuiri terbimbing sarat dengan pengajuan pertanyaan
sehingga dapat mendorong siswa untuk berpikir pada tingkatan kognitif yang
lebih tinggi, dalam hal ini adalah meningkatkan hasil belajar kognitif
siswa.Chambers (2002: 4) yang menyatakan bahwa proses inkuiri didorong oleh
rasa ingin tahu, heran, minat, atau gairah untuk memahami
pengamatan/memecahkan masalah. Oleh karena itu, pertanyaan adalah jantung
inkuiri.
Berdasarkan hasil uji hipotesis retensi siswa menggunakan analisis
kovarian pada materi sistem pernapasan menunjukkan bahwametode
pembelajaran berpengaruh terhadap retensi siswa.Berdasarkan rerata skor postes
dan retes, maka dapat diketahui bahwa di kelas eksperimen yang dibelajarkan

10
dengan metode pembelajarkan inkuiri terbimbing pada materi sistem pernapasan
terjadi peningkatan retensi sebesar 4,38 sedangkan di kelas kontrol mengalami
penurunan retensi pada materi sistem pernapasan sebesar 5,08.
Hasil uji hipotesis retensi siswa menggunakan analisis kovarian pada
materi sistem ekskresi menunjukkan bahwa metode pembelajaran tidak
berpengaruh terhadap retensi siswa.Berdasarkan rerata skor postes dan retes, maka
dapat diketahui bahwa di kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi sistem ekskresi terjadi penurunan
retensi sebesar 1,08 sedangkan di kelas kontrol mengalami penurunan retensi pada
materi sistem ekskresi sebesar 2,81.Penurunan ini lebih rendah jika dibandingkan
dengan penurunan retensi pada siswa kelas eksperimen.Hal tersebut dikarenakan
materi sistem ekskresi yang cukup sulit.Henno dan Reiska (2008: 4) menyatakan
bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
berhubungan dengan organ internal maupun sistem tubuh pada manusia seperti
sistem ekskresi karena dipandang rumit oleh siswa.Berdasarkan hal tersebut, maka
retensi atau daya ingat siswa mengalami penurunan karena sulit untuk mencerna
materi sistem ekskresi.
Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui bahwa metode inkuiri terbimbing
berpengaruh terhadap retensi siswa pada materi sistem pernapasan namun metode
tersebut tidak berpengaruh terhadap retensi siswa pada materi sistem
ekskresi.Meskipun demikian, penurunan retensi berdasarkan rerata postes dan
retes kelas eksperimen lebih rendah jika dibandingkan dengan penurunan retensi
yang terjadi di kelas kontrol.Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa metode inkuiri terbimbing memiliki pengaruh terhadap retensi
siswa.Metode inkuiri terbimbing lebih meningkatkan retensi siswa karena tahapan
inkuiri terbimbing melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggisehingga
pembelajaran siswa semakin bermakna, sedangkan metode multistrategi tidak
begitu banyak melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga pembelajaran
siswa kurang bermakna.
Metode inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode yang menjunjung
tinggi prinsip belajar aktif pada siswa.Reaves, James, dan Larry (2010: 39)
menyatakan bahwa pembelajaran dengan prinsip belajar aktif banyak terjadi
karena adanya fakta bahwa hal tersebut mendorong retensi yang lebih baik, serta
menyebabkan siswa untuk memperluas kemampuan berpikir mereka.Muhammad
(2013: 1) menyatakan bahwa siswa tidak hanya mempelajari konsep pada
pembelajaran inkuiri terbimbing, tetapi juga belajar tentang pengarahan diri
sendiri, tanggung jawab, dan komunikasi sehingga memungkinkan siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Tinggi rendahnya tingkat retensi siswa berkaitan dengan proses yang
dialami siswa dalam menerima informasi. Semakin bermakna proses yang dialami
siswa maka semakin tinggi tingkat retensinya, sehingga metode pembelajaran
inkuiri terbimbing lebih meningkatkan retensi jika dibandingkan dengan metode
pembelajaran multistrategi. Helen (2013: 52) menyatakan bahwa inkuiri
terbimbing mengharuskan siswa untuk menemukan hal-hal untuk mereka sendiri,
di mana kegiatan ini tidak terdapat pada pembelajaran multistrategi.

11
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas
XI IPA SMA Laboratorium UM Malang sudah terlaksana dengan baik dan
konsisten.
2. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar
kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang. Kognitif
siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 31,27 pada materi
sistem pernapasan, sedangkan pada materi sistem ekskresi terjadi peningkatan
sebesar 15,54. Kognitif siswa kelas kontrol mengalami peningkatan kognitif
sebesar 25,89 pada materi sistem pernapasan, sedangkan pada materi sistem
ekskresi terjadi peningkatan kognitif sebesar 14,50.
3. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap retensi pada
siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang. Retensi siswa kelas
eksperimen mengalami peningkatan sebesar 4,38 pada materi sistem
pernapasan, sedangkan pada materi sistem ekskresi terjadi penurunan sebesar
1,08. Retensi siswa kelas kontrol mengalami penurunan sebesar 5,08 pada
materi sistem pernapasan, sedangkan pada materi sistem ekskresi terjadi
penurunan sebesar 2,81.
Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan yang terdapat pada
penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut.
1. Guru dapat menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran
biologi untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan retensi siswa.
2. Perlu dilakukan penelitian lain yang menguji metode inkuiri terbimbing dalam
rangka mengukur kemampuan siswa seperti keterampilan proses sains dan
motivasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Bilgin, Ibrahim. 2009. The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating a
Cooperative Learning Approach on University Students Achievement of
Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction.
Academic
Journals,
4
(10).(Online),
(http://www.academicjournals.org/sre/pdf/pdf2009/Oct/Bilgin.pdf), diakses
25 Nopember 2012.
Chambers, Carl. 2002. Multi-Curricular Inquiry-Based Learning. (Online),
(http://condor.admin.ccny.cuny.edu/~group5/carlchambers.researchpaaper.d
oc), diakses 25 Nopember 2012.
Helen, Ibe. 2013. Effects of Guided-Inquiry and Expository Teaching Methods on
Senior Secondary School Students Performances in Biology in Imo State.
Journal of Education Research and Behavioral Sciences, 2 (4).(Online),
(http://www.apexjournal.org/pdf/ Ibe.pdf), diakses pada 28 Mei 2013.
Muhammad, Suleeiman, Ali. 2011. Effects of Inquiry Teaching Method on
Academic Achievement, Retention and Attitudes Towards Chemistry among
Diploma
Students
of
Kano
State
Polytechnic.
(Online)
(http://kubanni.abu.edu.ng:8080/jspui/bitstream
/

12
123456789/1726/1/EFFECTS%20OF%20INQUIRY%20TEACHING
%20METHOD%20ON%20ACADEMIC%20ACHIEVEMENT,
%20RETENTION%20AND%20ATTITUDES%20TOWARDS
%20CHEMISTRY%20AMONG%20DIPLOMA%20STUDENTS%20OF
%20KANO%20STATE%20POLYTECHNIC.pdf), diakses pada 29 Mei
2013.
Octadhia, Dattin. 2011. Efektifitas Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing dalam
Pembelajaran Kimia terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Gondanglegi pada Pokok Bahasan Hidrolisis
Garam.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rahmawati, Umi. Ersanghono, Kusuma. & Edy, Cahyono. 2012. Pembelajaran
Buffer Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Menigkatkan Hasil
Belajar
dan
Keaktifan.
(Online),
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined/article/view/985 /1014),
diakses pada 28 Mei 2013.
Reaves, James, dan Larry. 2010. Effects of Writing-to-Learn Activities on the
Content Knowledge, Retention, and Attitudes of Secondary Vocational
Agriculture Students. Journal of Agricultural Education, 34 (3).(Online),
(http://pubs. aged.tamu.edu/jae/pdf/Vol34/34-03-34.pdf), diakses pada 20
Maret 2013.
Rustaman, Nuryani .2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis
Inkuiri
dalam
Pendidikan
Sains.(Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19501231197
9032-NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf), diakses pada 28 Mei
2013.
Sofiani, Erlina. 2011. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Listrik Dinamis.
(Online),
(http://repository.uinjkt.
ac.id/dspace/bitstream/123456789/1468/1/101069-ERLINA%20SOFIANIFITK.pdf), diakses pada 28 Mei 2013.
Supriyatna, Yana. 2012. Pengaruh Strategi Questioning terhadap Penguasaan
Konsep dan Retensi Siswa Kelas VIII SMP pada Konsep Gerak Tumbuhan.
(Online),
(http://repository.upi.edu/operator/upload/sbio0801314chapter2.pdf),
diakses 14 Desember 2012.
Utaminingsih, Feti. 2012. Hasil Belajar Kognitif Biologi Diprediksi dari
Kemampuan Metakognisi, Kesiapan Belajar, dan Motivasi Berprestasi
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Sukoharjo. (Online),
(http://biologi.fkip.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2012/02/SKRIPSIFETI.pdf), diakses pada 28 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai