Oleh:
Muslimin Ibrahim
Guru SMA Simo Gunung Surabaya
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar biologi siswa SMA Simo
Gunung melalui penggunaan media powerpoint animasi
D. Manfaat Penelitian
Jika penelitian ini berhasil dilaksanakan akan memberikan
manfaat bagi guru, peneliti lain, dan bagi kepala sekolah. Bagi guru hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan
proses pembelajaran di kelas, Bila ternyata mengalami masalah yang
serupa dan dengan kondisi yang sama. Bagi peneliti lain, hasil penelitian
ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
Sementara bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan
dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah.
E. Definisi Operasional
Untuk mencegah terjadinya miskomunikasi dan misinterpretasi dan
menyamakan persepsi di antara peneliti dengan pembaca tentang istilah-
istilah kunci yang terdapat di dalam judul, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian, berikut ini disajikan definisi operasionalnya.
1. Powerpoint animasi: adalah sejenis media tayangan yang memuat
konsep-konsep pokok materi pelajaran dan mengandalkan manipulasi
warna dan gerakan untuk memusat perhatian siswa.
2. Motivasi belajar siswa adalah tingkat dorongan siswa untuk belajar
yang diukur menggunakan tes motivasi berprestasi ARCS (Keller, 1987).
Tingkat motivasi dinyatakan dalam bentuk skor.
3. Peningkatan dinyatakan sebagai gain dari skor motivasi awal sebelum
penerapan PTK dan skor pada akhir kegiatan setelah pembelajaran
menggunakan powerpoint animasi. Gain dihitung menggunakan
formula gain score ternormalisasi dari Hake (1990).
4. Siswa kelas 5 SDN Tulangbawang adalah siswa yang duduk di kelas 5
saat semester 10 pada tahun 2015-2016.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi siswa
Perbedaan individu ternyata tidak hanya pada kemapuan, bakat,
tetapi juga pada kemauan (Hersye & Kennet, 2005). Kemauan berkaitan
langsung dengan motivasi. Motivasi didefinisikan oleh keadaan jiwa dan
sikap mental manusia mendorong, memberikan energi, dan
mengarahkan seseorang untuk meraih kebutuhan tertentu dan mencapai
kepuasan.
Elemen penggerak motivasi antara lain, capaian (kinerja),
penghargaan, tantangan, tanggungjawab, keterlibatan, kesempatan.
Kinerja yang dilakukan seseorang dengan berhasil seringkali memotivasi
seseorang untuk mengulanginya kembali. Kinerja yang bak yang
memuaskan dirinya merupakan pendorong. Keller (1987) mengatakan
bahwa motivasi dapat ditingkatkan bila siswa merasa puas.
Pengharagaan merupakan bentuk konsekwensi dari suatu
perilaku yang dilakukan sebelumnya. Menurut teori belajar perilaku,
seseorang cenderung mengulang perilaku yang menyenangkan. Ketika
seseorang diberi penghargaan, selain menyebabkan dia puas pada saat
itu juga merasa senang. Inilah yang mendorong dirinya untuk mengulangi
perbuatan yang mendapat penghargaan tadi. Tidak hanya orang yang
berbuat yang termotivasi, tetapi siswa lain yang mengamati temannya
mendapat penghargaan ingin pula mendapat penghargaa. Untuk itu diaka
akan meniru perolaku yang dilakukan temannya. Inilah yang disebut
dengan vicarious learning. Seseorang termotivasi karena melihat orang
lain mendapat penghargaan.
Sementara itu menurut teori ARCS (Keller, 1987) mengatakan
bahwa ada empat hal yang memengaruhi motivasi siswa, yaitu tingkat
perhatian yang diberikan, relevansi apa yang dipelajari dengan
kebutuhan siswa, kepuasan dan tingkat kepercayaan diri yang dapat
dicapai karena mempelajari hal- tertentu.
B. PPt. Animasi
PPt animasi didefinisikan media visual berbentuk slide yang
disajikan dalam bentuk tayangan menggunakan LCD projector. PPt ini
dalam proses pembuatannya memuat point-point yang power dibuat
dengan menggunakan warna sebagai variabel yang diharap
memengaruhi motivasi siswa. Selain itu PPt ini juga menggunakan
gerakan. Gerakan dan warna diharapkan dapat memusatkan perhatian
siswa. Dengan meningkatnya perhatian sesuai (Keller, 1987) dapat
meningkatkan motivasi.
Di samping itu slide yang ditawayang secara baik, berwara, ada
gerakan, dan menarik menyebabkan anak menjadi mudah paham,
sehingga menibulkan kepuasan dan kepercayaan diri pada siswa. Hal
inipun menurut Keller (1987) dapat meningkatkan motivasi.
B. Desain/Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian tindakan kelas ini mengikuti pola Kemmis dan
Taggard (1990) yang membentuk siklus seperti ditunjukkan pada Gambar 1
berikut.
Ide Awal Masukan
berdasar Fakta
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan Pelaksanaan
Dan seterusnya
Rencana Terevisi
sampai terjadi
peningkatan
3. Refleksi
Fase refleksi dilakukan untuk memeroleh balikan tentang pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan. Mekanisme refleksi dilakukan dengan
secara bergantian guru dan pengaatan meyampaikan hasil
pengamatannya, kemudian hasil-hasil tersebut dijadikan bahan diskusi
untuk mendapat ruusan ha;l-hal yang perlu mendapat perbaikan.
E. Penyiapan partisipan
Semua partisipan yang terlibat dilatih terlebih dahulu sesuai perannya
masing-masing. Pelatihan dilakukan secara modeling. Peneliti
memodelkan cara yang harus dilakukan, sementara partisipan melakukan
pengamatan detil diikuti diskusi
F. Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
Irawan, Bambang. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: University Press