Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN

TERHADAP PEMAHAMAN FOTOSINTESIS


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK POKOK BAHASAN IPA
PADA PESERTA DIDIK DIERA PANDEMI COVID-19
DI UPT ADILUWIH

Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah


Seminar proposal skripsi
Pada program studi pendidikan guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:
IIS HANDAYANI
18060031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRIGSEWU
TAHUN 2021

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V,
pembelajaran IPA yang berlangsung dikelas V di UPT Adiluwih pada
umumnya guru menggunakan metode ceramah yang berpusat guru. Siswa
hanya mendengarkan materi dan mencatat hal hal yang penting dari materi
yang disampaikan. Untuk siswa lebih mudah memahami materi yang akan
disampaikan guru sesekali menggunakan metode diskusi. Namun dengan
menggunakan metode diskusi hanya satu atau dua siswa saja yang aktif dalam
diskusi, sedangkan yang lain sibuk sendiri atau bermain-main dengan teman
yang lain. Hal ini menunjukan bahwa guru belum menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi yang dipelajarinya
serta yang mengutamakan pengalaman langsung pada siswa, sehingga
pemahaman pada materi menjadi kurang.
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam proses pembelajaran.
Kemampuan yang diharapkan dapat dimilki siswa. Metode yang cocok agar
siswa menjadi aktif dalam pembelajaran yaitu menggunakan metode
eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam
pengajarannya melalui percobaan atau memparaktekan langsung dengan cara
mengamati secara proses.
Metode eksperimen merupakan metode yang biasanya digunakan dalam
pembelajaran IPA. Pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
eksperimen akan lebih efektif karena dengan metode eksperimen siswa dapat
terjun langsung kelapangan dengan melakukan suatu praktek percobaan
dengan mengamati suatu proses atau suatu obyek secara nyata dan bisa dapat
membuktikannya sendiri proses dan percobaan yang telah dilakukannya.
Metode eksperimen sangat cocok digunakan untuk pemahaman proses
fotosintesis. Karena dengan digunakan metode eksperimen tersebut siswa

1
dapat mengetahui secara langsung dan bisa lebih memahami mengenai proses
fotosintesis tersebut.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.
Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau
bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari
guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik yang
bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta
didik yang mampu mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang
menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar
adalah “perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”.
Pada pembelajaran IPA untuk SD dapat membuka kesempatan untuk
memupuk rasa ingin tahu peserta didik secara alamiah. Untuk
mengembangkan bakat atau potensi tersebut diperlukan adanya kerjasama
dari guru dan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Guru merupakan
sosok pendidik dan pengajar yang berkaitan dengan kehidupan pribadi siswa.
Oleh siswa guru sering dijadikan tokoh panutan serta menjadi tokoh motivasi
bagi dirinya. Jika guru mampu menjadi sumber panutan dan motivasi bagi
siswanya. Maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar
cita-citanya dimasa mendatang.
Siswa akan mendapatkan potensi yang baik, jika selama proses
pembelajaran diikuti dan dipahami dengan baik. Keberhasilan memahami
materi sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan guru.
Maka dari itu metode mempunyai hak yang cukup besar dalam proses
pembelajaran. Salah satu metode yang dapat dikembangkan agar siswa aktif
dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode eksperimen.
Metode eksperimen merupakan metode yang biasanya digunakan dalam
pembelajaran IPA. Pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
eksperimen akan lebih efektif karena dengan metode eksperimen siswa dapat

2
terjun langsung kelapangan dengan melakukan suatu praktek percobaan
dengan mengamati suatu proses atau suatu obyek secara nyata dan bisa dapat
membuktikannya sendiri proses dan percobaan yang telah dilakukannya.
Metode eksperimen sangat cocok digunakan untuk pemahaman proses
fotosintesis. Karena dengan digunakan metode eksperimen tersebut siswa
dapat mengetahui secara langsung dan bisa lebih memahami mengenai proses
fotosintesis tersebut.
Dari latar belakang tersebut maka penelitian tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul " Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen
Terhadap Pemahaman Fotosintesis Pada Pembelajaran Tematik Pokok
Bahasan IPA Pada Peserta Didik Di Era Pandemi Covid-19 Di UPT
Adiluwih"

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka peneliti
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah penggunaan metode eksperimen berpengaruh secara signifikan
terhadap pemahaman fotosintesis pada pembelajaran Tematik Pokok Bahasan
IPA Pada Peserta Didik Di Era Pandemi Covid-19 Di UPT Adiluwih?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Apakah penggunaan metode eksperimen berpengaruh
secara signifikan terhadap pemahaman fotosintesis pada pembelajaran IPA
tematik siswa Sekolah Dasar diera pandemi?

D. Ruang Lingkup Penelitian


Judul penelitian ini yaitu “ Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen
Terhadap Pemahaman Fotosintesis Pembelajaran Tematik Pokok Bahasan
IPA Pada Peserta Didik Diera Pandemi Covid-19 Di Upt Adiluwih”. Adapun
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
eksperimen, sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah

3
pemahaman fotosintesis pada pembelajaran Tematik Pokok Bahasan IPA
Pada Peserta Didik. Peneliti akan meneliti siswa kelas V SD di upt adiluwih.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD upt adiluwih.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dapat menjadikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya
wawasan konsep praktek dalam penggunaan metode eksperimen terhadap
pemahaman fotosintesis pada pembelajaran IPA kelas v Sekolah Dasar
diera pandemi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan kajian untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan metode
eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
b. Bagi guru
Menambah pengetahuan guru mengenai pengaruh penggunaan
metode eksperimen terhadap pemahaman fotosintesis pada
pembelajaran IPA kelas v Sekolah Dasar diera pandemi
c. Bagi siswa
Dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran IPA tentang
pemahaman fotosintesis dengan menggunakan metode eksperimen
d. Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman dan wawasan yang luas tentang
penggunaan metode eksperimen terhadap pemahaman fotosintesis
pada pembelajaran IPA kelas v Sekolah Dasar diera pandemi.

4
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Teori dan Masalah Yang diteliti


Dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah dan juga kajian teori
yang peneliti dapatlan dari penelitian terdahulu, maka peneliti mendapatkan
kajian pustaka sebagai berikut :

1. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa terjun
langsung kelapangan untuk melakukan suatu percobaan tentang suatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaan tersebut.
Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar , dimana siswa
melakukan sesuatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan dikelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2012: 80)
(Nugraheni, 2014: 11).
Metode eksperimen adalah metode yang banyak digunakan dalam
mempelajari ilmu pengetahuan alam. Eksperimen atau percobaan yang
dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan didalam laboratorium tetapi
dapat dilakukan dialam sekitar. (Sapriati, 2014: 3.13).
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999: 157)
(Nugraheni, 2014: 10), metote eksperimen atau percobaan dapat diartikan
sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan
mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan tersebut.
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010: 84) (Nugraheni, 2014:
10) mengatakan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian dimana
siswa dapat melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
Metode eksperimen merupakan metode yang biasanya digunakan
dalam pembelajaran IPA. Pada pembelajaran IPA dengan menggunakan

5
metode eksperimen akan lebih efektif karena dengan metode eksperimen
siswa dapat terjun langsung kelapangan dengan melakukan suatu praktek
percobaan dengan mengamati suatu proses atau suatu obyek secara nyata
dan bisa dapat membuktikannya sendiri proses dan percobaan yang telah
dilakukannya. Metode eksperimen sangat cocok digunakan untuk
pemahaman proses fotosintesis. Karena dengan digunakan metode
eksperimen tersebut siswa dapat mengetahui secara langsung dan bisa
lebih memahami mengenai proses fotosintesis tersebut.
Metode eksperimen merupakan metode yang cocok digunakan untuk
memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam mengamati proses
dan untuk mencari tahu tentang kebenaran suatu teori atau konsep.
Melalui eksperimen siswa dapat melakukan percobaan langsung melalui
instruksi ang disampaikan secara berturut untuk mencari jawaban
terhadap permasalahan yang diajukan, sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami dan mempraktekan apa yang telah diperolehnya.

2. Pengertian fotosintesis
Fotosintesis adalahan proses tumbuhan hijau membuat makanan
dengan bantuan dari sinar matahari langsung.
Fotosintesis adalah proses adalah proses sintesis karbohidrat dari
bahan-bahan anorganik pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi
cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas dua fase, aitu fase 1 yang
berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NAPD H 2 serta fase
II yang berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat.
Fotosintesis adalah reaksi pembentukan dalam metabolisme
tumbuhan. Metabolisme tumbuhan adalah proses-proses kimia yang
terjadi didalam tubuh makhluk hidup/sel. Fotosintesis merupakan
perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa.
Sumber energy cahaya alami adalah matahari yang memiliki spectrum
cahaya yang tampak, dari ungu sampai merah. Infra merah dan ultra ungu
tidak digunakan dalam fotosintesis. Pada proses fotosintesis yang terjadi

6
didalam daun, terjadi reaksi kimia antara senyawa air ( H 2O) dan
karbondioksida (CO 2) dibantu oleh cahaya matahari yang diserap oleh
klorofil menghasilkan oksigen ¿) dan senyawa glukosa (C 6 H 12 O6 )
(Wahono et al, 2013) (Waluyo, 2014:13).

3. Pengertian IPA
IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang objek atau gejala
tentang alam. Ipa yang dikenal sebagai metode ilmiah (Lukum, 2015: 26).
Pembelajaran memberikan kesempatan siswa untuk mendeskripsikan
objek dan kejadian, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan,
mengkontruks penjelasan dari fenomena alam, menguji penjelasan dengan
berbagai cara dan mengkomunikasikannya kepada orang lain. Jadi
pengetahuan ipa diperoleh melalui proses dengan menggunakan metode
ilmiah dan memberikan kesempatan kepada siswa untik memeproleh
pengalaman belajar, misalnya melalui membaca, diskusi,melakukan
percobaan, membuat rangkuman, dan mengamati fenomena alam sehingga
siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran.

4. Pengertian pembelajaran tematik


Pembelajaran adalah kegiatan seseorang anak untuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan. Tematik adalah konsep umum yang dapat
mengumpulkan beberapa bagian dalam satu hal. Pembeajaran tematik
dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan belajar dengan tidak memisahkan
mata pelajaran, tetapi menggunakan tema untuk menyatukannya
(Mardianto, 2011: 38).
Adapun pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
memadukan antara berbagai mata pelajaran yang menggunakan tema
tertentu (Kadir & Hanun, 2014: 9).
Kemudian menurut Poerwadarminta berpendapat bahwa
pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

7
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Lubis, 2018: 179).
Penerapan pembelajaran tematik dapat memberikan keterhubungan
antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Penyajian
materi yang tidak didasarkan keterkaitan antara konsep akan
mengakibatkan pemahaman sukar, persial, dan tidak mendasar. Penerapan
pembelajaran tematik dapat membantu peserta didik dalam membangun
kebermaknaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang baru dan lebih
kuat. Hubungan antar satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya bagi
peserta didik merupakan hal yang penting dalam belajar, sehingga apa
yang dipelajari oleh peserta didik akan lebih bermakna, lebih mudah
diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta digunakan untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupannya (Prastowo, 2014: 39).
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan
penggabungan ataupun perpaduan dari beberapa mata pelajaran dalam
lingkup di madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar, meliputi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika (MM), Bahasa Indonesia
(BI), Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Perpaduan mata pelajaran tersebut
disebut sebagai pembelajaran tematik dan didalamnya terdapat tema,
subtema, maupun pembelajaran.

5. Fungsi, Tujuan, dan Peran Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik berfungsi sebagai pesersatu kegiatan
pembelajaran, dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus
(antarmata pelajaran) untuk pembelajaran di SD/MI. Adapun tujuan
pembelajaran tematik ialah memberikan kemudahan bagi peserta didik

8
dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam
tema serta dapat menambah semangat belajar (Wahudmurni, 2017: 35).
BPSDMPK dan PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Wahudmurni, 2017 h. 36) menyatakan bahwa tujuan pebelajaran tematik
sebagai berikut:
a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema dan topik tertentu.
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pembelajaran lebih mendalam
dan berkesan.
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi
peserta didik.
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dala
situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus
mempelajari pelajaran yang lain.
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2
atau 3 pertemuan bahkan lebih dan /atau pengayaan.
h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuhkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Pembelajaran tematik mempunyai peran, yaitu:
a. Peserta didik lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau
topik tertentu.
b. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.

9
c. Pemahaman terhadap materi pembelajaran lebih mendalam dan
berkesan. Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka bisa
berkomunikasi dalam situasi nyata.
d. Kompetensi berbahasa bisa lebih dikembangkan dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi peserta didik.
e. Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas (Suryosubroto, 2009,
h. 135).
Melalui pembelajaran tematik peserta didik dapat membangun
keterkaitan antara satu pengalaman dan pengalaman lainnya maupun
pengetahuan dengan pengetahuan lainnya, atau antara pengetahuan dan
pengalaman sehingga memungkinkan pembelajaran dapat menjadi
menarik. Pembelajaran tersebut justru akan mendorong peserta didik untuk
aktif berpastisipasi.

6. mplikasi Pembelajaran Tematik


Implikasi pembelajatan tematik terdiri dari dua, yaitu:
a. Implikasi bagi guru
Pembelajaran tematik memerlukan kecerdikan guru kelas untuk
melakukan perencanaan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
menuntut kreativitas dan inovasi guru dalam menyampaikan
kegiatan/pengalaman belajar peserta didik.
b. Implikasi bagi peserta didik
Beban guru yang semakin meningkat akan berimplikasi pula
terhadap beban peserta didik. Peserta didik harus aktif dalam belajar,
baik dalam berindividu maupun kelompok. Selain itu, peserta didik
dapat mengintegrasikan karakter baik di lingkungan sekolah, keluarga,
dan masyarakat.

10
7. Keunggulan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki keunggulan sebagaimana yang
diungkapkan Rusman (Prastowo, 2016, h. 69), yaitu:
a. Pengalaman kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik,
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik.
e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.

8. Pentingnya Pembelajaran Tematik


Melalui pembelajaran tematik, peserta didik sekolah dasar mnjadikan
peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Pembelajaran tematik
menekankan kegiatan peseta didik sebagai bagian penting untuk
mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman baru. Melalui
pengalaman langsung, peserta didik akan mendapatkan sesuatu yang lebih
bermanfaat dalam pengembangan rasa ingin tahu, sekaligus menjadi
bagian dari keterampilan d kehidupannya sehari-hari. Maka dari itu,
belajar dengan cara mengeksplorasi menjadi bagian terpenting untuk
kehidupan sehari-hari dan sebagai salah satu ciri khas pembelajaran
tematik. Kesimpulannya ialah pembelajaran tematik sangat penting
diintegrasikan bagi peserta didik, agar nantinya mereka mampu menjadi
peserta didik yang memiliki skill dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

11
B. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadapa rumusan masalah
penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang
terkumpul (Sugiyono, 2011: 159).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan penggunaan
metode eksperimen terhadap pemahaman fotosintesis pada pembelajaran
IPA tematik siswa sekolah dasar diera pandemi.
2. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan penggunaan
metode eksperimen terhadap pemahaman fotosintesis pada pembelajaran
IPA tematik siswa sekolah dasar diera pandemic.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi


ekperimental design. Quasi experimental design merupakan desain yang
mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen (Sugiyono, 2011: 77).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-
posttest nonequivalent control group design yang merupakan salah satu tipe
dari penelitian quasi eksperimental design (Sugiyono, 2011: 79). Kelompok
eksperimen dan kelompok control menggunakan kelas yang ada dan satu
level yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penerapan
penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran, sedangkan pada kelas
control diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional.
Berikut adalah jenis penelitiannya :
Kelas pretests perlakuan posttest
VA 01 X 02
VB 01 C 02
Tabel 1. desain pretest-posttest nonequivalent control group design
(Sugiyono, 2011: 79).
Keterangan :
VA = kelas eksperimen
VB = kelas kontrol
01 = pretest (tes kemampuan awal)
02 = posttest (tes kemampuan akhir)
X = Penerapan penggunaan metode eksperimen
C = Perlakuan dengan pembelajaran konvensional

B. Variabel Penelitian

13
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38). Penelitian
ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011:
39).
2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
eksperimen, sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah
pemahaman fotosintesis pada pembelajaran tematik pokok bahasan IPA siswa
sekolah dasar

C. Definisi operasional
Penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat yaitu pemahaman
fotosintesis pada pembelajaran tematik pokok bahasan IPA sekolah dasar,
pemahaman fotosintesis pada pembelajaran tematik pokok bahasan IPA
sekolah dasar yang dimaksud adalah keberhasilan dalam proses pembelajaran
yang bisa dilihat dengan tingkat pemahaman siswa pada materi dengan cara
memberikan tes dengan cara praktek langsung.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar.

2. Sampel

14
Sampel adalah bagian dari jumalah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 81).
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai kelas
eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol.

E. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SD di upt Adiluwih dan waktu
penelitian ini adalah pada semester ganjil Tahun Ajaran 2020/2021.

F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data


Instrument dan metode data yang digunakan dianataranya :
1. Angket, angket yang akan digunakan berupa angket tertutup agar
responden memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
2. Test yang digunakan berupa test inteligensi agar dapat membuat
penafsiran atau prakiraan terhadap tingkat intelektual responden.
3. Dokumentasi, berupa data langsung dari tempat penelitian yang relevan
bagi penelitian yang relevan.

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data


1. Metode pengolahan data
Data yang dikumpulkan adalah data hasil tes pemahaman fotosintesis
pada proses pembelajaran kemudian diolah dengan menggunakan
perhitungan statistik.
2. Analisis data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan (Sugiyono, 2011: 147).
a. Analisis validitas

15
Validitas butir soal dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir
soal tersebut dengan skor total yang diperoleh, koefisien korelasi
dihitung dengan menggunakan rumus korelasi person product moment
sebagai berikut:

r xy= N ∑ XY −(∑ X )(∑ Y )


√¿ ¿ ¿

Keterangan :
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah peserta test
X = Skor butir soal
Y = Skor total
Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, digunakan
statistik uji t dengan rumus:

√ n−2
t=r
√1−r 2
keterangan :
t = Nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
dengan dk = (n-2), untuk nilai t hitung lebih dari nilai table pada taraf
nyata signifikan 0,05 (t hitung>t tabel) maka butir soal tersebut dikatakan
valid.

b. Analisis reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajekan atau
ketepatan tes yang digunakan. Tes dikatakan reliabel yaitu jika soal tes
tersebut memberikan hasil yang relatif sama (konsisten) walaupun soal
tes tersebut diberikan pada subjek yang sama, meskipun soal tersebut

16
diberikan kepada orang dan tempat yang berbeda. Tahapan perhitungan
uji reliabilitas dengan menggunakan tehnik alpha cronbach, yaitu:
1. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan.
σ i2 = ∑ X 1 −¿ ¿ ¿
2. Menentukan nilai varians total.
σ 2t = ∑ X 2−¿ ¿ ¿
3. Menentukan reliabilitas instrument
2
k ∑σ i
r hitung = ( ) (1− 2 )
k−1 σt
Keterangan:
r hitung : koefisien reliabilitas instrument (Alpha Cronbach)
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σ 2i : total varian butir
σ 2t : total varian
∑ X : total jawaban responden untuk setiap pertanyaan
X i : jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
n : jumlah sampel
selanjuntyanilai reliabilitas tes r hitung dikonsultasikan dengan nilai tabel
r product moment dengan dk = n-1, taraf nyata 5%. Kemudian
membandingkan r hitung dengan r tabel dengan kriteria uji sebagai berikut:
Jika r hitung ≥ r tabel , berarti reliabel
Jika r hitung < r tabel , berarti tidak reliabel

c. Analisis tingkat kesukaran soal


Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong
mudah, sedang, atau sukar maka dilakukan uji taraf kesukaran (Astuti,
dkk, 2018:5). Uji taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:

Rata−Rata
P=
skor maksimum tiap soal
Dengan

17
jumlah skor peserta didik tiap soal
Rata-rata =
jumlah peserta didi

Nilai (p) Kategori


P<0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
P > 0,7 Mudah
Tabel 2. Kriteria tingkat kesukaran soal
d. Analisis daya pembeda
Indeks yang digunakan dalam mebedakan antara peserta tes yang
berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah
disebut dengan indeks daya pembeda. Indeks daya pembeda soal-soal
yang ditetapkan dari selisih proporsi yang menjawab dari masing-
masing kelompok. Rumusan untuk menghitung indeks daya pembeda
dapat digunakan formula sebagai berikut:
∑ A ∑B
D= -
nA nB
Keterangan :
D = indeks daya pembeda
∑ A = Jumlah skor total dibagi dengan skor maksimum item pada
kelompok atas
∑ B = Jumlah skor dibagi dengan skor maksimum item pada
kelompok bawah
n A = Jumlah peserta tes pada kelompok atas
n B = Jumlah peserta tes pada kelompok bawah
Hasil dari perhitungan daya pembeda dikonstruksikan dengan
kriteria indeks daya pembeda seperti table berikut:

Tabel 3. Kriteria indeks daya pembeda


Nilai p Keputusan
D > 0,3 Diterima
0,1 ≤ D ≤ 0,3 Perlu revisi
D < 0,1 Ditolak
Pada penelitian ini daya beda yang digunakan adalah D > 0,3

18
3. Tehnik analisis data
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan
setelah semua data yang diperlukan guna untuk memecahkan
permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Untuk
melakukan pengujian hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang
diajukan, pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik
uji-t. sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t,
maka terlebih dahulu dua asumsi dasar harus dipenuhi yaitu uji normalitas
dan homogenitas data.
a. Uji normalitas data
Untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak
maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji statistic chi-
kuadrat, dengan cara sebagai berikut:
a) Rumus hipotesis
H O : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H I : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
b) Rumus statistik uji
K
2
X = ∑ ¿¿ ¿
i=1

Keterangan :
X 2 = distribusi Chi-kuadrat
k = banyaknya kelas interval
f0 = frekuensi pengamatan/ observasi
fe = frekuensi yang diharapkan
c) Kriteria uji
Tolak H 0 Jika X 2hitung ≥ X 2tabel dan terima H 0 Jika X 2hitung < X 2tabel
dengan dk = (k-1) dengan k adalah banyaknya interval kelas, dan
tarafnya (α) adalah 5%.
b. Uji homogenitas

19
Apabila diketahui bahwa sampel ternyata dari populasi yang
berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas varian atau
kesamaan dua varians.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
H 0 : σ 12 = σ 22 (kedua sampel memiliki varians yang sama)
H i : σ 12 ≠ σ 22 (kedua sampel mempunyai varians tidak sama)
Keterangan :
σ 12 = varians kelas eksperimen
σ 22 = varians kelas kontrol

H. Jalannya penelitian
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Prapenelitian
a. Membuat surat izin penelitian (observasi) kesekolah
b. Meminta izin kepada kepala sekolah SD upt adiluwih untuk
melaksanakan penelitian
c. Mengadakan observasi kesekolah tempat diadakannya penelitian
d. Mengidentifikasi masalah yang terkait dengan pembelajaran disekolah
e. Melakukan studi kurikulum pokok bahasan yang dijadikan penelitian
untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan dicapai
f. Membuat instrument penelitian yaitu soal pretest dan posttest
pemahaman fotosintesis
g. Menetapkan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol

2. Pelaksanaan penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut:
a. Memberikan pretest (tes awal) untuk mengukur pemahaman
fotosintesis pada pembelajaran tematik ipa sebelum diterapkan
penggunaan metode eksperimen

20
b. Memberikan dan menerapkan metode yang akan digunakan yaitu
metode eksperimen dalam pembelajaran tematik pokok bahasan ipa sd
upt adiluwih
c. Perlakuan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran seperti
biasa tanpa penerapan penggunaan metode eksperimen
d. Memberikan posttest (tes akhir) untuk mengukur pemahaman
fotosintesis

3. Tahap Akhir
Pada tahap ini dilakukan hal hal sebagai berikut:
a. Melakukan pengolahan dan analisis data
b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
langkah-langkah analisis data.

21

Anda mungkin juga menyukai