Anda di halaman 1dari 3

Artikel Biologi Sel

Nama : Chandra Ayu Indriyanti


Nim : 143112620120081
Program Studi : Biologi Medik

Hubungan yang Berkesinambungan antara Nukleus Nukleolus


DNA RNA Ribosom Sintesis Protein
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrol sel eukariotik (sebagian
gen terletak di dalam mitokondia dan kloroplas). Nukleus ini umumnya merupakan organel
yang paling mencolok dalam sebuah sel eukariotik, rata-rata berdiameter 5 nm, selubung
nukleus melingkupi nukleus yang memisahkan isinya dari sitoplasma.

Selubung nukleus merupakan membran ganda. Kedua membran ini, masing-masing


merupakan bilayer lipid dengan protein yang tekait, dipisahkan oleh ruangan sekitar 20-40
nm. Selubung ini dilubangi oleh beberapa pori beberapa pori berdiameter sekitar 100 nm.
Pada bibir setiap pori membran dalam dan membran luar selubung nukleus menyatu. Suatu
struktur protein yang rumit yang disebut kompleks pori melapisi setiap pori dan mengatur
keluar-masuknya makromolekul dan poartikel besar tertentu. Kecuali di pori sisi dalam
selubung ini dilapisi oleh lamina nukleus, sususan mirip jaring yang terdiri dari filamen
protein yang mempertahankan bentuk nukleus.

Di dalam nukleus, DNA diorganisasikan bersama dengan protein menjadi materi yang
disebut dengan kromatin. Kromatin yang diberi warna tampak melalui mikroskop cahaya
maupun mikroskop elektron sebagai masa kabur. Sewaktu sel bersiap untuk membelah
(bereproduksi), kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung (memadat),
menjadi cukup tebal untuk bisa dibedakan sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.

Struktur yang menonjol didalam nukleus yang sedang membelah ialah Nukleolus,
yang merupakan tempat komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini
kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma. Kemudian semuanya bergabung
untuk membentuk Ribosom. Kadang-kadang terdapat dua nukleoli atau lebih jumlahnya
tergantung pada spesies dan tahap siklus reproduktif sel tersebut.

Nukleolus terbentuk menyerupai bola, dan melalui mikroskop elektron nukleolus itu
tampak sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang
menempel pada bagian kromatin. Nukleus ini mengontrol Sintesis Protein dalam sitoplasma
dengan cara mengirim mesenjer molekuler yang berbentuk RNA. RNA mesenjer (massager
RNA, mRNA) ini disintesis dalam nukleus sesuai dengan perintah yang diberikan oleh DNA.
mRNA kemudian menyampaikan pesan genetik ini ke sitoplasma melalui pori nukleus.
Sewaktu berada didalam sitoplasma, molekul mRNA akan melekat pada ribosom, disinilah
pesan genetik tadi diterjemahkan (ditranslasi) menjadi struktur primer suatu protein spesifik.
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel yang memiliki laju sintesis
protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misalnya,
sel hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak mengejutkan jika sel yang aktif
dalam mensintesis protein juga memiliki nukleoli yang terlihat jelas.

Ribosom membangun protein dalam dua lokasi sitoplasmatik. Ribosom bebas


tersuspensi dalam sitosool, sementara ribosom terikat diletakkan pada bagian luar jalinan
membaran yang disebut retikulum sdoplasmatik. Sebagian besar protein yang dibuat dalam
ribosom bebas akan berfungsi didalam sitosol; contohnya ilah enzim-enzim yang
mengkatalisis proses metebolisme yang bertempat didalam sitosol. Ribosom terikat umumnya
membuat protein yang dimaksudkan untuk dimasukkan kedalam membran, untuk
pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau untuk dikirim ke luar sel.

Sintesis protein terjadi melalui tahapan yaitu tanskripsi dan translasi.


1. Transkripsi
Transkripsi yaitu proses penyalinan data yang terdapat pada pita sense DNA yaitu pita pada
DNA yang berfungsi sebagai pita cetakan kedalam mRNA. Proses pencetakan mRNA ini
berlangsung dalam nukleus dan mRNA inilah yang akan membawa kode genetik dari DNA.
2. Translasi
Translasi adalah tahap penerus dari transkripsi, dalam tahap ini terjadi proses penerjemahan
urutan kodon pada mRNA oleh tRNA menjadi urutan asam amino. Proses ini terjadi di
sitoplasma oleh ribosom. Ribosom terdiri atas 2 unit yaitu unit besar dan unit kecil.
Penerjemahan satu kodon mengahsilkan satu asam amino. Dalam proses translasi terjadi 3
tahap yaitu inisiasi, elongasi, terminasi.
3. Kode Genetika
Kode genetika merupakan suatu pengkodean urutan triplet basa nitrogen DNA dan RNA pada
proses sintesis protein. Suatu kode triplet basa nitrogen akan menghasilkan suatu jenis asam
amino. Urutan dan jenis asam amino di dalam sel akan menetukan jenis dan fungsi protein
yang dihasilkan.
Kodon merupakan susunan kombinasi dari tiga basa nitrogen yang terdapat pada mRNA.
Karena jumlah basa nitrogen ada 4 jenis, maka kemungkinan jumlah kodon ada sebanyak 4 3
atau 64 macam, artinya kemungkinan asam amino yang terbentuk ada sebnayak 64 jenis.
Jumlah asam amino yang demikian menjadi belebih mengingat jumlah asam amino di dalam
sel adalah 20 jenis. Hal demikian menunjukkan bahwa ada beberapa jenis asam amino yang
mempunyai lebih dari satu macam kodon. Contohnya asam amino jenis leusin mempunyai
kodon SUU, SUS , SUA, SUG. Artinya asam amino leusin dapat digunakan dengan
menggunakan keempat kodon tersebut

Anda mungkin juga menyukai