Anda di halaman 1dari 5

SINTESIS PROTEIN DAN REPRODUKSI SEL

-SINTESIS PROTEIN-
A. Pengertian Sintesis Protein
Secara sederhana, protein adalah makromolekul organik kompleks yang mengandung
karbon, hidrogen, nitrogen, dan belerang (sulfur). Protein tersusun atas satu atau lebih rantai
asama amino yang saling dihubungkan oleh ikatan-ikatan peptida.
Dalam setiap harinya masing-masing makhluk hidup membutuhkan makanan demi
kelangsungan hidupnya. Makanan yang mereka makan nantinya akan dicerna dalam sistem
pencernaan mereka yang nantinya akan diolah menjadi energi dalam tubuh. Dalam proses
pencernaan makanan ada istilah yang disebut dengan sintesis protein.
Sintesis protein adalah proses untuk mengubah asam amino yang terdapat dalam linear
menjadi protein dalam tubuh. Pada proses ini memerlukan peran dari DNA dan RNA serta
enzim. Hasil dari proses ini adalah sebuah protein yang telah diproses secara mekanik dan
kimiawi yang terdapat di dalam sel makhluk hidup.

B. Komponen Sintesis Protein


1. DNA (Deoxyribonucleic acid)
Pada proses sintesis protein, DNA berfungsi menyimpan informasi genetik yang
berupa gen. Gen ini merupakan bagian dari ruas pada DNA yang berfungsi mengkode
polipeptida. DNA sendiri merupakan rantai double helix yang dipilin mengelilingi
protein histon yang disebut dengan superpoiing yang kemudian membentuk kromosom
yang merupakan bentuk dari pengemasan DNA tersebut. Dua rantai DNA ini bersifat
anti parallel (arah berlawanan). DNA berasal dari sub unit yang dinamakan dengan
nukeotida yang dibentuk oleh fosfat, gula deoxyribose, dan basa nitrogen. Pada DNA
memiliki 4 macam basa nitrogen, yaitu Adenin (A), Timin (T), Guanin (G), dan Sitosin
(C). Struktur dari DNA yakni pada bagian tepi terdiri dari gula pentose (Deoxyribosa)
yang berikatan dengan gugus phosphate (PO4) dengan ikatan phosphodiester. Sedangkan
pada bagian tengah terdiri dari basa nitrogen yang saling berikatan dengan ikatan
hidrogen yang lemah.

2. RNA (Ribonucleic acid)


Berbeda dengan DNA, RNA tersusun dari gula ribosa. Basa nitrogen yang
terdapat pada RNA terdapat 4 macam, yaitu Adenin (A), Urasil (U), Guanin (G), dan
Sitosin (C). Berdasarkan tipenya, RNA terdiri atas :
a. mRNA (Messenger RNA) yang berperan membawa informasi genetik menuju ke
ribosom. mRNA dibentuk di dalam nukleus (inti sel) dalam proses transkripsi dan
kemudian keluar menuju sitoplasma melalui nuklear pores. Pada mRNA terdapat
rantai dengan urutan 3 basa nitrogen yang dinamakan dengan kodon. Untuk kodon
start yaitu AUG (Methionine) dan untuk kodon stop yaitu UAA, UAG, atau UGA.
b. rRNA (Ribosomal RNA), yang berasosia (bersama) dengan protein membentuk
ribosom. rRNA merupakan RNA yang jumlahnya paling banyak.
c. tRNA (Transfer RNA) yang berperan mentransfer asam amino ke ribosom. Pada
tRNA terdapat 3 basa nitrogen yang disebut dengan antikodon. Pada ujung tRNA
mengikat asam amino.
C. Proses Sintesis Protein
Proses sintesis protein pertama kali dipraktikkan oleh Paul Zamecnik pada tahun 1950.
Awal mulanya Paul menggunakan tikus sebagai bahan percobaan untuk mengamati proses
tersebut, caranya adalah dengan memasukkan asam amino radioaktif ke dalam tubuh tikus.
Hasil dari percobaan tersebut adalah ditemukannya tempat terjadinya proses sintesis protein.
Setelah melakukan percobaan diatas, Paul kemudian melakukan penelitian kembali
bersama Mahlon dan mendapatkan kesimpulan bahwa molekul RNA pemindah (tRNA)
berperan dalam proses sintesis tersebut. Namun, pada akhirnya Francis Crick menemukan
sesuatu yang penting, yaitu RNA pemindah terlebih dahulu harus mengenal urutan dari
nukleotida untuk dapat disusun sebagai asam amino, dimana kemudian akan dibawa oleh
RNA pembawa. Secara umum, proses sintesis protein terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu :
1. Transkripsi
Transkripsi merupakan tahap pertama pembentukan protein. Tahap ini terjadi saat
sel membentuk salinan (transkrip) DNA. Salinan DNA disebut RNA karena
menggunakan bentuk lain asam nukleat yang dinamakan asam ribonukleat. RNA
digunakan dalam tahap sintesis selanjutnya, yaitu translasi.
Transkripsi adalah proses penyalinan tiga basa nukeotida menjadi gen. Pada
tahap ini, utas ganda DNA dibuka dan disalin oleh enzim RNA polimerase menjadi
suatu RNA yang merupakan salinan (transkrip) dari DNA. Ada 3 macam RNA, yaitu :
mRNA (Messenger RNA), rRNA (Ribosomal RNA), tRNA (Transfer RNA).
Saat enzim RNA polimerase selesai menyalin segmen tertentu DNA, DNA
dibentuk menjadi struktur utas ganda (double helix) kembali. Selanjutnya, mRNA yang
baru terbentuk keluar dari nukleus dan menuju ribosom yang ada di sitoplasma sel.

2. Translasi
Translasi adalah protes menerjemahkan (translate) kode mRNA menjadi
serangkaian asam amino untuk membentuk suatu polipeptida (protein). Translasi terjadi
di dalam ribosom. Berikut ini tahapan proses translasi :
a. mRNA bergerak keluar dari membran nukleus menuju ribosom yang ada di
sitoplasma sel.
b. mRNA melekatkan diri ke ribosom.
c. Ribosom memulai translasi di deretan tiga huruf khusus, yang dinamakan kodon,
yang ada di mRNA.
d. Selanjutnya, ribosom bergerak di sepanjang utas mRNA. Setiap kodon mewakili
satu molekul asam amino. Ribosom membentuk deretan asam amino berdasarkan
kode yang ada di mRNA. Saat ribosom bertemu kode “stop”, proses translasi
berhenti dan protein terbentuk.

D. Peran DNA dan RNA dalam Sintesis Protein


 DNA atau yang dikenal dengan sebutan gen memberikan perintah untuk menyusun
sebuah protein tertentu. dalam proses pembentukannya, paling tidak dibutuhkan 20
macam asam amino dalam membentuk suatu protein.
 Kemudian, mRNA atau messenger RNA akan membawa kode-kode genetic dari DNA
yang sudah diperintahkan menuju ke ribosom.
 Proses selanjutnya, Trna (Transfer RNA) kemudian bekerja dengan membawa kodon
alias kode-kode genetik yang dibawa oleh mRNA dan membawa jenis-jenis asam amino
ke dalam ribosom untuk kemudian disintesa menjadi protein.
 Ribosom dapat terbentuk dan mensintesa protein dengan menggunakan bantuan rRNA,
yang merupakan jenis RNA terbanyak. rRNA akan membantu penyusunan ribosom dan
juga membantu proses sintesa protein.
 Kemudian, setelah proses sintesa protein selesai, akan muncul energi yang berupa ATP,
dan juga menghasilkan berbagai macam jenis-jenis enzim, seperti : enzim nukleasi,
RNA polymerase, dan lain-lain.
-REPRODUKSI SEL-
A. Pengertian Reproduksi Sel
Reproduksi sel atau pembelahan sel adalah suatu proses yang membagi satu sel induk
menjadi dua atau lebih sel anak. Pada organisme multiseluler, reproduksi sel berfungsi untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan memperbaiki tubuh organisme Organisme uniseluler,
misalnya bakteri, melakukan reproduksi dengan cara yang sederhana, yaitu pembelahan
biner. Sementara itu, organisme multiseluler melakukan mitosis saat pembelahan sel.

B. Tipe Reproduksi Sel


Mitosis diartikan sebagai suatu tipe pembelahan sel yang ditandai dengan suatu sel
tunggal membelah untuk menghasilkan dua sel anak yang identik secara genetik. Ini adalah
cara tubuh menghasilkan sel-sel baru untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang
mengalami penuaan atau rusak di seluruh tubuh. Pada hewan, pembelahan mitosis terjadi
pada semua sel-sel tubuh (somatik), kecuali sel-sel kelamin (gamet). Sementara itu, pada
tumbuhan, pembelahan mitosis terjadi pada jaringan meristem, misalnya pada ujung akar
dan pucuk batang tumbuhan. Pembelahan mitosis terdiri atas 4 tahap, yaitu :
1. Profase
Pada tahap ini, kromatin di dalam nukleus mulai menebal dan terlihat sebagai
kromosom, jika dilihat melalui mikroskop cahaya. Membran inti menghilang. Pada sel
hewan, sentriol mulai berpindah ke arah kutub sel. Selanjutnya, terbentuk benang-benang
gelendong atau serabut kutub dari kutub-kutub sel menuju bagian ekuator. Sel
tumbuhan tidak memiliki sentriol.

2. Metafase
Metafase ditandai dengan kromosom bergerak menuju ekuator sel atau yang
dikenal dengan lempeng metafase. Membran ini benar-benar menghilang dan benang-
benang gelondong mencapai sentromer kromosom.

3. Anatase
Pada anatas, kromatid-kromatid bersaudara memisahkan diri dari sentromer
sehingga disebut kromosom. Setiap kromosom ditarik ke arah kutub oleh benang-benang
mitosis atau serabut kinetokor.

4. Telofase
Saat telofase, mulai terbentuk nukleus dan membran nukleus baru. Kromosom
mulai terlepas. Telofase sering kali ditandai dengan dimulainya sitokinesis, yaitu
pembelahan sitoplasma. Pada sel-sel hewan, sitokinesis dimulai dengan terbentuknya
alur pembelahan atau lekukan di bagian tengah yang membagi sel menjadi dua. Pada sel
tumbuhan, sitokinesis diawali dengan serangkaian vesikula yang terbentuk di bagian
ekuator sel, yang terus ada hingga sel terbagi dua. Pada akhir telofase dihasilkan dua sel
anak yang identik dengan sel induknya.
Setelah tahap telofase, sel memasuki tahap interfase. Interfase terlihat seperti
tahap “istirahat” di antara dua pembelahan sel. Namun, pada tahap ini sel tetap tumbuh,
menggandakan kromosom, dan melakukan aktivitas sel lainnya. Pada saat demikian,
benang DNA yang menyusun kromosom terlepas di dalam nukleus dan terlihat sebagai
benang-benang kromatin. Pada sel hewan, menjelang akhir interfase, sesaat sebelum sel
memulai tahap mitosis lainnya, sentriol menggandakan diri menjadi dua pasang.
Interfase merupakan tahap terlama dalam siklus sel.

Anda mungkin juga menyukai