Anda di halaman 1dari 26

PENCEMARAN AIR SUNGAI

OLEH :

NURAENI, AMDKL

NIP. 19730510 201410 2 002

SANITARIAN PUSKESMAS BONTO NYELENG

KABUPATEN BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

TAHUN 2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 1
BAB IPENDAHULUAN .................................................................................................... 3
A.Latar Belakang .......................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
C.Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 4
BAB IIPENCEMARAN SUNGAI ..................................................................................... 5
A. Pencemaran Sungai .................................................................................................. 5
B. Bahan Pencemar Air Sungai ................................................................................ 5
C. Indikator Pencemaran Air Sungai ........................................................................ 8
D. Baku Mutu Air Sungai .......................................................................................... 15
E.Penyebab Terjadinya Pencemaran Sungai ........................................................ 15
F.Dampak Pencemaran Sungai ............................................................................... 20
BAB IIIPENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUNGAI .......................................... 22
A.Pencegahan Pencemaran Sungai ....................................................................... 22
B.Penanggulangan Pencemaran Air Sungai ......................................................... 23
BAB IVPENUTUP........................................................................................................... 25
A.Simpulan .................................................................................................................. 25
B.Saran ........................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnya, begitu pun air sungai yang bersifat mengalir.Sungai sangat
bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius.Untuk
memperoleh air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang
yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh limbah-limbah dari berbagai
hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumber daya air telah mengalami
penurunan. Apabila diperhatikan dari hari ke hari makin banyak berita-berita
mengenai pencemaran sungai. Pencemaran sungai ini terjadi dimana-mana,
terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah
tangga ataupun pertanian.
Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah mengakibatkan
terjadinya krisis air bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar serta lemahnya
pengawasan pemerintah dan keengganan mereka untuk melakukan penegakan
hukum yang benar menjadikan masalah pencemaran sungai menjadi hal yang kronis
yang semakin lama semakin parah.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pencemaran sungai.


2. Apa saja yang menjadi indikator pencemaran sungaidan bagaimana baku
mutu air sungai.
3. Apa saja yang menjadi sumber pencemaran sungai.
4. Apa dampak dari pencemaran sungai.
5. Bagaimana menanggulangi pencemaran sungai.

3
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas
mengenai pencemaran sungai. Secara khusus akan dibahas sumber, dampak dan
pencegahan serta penanggualangan pencemaran sungai yang tentu saja tidak lepas
dari pengertian dan perspektif hukum dari pencemaran sungai serta indikator
pencemaran tersebut. Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai dampak
pencemaran sungai beserta cara penanggulangan, timbul kesadaran dari kita semua
akan betapa pentingnya sungai bagi kehidupan yang pada akhirnya pencemaran
sungai dapat dikurangi sehingga didapat sumber air yang aman dan sesuai baku
mutu.

4
BAB II
PENCEMARAN SUNGAI

A. Pencemaran Sungai

Pencemaran air sungai terjadi apabila dalam air sungai terdapat berbagai
macam zat atau kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah
ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber
air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan
tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, sebagai contoh
suatu sungai yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit
masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga
listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah
ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-
komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air sungai,
pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara.Dengan
demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu;
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air
yang terdapat di sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau dimasukannya
mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan.Air sungai dikatakan
tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga
air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.

B. Bahan Pencemar Air Sungai

Pada dasarnya bahan pencemar air dikelompokan menjadi :

5
1. Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu
sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri
makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa
makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, serta tumbuh--tumbuhan
dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah--sampah tersebut
memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut
terdapat dalam sumber air seperti sungai, maka sungai tersebut akan
kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam sungai akan mati
kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung
protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk,
sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
2. Bahan buangan padat, yaitu bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang
kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke
air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan
ataupun pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan padat tersebut
menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan naik.
Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air. Air
yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman
dalam air akan terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi
berkurang, kehidupan organisme dalam air juga terganggu. Terjadinya
endapan di dasar perairan akan sangat mengganggu kehidupan organisme
dalam air, karena endapan akan menutup permukaan dasar air yang mungkin
mengandung telur ikan sehingga tidak dapat menetas. Selain itu, endapan
juga dapat menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi
datangnya sinar matahari. Pembentukan koloidal terjadi bila buangan tersebut
berbentuk halus, sehingga sebagian ada yang larut dan sebagian lagi ada
yang melayang-layang sehingga air menjadi keruh. Kekeruhan ini juga
menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat fotosintesa dan
berkurangnya kadar oksigen dalam air.
3. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan
penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, tyfus) atau penyakit kulit.

6
Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit
atau dari kotoran hewan/manusia.
4. Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral. Bahan buangan anorganik
sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila
masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam
air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang
melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As),
Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca),
Magnesium (Mg) dll.
Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.
Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan
yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat
menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam
berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun
Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya
bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum. Bahan pencemar berupa
logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan
dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa
saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh
tersebut.
5. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti
plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak.
Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo dan
bahan pembersih lainnya yang berlebihan di dalam air ditandai dengan
timbulnya buih-buih sabun pada permukaan air. Sebagian dari bahan
pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan
menggunung dimana-mana serta larutan sabun akan menaikkan pH air
hingga 10,5-11 sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam
air. Deterjen yang menggunakan bahan non-fosfat dapat mengganggu
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
6. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat,
senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan
pesat sehingga menutupi permukaan air sungai. Selain itu akan mengganggu
7
ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar
oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar
matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi
dan tidak dapat masuk ke dalam air.
7. Bahan pencemar berupa zat radioaktif, pembuangan sisa zat radioaktif ke air
lingkungan secara langsung yang berasal dari aplikasi teknologi nuklir yang
menggunakan zat radioaktif, sebagai contoh adalah aplikasi teknologi nuklir
pada bidang pertanian, kedokteran, farmasi dan lain-lain. Adanya zat
radioaktif dalam air lingkungan jelas sangat membahayakan bagi lingkungan
dan manusia. Zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan biologis baik
melalui efek langsung atau efek tertunda. Zat radioaktif dapat menyebabkan
penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini
berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
8. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat
erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan
oleh gunung berapi yang meletus, lalu menyebabkan air menjadi keruh,
masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi
sampah.
9. Bahan pencemar berupa kondisi, berasal dari limbah pembangkit tenaga
listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan
pencemar panas ini menyebabkan suhu air sungai meningkat tidak sesuai
untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam sungai).
Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-
senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan
oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam sungai.

C. Indikator Pencemaran Air Sungai

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya
perubahan warna, bau dan rasa.

8
2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
zat kimia yang terlarut dan perubahan Ph.
3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

Parameter yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air sungai


terbagi dua jenis, yaitu parameter fisika dan parameter kimia
1. Parameter Fisika

a. Suhu
Menurut Effendi (2003), suhu dari suatu badan air dipengaruhi oleh musim,
lintang (latitute), ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi
udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air, adalah salah
satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme, karena suhu
mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun pengembangbiakan dari
organisme-organisme tersebut.

b. Total Suspended Solid (TSS)


Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat
mengendap.Padatan tersuspensi terdiri dan partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari pada sedimen, seperti bahan-bahan Organik
tertentu, tanah liat dan lainnya. Partikel menurunkan intensitas cahaya yang
tersuspensi dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, kotoran
hewan, sisa tanaman dan hewan, kotoran manusia dan limbah industri.

c. Total Dissolved Solid (TDS)


Total Dissolved Solid atau padatan terlarut adalah padatan-padatan yang
mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarut
pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapat
meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi
21 cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses
fotosintesis diperairan.

9
2. Parameter Kimia

a. Derajar Keasaman (pH)


Derajat keasaman adalah ukuran untuk menentukan sifat asam dan basa.
Perubahan pH di suatu air sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia,
maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Derajat keasaman
diduga sangat berpengaruh terhadap daya racun bahan pencemaran dan
kelarutan beberapa gas, serta menentukan bentuk zat didalam air.Nilai pH air
digunakan untuk mengekpresikan kondisi keasaman (kosentrasi ion hidrogen)
air limbah.Skala pH berkisar antara 1-14.Kisaran nilai pH 1-7 termasuk
kondisi asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral.
Air limbah dan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan
mengganggu kehidupan biota akuatik.

b. Biologycal Oxygen Demand (BOD)


Kebutuhan oksigen Biokimia atau BOD adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organiknya yang
mudah terurai.Bahan organik yang tidak mudah terurai umumnya berasal dari
limbah pertanian, pertambangan dan industri.Parameter BOD ini merupakan
salah satu parameter yang di lakukan dalam pemantauan parameter air,
khusunya pencemaran bahan organik yang tidak mudah terurai. BOD
menunjukkan jumlah oksigen yang dikosumsi oleh respirasi mikro aerob yang
terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20 0C selama
lima hari, dalam keadaan tanpa cahaya. Kadar maksimum BOD 5 yang
diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan
organisme akuatik adalah 3,0-6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP,
1992. Sedangkan berdasarkan kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk
baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan
golongan II adalah 150 mg/L.
d. Chemical Oxygen Demand (COD)
Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD menggambarkan jumlah total oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik
yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi
secara biologis menjadi CO2 dan H2O. Keberadaan bahan organik dapat
10
berasal dari alam ataupun dari aktivitas rumah tangga dan industri.Perairan
yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan
dan petanian.Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang
dari 29 mg/liter.Sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200
mg/liter pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter.

e. Dissolved Oxygen (DO)


Oksigen terlarut atau DO adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
proses degradasi senyawa organik dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari
atmosfir atau dari hasil fotosintesis.Kelarutan oksigen dalam air bergantung
pada temperature dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperatur
dan tekanan, maka kelarutan oksigen jenuh dalam air pada 25oC dan
tekanan 1 atm adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).

f. Lemak dan Minyak


Merupakan zat pencemar yang sering dimasukkan kedalam kelompok
padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Menurut
Sugiharto (1987), bahwa lemak tergolong benda organik yang relatif tidak
mudah teruraikan oleh bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan
membuat lapisan yang menutup permukaan air dan dapat merugikan, karena
penetrasi sinar matahari ke dalam air berkurang serta lapisan minyak
menghambat pegambilan oksigen dari udara sehingga oksigen terlarut
menurun. Untuk air sungai kadar maksimum lemak dan minyak 1 mg/l.

g. Nitrogen Amoniak(NH3-N)
Amoniak berupa gas yang berbau tidak enak sehingga 20 kadarnya harus
rendah, pada air minum kadarnya harus nol sedangkan air surgai kadarnya
0.5 mg/l.

h. Merkuri
Merkuri merupakan elemen alami, oleh karena itu sering mencemari
lingkungan.Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam dalam bentuk
gabungan dengan elemen lainnya. Komponen merkuri banyak terdapat di
karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui proses fisik,
11
kimia dan biologi yang kompleks.
Pengaruh merkuri bagi kesehatan adalah menghambat kerja enzim dan
menyebabkan kerusakan sel karena kemampuan merkuri untuk terikat
dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul yang terdapat di
dalam enzim dan dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan aktifitas enzim dan
reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim di dalam tubuh terhambat. Kerusakan
tubuh disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanent dan belum dapat
disembuhkan.

i. Timbal
Polusi timbal dapat terjadi di udara, di air maupun di dalam tanah.Timbal
banyak digunakan dalam produksi baterai.Daya racun timbale di dalam tubuh
adalah penghambatan enzim oleh ion-ion Pb2+.Enzim yang diduga dihambat
adalah enzim yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
Penghambatan tersebut disebabkan terbentuknya ikatan yang kuat antara
Pb2+ dengan grup sulfur yang terdapat di dalam asam-asam amino dari enzim
tersebut.

j. Radioaktif
Uranium dan produk-produk pemecahannya merupakan salah satu contoh
elemen yang mempunyai inti sangat tidak stabil. Disintegrasi atau pemecahan
inti tersebut akan menghasilkan emisi radioaktif yang sangat berbahaya bagi
makhluk hidup.
k. Arsen
Arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat
toksik.Arsen didapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas.Arsen sudah
sejak lama digunakan untuk racun tikus.Keracunan arsen secara akut pada
manusia dapat menimbulkan muntaber, disertai dengan darah, disusul
dengan koma dan bila dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Secara kronis
keracunan arsen dapat menimbulkan anorexia, mual, diare, alergi, dan cacat
bawaan.

l. Barium

12
Barium (Ba) adalah sejenis metal berwarna putih. Barium digunakan dalam
industri gelas, keramik, tekstil, cat, plastic dan lain-lain.Keracunan Ba dapat
menghentikan otot-otot jantung dalam waktu 1 jam.Pada fase akhir keracunan
biasanya terjadi kelumpuhan urat saraf.

m. Besi
Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat
dibentuk. Fe dibutuhkan dalam tubuh dalam pembentukan hemoglobin.Fe
dalam dosis besar dapat menimbulkan kerusakan dinding usus, dan
kerusakan dinsing usus ini dapat menimbulkan kematian.Debu Fe juga dapat
menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru.

n. Flourida
Flourida (F) adalah senayawa Flour.F adalah halogen yang sangat reaktif,
karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa.Keracunan F secara
kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan terganggu dan
gangguan pencernaan yang disertai dehidrasi.

o. Cadmium
Cadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat
pada industri alloy, pemurnian Zn, pestisida dan lain-lain. Keracunan Cd
secara akut menyebabkan gejala gasterointestinal dan penyakit ginjal dan
pada fase lanjut menyebabkan pelunakan dan fraktur (patah) tulang-tulang
punggung.

p. Khromium
Khromium (Cr) adalah metal berwarna kelabu dank eras. Cr digunakan dalam
industri gelas, metal, fotografi, dan electroplating. Khronium sendiri
sebetulnya tidak beracun, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif yang
dapat menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lender.Inhalasi
Cr dapat menimbulkan kerusakan tulang hidung. Di dalam paru-paru Cr dapat
menimbulkan kanker

q. Natrium
13
Natrium elemental (Na) sangat reaktif, karenanya apabila berada di dalam air
akan terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium bagi tubuh bukan merupakan
benda asing, namun toxitasnya tergantung pada gugus senyawanya.NaOH
atau hidroxida sangat korosif.

r. Nitrat, Nitrit
Nitrat dan Nitrit dalam jumlah besar dapat menimbulkan diare campur darah,
disusul oleh konvulsi (gerakan yang tidak terkendali pada otot-otot yang
menyebabkan kekejangan pada bagian tubuh) disusul koma dan bila tidak
ditolong akan menyebabkan kematian.

s. Seng
Seng (Zn) adalah metal yang didapat pada industri alloy, keramik, kosmetik,
pigmen dan karet. Toxitas Zn pada hakekatnya rendah. Tubuh memerlukan
Zn untuk proses metabolisme, tapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Di
dalam air minum Zn akan menimbulkan rasa kesat dan dapat menimbulkan
muntaber.

t. Tembaga
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia,
tetapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala gangguan Ginjal dan
Hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulusi, shock,
koma dan dapat juga menyebabkan kematian.

14
D. Baku Mutu Air Sungai

Berikut ini baku mutu air sungai sesuai keputusan menteri negara lingkungan hidup
nomor 115 tahun 2003 :
No Parameter uji Satuan Baku mutu

1 pH 0C 6-9
2 Temperatur - ±3
3 TDS Mg/L 1000
4 BOD Mg/L 3
5 COD Mg/L 25
6 Amonia (NH3-N) Mg/L -
7 Nitrit Mg/L 0.06
8 Besi Mg/L -
9 Fenol Mg/L 0.01
10 Kadmium Mg/L 0.01
11 Tembaga (Cu) Mg/L 0.02
12 Timbal (Pb) Mg/L 0.03
13 Seng (Zn) Mg/L 0.05

E. Penyebab Terjadinya Pencemaran Sungai

Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh faktor – faktor berikut ini, yaitu:

1. Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Alam


a. Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan mengakibatkan
sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton dan invertebrata
merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh
pengasaman. Jika sungai memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari
spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh
rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan
suatu ekosistem. Tidak semua sungai yang terkena hujan asam

15
akanmenjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah
yang dapat membantumenetralkan keasaman.
b. Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan
menyebabkan perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran hutan
bisa menyebabkan terganggunya ekosistem makhkluk hidup yang ada di
sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan
matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini
akan membuat beberapa spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi
sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas
karena kandungan CO2 yang berlebih.
c. Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan sungai atau
danau tercemar karena bebatuan serta materi-materi yang terbawa dari
gunung mengendap di sungai. Jika materi yang mengendap bervolume
besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan mati bila tertumpuk oleh
bebatuan tersebut.Selain itu, materi-materi yang bervolume kecil
menyebabkan sungai keruh dan mempengaruhi ekosistem di sungai.
d. Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan mengalami
pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah
meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang terus menerus. Ketika
air hujan tidak lagi memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia
akan membawa seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk
kedalam sungai-sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit
keruh. Hal ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung
ataupun di hulu sungai sana.

2. Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah Manusia


a.Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab
terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah industri
mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP
18 tahun 99 pasal 1, “Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan
kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk
16
lainnya.”.Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat,
mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan
infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang
mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan
industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta
cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam
fosfat.Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan
air.Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu
pernafasan dan menyebabkan kanker.Logam yang paling berbahaya dari
limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa
(Hg) atau air perak.Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari
industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan
sebagainya.Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang
meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk
Minamata.Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik
plastik.Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai
makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang
kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke
dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan
kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat
menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan mucocutaneous
lymph node syndrome.
b. Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah domestik
berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah
organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh
bakteri.Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-
daunan.Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau
kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.Sampah-sampah ini tidak
dapat diuraikan oleh bakteri.Sampah organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian
besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.Apabila sampah
anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang
menghasilkan oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air
17
sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen.Deterjen merupakan limbah
pemukiman yang paling potensial mencemari air.Pada saat ini hampir
setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen
sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu
yang lama.Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan
senyawa fosfat pada air sungai atau danau.Fosfat ini merangsang
pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan
eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau
atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari
dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini
mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan
oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan
pendangkalan.
c. Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk
merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang
berlebihan dapat mencemari air.Limbah pupuk mengandung fosfat yang
dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng
gondok.Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan
dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk
organik.Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak
mati kemudian dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya
akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida
yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta
bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan
penyemprotan sesuai dengan aturan.Jangan membuang sisa obet ke
sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan
lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan
tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian bendungan. bendungan akan cepat dangkal dan
biota air akan mati karenanya.
d. Limbah Rumah Sakit, limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme
18
bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan
sebelum dibuang.Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan
organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD,
TSS, dan lain-lain.Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah
mudah membusuk, sampah mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah- limbah
tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme patogen atau
bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan
dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yang disebabkan oleh teknik
pelayanan kesehatan yang kurang memadai, kesalahan penanganan
bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan, serta penyediaan dan
pemeliharaan sarana sanitasi yang masih buruk (Said, 1999).
e. Limbah Pertambangan, Limbah pertambangan seperti batubara biasanya
tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar
daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat
berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah
batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan
tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan
memberi efek terjadinya air sadah, yang tidak bisa digunakan untuk
mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan
memboroskan sabun, karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion
Ca dan Mg mengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa
menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang
dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
Selain pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan
limbah berbahaya adalah pertambangan emas. Pertambangan emas
menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan
penambang emas tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk
memproses bijih emas.Para penambang ini umumnya kurang
mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri karena
kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses
pengolahan pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri
tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena proses alamiah.
Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui media
19
air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban
Tragedi Minamata.

F. Dampak Pencemaran Sungai

Pencemaran sungai dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum. Pencemaran sungai menjadi penyebab ketidakseimbangan ekosistem
sungai, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dsb.
Di badan air, seperti sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian
telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut
eutrofikasi.Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.Ketika
tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen.
Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004),
antara lain:
1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan
mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu
serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula
disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada
tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga
terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga
akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan dahulu.

2. Dampak Terhadap Kualitas Air


Pencemaran sungai dapat menyebabkan penurunan kualitas air.Sungai
yang belum tercemar memiliki air yang jernih, pH netral, tidak berbau dan bisa
diminum lansung.Di pedesaan pada umumnya masyarakat mempergunakan
sungai tersebut untuk mandi, tetapi pada masa sekarang sudah jarang
dijumpai fenomena tersebut.Hal ini disebabkan banyaknya sungai-sungai

20
yang sudah tercemar sehingga sungai sulit dimanfaatkan untuk kebutuhan
sehari-hari.Sungai yang tercemar biasanya dilihat dari warnanya sudah tidak
jernih (keruh) dan pH-nya sudah tidak netral lagi, akibatnya air sungai sudah
tidak layak dikonsumsi karena kualitas airnya yang menurun.Salah satunya
pencemaran sungai yang disebabkan oleh tinja dan sampah. Hal ini
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tumbuhan air karena sampah
dapat menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam air, sedangkan tinja
dapat menyebabkan tumbuhan kekurangan oksigen, akibatnya tumbuhan air
tersebut sulit untuk berfotosintesis.

3. Dampak Terhadap Kesehatan


Pencemaran sungai dapat menjadi media hidup suatu vektor penyakit.
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases,
atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di
daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat
menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.

4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan


Pencemaran sungai dapat mengurangi estetika lingkungan karena dilihat
dari fisiknya sungai yang berisi sampah-sampah dan warna yang keruh
mngurangi keindahan sungai tersebut saat sebelum sungai tersebut tercemar.
Jika semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan
seperti sungai, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat dan warna yang tidak jernih lagi. Selain
bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin.
Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan
busa yang sangat banyak dan menyebabkan air tersebut bersifat sadah.

21
BAB III
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUNGAI

A. Pencegahan Pencemaran Sungai

Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sungai sehingga dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu
upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya
untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah dan
memenuhi baku mutu. Adapun usaha pencegahan air ini bukan merupakan proses
yang sederhana, tetapi melibatkan beberapa faktor diantaranya:
1. Menjaga ketersediaan air dan tidak merusak atau mengekploitasi sumber
mata air agar tidak tercemar. Dengan menggunakan air dengan bijaksana
dan mengurangi penggunaan air yang kurang berguna dan gunakan dalam
jumlah yang tepat. Contohnya dengan tidak menggunakan sungai untuk
mencuci mobil, truk, dan kendaraan lain, tidak menggunakan sungai sebagai
wahana air dan tempat tinggal jika mengakibatkan tercemar atau
terhambatnya aliran air sungai.
2. Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini
mutlak dilakukan agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan
baik dan lancar. Sampah menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air.
Jika masalah sampah dapat segera diatasi maka pencemaran air pun juga
akan teratasi dengan cepat.
3. Tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan tidak adanya
fasilitas pembuangan sampah yang layak dan mencukupi terutama di kota-
kota besar. Banyak masyarakat yang tidak sadar lingkungan membuang
sampah seeaknya ke sungai. Padahal, jelas diketahui bahwa sungai bukanlah
tempat sampah. Selain menyebabkan banjir karena menghalangi saluran air,
sampah yang dibuang ke sungai menyebabkan air di dalamnya ikut tercemar.
Hal ini dapat mengancam kehidupan mahluk hidup yang tinggal didalamnya.
4. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air yang
bersih lainya tidak tercemar.

22
6. Menggunakan pupuk seperlunya. Penggunaan pupuk yang berlebihan pada
tanaman membuat kelebihan pupuk tersebut ikut terbawa air. Hal ini akan
membuat tumbuhan air seperti eceng gondok bertambah banyak dan
pertumbuhannya menjadi tak terkendali. Jika jumlahnya banyak sinar
matahari tidak mampu menembus ke dalam air sehingga menyebabkan
hewan maupun organisme lainnya tidak dapat bertahan hidup.
7. Memilih detergen yang ramah lingkungan. Air bekas cucian maupun air
limbah rumah tangga tentu akan dialirkan begitu saja ke dalam aliran air. Hal
ini dapat mencemari air. Apalagi, detergen maupu sabun juga terbuat dari
bahan kimia dan tidak ramah untuk lingkungan.

B. Penanggulangan Pencemaran Air Sungai

Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan


pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat.Menurut Prawirohartono (2000)
“perubahan perilaku masyarakat secara alami, ekosistem air dapat melakukan
‘rehabilitasi’ apabila terjadi pencemaran terhadap badan air”.
Penanggulangan atau pengendalian pencemaran di Indonesia telah diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik
oleh instansi ataupun non-instansi.Salah satu upaya serius yang telah dilakukan
Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih
(PROKASIH).Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair
khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta
dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-
sumber lainnya.Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran
sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
Penanggulangan dilakukan secara teknis dan non teknis. Penanggulangan
secara non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur dan mengawasi segala bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga
tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya

23
meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri
terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola
limbah atau menambah alat bantu yang dapat megurangi pencemaran.
Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu,
kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah
tersebut.Kita pun perlu memperhatikan bahan Kimia yang dibuang dari sampah
rumah tangga.Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan
yang bijaksana.Sebagai contoh, kritis terhadap barang dikonsumsi.
Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, terdapat beberapa cara
penanggulangannya. Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Provinsi Jawa Barat (2001) di antaranya sebagai berikut.
1. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
4. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
5. Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM
(Environmental Pollution Control Manager).
6. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
7. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
8. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
9. Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
10. Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.

Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang
harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat
pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih
efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan
berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan
didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.

24
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Pencemaran air sungai adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau
komponen lainnya kedalam air sungai sehingga menyebabkan turunnya
kualitas air sungai yang terganggu ditandai dengan perubahan bau yang
menyengat, rasa, dan warna yang keruh.
2. Secara umum penyebab pencemaran sungai dikelompokkan menjadi limbah
industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah pertambangan, dan
limbah rumah sakit.
3. Bahan pencemaran sungai dapat dikelompokkan menjadi sampah, bahan
buangan padat, bahan pencemar penyebab penyakit, bahan pencemar
senyawa anorganik/mineral, bahan pencemar oganik, bahan pencemar zat
radioaktif, bahan pencemar endapan/sedimen, bahan pencemar berupa
kondisi.
4. Pencegahan pencemaran sungai antara lain tidak membuang sampah
penggunaan detergen secukupnya, penggunaan pupuk dan pestisida
secukupnya, setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL), reboisasi, pengomposan sampah organik, dan
pendaurulangan sampah anorganik.

B. Saran
Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk menangani pencemaran air
bersih ini namun semua itu tidak ada artinya bila kita sendiri sebagai masyarakat
tidak mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman. Untuk itu marilah
kita jaga dan lestarikan sungai kita dari hal terkecil seperti tidak membuang sampah
ke sungai.Dengan begitu kita ikut membantu pemerintah untuk menanggulangi
sungai-sungai kita yang tercemar.Melestarikan alam adalah kewajiban kita sebagai
pelajar dan generasi penerus.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anneahira.2010. Cara Mencegah Penemaran Air, (Online),


(www.anneahira.com/cara-mencegah-pencemaran-air.html, diakses 24 November
2011).

Anonim.2011.Makalah Pencemaran Air.Bogor: http://fifteen-15-


fifteen.blogspot.com, Artikel Desember 2012, 10 Desember 2014 pukul 07.00

26

Anda mungkin juga menyukai