Anda di halaman 1dari 17

TUGAS REMOTE SENSING

“Karakteristik Spectral Citra Satelit Landsat 8, WorldView-3, MODIS, NOAA


AVHRR, Sentinel-2 dan SPOT-7”

Disusun Oleh:
ANDRI KURNIAWAN
NIM. D1B120007
AGT-B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, 20 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3. Tujuan............................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................. 4
2.1. Karakteristik Spectral Citra Satelit Landsat 8.................................. 4
2.2. Karakteristik Spectral Citra Satelit WorldView-3........................... 5
2.3. Karakteristik Spectral Citra Satelit MODIS..................................... 6
2.4. Karakteristik Spectral Citra Satelit NOAA AVHRR....................... 7
2.5. Karakteristik Spectral Citra Satelit Sentinel-2................................. 9
2.6. Karakteristik Spectral Citra Satelit SPOT-7..................................... 10
BAB 3 PENUTUP........................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan....................................................................................... 13
3.2. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah
adanya rentang panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya.
Beberapa radiasi yang bisa dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh
seperti radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near
sampai middle infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas yang
dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap
material pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda
terhadap cahaya matahari. Sehingga material-material tersebut akan mempunyai
resolusi yang berbeda pada setiap band panjang gelombang.
Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra
satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital
Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam
(greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam
order yang benar akan membentuk sebuah citra. Berdasarkan resolusi yang
digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas :
 Resolusi Spasial
Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan bumi yang
bisa dibedakan dengan bentuk permukaan disekitarnya, atau sesuatu yang
ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di bumi selain
mendeteksi (detectable) keberadaannya.
 Resolusi Spectral
Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang sensitif
terhadap sensor.
 Resolusi Radiometric
Merupakan ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran radiasi
(radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan
bumi.

1
 Resolusi Temporal
Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang sama
(revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16 hari, SPOT
26 hari dan lain sebagainya.
Kebanyakan citra satelit yang belum diproses disimpan dalam bentuk
grayscale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih dengan derajat
keabuan yang bervariasi. Untuk penginderaan jauh, skala yang dipakai adalah 256
shade grayscale, dimana nilai 0 menggambarkan hitam, nilai 255 putih. Untuk
citra muktispektral, masing-masing piksel mempunyai beberapa DN, sesuai
dengan jumlah band yang dimiliki. Sebagai contoh, untuk Landsat 7, masing-
masing piksel mempunyai 7 DN dari 7 band yang dimiliki. Citra bisa ditampilkan
untuk masing0masing band dalam bentuk hitan putih maupun kombinasi 3 band
sekaligus, yang disebut color composites.
Citra, sebagai dataset, bisa dimanipulasi menggunakan algorithm
(persamaan matematis). Manipulasi bisa merupakan pengkoreksian error,
pemetaan kembali data terhadap suatu referensi geografi tertentu, ataupun
mengekstrak informasi yang tidak langsung terlihat dari data. Data dari dua citra
atau lebih pada lokasi yang sama dikombinasikan secara matematis untuk
membuat composite dari beberapa dataset. Produk data ini, disebut derived
products, bisa dihasilkan dengan beberapa penghitungan matematis atas data
numerik mentah (DN).

Gambar 1. Reflektansi obyek pada Berbagai Panjang Gelombang

1.2. Rumusan Masalah

2
Rumusan masalah yang dapat dipaparkan sesuai dengan latar belakang
yang telah dijelaskan yaitu:

1. Bagaimana karakteristik spectral citra satelit landsat 8, world view-3, MODIS,


NOAA AVHRR, Sentinel-2 dan SPOT-7!
2. Mencari contoh gambar spectral citra satelit landsat 8, world view-3, MODIS,
NOAA AVHRR, Sentinel-2 dan SPOT-7!

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusanan makalah ini yaitu:

3. Untuk mengetahui karakteristik spectral citra satelit landsat 8, world view-3,


MODIS, NOAA AVHRR, Sentinel-2 dan SPOT-7!
4. Untuk mengetahui bentuk melalui gambar spectral citra satelit landsat 8, world
view-3, MODIS, NOAA AVHRR, Sentinel-2 dan SPOT-7!

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik Spectral Citra Satelit Landsat 8

Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika


Serikat dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang
disebut ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli
1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV
(Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang mempunyai
resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah
diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan seri-
seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang
diorbitkan bulan Maret 1998, merupakan bentuk baru dari Landsat 6 yang gagal
mengorbit.
Seri Landssat hingga saat ini sudah ada 8 generasi, dan yang terakhir
LDCM (Landsat Data Continuity Mission) yang orbit pada Februari 2013. Mulai
dari Landsat 1 hingga LDCM Landsat mengalami perubahan desain sensor. Pada
tanggal 11 februari 20013 jam 10.02 a.m. PST di Atlas V-01, Vandenberg Air
Force Base California NASA meluncurkan satelit baru generasi 8 satelit Landsat
diberi nama Landsat Data Continuity Mission (LDCM). Satelit ini sebagai
pengganti generasi landsat selanjutnya. Satelit ini mempunyai 2 sensor, yaitu OLI
(Operational Land Imager) dengan 9 saluran (visible, NIR, SWIR) dan resolusi
spasial 30 meter kecuali saluran 8 pankromatik dengan spasial 15 meter. Sensor
kedua TIRS (Thermal Infrared Sensor) dengan 2 saluran (TIR) dengan resolusi
spasial 100 m. Lebar liputan mencapai 185 km x 180 km. Ketinggian orbit satelit
ini 705 km.

4
Gambar 2. Sensor OLI dan Sensor TIR Pada LDCM

Gambar 3. Satelit Landsat 8


2.2. Karakteristik Spectral Citra Satelit WorldView-3

WorldView merupakan satelit penginderaan Jauh milik DigitalGlobe.


Pustekdata menyediakan data WorldView-1, WorldView-2, dan WorldView-3.
WorldView-1 diluncurkan pada 18 September 2007. WorldView-2 diluncurkan
pada tanggal 8 Oktober. WorldView-3 merupakan satelit observasi bumi
kepunyaan perusahaan asal Amerika Serikat yang bernama Maxar Technologies
(dulunya bernama Digital Globe). Satelit WorldView-3 diluncurkan pada tanggal
13 Agustus 2014, di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Vanderberg,
California, Amerika Serikat, menggunakan roket peluncur Atlas V-401, AV-407.
Saat ini Satelit WorldView-3 merupakan satelit observasi bumi paling mutakhir
yang tersedia untuk kepentingan komersial. Satelit WorldView-3 menghasilkan
citra satelit dengan band pankromatik mempunyai resolusi spasial 0.31 meter, 8
band multispektral dengan resolusi spasial 1.24 meter, 8 band Short Wave
Infrared (SWIR) dengan resolusi spasial 3.7 meter, 12 band CAVIS (Clouds,
Aerosols, Vapors, Ice, and Snow) dengan resolusi spasial 30 meter.
Beroperasi di ketinggian 617 km, WorldView-3 menyediakan citra
pankromatik resolusi 31cm, citra multispektral resolusi 1,24 m, citra infra merah
gelombang pendek dengan resolusi 3,7 m dan CAVIS dengan resolusi 30m.
WorldView-3 memiliki jangka waktu kembali ke daerah yang sama kurang dari 1
hari dan dapat mengambil gambar hingga 680 ribu km2 per hari.

5
Gambar 4. Satelit WorldView-3 dan Data Olahan Citra Satelit WorldView-3

2.3. Karakteristik Spectral Citra Satelit MODIS

Pada tahun 1999, NASA (National Aeronautics and Space Administration)


meluncurkan satelit Terra dan Aqua yang membawa sensor MODIS (Moderate
Resolution Imaging Spectro-radiometer). Kedua satelit tersebut melengkapi
sistem pemantauan titik panas menggunakan satelit, sehingga dapat diperoleh
informasi pada jam-jam yang berbeda. MODIS (Moderate Resolution Imaging
Spectroradiometer) merupakan sensor multispektral yang memiliki jumlah 36
band yang mempunyai resolusi spasial yang berbeda-beda mulai dari 250 m (band

6
1-2), 500 m (band 3-7), 1000 m (band 8-36) dengan panjang gelombang mulai
dari 0,620-14,385 µm. Sensor ini mengorbit bumi secara polar pada ketinggian
705 km, lebar cakupan lahan pada permukaan bumi setiap putarannya sekitar
2330 km.
MODIS adalah salah satu instrument utama yang dibawa Earth Observing
System (EOS) Terra satellite, yang merupakan bagian dari program antariksa
Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Program ini merupakan program jangka panjang untuk mengamati, meneliti dan
menganalisa lahan, lautan, atmosfir bumi dan interaksi diantara faktor-faktor ini.
MODIS mengorbit bumi secara polar (arah utara-selatan) pada ketinggian
705 km dan melewati garis khatulistiwa pada jam 10:30 waktu lokal. Lebar
cakupan lahan pada permukaan bumi setiap putarannya sekitar 2330 km. Pantulan
gelombang elektromagnetik yang diterima sensor MODIS sebanyak 36 bands (36
interval panjang gelombang), mulai dari 0,405 sampai 14,385 ¶Ãm (1 ¶Ãm =
1/1.000.000 meter). Data terkirim dari satelit dengan kecepatan 11 Mega bytes
setiap detik dengan resolusi radiometrik 12 bits. Artinya obyek dapat dideteksi
dan dibedakan sampai 212 (= 4.096) derajat keabuan (grey levels). Satu elemen
citranya (pixels, picture element) berukuran 250 m (band 1-2), 500 m (band 3-7)
dan 1.000 m (band 8-36). Di dalam dunia penginderaan jauh (remote sensing), ini
dikenal dengan resolusi spasial. MODIS dapat mengamati tempat yang sama di
permukaan bumi setiap hari, untuk kawasan di atas lintang 30, dan setiap 2 hari,
untuk kawasan di bawah lintang 30, termasuk Indonesia.

Gambar 5. Spesifikasi Sensor MODIS dan Karakteristik Citra MODIS

2.4. Karakteristik Spectral Citra Satelit NOAA AVHRR

7
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik
”National Oceanic and Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat.
Munculnya satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri
TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan
seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit
NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °,
mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari
semalam). NOAA merupakan satelit yang dapat dihandalkan untuk memperoleh
informasi mengenai keadaan fisik lautan/samudera dan atmosfer. Seri NOAA ini
dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4. DCS (Data Collection System),
5. SEM (Space Environment Monitor), dan
6. SARSAT (Search and Rescue Sattelite System).
Diantara 6 (enam) sensor utama di atas, maka sensor yang relevan untuk
pemantauan bumi adalah sensor AVHRR dengan kemampuan memantau lima
saluran yang dimulai dari saluran tampak (visible band) sampai dengan saluran
inframerah jauh (far infrared band). Periode untuk sekali orbit bagi satelit NOAA
adalah 102 menit, sehingga setiap hari mengasilkan kurang lebih 14,1 orbit.
Bilangan orbit yang tidak genap ini menyebabkan sub-orbital track tidak berulang
pada baris harian walaupun pada saat perekaman data waktu lokalnya tidak
berubah dalam satu lintang.
Data AVHRR dari NOAA dapat diaplikasikan untuk menganalisis
parameter-parameter di bidang meteorologi, oseanografi, maupun hidrologi.
Kombinasi penggunaan beberapa saluran dari data AVHRR/NOAA dapat juga
dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan vegetasi, kebakaran
hutan, ekstraksi data albedo, ekstraksi data suhu permukaan laut dan suhu daratan,
pertanian, liputan awan maupun pendeteksian salju/es di permukaan bumi. Secara
umum sensor AVHRR mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Kepekaan Saluran merah infra termal 0,12 K pada 300 K

8
 Jumlah pixel sebanyak 1024 IFOV (Instantaneous Field of View) adalah 1,3 ±
0,1 m rad
 Resolusi terkecil adalah sebesar 1,1 x 1,1 km
 Lebar liputan/sapuan adalah 2.590 km
 FOV (Field of View) adalah 55,4 °
 Kecepatan garis (line rate) adalah 360 garis per menit
 Kecepatan data (line data) adalah 665,4 x 103 bps

Gambar 6. Satelit NOAA dan Citra Satelit NOAA

2.5. Karakteristik Spectral Citra Satelit Sentinel-2

Sentinel atau Misi Sentinel (Sentinel Mission) adalah salah satu misi yang
tergabung dalam program Copernicus dari European Space Agency (ESA) atau
agensi antariksa gabungan beberapa negara benua Eropa. Program Copernicus
sendiri bertujuan untuk menyediakan wahana observasi bumi berkelanjutan, yang
berguna untuk berbagai tujuan seperti mitigasi perubahan iklim, manajemen
lingkungan, dan sebagainya. Misi Sentinel terdiri dari beberapa satelit dengan
bermacam macam goal. Satelit pertama diluncurkan pada April 2014 (Sentinel
1A). Sampai saat ini ada 8 satelit sentinel telah diluncurkan dan beberapa satelit,
termasuk generasi baru telah direncenakan untuk diluncurkan secara bertahap.
Sentinel-2 terdiri dari dua satelit konstelasi yaitu Sentinel-2A dan
Sentinel-2B yang mengorbit kutub pada orbit sun-synchronous pada ketinggian
786 km. Dua satelit identik tersebut berjarak 180 derajat satu sama lain. Satelit
tersebut merupakan satelit resolusi menengah dengan resolusi temporal 10 hari
untuk satu satelit atau 5 hari dengan dua satelit. Satelit ini dapat digunakan untuk
pengamatan operasional seperti peta tutupan lahan, peta deteksi perubahan lahan
dan variabel geofisika. Data Sentinel-2 L1C terdiri dari 13 band spektral dengan

9
rincian sebagai berikut: Resolusi spasial 10 m sebanyak 4 band (B2, B3, B4, B8)
Resolusi spasial 20 m sebanyak 6 band (B5, B6, B7, B8A, B11, B12) Resolusi
spasial 60 m sebanyak 3 band (B1, B9, B10) Luas cakupan sebesar 290 km. Data
Sentinel-2 tersebut merupakan data Level-1C (Reflektan ToA). Produk tersebut
telah diproyeksikan ortho UTM/WGS84. Produk ini menggunakan Model Elevasi
Digital (DEM) yang diproyeksikan pada koordinat kartografi.
Sensor pada kedua satelit Sentinel 2 mempunyai 13 spektral rentang
panjang gelombang berbeda atau lebih dikenal dengan Bands. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1. Secara spesifik, 13 sensor tersebut berada
pada 3 kelompok panjang gelombang. Rentang cahaya tampak (visible spectrum),
termasuk didalamnya Band 2 (biru), Band 3 (hijau), Band 4 (merah). Sedangkan
spektral lainnya masuk ke rentang VNIR (Visible Near-Infra Red) dan SWIR
(Shortwave-Infra Red). Dari segi resolusi, dikelompokkan menjadi 3, yaitu 10
meter, 20 meter dan 60 meter. Band 2,3,4 dan 8 mempunyai resolusi 10 meter,
sedangkan Band 1, 9 dan 10 memiliki resolusi 60 meter. Sisanya ber-resolusi 20
meter. Pantulan cahaya matahari dari permukaan bumi inilah yang kemudian
direkam oleh masing-masing sensor untuk dikirimkan secara digital.

Gambar 7. Satelit Satelit Sentinel-2

2.6. Karakteristik Spectral Citra Satelit SPOT-7

10
Citra Satelit SPOT 7 merupakan citra permukaan bumi yang direkam oleh
satelit observasi bumi komersial SPOT 7, yang dimiliki oleh perusahaan asal
Prancis, Airbus Defence & Space. Citra Satelit SPOT 7 terdiri dari dua moda yaitu
moda pankromatik yang terdiri dari 1 band, dengan resolusi spasial 1.5 meter,
serta moda multispectral yang terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum
elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared),
dengan resolusi spasial 6 meter.
Citra Satelit SPOT 7 dengan resolusi spasial mencapai 1.5 meter dalam
posisi nadir, termasuk dalam kategori citra dengan resolusi spasial sangat tinggi.
Dengan tampilan yang cukup detail disertai cakupan rekaman yang luas
(mencapai lebar 60 km), Citra Satelit SPOT 7 tersedia selalu update untuk seluruh
wilayah Indonesia dan dunia dan memberikan manfaat yang besar di berbagai
bidang seperti Bidang Pertambangan dan energi, bidang pertanian dan
perkebunan, bidang kehutanan, bidang arsitek dan konstruksi, bidang perencanaan
dan pembangunan wilayah dan bidang pertahanan dan intelijen.

11
Gambar 8. Citra Satelit SPOT 7 Hasil Olahan Warna Natural Skala 1:9.000

12
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu
untuk mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa
terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung
dengan obyek, daerah ataupun fenomena yang dikaji. Remote sensing membantu
memberikan gambaran dari semua objek yang ada di suatu wilayah. Misalnya
seperti kondisi permukaan bumi, gunung, sungai, laut dan lain sebagainya.
Mengetahui kondisi dari suatu wilayah sehingga bisa diketahui mediannya seperti
apa. Memberikan efisiensi. Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang
dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi, infomasi ini
khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi.

3.2. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena manusia tidak luput dari
kesalahan, serta disinilah tempat kita belajar untuk pengembangan diri.

13
DAFTAR PUSTAKA

I to S. 2005. Space Activities of JAXA, Next Generation Earth Observation


Satellite System, JAXA (Japan Aero-spaceExploratio nAgency). Japan.

JAX A (Japan Aerospace Exploration Agency). 2004.GazingintoEarth"s


Expression ,Advanced Land Ob-servingSatellite(ALOS),Earth
ObservationResearchCenter,Japan.(www.nasda.go.jp/projects/alos/
indexe.html);(www.jaxa.jp/missions/projects/sat /eos/alos/index-i.html);

JAXA (Japan Aero space Exploration Agency). 2005. ALOS Data Aplicationto
Landslideand Earthquake,Earth Observation Researchand Appli-cation
Centre, Japan. (http://www.eorc.jaxa.jp/ALOS/indexJ.htm)

14

Anda mungkin juga menyukai