Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH PENGINDERAAN JAUH

ACARA I
PENGENALAN CITRA SATELIT

Nama Anggota : 1. Aditya Jyoti Putra Dunia (03)


2. Hidayat Megaranto (25)
3. Nafla Shabiha Rafsya (40)
4. Nisa Amalika Rohmah (42)
5. Syafira Anhar (50)

Kelas : G

Kelompok : 6

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
ACARA I
PENGENALAN CITRA SATELIT
PENGINDERAAN JAUH

I. TUJUAN
Memberikan pemahaman kepada taruna tentang Penginderaan Jauh dan Citra Satelit
Penginderaan Jauh
II. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Mouse
3. Internet
4. Data dari internet
III. DASAR TEORI
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni dalam memperoleh informasi
mengenai objek, area, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan alat
tanpa adanya kontak langsung, tergantung pada skala dan resolusi citra penginderaan
jauh yang digunakan. Pengetahuan dan pemahaman terhadap ilmu penginderaan jauh
penting karena Penginderaan jauh direkam melalui berbagai panjang gelombang, waktu
pengambilan yang berbeda, dengan skala citra yang diinginkan juga berbeda. Skala
Penginderaan Jauh menentukan terhadap perolehan data (citra Landsat berskala kecil,
citra SPOT berskala sedang, citra Quickbird & IKONOS berskala besar). Perolehan
Data dari citra berskala kecil (landscape, land cover), citra berskala sedang (landform,
land use), citra berskala besar (land unit, land utilization type, LUT).
Citra satelit adalah gambaran permukaan bumi yang dihasilkan dari rekaman
sensor yang dipasang pada satelit yang berada di luar angkasa. Citra satelit dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang wilayah yang sulit dijangkau, seperti
daerah pegunungan atau daerah yang terpencil. Citra satelit dapat dibagi menurut
resolusi spasialnya, yang merupakan ukuran objek terkecil yang masih dapat
diidentifikasi pada citra satelit. Resolusi spasial citra satelit umumnya dibagi menjadi
beberapa kategori:
1. Citra satelit resolusi rendah, seperti Modis dan NOAA
2. Citra satelit resolusi menengah, seperti Landsat, SPOT, dan ASTER.
3. Citra satelit resolusi tinggi, seperti IKONOS, WorldView, Quickbird, dan
Pleiades
Salah satu citra satelit resolusi menengah adalah Landsat. Citra Landsat
merupakan gambaran permukaan bumi yang diambil dari luar angkasa dengan
ketinggian kurang lebih 818 km dari permukaan bumi, dengan skala 1 : 250.000. Dalam
setiap perekaman, citra landsat mempunyai cakupan area 185 km x 185 km sehingga
aspek dari objek tertentu yang cukup luas. Pada mulanya bernama ERTS-1 (Earth
Resources Technology Satellite). Pertama kali diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972
yang mengorbit hanya sampai dengan tanggal 6 Januari 1978. Satelit Landsat
mengorbit bumi selaras matahari (sunsynchronous). Bersamaan dengan waktu
peluncuran ERTS-B tanggal 22 Juli 1975, NASA (National Aeronautic and Space
Administration) secara resmi mengubah program ERTS menjadi program Landsat
(untuk membedakan dengan program satelit oseanografi ”Seasat” yang telah
direncanakan) sehingga ERTS-1 dan ERTS-B menjadi Landsat -1 dan Landsat-2.
Peluncuran Landsat -3 dilakukan pada tanggal 5 Maret 1978.
Konfigurasi dasar satelit Landsat 1, 2, dan 3 adalah berbentuk kupu-kupu
dengan tinggi kurang lebih 3 (tiga) meter, bergaris tengah 1,5 meter dengan panel
matahari yang melintang kurang lebih 4 meter. Berat satelit Landsat kurang lebih 815
kg dan diluncurkan dengan orbit lingkarnya pada ketinggian 920 km. Orbit satelit
melalui 90 Kutub Utara dan Kutub Selatan, mengelilingi bumi satu kali dalam 103 menit
pada jarak 2.760 km di equator.
IV. LANGKAH KERJA
Untuk memperoleh data dari satelit Landsat, Anda dapat mengikuti langkah-langkah
berikut:
1. Akses melalui USGS: Data citra dari satelit Landsat dapat diakses secara gratis
melalui platform USGS (U.S. Geological Survey). Anda dapat mengunjungi
situs web USGS dan mencari data yang Anda butuhkan. Mulai dari tanggal 10
Februari 2022, data Landsat-9 juga tersedia untuk umum melalui USGS. Anda
dapat mengunduh data tersebut untuk digunakan dalam aplikasi Anda.
2. Akses melalui Google Earth Engine: Selain melalui USGS, data citra Landsat
juga dapat diakses melalui Google Earth Engine. Google Earth Engine adalah
platform yang menyediakan akses ke berbagai data geospasial, termasuk citra
Landsat. Anda dapat menggunakan alat dan fungsi di Google Earth Engine
untuk memproses dan menganalisis data citra Landsat.
3. Menggunakan EarthExplorer: EarthExplorer adalah situs web yang disediakan
oleh USGS untuk mencari dan mengunduh data citra Landsat. Anda dapat
mendaftar dan masuk ke akun EarthExplorer, lalu mencari data citra Landsat
berdasarkan area dan tanggal yang diinginkan. Setelah menemukan data yang
sesuai, Anda dapat mengunduhnya dalam berbagai format.
4. Menggunakan perangkat lunak GIS: Jika Anda memiliki perangkat lunak GIS
seperti ENVI atau ArcGIS, Anda dapat menggunakan perangkat lunak tersebut
untuk mengunduh dan memproses data citra Landsat. Misalnya, dengan
menggunakan EarthExplorer, Anda dapat mencari data citra Landsat yang Anda
butuhkan, lalu mengunduhnya dan mengimpor ke perangkat lunak GIS untuk
analisis lebih lanjut.
V. PEMBAHASAN
A. Sekilas Mengenai Landsat

Program Landsat adalah program untuk mendapatkan citra bumi dari luar
angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972 dan yang paling
akhir Landsat 8, diluncurkan tanggal 11 Februari 2013. Instrumen satelit-
satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra. Citra-citra tersebut diarsipkan
di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia yang
memiliki sumberdaya untuk riset perubahan global dan aplikasinya pada
pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah, pendidikan, dan keamanan
nasional.

Citra Landsat OLI/TIRS merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan
jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Pada Landsat 8,
terdapat 11 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang
tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron.
Mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi
dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari
permukaan bumi. Luas liputan per scene 185 km x 185 km. Landsat
mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan
bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km .

B. Satelit Landsat membawa instrumen-instrumen tertentu dalam tugasnya


mencitrakan bumi. Instrumen-instrumen tersebut adalah:
1. Return Beam Vidicon (RBV). Instrumen ini pada dasarnya merupakan
sistem sensor mirip kamera televisi yang merekam gambar permukaan
bumi di sepanjang lintasan satelit. Hasil rekaman berupa frame image
berukuran 185 km x 185 km. Pada Landsat 1 dan Landsat 2 digunakan
3 kamera RBV yang dipisahkan oleh filter transmisi yang berbeda
hingga memungkinkan perekaman 3 band spektral yang berbeda.
2. Multi Spectral Scanner (MSS). Sistem sensor ini berupa sistem scanner
yang secara bersamaan dapat merekam bagian permukaan bumi yang
sama (scene) dengan menggunakan beberapa domain panjang
gelombang yang berbeda. Pada satelit Landsat, sistem sensor ini
merekam data 4 band dari spektrum terlihat (visible) hingga inframerah.
3. Thematic Mapper (TM). Instrumen ini adalah sistem sensor berupa
crosstrack scanner. Pada satelit Landsat, sistem sensor ini merekam data
7 band dari domain terlihat (visible) hingga inframerah thermal (LWIR).
Instrumen ini mulai digunakan pada Landsat 4.
4. Enhanced Thematic Mapper (ETM). ETM atau ETM+ pada Landsat 7
adalah sistem sensor yang merupakan perbaikan dari sistem TM dengan
tambahan band pankromatik yang beresolusi 15 m x 15 m untuk
mendapatkan resolusi spasial yang lebih tinggi.
5. Onboard Operational Land Imager (OLI) pada landsat 8 yang
merupakan buatan Ball Aerospace. Sistem sensor ini memiliki 9 band
dan terdapat 2 band yang baru terdapat pada satelit Program Landsat
yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433 – 0.453 mikrometer)
untuk deteksi wilayah pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus Band
(1.360 – 1.390 mikrometer) untuk deteksi awan cirrus.
6. Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS). Instrumen ini juga terdapat
pada satelit landsat 8. Sensor ini dibuat oleh NASA Goddard Space
Flight Center, terdapat dua band pada region thermal yang mempunyai
resolusi spasial 100 meter.

C. Peluncuran dan Resolusi Satelit Landsat

Peluncuran Satelit Landsat dilakukan di Space Launch Complex-3E,


Pangkalan Angkatan Udara Vanderberg, California, Amerika Serikat. Proyek
Satelit Landsat merupakan proyek yang dilakukan bersama antara NASA dan
USGS. Terdapat pembagian tugas antara NASA dan USGS pada proyek Satelit
Landsat. NASA bertanggung jawab membuat, meluncurkan, dan melakukan
pengujian terhadap Satelit Landsat, sedangkan USGS akan mengambil alih
pengoperasian Satelit Landsat setelah mengorbit di angkasa, serta melakukan
penyimpanan dan pendistribusian data citra satelit yang dihasilkan oleh Satelit
Landsat.

Citra Satelit Landsat memiliki macam-macam resolusi yang terdiri dari


resolusi spasial,temporal dan radiometrik.

1. Resolusi Spasial

Resolusi spasial merupakan kemampuan untuk menampilkan


dua objek yang berdekatan secara terpisah. dapat disebut juga daya
memecah detail suatu objek. Resolusi spasial dipengaruhi oleh pixel
citra tersebut. Semakin banyak pixel dan ukuran pixel yang kecil
memberikan detail yang lebih baik, karena setiap pixel akan mewakili
informasi suatu citra. Semakin besar matrix pixel maka akan
memberikan resolusi spasial yang lebih baik Dalam diagnostik
pencitraan digital, resolusi spasial 2,5-5,0 mm merupakan range optimal
dalam menghasilkan citra.

Dalam menentukan range resolusi, ada tiga tingkat ukuran


resolusi yang perlu diketahui, yaitu:

a. Resolusi spasial tinggi, berkisar : 0.6-4 m


b. Resolusi spasial menengah, berkisar : 4-30 m
c. Resolusi spasial rendah, berkisar : 30 - > 1000 m

Pada Satelit Landsat, resolusi spasialnya yaitu 15 meter pada


mode pankromatik dan 30 meter pada mode multispektral. Citra Landsat
TM memiliki resolusi spasial 30 meter, sedangkan Citra Landsat MSS
resolusi spasialnya 79 meter.

2. Resolusi Temporal

Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke


daerah yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu
perulangan ke asal daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam
atau hari, contoh resolusi temporal ini:

a. Resolusi temporal tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari.


b. Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari.
c. Resolusi temporal rendah berkisar antara: >16 hari.

Landsat generasi 1 memiliki resolusi temporal selama 18 hari,


sedangkan Landsat generasi 2 memiliki resolusi temporal selama 16
hari. Sampai saat ini, resolusi temporal Landsat

3. Resolusi Radiometrik

Resolusi radiometrik dapat diartikan sebagai julat (range)


representasi/kuantisasi data, yang biasanya dipergunakan untuk format
raster. Julat tersebut dapat berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0-3), 4 bit (0-15), 5
bit (0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16
bit (0-65535). Semakin besar bit yang dimiliki oleh suatu sensor, maka
sensor tersebut dapat dikatakan mempunyai resolusi radiometrik yang
tinggi.

Landsat 7 ETM+ memiliki resolusi radiometrik sebesar 8 bit


yang berarti 256 tingkat kecerahan (0-255), 0 untuk sinyal terlemah
(hitam) dan 255 untuk sinyal terkuat (putih). Berbeda halnya dengan
Landsat 8 OLI yang memiliki resolusi radiometrik sebesar 16 bit yang
berarti 65536 tingkat kecerahan 0 untuk sinyal terlemah (hitam) dan
65535 untuk sinyal terkuat (putih). Hal tersebut menjelaskan bahwa
Landsat 8 OLI memiliki resolusi radiometrik lebih tinggi dibandingkan
Landsat 7 ETM+. Semakin tinggi resolusi radiometrik yang dimiliki
maka akan semakin tinggi pula kemampuan untuk membedakan objek-
objek di permukaan bumi.

D. Pengaplikasian satelit landsat dalam pengolahan citra : Aplikasi Citra landsat


pada GIS

1. Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang


suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau
fenomena yang dikaji. Komponen dasar suatu sistem penginderaan jauh
lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang seragam,
atmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian
interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di muka bumi, sistem
pengolahan data tepat waktu.

Tujuan utama penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data


sumberdaya alam dan lingkungan. Biasanya teknik ini menghasilkan
beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna
membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian,
arkeologi, kehutanan, geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-
bidang lainnya. Untuk meningkatkan keberhasilan terapan penginderaan
jauh, dapat digunakan pendekatan multi pandang (multiple view) untuk
pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi penginderaan multi tingkat
(multistage) dimana data suatu daerah kajian dikumpulkan dari berbagai
tinggi terbang. Dapat pula dengan penginderaan multispektral (multi
spectral) dimana data diperoleh pada beberapa saluran spektral secara
bersama-sama. Atau dapat juga dengan penginderaan multi waktu
(multitemporal) dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih
dari satu tanggal pemotretan citra Landsat

Satelit penginderaan jauh yang sering digunakan adalah untuk melihat


penutupan lahan adalah satelit Landsat. Warna komposit citra landsat
cocok digunakan untuk menduga cakupan lahan dan penggunaanya.
Salah satu sensor dari satelit landsat adalah sensor TM (Thematic
Mapper), yang memiliki resolusi spasial 30 x 30 meter dengan
karakteristik tertentu.

Klasifikasi citra menurut Lillesand dan Kiefer (1990), dibagi ke dalam


dua klasifikasi yaitu klasifikasi terbimbing (supervised classification)
dan klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised classification). Proses
pengklasifikasian klasifikasi terbimbing dilakukan dengan prosedur
pengenalan pola spektral dengan memilih kelompok atau kelas-kelas
informasi yang diinginkan dan selanjutnya memilih contoh-contoh kelas
(training area) yang mewakili setiap kelompok, kemudian dilakukan
perhitungan statistik terhadap contoh-contoh kelas yang digunakan
sebagai dasar klasifikasi.

Pada klasifikasi tidak terbimbing, pengklasifikasian dimulai dengan


pemeriksaan seluruh pixel dan membagi kedalam kelas-kelas
berdasarkan pada pengelompokkan nilai-nilai citra seperti apa adanya.
Hasil dari pengklasifikasian ini disebut kelas-kelas spektral. Kelas-kelas
spektral tersebut kemudian dibandingkan dengan kelas-kelas data
referensi untuk menentukan identitas dan nilai informasi kelas spektral
tersebut.

2. Penggunaan Citra Landsat TM Pada Sistem Informasi Geografis

Citra satelit dan foto udara merupakan hasil dari penginderaan jauh yang
dapat diintegrasikan ke dalam SIG dengan beberapa cara. Cara
pengintegrasian tersebut dapat ditempuh dengan foto udara discan,
digitasi peta rupa bumi, menggunakan perangkat lunak pengolah citra
dan datanya dikonversi ke dalam format SIG, atau langsung
menggunakan perangkat lunak SIG setelah citra di digeoreferensi.
Hasilnya dapat berupa data vektor maupun data raster.

Data vektor adalah objek yang diwakili oleh titik-titik, garis dan poligon
yang mempunyai sistem koordinat kartesius, sedangkan data raster
berupa satuan homogen terkecil yang disebut piksel, setiap piksel
menyatakan luasan permukaan bumi suatu lokasi. Pemilihan citra satelit
dan model data yang akan digunakan tergantung kepada kebutuhan
pengguna SIG. Semakin tinggi resolusi dari citra yang ada maka akan
semakin baik kenampakan data spasial yang dihasilkan.

Saat ini semakin banyak sistem satelit penginderaan jarak jauh yang
telah membuat kemajuan yang sangat spektakuler di bidang
penginderaan jauh, sehingga menghasilkan data input untuk SIG. Data
input SIG dapat beragam jenis formatnya. Salah satu contohnya adalah
informasi yang diperoleh melalui pemanfaatan penginderaan jauh baik
berupa hasil interpretasi foto udara maupun dari penerapan metode citra
digital yang dikonversikan ke dalam teknologi SIG. Dengan berbasis
kepada georeference dalam SIG, dimungkinkan adanya penggabungan
beragam informasi, baik data spasial maupun deskriptif.

Data digital yang diterima dari penginderaan jauh melalui satelit dan
yang diperoleh langsung dari terapan klasifikasi citra satelit secara
digital biasanya berbentuk format raster. Sementara data input SIG
melelui digitasi berbentuk vektor. Dengan teknologi SIG, perbedaan
tersebut dapat dimanfaatkan dalam menganalisis penutupan dan
penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Satelit yang dapat menghasilkan peta citra diantaranya adalah Lansat


TM. Data Landsat TM diolah dengan menggunakan software ERDAS
Imagine versi 8.5. Langkah pertama yang dilakukan dalam menganalisis
citra adalah dengan mengadakan koreksi-koreksi dari citra tersebut
dengan menggunakan peta rupa bumi digital yang telah dibuat terlebih
dahulu. Koreksi geometris dengan menggunakan peta acuan ini hanya
dilakukan pada salah satu data citra Landsat TM. Koreksi untuk citra
yang lain dilakukan dengan cara koreksi dari citra ke citra. Proses
resampling nilai digital citra asli ke dalam citra terkoreksi menggunakan
metode nearest neighbourhood interpolation. Penentuan lokasi
penelitian (cropping) dilakukan pada kawasan yang akan kita lakukan
kajian, misalnya DAS.

Untuk tahapan selanjutnya adalah melakukan klasifikasi secara digital


dengan menggunakan Klasifikasi Tak Terbimbing (Unsupervised
Classification) dan Klasifikasi Terbimbing (Supervised Classification)
berdasarkan kunci interpretasi penutupan/penggunaan lahan yang telah
dimodifikasi. Penutupan/penggunaan lahan tersebut yakni: hutan,
perkebunan, sawah, semak belukar, ladang/tegalan, build up, lahan
kosong, air, awan dan bayangan awan.

3. Eksplorasi Minyak Bumi

Eksplorasi sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada


permukaan bumi yang menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan
kondisi permukaan bumi diawali dengan pemetaan umum
(reconnaissance), dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral,
dimulailah pemetaan detil. Kedua pemetaan ini membutuhkan kerja
validasi lapangan, akan tetapi kerja pemetaan ini sering lebih mudah jika
dibantu citra landsat. Setelah proses pemetaan, kerja eksplorasi lebih
intensif pada metode-metode geofisika, terutama seismik, yang dapat
memetakan konstruksi bawah permukaan bumi secara tigadimensi
untuk menemukan lokasi deposit secara tepat. Kemudian dilakukan uji
pengeboran.

Pada saat pemetaan umum inilah citra foto udara hasil penginderaan
jauh dapat dianalisis lebih lanjut agar dapat memperoleh interpretasi
struktur geologi berupa lipatan atau patahan yang kemungkinan dapat
menjadi jebakan minyak bumi pada daerah onshore. Beberapa ladang
minyak dapat secara langsung mengindikasikan keberadaan
hidrokarbon dari kenampakan di permukaan misalnya apabila terjadi
penyusupan minyak dan gas yang ada di dalam mencapai permukaan,
identifikasi dalam kasus ini dikenal sebagai direct detect.

E. Terdapat banyak aplikasi yang dapat diterapkan dari data Landsat, diantaranya
adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan,
pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-
lain. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan, data Landsat TM lebih
dipilih daripada data SPOT multispektral karena terdapat band infra merah
menengah. Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang
mempunyai band inframerah thermal. Data thermal diperlukan untuk studi
proses-proses energi pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu tanaman
dalam areal yang diirigasi

F. Kelebihan Dan Kekurangan Citra Landsat

Citra landsat adalah citra yang diambil menggunakan satelit landsat tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan, di antaranya:
Kelebihan:

- Dapat merekam wilayah di permukaan bumi dengan lebih luas /


cakupannya lebih besar.
- Pada setiap topografi yang ada di permukaan bumi dibedakan dengan
warna
- Setiap kejadian yang ada di permukaan bumi dapat dibedakan dengan
panjang gelombang yang ada di citra landsat.

Kekurangan:

- Apabila citra landsat/daerah yang akan dianalisis tertutup awan maka


citra tersebut sulit untuk dianalisis.
- Peliputan landsat pada musim kering sulit untuk membedakan

VI. KESIMPULAN
Citra satelit Landsat adalah gambar permukaan bumi yang dihasilkan oleh
sensor yang dipasang pada satelit Landsat, yang merupakan salah satu program
penginderaan jarak jauh terlama dan terlengkap. Program satelit Landsat merupakan
suatu program yang dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri
Amerika Serikat.
Program Landsat dimulai pada tahun 1972 dengan peluncuran Landsat 1, dan
berlanjut hingga saat ini dengan Landsat 9 yang diluncurkan pada tahun 2021. Dalam
perkembangannya, satelit Landsat telah meluncurkan sembilan seri satelit. Dari seri
pertama hingga kesembilan, satelit Landsat selalu memperbaharui instrumen yang
digunakan dalam mencitrakan bumi, mulai dari RBV, MSS, TM, hingga ETM yang
digunakan pada Landsat 9.
Dari seri pertama hingga terakhir satelit Landsat selalu memperbarui instrumen
yang digunakan dalam mencitrakan bumi. Semakin baiknya teknologi yang dipakai
dalam satelit Landsat, tentu saja menjadikan data satelit Landsat banyak digunakan oleh
manusia. Satelit Landsat digunakan manusia dalam banyak hal, diantaranya adalah
untuk kegiatan pemetaaan tanah, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan geologi,
pemetaan permukaan laut, dan lain sebagainya.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Danoedoro, P., 1996, Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang
Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;

Danoedoro, P., 2002, Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital, Fakultas


Geografi, Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta;

Munir, R., 2004,Pengolahan Citra Digital, Informatika, Bandung.

Habibi, Muhammad. 2022. Pengertian Citra Satelit dan Fungsinya untuk Pemetaan
Perlu Diperhatikan. Diakses pada 19 Februari 2024 dari
https://www.technogis.co.id/pengertian-citra-satelit-dan-fungsinya-untuk-pemetaan-
perlu-diperhatikan/

Adi, Meidi Nugroho. 2018. Mengenal Berbagai Macam Citra Satelit Pengindraan Jauh.
Diakses pada 19 Februari 2024 dari https://cara-praktis-belajar-
geografi.blogspot.com/2018/02/mengenal-berbagai-macam-citra-satelit.html

Loppies, Ronny. 2010. Karakteristik dan Spesifikasi Satelit LANDSAT (Bagian-1).


Diakses pada 18 Februari 2024 dari https://satelit-
inderaja.blogspot.com/2010/10/karakteristik-dan-spesifikasi-satelit.html

Map, Vision Indonesia. 2023. Landsat 9: Satelit Generasi Terbaru dari Program Landsat
Berhasil Mengangkasa. Diakses pada 13 Februari 2024 dari
https://mapvisionindo.com/landsat9/

Amelia Oktaviani dan Yarjohan, 2016. Prodi Ilmu Kelautan Mahasiwa Ilmu Kelautan
Universitas Bengkulu. PERBANDINGAN RESOLUSI SPASIAL, TEMPORAL DAN
RADIOMETRIK SERTA KENDALANYA. Diakses pada 13 Februari 2024 dari
https://sg.docworkspace.com/d/sIPKV5ohRv9rPrgY

Anda mungkin juga menyukai