Anda di halaman 1dari 26

TUGAS GEODESI SATELIT

KELAS A
PERHITUNGAN DATA RINEX

Dibuat oleh :
Ghozy Shalahuddin K(03311840000088)

Dosen :
Dr. Eko Yuli Handoko, ST, MT
Akbar Kurniawan, ST, MT

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas dalam Mengolah Data RINEX.ini. Adapun tujuan
dari tugas ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Geodesi Satelit. Selain itu, Tugas ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana cara mengolah data RINEX dari
suatu satelit bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk penyusunan
tugas ini, supaya tugas ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Mata Kuliah Geodesi Satelit yaitu Bapak Dr. Eko Yuli Handoko, ST, MT dan Bapak Akbar
Kurniawan, ST, MT. yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian tugas ini.Demikian,
semoga tugas ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta, 18 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................ 2

2.1 Hukum Kepler I ................................................................................................................................ 2

2.2 Hukum Kepler II............................................................................................................................... 3

2.3 Hukum Kepler III ............................................................................................................................. 4

2.4 Hukum Newton ................................................................................................................................. 5

2.5 Elemen Keplerian Dari Orbit Satelit .............................................................................................. 7

BAB III METODOLOGI ........................................................................................................................... 9

BAB IV HASIL DAN ANALISA ............................................................................................................. 13

BAB V KESIMPULAN ............................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 20

LAMPIRAN............................................................................................................................................... 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Orbit Satelit Mengelilingi Bumi................................................................................................... 2

Gambar 2.Proses penempatan sateiit pada orbit finalnya dinamakan Hoffmann Transfer ........................... 3

Gambar 3.Ilustrasi Hukum Kepler II .............................................................................................................. 4

Gambar 4.Dua Orbit dengan Sumbu Panjang Sama ..................................................................................... 5

Gambar 5.Dua Orbit dengan Sumbu Panjang Tidak Sama ........................................................................... 5

Gambar 6.Tarik Menarik antara Bumi dan Satelit ........................................................................................ 7

Gambar 7.Elemen Keplerian dari Orbit Satelit ............................................................................................. 8

Gambar 8. Komponen Data Rinex .............................................................................................................. 13

Gambar 9.Gambar Komponen yang DIhitung dalam Perhitungan Posisi Satelit ........................................ 18

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi bagi kehidupan seharihari memang
sudah tidak asing lagi. Teknologi tersebut di buat untuk menunjang dan mepermudah aktivitas manusia,
sebagai contoh adalah GPS. GPS atau Global Positioning System adalah salah satu sistem yang akan
membantu kita untuk mengetahui posisi kita berada saat ini. GPS bekerja dengan menstransmisikan sinyal
dari satelit ke perangkat GPS (handphone atau Blackberry yang dilengkapi teknologi GPS misalnya). Data-
data hasil pengamatan menggunakan GPS biasanya berformat RINEX.

RINEX (Receiver Independent Exchange) adalah format data hasil pengamatan receiver GNSS
dengan format yang standard. RINEX dikembangan oleh University of Berne untuk mempermudah
mengolah data hasil pengamatan receiver GNSS yang berbeda-beda. Setelah data pengamatan data GNSS
disimpan dalam format RINEX maka sebagai seorang surveyor harus mampu membaca dan
menginterpretasi data-data yang ada pada RINEX tersebut.

Dalam penentuan posisi dengan menggunakan GPS langkah pertama yang harus dilakukan yaitu
menghitung posisi satelit selama pengamatan. Ketelitian suatu titik dalam sebuah survei GPS sangat
dipengaruhi oleh ketelitian dari posisi satelit yang terekam pada saat pengamatan, semakin banyak satelit
yang direkam maka semakin teliti posisi yang di dapat. Dalam survei menggunakan GPS, receiver GPS akan
menerima informasi-informasi terkait satelit yang di amati itu sendiri. Informasi tersebut diberikan dalam
berbentuk navigation message, isi dari navigation message itu biasanya terkait komponen orbit satelit
(elemen kepler), dan komponen koreksi jam satelit. Karena pada data navigation message satelit GPS kita
hanya memperoleh nilai-nilai elemen kepler dari satelit GPS tersebut, sedangkan untuk menentukan
posisi secara absolut harus mengetahui koordinat satelit tersebut dalam koordinat geosentrik, untuk itu
perlu dibuat program perhitungan posisi satelit agar didapatkan koordinat satelit yang akurat.

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penentuan posisi dengan menggunakan GPS langkah pertama yang harus dilakukan
yaitu menghitung posisi satelit selama pengamatan. Ketelitian suatu titik dalam sebuah survei GPS
sangat dipengaruhi oleh ketelitian dari posisi satelit yang terekam pada saat pengamatan, semakin
banyak satelit yang direkam maka semakin teliti posisi yang di dapat. Dalam survei menggunakan
GPS, receiver GPS akan menerima informasi-informasi terkait satelit yang di amati itu sendiri.
Informasi tersebut diberikan dalam berbentuk navigation message, isi dari navigation message itu
biasanya terkait komponen orbit satelit (elemen kepler), dan komponen koreksi jam satelit.

Untuk mendapatkan data navigation message dalam format baku kita dapat melakukan
konversi data hasil pengukuran GPS ke dalam format RINEX versi 2.11. Dari format tersebut kita
memperoleh data referensi waktu saat epoch dan koreksi waktu (Epoch, a0, a1, a2, dan Toe), data
pertubasi satelit (Idot, Delta_N (∆n), Ωdot (Ω), CRS, CRC, CUS, CUC, CIC, dan CIS), dan data
elemen kepler (Eccentricity (e), i0, Ω0, M0, ω, Sqrt_a (√a)), kemudian dibuat program penentuan
posisi satelit GPS menggunakan Bahasa visual basic. Hasilnya berupa program ekstraksi dan
perhitungan posisi satelit.

2.1 Hukum Kepler I


Dalam konteks pergerakan satelit mengelilingi bumi, maka menurut hukum Kepler I,
orbit satelit yang bersangkutan akan berbentuk ellips dengan pusat Bumi (geocenter) merupakan
salah satu titik fokusnya. (Gambar 1)

Gambar 1.Orbit Satelit Mengelilingi Bumi

2
Terlihat bahwa titik terdekat antara satelit dengan permukaan Bumi dinamakan titlk
perigee, dan yang terjauh dinamakar apogee. Garis yang menghubungkan kedua titik ini dan juga
melalui pusat Bumi dinamakan line of apsides.

Gambar 2.Proses penempatan sateiit pada orbit finalnya dinamakan Hoffmann Transfer

Ada beberapa implikasi praktis dari Hukum Kepler I dalam kasus satelit buatan yang
mengelilingi Bumi, yaitu:

 Lintang dari tempat peluncuran satelit sama dengan lnklinasi (sudut antara bidang orbit
dengan bidang ekuator Bumi) minimum dari bidang orbit satelit.
 Untuk mendapatkan satelit orbit yang inklinasinya lebih rendah dari lintang tempat
peluncuran diperlukan orbit parkir (Gambar 2) dengan tahap peluncuran kedua dilakukan
di angkasa pada saat melintasi ekuator yang notabene prosesnya kompleks dan mahal.

2.2 Hukum Kepler II


Secara geometris, penjelasan Hukum Kepler II untuk satelit yang mengelilingi Bumi.

3
Gambar 3.Ilustrasi Hukum Kepler II

Ada beberapa implikasi praktis dari Hukum Kepler II dalam kasus satelit buatan yang mengelilingi
Bumi, yaitu :

 Kecepatan satelit dalam orbitnya tidak konstan, dimana kecepatan minimumnya adalah di
apogee dan maksimumnya di perigee.
 Karena kecepatan di perigee adalah maksimum dan juga densitas atmosfernya relatif yang
terbesar, karena terdekat dengan permukaan bumi, maka tinggi awal perigee akan
menentukan umur satelit. Dalam hal ini semakin tinggi perigee, secara teoretis akan
semakin panjang umur satelit, dan sebaliknya.
 Karena kecepatan di perigee adalah maksimum, maka orbit satelit pemantau (penyelidik)
dengan perigee akan berada di atas daerah target. Namun, jika kecepatan di apogee adalah
minimum, maka orbit satelit telekomunikasi dengan apogee akan berada di atas daerah
target.

2.3 Hukum Kepler III


Secara matematis, berdasarkan hukum Newton, untuk satelit yang mengelilingi Bumi, hukum
Kepler III ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

Dimana :

T = Periode orbit satelit


a = Sumbu Panjang orbit
G = Konstanta Gravitasi Universal

4
M = Massa bumi
Ada beberapa implikasi praktis dari Hukum Kepler III dalam kasus satelit buatan yang
mengelilingi Bumi, yaitu :

 Dua satelit dengan sumbu-sumbu panjang orbitnya sama panjang, akan mempunyai
periode orbit yang sama, tidak bergantung pada eksentrisitas orbitnya. (Gambar 4)
 Dua satelit dengan sumbu-sumbu panjang orbitnya tidak sama panjang, akan irempunyai
periode orbit yang tidak sama' tidak bergantung pada parameter orbit lainnya. (Gambar 5)

Gambar 4.Dua Orbit dengan Sumbu Panjang Sama

Gambar 5.Dua Orbit dengan Sumbu Panjang Tidak Sama

2.4 Hukum Newton

Hukum Newton juga sangat bermanfaat dalam memahami pergerakan satelit dalam orbitnya.

 Hukum I Newton

5
Tiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau gerak lurus teratur, kecuali
bila dipaksa mengubah keadaan itu1eh gaya-gaya luar yang bekerja padanya
(Hukum Inersia).
 Hukum II Newton

Laju perubahan momentum dari suatu obyek adalah sebanding dengan gaya yang
diberikan dan dalam arah yang sama dengan gaya tersebut, atau dapat dituliskan
dengan persamaan : 𝐹 = 𝑚 × 𝑎 (2)

Dimana F adalah vektor gaya yang bekerja pada benda, a adalah vektor percepatan
yang dialami benda, dan m adalah massa benda yang bersangkutan.

 Hukum III Newton


Untuk setiap aksi selalu ada reaksi balik yang besarnya sama.
 Hukum Gravitasi Newton

Setiap partikel massa di alam semesta akan menarik partikel massa lainnya dengan
gaya yang sebanding dengan perkalian massa partikel-partikel tersebut (m1 dan
m2), dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya (r) atau dapat
ditulis :

Dengan G adalah konstanta gravitasi universal yang mempunyai nilai :

𝐺 = (6,67259 ± 0,00085) × 10−11 𝑚3𝑘𝑔−1𝑠−2

Dalam konteks pergerakan satelit mengelilingi Bumi, maka berdasarkan hukum


gravitasi Newton, akan terjadi tarik menarik tidak hanya antara satelit dengan
Bumi, tetapi juga antara satelit dengan benda-benda langit lainnya seperti Bulan
dan Matahari, serta planet-planet lain.

6
Gambar 6.Tarik Menarik antara Bumi dan Satelit
Berdasarkan persamaan (2), dan (3) di atas, maka vektor percepatan satelit (a) akibat adanya gaya
tarik Bumi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana M adalah massa Bumi, R adalah vektor posisi geosentrik satelit, dan GM adalah
koefisien gravitasi yang mempunyai nilai:

𝐺𝑀 = (398600,4405 ± 0,001) 𝑘𝑚3𝑠−2

2.5 Elemen Keplerian Dari Orbit Satelit


Elemen Keplerian merupakan Ukuran, bentuk, dan orientasi orbit suatu satelit yang
mengelilingi Bumi, serta lokasi dari satelit dalam orbit tersebut biasanya dikarakterisasi
dengan enam (6) elemen yang umum.

Ω = asensio rekta dari titik nodal (ascending node) atau sudut geosentrik pada bidang
ekuator antara arah ke titik semi dan arah ke titik nodal.
i = Inklinasi Orbit
𝜔 = argument of perigee atau sudut geosentrik padabidang orbit antara arah ke titik nodal
dan arah ke perigee.
𝑎 = Sumbu Panjang dari Orbit Satelit
𝑒 = Eksentrisitas dari Orbit Satelit

7
𝑓 = anomali sejati atau sudut geosentrik pada bidang orbit antara arah ke perigee dan arah
ke satelit.

Gambar 7.Elemen Keplerian dari Orbit Satelit


Perhatikan geometri satelit dalam ruang yang diilustrasikan pada gambar 7, maka terlihat
bahwa masing-masing elemen Keplerian di atas punya peran masingmasing yaitu sebagai
berikut:
 Elemen Ω dan i mendefenisikan orientasi bidang orbit dalam ruang.
 Elemen 𝜔 mendefenisikan lokasi perigee dalam bidang orbit.
 Elemen 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑒 mendefinisikan ukuran dan bentuk bidang orbit.
 Elemen 𝑓 mendefenisikan posisi satelit dalam bidang orbit.
Dari enam (6) elemen orbit Keplerian di atas, lima (5) elemen yaitu Ω, i, 𝜔,𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑒 yang
nilainya diasumsikan konstan terhadap waktu. Hanya satu elemen yaitu 𝑓 yang
diasumsikan berubah dengan waktu. perlu juga dicatat bahwa epok saat satelit melintasi
perigee kadang digunakan sebagai pengganti elemen anomali 𝑓.

8
BAB III METODOLOGI
Adapun sumber data penelitian yang digunakan yaitu data navigation file GPS yang
diperoleh dari pengukuran titik menggunakan GPS geodetik yang kemudian dikonversi ke dalam
format RINEX versi 2.11.

Berikut merupakan peralatan yang digunakan dalam mengolah data RINEX hingga
terbentuknya tugas ini :

 Laptop
 Microsoft Word untuk mengolah tugas
 MATLAB untuk mengolah data RINEX

Data broadcast ephemerides merupakan data hasil observasi yang kemudian dikonversi ke
dalam format RINEX atau yang kita sebut dengan navigation data file. Broadcast ephemeris
ditentukan dalam dua tahap, pertama ephemeris referensi ditentukan berdasarkan data pengamatan
GPS selama tujuh hari dari semua stasiun monitor (proses off-line), dengan menggunakan program
perhitungan satelit yang canggih. Tahap kedua, tahap ini merupakan proses on-line, perbedaan-
perbedaan antara hasil pengamatan dari stasiun monitor dengan ephemeris referensi diturunkan,
dan kemudian diproses dengan menggunakan metode Kalman Filtering.

Untuk menghitung posisi satelit menggunakan broadcast ephemerides, kita harus mengetahui
terlebih dahulu nilai dari konstanta gravitasi bumi dan kecepatan rotasi.

𝐺𝑀 = 3986001,5 × 108 𝑚3 𝑠 ⁄

Ω𝑒 = 7,292115147 × 10−5 𝑟𝑎𝑑 𝑠 ⁄

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam perhitungan posisi satelit menggunakan data broadcast
ephemeride :

1. Menghitung koefisien yang diperlukan

𝑚3 𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑
𝐺𝑀 = Ω= 𝜔𝑒 =
𝑠2 𝑠 𝑠

2. Menghitung waktu pengamatan terkoreksi


𝑠 𝑠
𝑡 = 𝑡 − 𝛿𝑡 = 𝑡 − (𝑎0 + 𝑎1 (𝑡 − 𝑡𝑜𝑐 ) + 𝑎2 (𝑡 − 𝑡0𝑐 )2 = 𝑠 − (𝑠 + ∗ (𝑠 − 𝑠) + 2 ∗ (𝑠 − 𝑠)2 = 𝑠
𝑠 𝑠

9
3. Menghitung selisih waktu antara waktu pengamatan terkoreksi yang diinginkan dengan
waktu referensi ephemeris

𝑡𝑘 = 𝑡 − 𝑡𝑜𝑒 = 𝑠 − 𝑠 = 𝑠

4. Menghitung sumbu panjang ellipsoid


2 2
𝑎 = √𝑎 = √𝑚 = 𝑚

5. Menghitung mean motion terkoreksi

𝐺𝑀 𝑚3 𝑟𝑎𝑑
𝑛0 = √ = √ =
𝑎 3 2
𝑠 ∗𝑚 3 𝑠

𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑


𝑛 = 𝑛0 + ∆𝑛 = + =
𝑠 𝑠 𝑠

6. Menghitung mean anomaly terkoreksi

𝑟𝑎𝑑
𝑀𝑘 = 𝑀0 + 𝑛 ∗ 𝑡𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + ∗ 𝑠 = 𝑟𝑎𝑑
𝑠

7. Menghitung eccentric anomaly terkoreksi

𝐸0 = 𝑀 = 𝑟𝑎𝑑

𝐸𝑘 = 𝑀𝑘 + 𝑒 𝑠𝑖𝑛 𝐸𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

E0 = M

Ek = Mk + e sin Ek

Ek1 = Mk + e sin E0

Ek2 = Mk + e sin Ek1

Ekn = Mk + e sin Ek(n-1)

Ek = Ekn
8. Menghitung anomaly terkoreksi

10
√1 + 𝑒 𝐸𝑘
𝑉𝑘 = 2 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 ( 𝑡𝑎𝑛 ) = 𝑟𝑎𝑑
√1 − 𝑒 2

9. Menghitung argument of latitude terkoreksi

∅𝑘 = 𝑉𝑘 + 𝜔 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

10. Menghitung koreksi argument of latitude

𝛿𝑢𝑘 = 𝐶𝑢𝑐 𝑐𝑜𝑠 2∅𝑘 + 𝐶𝑢𝑠 𝑠𝑖𝑛 2∅𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

11. Menghitung argument of latitude terkoreksi

𝑢𝑘 = ∅𝑘 + 𝛿𝑢𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

12. Menghitung koreksi Radius

𝛿𝑟𝑘 = 𝐶𝑟𝑐 cos 2∅𝑘 + 𝐶𝑟𝑠 sin 2∅𝑘 = 𝑚 + 𝑚 = 𝑚

13. Menghitung radius terkoreksi

𝑟𝑘 = 𝑎(1 − 𝑒 cos 𝐸𝑘 ) + 𝛿𝑟𝑘 = 𝑚 + 𝑚 = 𝑚

14. Menghitung koreksi inklinasi

𝛿𝑖𝑘 = 𝐶𝑖𝑐 cos 2∅𝑘 + 𝐶𝑖𝑠 sin 2∅𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

15. Menghitung inklinasi terkoreksi

𝑟𝑎𝑑
𝑖𝑘 = 𝑖0 + 𝑑𝑖 ∗ 𝑡𝑘 + 𝛿𝑖𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + ∗ 𝑠 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑
𝑠

16. Menghitung posisi pada bidang orbit

𝑋′𝑘 = 𝑟𝑘 cos 𝑢𝑘 = 𝑚

𝑌′𝑘 = 𝑟𝑘 sin 𝑢𝑘 = 𝑚

17. Menghitung bujur ascending node terkoreksi

𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑


Ω𝑘 = Ω0 + (𝑑Ω − 𝜔𝑒 ) ∗ 𝑡𝑘 − 𝜔𝑒 ∗ 𝑡𝑜𝑒 = 𝑟𝑎𝑑 + ( − )∗𝑠− ∗ 𝑠 = 𝑟𝑎𝑑
𝑠 𝑠 𝑠

18. Menghitung koordinat geosentrik satelit terikat bumi.

𝑋𝑘 = 𝑋′𝑘 cos Ω𝑘 − 𝑌′𝑘 sin Ω𝑘 cos 𝑖𝑘 = 𝑚 − 𝑚 = 𝑚

11
𝑌𝑘 = 𝑌′𝑘 sin Ω𝑘 + 𝑌′𝑘 cos Ω𝑘 cos 𝑖𝑘 = 𝑚 + 𝑚 = 𝑚

𝑍𝑘 = 𝑌′𝑘 sin 𝑖𝑘 = 𝑚

19. Untuk melakukan pemeriksaan kebenaran posisi koordinat geosentrik satelit tersebut,
dengan cara sebagai berikut:

√ Xk 2 + Yk 2 + Zk 2 = rk

12
BAB IV HASIL DAN ANALISA

Data yang diperlukan yaitu data navigation file GPS format RINEX vers. 2.10 pada tanggal 2
Januari 2009 jam 09:55:10 dan satelit yang dihitung yaitu satelit nomor 9 pada jam 16:00:00
tanggal 31 desember 2008. Berikut merupakan cuplikan data satelit nomor 9:

Data Rinex

Gambar 8. Komponen Data Rinex

13
Berikut Adalah Langkah-Langkah Perhitungan Koordinat Geosentrik Terikat Bumi Dari
Data Rinex

1. Menghitung koefisien yang diperlukan

𝑚3 𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑
𝐺𝑀 = Ω= 𝜔𝑒 =
𝑠2 𝑠 𝑠
𝑚3
GM = 3.986001,5 x 108 𝑠2

𝑟𝑎𝑑
Ω = 7,292115147 x 10-5 𝑠

2. Menghitung waktu pengamatan terkoreksi


𝑠 𝑠
𝑡 = 𝑡 − 𝛿𝑡 = 𝑡 − (𝑎0 + 𝑎1 (𝑡 − 𝑡𝑜𝑐 ) + 𝑎2 (𝑡 − 𝑡0𝑐 )2 = 𝑠 − (𝑠 + ∗ (𝑠 − 𝑠) + 2 ∗ (𝑠 − 𝑠)2 = 𝑠
𝑠 𝑠

𝑡 = 1275261699.99997s
3. Menghitung selisih waktu antara waktu pengamatan terkoreksi yang diinginkan dengan
waktu referensi ephemeris

𝑡𝑘 = 𝑡 − 𝑡𝑜𝑒 = 𝑠 − 𝑠 = 𝑠

𝑡𝑘 = 4.03268355817622e+16s
4. Menghitung sumbu panjang ellipsoid
2 2
𝑎 = √𝑎 = √𝑚 = 𝑚

𝑎 = 2.6560e+07
5. Menghitung mean motion terkoreksi

𝐺𝑀 𝑚3 𝑟𝑎𝑑
𝑛0 = √ = √ =
𝑎3 𝑠 2 ∗ 𝑚3 𝑠

𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑


𝑛 = 𝑛0 + ∆𝑛 = + =
𝑠 𝑠 𝑠

𝑛 = 1.4586e-04rad/s

14
6. Menghitung mean anomaly terkoreksi

𝑟𝑎𝑑
𝑀𝑘 = 𝑀0 + 𝑛 ∗ 𝑡𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + ∗ 𝑠 = 𝑟𝑎𝑑
𝑠

𝑀𝑘 = 5.8821e+12rad
7. Menghitung eccentric anomaly terkoreksi

𝐸0 = 𝑀 = 𝑟𝑎𝑑

𝐸𝑘 = 𝑀𝑘 + 𝑒 𝑠𝑖𝑛 𝐸𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

E0 = M

Ek = Mk + e sin Ek

Ek1 = Mk + e sin E0

Ek1 = 5.8821e+12 rad


Ek2 = Mk + e sin Ek1

Ek2 = 5.8821e+12 rad


Ek3 = Mk + e sin Ek2

Ek3 = 5.8821e+12 rad


Ek4 = Mk + e sin Ek3

Ek4 = 5.8821e+12 rad


Ek5 = Mk + e sin Ek4

Ek5 5.8821e+12 rad


Ek6 = Mk + e sin Ek5

Ek6 = 5.8821e+12 rad


Ek = Ek6

15
8. Menghitung anomaly terkoreksi

√1 + 𝑒 𝐸𝑘
𝑉𝑘 = 2 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 ( 𝑡𝑎𝑛 ) = 𝑟𝑎𝑑
√1 − 𝑒 2

𝑉𝑘 = -2.3003 rad
9. Menghitung argument of latitude terkoreksi

∅𝑘 = 𝑉𝑘 + 𝜔 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

∅𝑘 = -0.8449 rad
10. Menghitung koreksi argument of latitude

𝛿𝑢𝑘 = 𝐶𝑢𝑐 𝑐𝑜𝑠 2∅𝑘 + 𝐶𝑢𝑠 𝑠𝑖𝑛 2∅𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

𝛿𝑢𝑘 = -2.6832e-06 rad


11. Menghitung argument of latitude terkoreksi

𝑢𝑘 = ∅𝑘 + 𝛿𝑢𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

𝑢𝑘 = -0.8449 rad
12. Menghitung koreksi Radius

𝛿𝑟𝑘 = 𝐶𝑟𝑐 cos 2∅𝑘 + 𝐶𝑟𝑠 sin 2∅𝑘 = 𝑚 + 𝑚 = 𝑚

𝛿𝑟𝑘 = -35.0399 m
13. Menghitung radius terkoreksi

𝑟𝑘 = 𝑎(1 − 𝑒 cos 𝐸𝑘 ) + 𝛿𝑟𝑘 = 𝑚 + 𝑚 = 𝑚

𝑟𝑘 = 2.6910e+07 m
14. Menghitung koreksi inklinasi

𝛿𝑖𝑘 = 𝐶𝑖𝑐 cos 2∅𝑘 + 𝐶𝑖𝑠 sin 2∅𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑

𝛿𝑖𝑘 = 2.3384e-07 rad

16
15. Menghitung inklinasi terkoreksi

𝑟𝑎𝑑
𝑖𝑘 = 𝑖0 + 𝑑𝑖 ∗ 𝑡𝑘 + 𝛿𝑖𝑘 = 𝑟𝑎𝑑 + ∗ 𝑠 + 𝑟𝑎𝑑 = 𝑟𝑎𝑑
𝑠

𝑖𝑘 = -1.0802e+06 rad
16. Menghitung posisi pada bidang orbit

𝑋′𝑘 = 𝑟𝑘 cos 𝑢𝑘 = 𝑚

𝑋′𝑘 = 1.7863e+07 m
𝑌′𝑘 = 𝑟𝑘 sin 𝑢𝑘 = 𝑚

𝑌′𝑘 = -2.0126e+07 m
17. Menghitung bujur ascending node terkoreksi

𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑 𝑟𝑎𝑑


Ω𝑘 = Ω0 + (𝑑Ω − 𝜔𝑒 ) ∗ 𝑡𝑘 − 𝜔𝑒 ∗ 𝑡𝑜𝑒 = 𝑟𝑎𝑑 + ( − )∗𝑠− ∗ 𝑠 = 𝑟𝑎𝑑
𝑠 𝑠 𝑠

Ω𝑘 = -3.1947e+12 rad
18. Menghitung koordinat geosentrik satelit terikat bumi.

𝑋𝑘 = 𝑋′𝑘 cos Ω𝑘 − 𝑌′𝑘 sin Ω𝑘 cos 𝑖𝑘 = 𝑚 − 𝑚 = 𝑚

𝑋𝑘 = -6.4414e+06 m
𝑌𝑘 = 𝑌′𝑘 sin Ω𝑘 + 𝑌′𝑘 cos Ω𝑘 cos 𝑖𝑘 = 𝑚 + 𝑚 = 𝑚

𝑌𝑘 = -26040484.8167095
𝑍𝑘 = 𝑌′𝑘 sin 𝑖𝑘 = 𝑚

𝑍𝑘 = 2.1380e+06 m
20. Untuk melakukan pemeriksaan kebenaran posisi koordinat geosentrik satelit tersebut,
dengan cara sebagai berikut:

√ Xk 2 + Yk 2 + Zk 2 = rk

2.6910e+07 m = 2.6910e+07 m

Jika hasilnya sama dengan rk (13), maka koordinat geosentrik diatas dapat dikatakan benar

17
Berikut ini merupakan gambaran komponen-komponen yang dihitung dalam penentuan posisi
satelit dari data RINEX yang dipilih

Gambar 9.Gambar Komponen yang DIhitung dalam Perhitungan Posisi Satelit

18
BAB V KESIMPULAN
Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui posisi dari Satelit :
𝑋𝑘 = -6.4414e+06 m
𝑌𝑘 = -26040484.8167095
𝑍𝑘 = 2.1380e+06 m

19
DAFTAR PUSTAKA
Seeber, G. (2003). Satellite Geodesy 2nd completely revised and extended edition. Berlin:
Walter de gruyter.
Kaula, W. M. (2013). Theory of satellite geodesy: applications of satellites to geodesy.
Courier Corporation.
Abidin, D. H. (2001). Geodesi Satelit. Jakarta: Pradnya Paramita.
https://gage.upc.edu/sites/default/files/gLAB/HTML/GPS_Navigation_Rinex_v2.11.html

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai