Anda di halaman 1dari 5

STATUS PERKEMBANGAN KAMUS GEOGRAFIS BERUPA GASETIR DI SUATU

NEGARA
(STUDI KASUS : NEGARA YUNANI)

Daud Wahyu Imani (03311640000064)

ABSTRAK
Nama rupabumi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
dan terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia di suatu negara. Jenis unsur
rupabumi dapat dibagi dalam unsur alami, unsur buatan manusia, dan unsur-unsur yang
bersifat fisiografis. Salah satu efek yang dapat dilihat dari segi fisiografis adalah budaya.
Telah diakui secara luas bahwa penggunaan nama tempat yang konsisten dan tepat
merupakan elemen yang efektif sebagai komunikasi diseluruh dunia, selain mendukung
sosio-ekonomi pembangunan, konservasi, dan infrastruktur nasional. Mengacu kepada
peraturan perundang-undangan terkait, setiap unsur rupabumi harus diberi nama dan
dibakukan agar tercipta tertib administrasi dalam penamaan unsur rupabumi dan
memudahkan dalam memberikan informasi suatu tempat. Oleh karena itu, diperlukan
database yang komprehensif untuk menghimpun nama geografi yang konsisten dan dapat
diambil dengan cepat oleh yang berkepentingan dengan menggunakan aplikasi yang bisa
diakses sesuai dengan kaidah toponimi. Himpunan informasi berupa penamaan rupa bumi
beserta informasi yang mendukung dapat dibuat gasetir untuk mempermudah visualisasi
informasi. Gasetir adalah kamus geografis atau direktori yang digunakan bersamaan dengan
peta atau atlas. Gasetir biasanya berisi informasi mengenai susunan geografis, statistik sosial
dan fitur fisik suatu negara, wilayah, atau benua. Kandungan gasetir dapat mencakup lokasi
subjek, dimensi puncak dan jalur air, populasi, PDB dan tingkat melek huruf. Informasi ini
umumnya dibagi menjadi topik dengan entri yang tercantum dalam urutan abjad. Hasil
tulisan ini memberikan gambaran tentang status pengembangan gasetir diberbagai negara dan
seperti apa arah pembuatan gasetir dari negara tersebut.

Kata kunci: toponimi, gasetir, rupabumi, database, komprehensif.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Toponim atau nama-nama geografis tidak hanya sekedar nama yang menunjukkan
lokasi suatu objek di peta. Nama-nama geografis yang standar merupakan sarana yang efektif
dan dibutuhkan dalam kegiatan sosial ekonomi masyarakat seperti transaksi penanggulangan
bencana, perdagangan, jasa pengiriman barang, pendidikan, wisata, dan juga dalam upaya
mempertahankan kedaulatan negara. Toponim juga dapat digunakan untuk mempelajari
aspek budaya dan sejarah bangsa sehingga sangat diperlukan untuk melestarikan warisan
budaya yang tak ternilai. Nama rupabumi harus dibakukan karena merupakan suatu titik
akses langsung dan intuitif terhadap sumber informasi lain, yang dapat membantu untuk
pengambilan keputusan bagi para pembuat kebijakan serta membantu kerjasama di antara
organisasi lokal, nasional dan internasional.
Gasetir merupakan sebuah database informasi mengenai objek rupa bumi tertentu
yang memiliki format tertentu sesuai dengan kaidah toponimi. Gasetir menggambarkan kota
dan desa, paroki dan kabupaten atau provinsi, sungai dan pegunungan, ukuran populasi, dan
fitur geografis lainnya. Gasetir biasanya hanya memasukkan nama tempat yang ada pada saat
gasetir diterbitkan. Nama tempat umumnya tercantum dalam urutan abjad, mirip dengan
kamus. Dengan perkembangan gasetir dijital dan teknologi pencarian data, keberadaan
toponim menjadi lebih dibutuhkan. Sering terdapat nama-nama tempat dengan pengejaan

1
yang sama, tempat dengan nama lokal dan nama-nama tempat dalam bahasa asing yang
memerlukan otorisasi resmi untuk dapat dijadikan rujukan dalam penggunaannya untuk
selalu melakukan pembaruan informasi yang disajikan dalam bentuk spasial. Gasetir harus
bisa menjadi informasi spasial utama terhadap data nama-nama geografis yang dapat
membantu optimalisasi potensi rupa bumi secara komprehensif baik dilakukan oleh negara
maupun swasta. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu bahasan tentang status pengembangan
setiap negara yang mungkin nantinya dapat menjadi cerminan bagi Indonesia untuk
menentukan arah gasetir untuk wilayahnya. Atas dasar tersebut, penulis akan melakukan
analisis gasetir yang dibuat suatu negara (Studi Kasus : Negara Yunani) dengan melihat
langsung pada website mengenai gasetir dari negara tersebut.

Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijawab melalui analisis ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan gasetir negara tersebut dalam kaidah toponimi?
2. Bagaimana pemanfaatan gasetir dari negara tersebut dalam kaidah toponimi?

Batasan Masalah
Batasan masalah yang penulis gunakan dalam pengerjaan pengajian ini adalah:
1. Negara yang dilakukan dalam analisis ini adalah Negara Yunani.
2. Sumber analisis yang digunakan adalah data sekunder gasetir sesuai dengan kaidah
toponimi Negara Yunani.

Tujuan Akhir
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui status pengembangan dan arah
dari gasetir suatu negara.

Manfaat Akhir
Manfaat yang diharapkan dalam pengerjaan tugas ini adalah adanya gambaran
perkembangan dan pemanfaatan gasetir sebagai komparasi penerapan gasetir di Negara
Indonesia.

GEOGRAFI
Yunani (bahasa Yunani: Ελλάδα, Elláda [eˈlaða] , nama resmi Republik Hellenik (bahasa
Yunani: Ελληνική Δημοκρατία Ellīnikī́ Dīmokratía [eliniˈci ðimokraˈti.a]), juga dikenal sejak
zaman purba sebagai Hellas (bahasa Yunani Kuno: Ἑλλάς Ellás [ˈhɛləs]) adalah sebuah
negara tempat lahirnya budaya Dunia Barat yang berada di Eropa bagian tenggara, terletak di
ujung selatan Semenanjung Balkan, di bagian timur Laut Tengah (Mediterania).
Batas wilayah
• Utara berbatasan dengan Albania, Bulgaria dan Republik Makedonia (Republik
Makedonia bekas Yugoslavia)
• Timur berbatasan dengan Turki dan Laut Aegea
• Selatan: Laut Tengah (Mediterranean)
• Barat: Laut Ionia
Wilayah ini memiliki sejarah panjang dan kaya selama yang membawa pengaruh budaya
besar pada tiga benua. Pada masa modern ini, Yunani adalah negara maju dengan indeks
pembangunan pendapatan per kapita yang tinggi.

2
Gambar 1. Peta Yunani

ETIMOLOGI
Orang Yunani menyebut negara mereka Hellas, dan dalam lafaz modern disebut Ellas.
Dalam bahasa sehari-hari bentuk Ellada dipakai. Nama Greece dalam bahasa Inggris dan
bentuk-bentuk yang mirip dalam beberapa bahasa Eropa lainnya, diambil dari nama dalam
bahasa Latin, Graecia, yang berasal dari sebuah daerah yang sekarang terletak di sebelah
utara Yunani, dan dihuni oleh orang Graekos. Dalam bahasa Indonesia juga dikenal istilah
Gerika, terutama bahasa Gerika untuk menyebut bahasa Yunani, yang diturunkan dari kata
tersebut.
Sedangkan etimologi kata Yunani dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, yang
pada gilirannya mengambil dari nama Ionia. Ionia adalah pesisir barat negara yang sekarang
disebut Turki.

Status Pengembangan Gasetir


Pemerintah Yunani sudah memperhatikan tentang toponimi negaranya. Mereka
menganggap nama sutu tempat adalah rambu-rambu penting tentang pengaruh, nilai dan
budaya modern dan historis dari orang-orang yang memberi nama tempat tersebut. Selain itu,
mengetahui nama yang benar untuk tempat dan lokasi merupakan hal yang penting untuk
komunikasi dan aktivitas sehari-hari, seperti saat layanan darurat perlu mengidentifikasi 'di
mana' dengan cepat, jelas dan akurat. ponimi adalah ilmu yang mempelajari nama tempat
(toponim), mulai dari asal usulnya, arti,maknanya, penggunaannya dan tipologinya. Konon 
katanya, kata toponimi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan dari
kata tópos (τόπος) ("place" atau "tempat") dan ónoma (ὄνομα) ("name" dan "nama"). Bahasa
Yunani memegang tempat penting dalam sejarah dunia Barat dan Kristen; Kanon sastra
Yunani kuno termasuk karya mani di kanon Barat seperti puisi epik Iliad dan Odyssey.
Bahasa Yunani juga merupakan bahasa di mana banyak teks dasar ilmu pengetahuan,
terutama astronomi, matematika dan logika, dan filsafat Barat, seperti dialog Platonis dan
karya Aristoteles, disusun; Perjanjian Baru Alkitab Kristen ditulis dalam bahasa Yunani

3
Koiné. Bersama dengan teks Latin dan tradisi dunia Romawi, studi tentang teks Yunani dan
masyarakat kuno merupakan disiplin Klasik.
Di Yunani nama resmi ditetapkan, diakui, disetujui, disimpulkan, dan divalidasi
melalui Sistem yang direkomendasikan PBB diputuskan pada tahun 1987 (resolusi V / 19),
berdasarkan sistem konversi ELOT 743 dari Organisasi Standardisasi Yunani. Tabel tersebut
diterbitkan sebagai lampiran pada resolusi. Sistem ini digunakan di Yunani dan Siprus, juga
semakin banyak dalam produk kartografi internasional. Banyak sistem romanisasi yang
disesuaikan dengan penulisan nama dari bentuk bahasa Yunani yang lebih tua terus
digunakan di negara lain. Resolusi 1987 mengakui bahwa "masa transisi yang sesuai akan
diperlukan sebelum sistem dapat sepenuhnya dilaksanakan".
Tabel romanisasi tidak ambigu dan mudah digunakan. Ada dua versi romanisasi yang
saling melengkapi: transkripsi dan transliterasi. Yang terakhir berbeda dari yang pertama
hanya dengan menambahkan sub-macron ke romanisasi tertentu yang setara ambigu.
Sistem BGN / PCGN 1962 yang terus digunakan sampai tahun 1996, diberikan untuk
romanisasi, sebagai satu blok, kombinasi karakter atau karakter berikut secara berbeda dari
sistem PBB (karakter Yunani diikuti dalam tanda kurung oleh romanisasi sesuai dengan
Sistem PBB). Setelah peresmian tersebut Negara Yunani sepakat untuk mulai memroses
gasetir yang sesuai untuk negaranya yang diawali pemetaan hingga pelosok daerah sesuai
kaidah toponimi untuk memtakan potensi.
Untuk gasetir di Yunani sendiri, negara tersebut baru membuat suatu website
sederhana mereka sendiri untuk menghimpun nama-nama tempat diwilayahnya. Namun,
berdasarkan kelengkapan tata bahasa yang sudah ada dan diakui PBB Gasetir Yunani sendiri
diyakini pembuatan visualisasi dalam bentuk website yang lebih lengkap dan ideal untuk
menampilkan informasi yang lebih rinci dapat dilakukan di masa mendatang.

Gambar 2. Sistem Penulisan Yunani yang diakui PBB

4
Gambar 3. Gasetir Yunani

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan gasetirnya, Yunani mengarah ke arah
gasetir lengkap. Peta yang digunakan juga masih berupa peta topografi biasa belum
menggunakan citra satelit sehingga orang masih belum tahu daerah tersebut seperti apa jika
hanya mencari di website tersebut. Peta tersebut juga belum terlihat adanya batas-batas
administrasi untuk tiap tingkatan wilayahnya. Peta tersebut juga belum menggambarkan
potensi dari wilayah negara Yunani tersebut.
Secara keseluruhan, Yunani mempunyai database yang cukup baik dalam
menghimpun nama-nama tempat diwilayahnya dan mempunyai perhatian yang lebih untuk
mempublikasikan dan memperbaiki gasetir dalam bentuk website yang lebih mendetail bagi
orang-orang yang belum tahu tentang suatu daerah di Yunani.

DAFTAR PUSTAKA

Murphy, Mary. "Atlases of the Eastern Hemisphere: A Summary Survey," Geographical


Review (Volume 64, Number 1, 1974): 111–139.
James Whitley (4 Oktober 2001). The Archaeology of Ancient Greece. Cambridge University
Press. p. 29. ISBN 978-0-521-62733-7.
https://www.eki.ee/wgrs/rom1_el.htm diakses pada 12 November 2017
http://HellenicGenealogyGeek.com dan http://hellenicgenealogygeek.blogspot.com diakses
pada 12 November 2017

Anda mungkin juga menyukai