Anda di halaman 1dari 37

1

LAPORAN PRAKTIKUM POSITIONING

PERCOBAAN 04
ACQUISITION, PROCESSING, AND INTERPRETATION
Oleh:
Reditha Ayu Rositadewi 125090701111004
Dessy Lutfiani Pratiwie 125090701111005
Asiten :
Rofi Ridho Nurbilad

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013

KATA PENGANTAR

Materi yang diberikan diperkuliahan sudah kompleks dan dapat dibuktikan dan di
amalkan di kehidupan sehari-hari. Namun, tidak ada salahnya apabila materi-materi tersebut
dibukukan dan di resmikan sebagai ilmu atau informasi yang layak dibaca.
Buku ini dibuat sebagai syarat untuk kelulusan mata kuliah Positioning sejumlah 3
SKS dengan 1 SKS praktikum di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di
Universitas Brawijaya. Buku yang berjudul Laporan Praktikum Positioning ACQUISITION,
PROCESSING, AND INTERPRETATION ini mengkaji ilmu ilmu bagaimana cara dan
proses menginput data dari nol, yaitu data yang benar-benar diperoleh sendiri dengan tracking
GPS, kemudian dapat menghasilkan informasi tempat atau area tersebut dengan tingkat ke
detail an yang cukup baik.
Semoga Buku ini dapat membantu pembaca untuk dapat mengolah data dari GPS
mnjadi peta kontur atau yang lainnya. Dan apabila terdapat kesalahan dalam penulisan buku
laporan ini, penulis mohon maaf. Tiada gading yang tak retak, taka da manusia yang
sempurna. Sekian terimakasih.

Ttd,

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.......1

KATA PENGANTAR..2
DAFTAR ISI........3
DAFTAR GAMBAR5
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...7
1.2 Tujuan.7

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1 Dasar Teori..8
2.2 Metode Pemetaan11
2.3 Aplikasi dalam Geofisika11
BAB III Metodologi
3.1 Waktu Pelaksanaan.12
3.2 Alat dan Bahan...12
3.3 Prosedural Tracking14
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Hasil Tracking22
4.2 Analisis...25
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan.30
5.2 Saran30
Daftar Pustaka.31
Lampiran.32

DAFTAR GAMBAR
Gambar Alat dan Bahan...12
Gambar Lokasi Tracking..12

Gambar Data Software


Gambar 1. GPS.12
Gambar 2. Kertas HVS.................12
Gambar 3. Alat Tulis....................12
Gambar 4. Papan Dada.................12
Gambar 5. Kamera....13
Gambar 6. Laptop.....13
Gambar 7. Universitas Brawijaya.................................13
Gambar 8. Peta Google Earth Universitas Brawijaya...13
Gambar 9. Tampilan Awal Mapsource.15
Gambar 10. Pembuatan titik.....15
Gambar 11. Hasil data Tracking pada Mapsource.......16
Gambar 12. Copy data koordinat......16
Gambar 13. Paste data koordinat..17
Gambar 14. Koordinat x,y.17
Gambar 15. Open google earth.18
Gambar 16. Hasil tracking di google earth...18
Gambar 17. Input elevasi di excel..19
Gambar 18. Hasil copas koordinat x,y,z di surfer.19
Gambar 19. Hasil data surfer 2D......20
Gambar 20. Hasil data surfer 2D......20
Gambar 21. Hasil data surfer 3D......21
Gambar data mapsource...22

Gambar data google earth.22


Gambar data surfer
Gambar dari GPS
Surfer 2D.......23
Surfer 3D.23
Gambar dari Google earth
Surfer 2D.24
Surfer 3D..24

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di jaman yang serba modern ini, teknologi memang sudah sangat berkmbang baik itu
dikalangan mahasiswa atau masyarakat bukan kelangan yang berpendidikan tinggi, hal ini
dibuktukan dengan banyaknya beredar warung warung internet di pelosok-pelosok gang,
yang kebanyakan dihuni oleh bukan orang-orang terpandang. Sehingga tempat-tempat
tersebut malah dijadikan tempat untuk perbuatan yang tidak baik.

Berkaitan dengan hal tersebut, perlu juga diketahui posisi-posisi dimana mereka
berada, dimana warnet-warnet itu berada. Selepas dengan itu semua, kebutuhan manusia
semakin bertambah Karena tingkat keingintahuan mereka yang semakin tinggi.
Contohnya adalah keingintahuan mereka tentang posisi orang lain atau posisi suatu
tempat. Serta keinginan untuk lebih aman dalam berkendara atau yang lainnya. Salah satu
teknologi yang digunakan untuk penentuan posisi adalah GPS atau Global Positioning
System yaitu sebuah alat yang memiliki kemampuan secara garis besar dapat mengetahui
dimana kita berada saat itu.
Sedangkan dikalangan mahasiswa sendiri, terutama mahasiswa geofisika, GPS lebih
digunakan untuk menentukan koordinat-koordinat suatu tempat yang berpotensi dibidang
geologi, dan mentracking lokasi yang ingin diketahui bentuk kenampakan alamnya.
Mahasiswa diwajibkan untuk dapat menggunakan GPS dengan benar, mengolah data dari
GPS dan menginterpretasikanya. Dimanapun kita berada, kita wajib tahu dimana itu, di
tempat apa, dan di ketinggian berapa, serta di koordinat berapa.
Maka tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk memenuhi tuntutan nilai
praktikum positioning, dan tuntutan mahasiswa untuk bisa menggunakan GPS dengan
benar dan tepat. Demi kepentingan dimasa depan, kegiatan ini dirasa sangat perlu
dilakukan karena merupakan kegiatan dasar untuk menuju ke yang lebih kompleks seperti
pembuatan peta persebaran minyak , atau sumber daya lainnya.
1.2 Tujuan
Setelah dilaksanakannya praktikum ini diharapkan peserta praktikum dapat melakukan
pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan GPS, mengolah dan
menginterpretasikan data yang diperoleh.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Global Positioning System (GPS) adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit, dengan nama resminya NAVSTAR GPS (Navigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System). GPS dikembangkan pertama kali oleh
Departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1978 dan secara resmi GPS
dinyatakan operasional 3 pada tahun 1994. Pada awalnya GPS digunakan hanya untuk
kepentingan militer Amerika Serikat, tetapi kemudian dapat dimanfaatkan juga untuk
kepentingan sipil. Ada beberapa karakteristik yang menjadikan GPS menarik untuk
digunakan yaitu dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu dan cuaca, posisi
yang dihasilkan mengacu pada suatu datum global, pengoperasian alat receiver relatif

mudah, relatif tidak terpengaruh dengan kondisi topografis, dan ketelitian yang dihasilkan
dapat dihandalkan (Abidin, 2007).
Setiap negara menggunakan sistem koordinat peta yang berbeda, bahkan dalam satu
negara ada yang menggunakan banyak fasilitas sistem koordinat peta yang lebih dari
atau, GPS Navigation menyimpan banyak selkali fasilitas sistem koordinat peta, hal ini
dimaksudkan alat tersebut dapat digunakan dibanyak negara. Peta topografi di Indonesia
saat ini menggunakan sistem koordinat peta UTM (Universal Transverse Mercator)
sedangkan peta yang diproduksi sebelum tahun 1980 menggunakan sistem koordinat
LCO (Lambert Conical Orthomorpic). Kedua sistem koordinat ini sudah terwadahi pada
fasilitas tampilan koordinat peta di GPS Nav Garmin 80 dan GPS Nav produksi
sesudahnya, (Kimata, 2002)
A. UTM.
Proyeksi UTM merupakan proyeksi peta dimana bidang proyeksinya tabung, yang
posisinya transversal (sumbu tabung tegak lurus dengan sumbu putar bumi ), setiap
tabung hanya digunakan menggambarkan muka bumi selebar 6 derajat untuk meridian
dan disebut zone. Sistem koordinat UTM dirancang untuk seluruh muka bumi walaupun
setiap tabung proyeksi mengcover selebar 6 derajat untuk lebar meridian, sehingga muka
bumi digambarkan 60 bidang tabung atau ada 60 zone. Zone 1 dengan meridian tengah
177 derajat BB (Bujur Barat) batas meridian sebelah barat 180 derajat BB, batas meridian
sebelah timur 174 derajat BT, demikian seterusnya, pada zone 48 dengan meridian tengah
105 derajat BT, batas meridian baratnya 102 derajat BT, batas meridian sebelah timur 108
derajat BT, sampai akhirnya zone 60 dengan meridian tengah 177 derajat BT dan batas
meridian baratnya 174 derajat BT, batas meridian sebelah timur 180 derajat BT.
Pada perpotongan ekuator dan meridian tengah diberi harga :
X : 500.000 m
Y : 0 meter (untuk wilayah ekuator)
Y : 10.000.000 m (untuk wilayah selatan ekuator)
Untuk menampilkan informasi koordinat UTM pada layar GPS maka dalam sistem
koordinatnya diset UTM, sedangkan tampilan koordinatnya adalah harga zone X (East),
dan Y (North), (Hinch,2004)
B. LCO
Ada 3 zone untuk wilayah indonesia yang dipetakan menggunakan sistem
koordinat LCO yaitu zone LCO selatan, Zone LCO Ekuator dan Zone LCO Irian Selatan.

pada GPS ada fasilitas untuk menampilkan koordinat LCO yaitu Indo South LCO (LCO
zone selatan).
C. Datum.
Adalah pendefinisian elipsoid yang digunakan dan penempatan elipsoid tersebut
pada bumi, GPS menggunakan datum WGS 84 dimana, datum tersebut didefinisikan
secara absolut (penempatan elipsoid pusatnya diimpitkan dengan bumi) sedang elipsoid
yang digunakan adalah elipsoid GRS 80, datum untuk pemetaan diindonesia baik peta
UTM naupun LCO ukuran elipsoid dan cara penempatan di bumi berbeda dengan WGS
84. koordinat satelitr GPS pada datum WGS-84, satelit tersebut digunakan sebagai titik
ikat untuk penentuan posisi receiver GPS, maka koordinat yang dihasilkan bereferensi
pada datum WGS 84, koordinat yang diperoleh akan ditampilkan sesuai datum maupun
sistem koordinat. Agar koordinat yang ditampilkan sesuai dengan koordinat peta yang
digunakan maka datum pada GPS harus di set sesuai dengan datum yang dipakai peta
tersebut, (Hinch, 2004).
Penentuan posisi dengan GPS dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut
(Antoni, 1999):
1.

Ketelitian data terkait dengan tipe data yang digunakan, kualitas receiver GPS,
level dari kesalahan bias.

2.

Geometri satelit, terkait dengan jumlah satelit yang diamati, lokasi dan
distribusi satelit dan lama pengamatan.

3.

Metoda penentuan posisi, terkait dengan metoda penentuan posisi yang


digunakan, apakah absolut, relatif, DGPS, RTK, dan lain-lain.

4.

Strategi pemrosesan data, terkait dengan real-time atau post processing, strategi
eliminasi dan pengoreksian kesalahan dan bias, pemrosesan baseline dan
peralatan jaringan serta kontrol kualitas.

Google Earth adalah sebuah layanan Geographical Information System yang


menyediakan informasi mengenai peta dan seluk beluknya. Salah satu keunggulan
Google Earth adalah peta ini mencakup seluruh dunia. Awalnya, Google Earth dibuat oleh
sebuah perusahaan yang disebut Keyhole Inc. dan pertama kali dinamai Earth Viewer 3D.
Fiturnya pada waktu itu masih sederhana. Fitur tersebut kemudian diakuisisi oleh Google
pada tahun 2004 dan sejak itu fiturnya mulai diperlengkap dan dipercanggih. Gambar
dunia yang diperoleh Google Earth diambil dari gabungan beberapa sumber, seperti
fotografi udara, gambar dari satelit, dan dari olahan GIS (Geographical Information

10

System). Ada 2 jenis lisensi untuk menggunakan Google Earth. Pertama versi gratis
dimana Google Earth dapat digunakan tanpa harus membayar, namun fitur yang
diberikan terbatas. Kedua adalah Google Earth Pro dengan biaya berlangganan tahunan
dan fiturnya lebih banyak (Zaki, 2010).
Surfer merupakan salah satu perangkat lunak produk Golden Software Inc. untuk
pembuatan peta kontur dan permodelan 3 dimensi yang didasarkan atas grid. Perangkat
lunak ini berperan besar dalam pemataan kawasan. Meskipun canggih, perangkat ini tidak
banyak menuntut sistem operasi maupun perangkat keras. Perangkat lunak atau software
Surfer ini mempunyai banyak visualisasi, 3D contouring, dan paket modelling permukaan
yang berjalan di bawah Microsoft Windows. Surfer digunakan secara luas untuk
permodelan medan, visualisasi landscape, analisis permukaan, pemetaan kontur,
pemetaan permukaan 3D, gridding, volumetris, dan banyak lagi. Software yang canggih
terinterpolasi sebuah permodelan menggunakan data XYZ ke publikasi-peta berkualitas.
Surfer menyediakan metode yang lebih gridding, termasuk variograms yang bisa
disesuaikan, support database dari paket perangkat lunak lain di pasar. Dapat juga
digunakan kotak file yang diperoleh dari yang lain, sepert file USGS DEM atau file
jaringan ESRI. Menampilkan grid sebagai peta kontur yang luar biasa, peta 3D,
wireframe 3D, vektor, gambar, relief berbayang, dan peta pas. Hampir semua presentasi
yang diinginkan. Peta publikasi menghasilkan kualitas lebih cepat atau lebih mudah.
Beberapa fasilitas yang bisa digunakan adalah contour maps, 3D surface maps, wireframe
maps, vector maps, base maps, map layer, stacking maps, map projections, customsize
your map, variograms, faults and breaklines, dan grid function (Bresnahan, 2007).
2.2 Metode Pemetaan
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual
(analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital computer). Perbedaan yang paling
mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya
menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun
(overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Semua data tersebut
dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem
Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data
melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara
digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi
(Pakereng, 2004).

11

2.3 Aplikasi dalam Geofisika


Pengaplikasian Metode Positioning atau tepatnya aplikasi GPS pada bidang
Geofisika adalah sebagai alat bantu dalam menentukan suatu tempat yang akan di
blacklist sebagai sumber minya bumi, atau sebagai penanda gravity area-area yang
memang sengaja ditandai dengan tracking. Tracking dengan GPS bisa juga digunakan
ketika hendak menandai suatu koordinat yang penting dalam ke geofisikaan. Seperti yang
kita ketahui, daerah daerah yang berpotensi memiliki sumbe daya alam biasanya terletak
ditempat yang terpencil dan jarang dijamah manusia, maka dengan GPS tracking, dapat
dengan mudah untuk menemukan titik yang terpencil itu.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Pelaksanaan
Percobaan tentang Akuisisi, Prosessing, dan Interpretasi dilakukan pada hari Sabtu,
tanggal 18 Mei 2013. Percobaan dimulai pada pukul 07.30 WIB. Kemudian dilakukan
tracking di sekitar Kampus Universitas Barawijaya selama 90 menit. Kegiatan tracking
berakhir pada pukul 09.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah GPS, alat tulis, kertas
HVS, papan dada, dan kamera.
3.2.1 Gambar Alat dan Bahan

12

Gambar 1. GPS Garmin 60

Gambar 2. Kertas

HVS

Gambar 3. Alat Tulis


Gambar 4. papan dada

Gambar 5. Kamera
6. Laptop

3.2.2 Gambar Lokasi Tracking

Gambar

13

Gambar 7. Universitas Brawijaya

Gambar 8. Peta Google Earth Universitas Brawijaya


3.3 Prosedural Tracking
3.3.1 Akuisisi Data Tracking
Akuisisi data pada percobaan ini adalah dengan menggunakan salah satu
piranti GPS (Global Positioning Sysem) yang berfungsi untuk memetakan posisi
koordinat sesuatu di permukaan bumi. Piranti GPS pada umumnya menggabungkan
data spasial dan vector untuk merepresentasikan posisi sesuatu di permukaan bumi.
Data spasial berupa map/peta yang dapat diunduh ke sebuah perangkat GPS,
kemudian ditambahkan koordinat untuk menentukan posisi relative di bumi
menggunakan berbagai system koordinat. Peta tersebut diambil menggunakan photo
satelit kemudian memasangkannya dalam bola dunia yang skalanya telah sesuai
dengan keadaan di bumi. Posisi/koordinat suatu tempat di bumi menggunakan

14

koordinat geografis seperti Lintang dan Bujur. Semisal posisi geografis Indonesia
berada pada 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. Posisi ini diproyeksikan dari titik
00 yang berada di Greenwich. Selain penentuan posisi/koordinat menggunakan
Lintang dan Bujur, terdapat system yang lain seperti Proyeksi Marcator, Tranverse
Mercator, Universal Tranverse Mercator (UTM) serta Kerucut Konformal.
3.3.2 Prosesing Data Tracking
3.3.2.a Data Koordinat
Pengambilan data koordinat dilakukan dengan cara mensetting GPS menjadi
pengambilan data tracking dengan menekan mark setiap kali pemberhentian. Titik
koordinat yang diambil sebanyak 100 titik dengan rute yang telah ditentukan, yaitu
di wilayah Universitas Brawijaya. Titik awal terletak di depan Rektorat UB, tepat
ditengah-tengah depan pintu masuk rektorat. Kemudian rutenya adalah kearah
bagian utara rektorat yaitu daerah fakultas teknik, belok di sebelah gedung fakultas
hukum kearah hotel UB, lurus melewati fakultas Ekonomi dan Bisnis, THP,
kemudian melewati bundaran depan rektorat, tepatnya di jalan besar depan gazebo
UB, lurus melewati sederet gedung gedung milik Fakultas kedokteran, di depan
gerbang vetern belok kanan, menuju ke fakultas pertanian. Lewat belakang fakultas
pertanian depan fakultas peternakan, lurus, belok didepan gedung biologi kea rah
samping FIB, belok kiri menuju ke markas komando selatan rektorat, belok kanan,
kemudian kiri dan kembali lagi ke rektorat. Titik yang diambil masing-masing
berjarak terserah antara satu dengan yang lainnya.
3.3.2.b Data Software
Setelah melakukan tracking dilapangan, selanjutnya dilakukan proses
pengolahan data dari GPS tersebu. Dengan cara sebagai berikut :

Koordinat yang dicatat manual sebanyak 100 titik diperiksa dan diteliti
kembali, kemudian open Mapsource.

15

Gambar 9. Tampilan awal mapsource

Semua titik hasil tracking yang dicatat manual, dipindah satu-persatu


kedalam mapsource dengan cara tekan Edit -New waypoint. Masukkan
koordinatnya satu persatu
Gambar 10. Tampilan membuat titik

lakukan hal seperti diatas diulang-ulang sampai mencapai 100 titik.


Gambar 11. Hasil data tracking pada mapsource

Sehingga menjadi seperti diatas

Gambar 12. Copy data koordinat

16

Langkah berikutnya adalah mengkopi data koordinat yang ada pada


Mapsource ke ms. Excel sebagai koordinat x dan y. sebelum memindahkan
format koordinat di mapsource harus UTM. Bila belum menjadi UTM, bisa
diubah melalui menu preferences pada mapsource.

Setelah data menjadi UTM, data koordinat di block dan di copy

Gambar 13. Paste datd koordinat

Hasil pemindahan data dari mapsource ke excel. Pengolahan yang dilakukan


pada ms. Excel yaitu yang pertama menghapus data yang tidak perlu.
Kemudian memecah kolom yang berisi koordinat UTM menjadi 4 kolom
yang berisi 47, N , koordinat lintang, Koordinat bujur. Kemudian semua
diapus dan disisakan LS, dan BT saja.

17

Gambar 14. Koordinat x,y tanpa elevasi

Gambar hasil pengolahan ms. Excel, di save as dan diberi nama.

Yang berikutnya adalah membuka google earth, dan memindahkan data dari
mapsource ke google earth. Caranya buka tampilan awal googl earth. Tekan
File open open data mapsource yang telah disimpan.

Gambar 15. Open google earth

18

Gambar 16. Hasil tracking di google aerth

Setelah diperoleh data dari google earth maka akan diperoleh data elevasi
yang sesungguhnya. Langkah berikutnya adalah memasukkan data dari
google earth dan excel ke dalam surfer.

gambar 17. Input elevasi di ms. excel

data di excel dilengkapi dengan cara memindahkan elevasi data dari yang
pernah dicatat, yaitu dari pencatatan elevasi pada GPS saat tracking.

19

Gambar 18. Hasil copy-paste koordinat x,y,x di surfer

Buka software surfer, klik file new new worksheet. Copas data dari ms.
Excel sehingga yang tampak sekarang adalah koordinat x,y,z pada surfer.
Data tersebut di save kemudian di grid dengan cara menekan grid - data
open data yang telah disimpan ok. Akan muncul gridding report. Gridding
report disave juga.

Gambar 19 Hasil data Surfer 2D

20

Gambar diatas adalah hasil pembuatan peta kontur 2D dari data yang telah
di gridding. Caranya adalah tekan menu yang beargambar kontur pada
toolbar, lalu open data gridding. Maka jadilah peta kontur.
Gambar 20. Hasil data Surfer 2D dengan Skala

lalu bisa juga kita mendapatkan data 3D dengan cara yang sama namun
dengan menu yang berbeda.

Gambar dibawah adalah hasil pembuatan peta kontur 3D.


Gambar 21. Hasil data surfer 3D

21

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Tracking
4.1.1 Data MapSource

4.1.3 Data Google Earth

22

4.1.3

Data Surfer

4.1.3.a Dari GPS

23

4.1.3.b Dari Google Earth

24

4.2 Analisis
4.2.1 Analisa Prosedur
4.2.1.a Fungsi Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah GPS, alat tulis,
kertas HVS, papan dada, kamera, dan laptop. GPS berfungsi sebagai alat
utama dalam tracking. GPS menunjukkan lokasi titik yang ditandai dalam
format koordinat. Koordinat tersebut yang selanjutnya akan diproses dan
diinterpretasi. Data yang ditunjukkan oleh GPS yaitu berupa koordinat
lintang selatan, bujur timur, dan elevasi. Tipe GPS yang digunakan dalam
percobaan ini adalah GPS Garmin 60. Alat tulis berfungsi untuk menulis
data koordinat hasil marking dari GPS. Kertas HVS berfungsi sebagai media
untuk mencatat data koordinat yang ditunjukkan oleh GPS. Papan dada
berfungsi sebagai alas saat mencatat data, sehingga mempermudah
pencatatan data. Kamera berfungsi untuk mengambil gambar lokasi dimana
tracking dilakukan, sehingga dapat mempermudah interpretasi dan dapat

25

dijadikan perbandingan dengan hasil percobaan. Sedangkan laptop


berfungsi untuk memproses atau mengolah data menggunakan software.
4.2.1.b Fungsi Software
Software yang digunakan dalam percobaan ini adalah MapSource,
Google Earth, dan Surfer. Software MapSource berfungsi untuk
membackup data atau memasukkan data hasil tracking dari GPS. Dengan
menggunakan software MapSource data hasil tracking dari GPS yang
berupa koordinat dalam format lintang selatan dan bujur timur kemudian
dapat dikonversi ke dalam format koordinat UTM. Tujuan dari
pengkonversian data ke UTM ini adalah agar data hasil tracking dapat
diproses oleh software Surfer menjadi peta kontur dan permodelan 3
dimensi.
Google Earth merupakan software globe virtual yang memungkinkan
pengguna untuk dapat melihat bumi melalui satelit luar angkasa. Pada
percobaan ini Google Earth berfungsi untuk menampilkan waypoint atau
titik yang telah dibackup dari GPS menggunakan MapSource. Dari Google
Earth posisi pada permukaan bumi dimana titik ditandai dapat dilihat. Dari
hasil Google Earth ini dapat diketahui penentuan posisi menggunakan GPS
akurat atau tidak. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil dari
Google Earth dengan posisi sebenarnya pada saat marking.
Software Surfer adalah software yang populer dalam menggambar
grafik dan peta kontur 3 dimensi. Pada percobaan ini Surfer berfungsi untuk
memproses data hasil tracking dalam format UTM menjadi peta kontur dua
dimensi dan permodelan 3 dimensi. Dari hasil pemrosesan data
menggunakan Surfer ini, daerah dimana dilakukan tracking dapat
diinterpretasikan topografinya.
4.2.1.c Prinsip Tracking
Prinsip tracking adalah pada awal tracking ditentukan satu titik sebagai titik
awal mula melakukan tracking dan kita nantinya diwajibkan kembali lagi ketitik itu
atau minimal bisa mengetahui dari mana kita mulai berjalan. Kemudian GPS
disetting melalui menu untuk langsung bisa melakukan tracking rute. Sehingga

26

selalu mengikuti kemanapun si pengguna berjalan. Saat ditengah perjalanan, karena


Settingan GPS tadi adalah rute maka, ketika kita berjalan dan berhenti, kita hanya
perlu menekan mark pada GPS, dan titik akan secara otomatis tersimpan. Untuk
membuat banyak titik kita hanya perlu berhenti setiap beberapa langkah dan
menekan menu mark lagi.
4.2.2 Analisa Hasil
Pengolahan data menggunakan MapSource menghasilkan data berupa
rangkaian waypoint sebanyak 100 titik. Jarak antartitik pada hasil Mapsource tidak
sama. Hal ini dikarenakan pada saat marking tidak digunakan acuan jarak antartitik
yang sama, sehingga terlihat beberapa titik yang saling berimpit dan beberapa titik
yang terlihat sangat jauh. Selain gambar waypoit, dari Mapsource juga didapatkan
hasil koordinat UTM hasil konversi dari koordinat lintang selatan dan bujur timur.
Pengolahan data menggunakan Google Earth menghasilkan tampilan titik
waypoint pada peta permukaan bumi. Dari tampilan Google Earth dapat dilihat
bahawa titik-titik yang diambil berada di pinggir jalan. Namun waypoint yang
ditampilka oleh Google Earth tidak semuanya sesuai dengan posisi pengambilan
data yang sebenarnya. Pada titik P007, P049 sampai P055 dan P069 sampai P070
terlihat kesalahan yang cukup besar jika dibandingkan dengan keadaan yang
sebenarnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan ralat GPS, yaitu
karena adanya penghalang pohon besar pada titik lokasi yang diambil. Pohon besar
menyebabkan sinyal dari satelit terhalang. Selain ketidaksesuaian itik, terdapat pula
kesalahan ketinggian antara hasil dari Google Earth dengan hasil GPS. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kesalahan penggunaan GPS saat mengukur ketinggian.
Pengolahan data menggunakan Surfer menghasilkan peta kontur 2 dimensi
dan permodelan 3 dimensi dari area Universitas Brawijaya dimana dilakukan
tracking. Dari peta kontur 2 dimensi dengan menggunakan data elevasi dari GPS
dapat diketahui bahwa daerah tertinggi di di antara daerah yang ditracking adalah
berada pada ketinggian 533 m di atas permukaan laut, sedangkan derah terendahnya
berada pada ketinggian 506 di atas permukaan laut. Pada peta kontur terlihat
sebagian besar areanya dihubungkan oleh garis kontur yang lebar atau tidak rapat.
Hal ini mengindikasikan bahwa daerah kampus Universitas Brawijaya sebagian
besar merupakan daerah yang landai. Walaupun begitu terdapat juga garis kontur

27

yang rapat. Garis kontur yang rapat tersebut menunjukkan bahwa ada area di
kampus Universitas Brawijaya yang kemiringannya agak curam. Sedangkan dari
peta kontur 2 dimensi yang menggunakan data ketinggian dari Google Earth, titik
tertinggi di area yang ditracking berada pada ketinggian 502 m di atas permukaan
laut dan titik terendahnya berada pada ketinggian 492 m di atas permukaan laut.
Garis-garis kontur pada peta ini cukup rapat namun rata. Sehingga area di Kampus
Universitas Brawijaya dapat merupakan daerah yang miring seperti berada di lereng
gunung.
Pengolahan data menggunakan Surfer juga menghasilkan permodelan 3
dimensi dari area Kampus Universitas Brawijaya yang ditracking. Dari permodelan
3 dimensi menggunakan data ketinggian dari GPS dapat dilihat bahwa sebagian
besar area kampus Universitas Brawijaya yang ditracking merupakan daerah lereng
yang landai. Namun ada juga daerah yang tinggi dan agak curam. Selain itu
terdapat juga daerah yang sangat rendah dan terlihat seperti lubang yang dalam.
Sedangkan dari permodelan 3 dimensi menggunakan data dari Google Earth dapat
dilihat bahwa area Universitas Brawijaya yang ditracking juga merupakan daerah
yang miring dengan kemiringannya yang agak curam, namun tidak ada area yang
perbedaan ketinggiannya sangat besar seperti yang ditunjukkan oleh permodelan 3
dimensi dengan menggunakan data dari GPS. Pada permodelan 3 dimensi yang
menggunakan data dari GPS, peta menunjukkan penambahan ketinggian yang
drastis dari selatan ke utara. Padahal pada kenyataannya bentuk permukaan bumi di
Universitas Brawijaya tidak ada daerah yang menjadi titik tertinggi dengan
perbedaan ketinggian yang mencolok, malah menunjukkan tingkat pertambahan
tinggi yang lambat sehingga terkesan landai, karena saat kita berada di sisi lain
Universitas kita tidak merasakan perbedaan ketinggian yang drastis. Hal ini
dikarenakan pengambilan titik dengan jarak yang sangat dekat antara titik satu
dengan yang lainnya.
Perbedaan kedua peta kontur dan kedua permodelan 3 dimensi disebabkan
oleh perbedaan ketinggian antara data yang ditunjukkan GPS pada saat tracking
dengan data ketinggian dari Google Earth setelah koordinatnya diolah
menggunakan MapSource dan di-view menggunakan Google Earth. Perbedaan
ketinggian ini mungkin disebabkan oleh faktor ketidaktelitian dan ketidaktaatan

28

praktikan terhadap prosedur saat mengambil data posisi koordinat menggunakan


GPS. Terutama dalam proses penentuan ketinggian.
Kesalahan yang terjadi pada percobaan ini mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor. Pertama adalah faktor cuaca. Pada saat tracking dilakukan, kondisi
cuaca di sekitar Universitas Brawijaya sedang mendung. Cuaca mendung
menyebabkan penundaan pada troposfer semakin besar. Hal ini terjadi karena awan
terbentuk pada lapisan troposfer. Dengan adanya awan ini sinyal dari GPS semakin
tidak akurat. Faktor kedua adalah pada saat marking dilakukan tidak diperhatikan
berapa banyak sinyal dari satelit yang diterima oleh GPS. Untuk mendapatkan hasil
yang akurat diperlukan minimal 3 sinyal dari satetit yang diterima GPS. Selain itu
terdapat pula kesalahan prosedur dalam penggunaan alat GPS saat mengukur
ketinggian. Pada saat pengukuran ketinggian saat praktikum, GPS seharusnya
diletakkan di tanah dan ditunggu hingga angka yang ditunjukkan elevasi stabil.
Sedangkan pada kenyataannya pada saat pengukuran ketinggian GPS tetap
dipegang dengan berdiri, tidak diletakkan di permukaan tanah, serta tidak ditunggu
loading dari GPS agar angka yang ditunjukkan elevasi stabil.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan tracking menggunakan
GPS adalah faktor penundaan dari troposfer dan ionosfer, kesalahan multipath, dan
kesalahan orbital. Penundaan dari troposfer dan ionosfer terjadi karena sinyal satelit
melambat saat melewati atmosfer. Dibutuhkan cuaca yang cerah agar faktor
penundaan ionosfer dan troposfer tidak semakin besar. Kesalahan multipath
merupakan kesalahan yang disebabkan oleh fenomena dimana sinyal dari satelit di
antenna receiver melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda. Hal ini bisa saja
terjadi jika pengukuran posisi di lokasi-lokasi yang dekat dengan benda selektif,
seperti di samping gedung tinggi, di bawah kawat transmisi tegangan tinggi, di
dekat batu besar, dan lainnya. Sehingga agar data hasil tracking akurat perlu
dilakukan pengambilan data di daerah yang terbuka atau daerah yang lapang.
Kesalahan orbital merupakan ketidakakuratan dari satelit melaporkan lokasi.
Semakin banyak sinyal satelit yang diterima GPS, semakin tinggi akurasinya.
Sehingga pada saat penentuan posisi, harus dilihat berapa banyak sinyal satelit yang
diterima oleh GPS. Apabila sinyal yang diterima kurang dari 3, maka akurasi
datanya buruk.

29

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan tracking dilapangan
dengan menggunakan GPS tidaklah sulit. Karena pada GPS itu sendiri sudah terdapat menu
yang mendukund seperti buat titik, dan pencatat rute. Hasil tracking dari GPS berupa
koordinat lintang Selatan dan bujur timur sebanyak 100 buah titik dan pencatatan ketinggian.
Data yang diperoleh tadi di input manual kedalam mapsource sehingga akan menjadi titiktitik yang urut membentuk suatu bidang yang melingkupi satu area tertentu yaitu yang
digunakan adalah Universitas Brawijaya. Setelah didapatkan data atau bidang titik dari
mapsource, koordinat diubah menjadi UTM dan kemudian di copy-paste k ems. Excel untuk
persiapan input ke software surfer. Namun, sebelumnya untuk megetahui kenampakan asli
peta dapat di open all files di google earth.
Data terakhir yang diperoleh adalah data peta kontur dari software surfer. Jadi, hal
yang diperoleh dari kegiatan tracking lapangan ini yaitu titik koordinat yang kemudian diolah
menjadi titik-titik pada peta mapsource dan google earth dan yang terakhir adalah pada
software surfer berupa peta kontur 2D dan 3D. Interpretasi dari peta kontur yang didapat.
Ternyata Universitas brawijaa terletak di daerah yang ke utara cenderung mengalami
penurunan, ditunjukkan dengan warna merah dan curam dibagian selatan dan semakin ke

30

utara semakin menurun dan warnanya berangsur menjadi kuning, hijau, kemudian biru. Titik
tertinggi terletak di area belakang fakultas pertanian atau depan fakultas peternakan, dan titik
terendah terletak pada area di hotel UB depan fakultas Ekonomi dan Bisnis.
5.2 Saran
Dalam menjelaskan segala hal tentang praktikum diharapkan asisten memasang wajah
yang lebih ramah, agar enak dilihat dan praktikan jadi lebih bersemangat untuk mengerjakan
laporannya. Masalah ketepatan waktu, harap praktikan lebih disiplin lagi. Karena kesuksesan
tentu berawal dari kedisiplinan.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, ZA. 2007. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta. Pranya Paramita.
Antoni. 1999. Pekerjaan Dasar Survey. Yogyakarta: Kosinus
Bresnahan, Tom. 2007. Surfer 8 Self-Paced Training Guide. USA: Golden Software Inc.
Hinch, Stephen.2004. Outdoor Navigation With GPS. Bringmingham: Wilderness press..
Kimata. 2002. Developtment of GPS Seismograph System by Integrating GPS Network,
Internet Network and Wavelet Analysis. Nagoya University. Seminar on Earthquake
and Hazard
Pakereng, M.A. Ineke dan Teguh Wahyono. 2004. System Basisdata. Jakarta: Graha Ilmu
Zaki, Ali. 2010. Keliling Dunia dengan Google Earth dan Google Maps. Yogyakarta: Andi
Offset

31

LAMPIRAN
1. Data dari GPS
S
7 57.145
7 57.130
7 57.128
7 57.125
7 57.112
7 57.091
7 57.081
7 57.063
7 57.046
7 57.028
7 57.014
7 56.985
7 56.994
7 57.007
7 57.023
7 57.041
7 57.049
7 57.073
7 57.089
7 57.116
7 57.134

E
112
36.819
112
36.820
112
36.809
112
36.794
112
36.782
112
36.788
112
36.758
112
36.789
112
36.793
112
36.797
112
36.799
112
36.810
112
36.819
112
36.837
112
36.857
112
36.877
112
36.888
112
36.888
112
36.886
112
36.881
112
36.876

Elevasi
519
524
518
523
523
522
521
526
514
520
519
518
518
518
533
526
525
526
525
519
519

7 57.150
7 57.161
7 57.171
7 57.175
7 57.179
7 57.189
7 57.199
7 57.210
7 57.217
7 57.230
7 57.235
7 57.244
7 57.252
7 57.260
7 57.269
7 57.272
7 57.282
7 57.282
7 57.307
7 57.314
7 57.319
7 57.323

112
36.882
112
36.881
112
36.877
112
36.874
112
36.869
112
36.865
112
36.863
112
36.858
112
36.855
112
36.850
112
36.848
112
36.843
112
36.839
112
36.834
112
36.829
112
36.823
112
36.819
112
36.819
112
36.811
112
36.810
112
36.809
112

513
518
517
514
514
516
515
516
510
516
512
513
512
513
516
506
509
511
509
508
506
507

32

7 57.326
7 57.330
7 57.334
7 57.335
7 57.339
7 57.338
7 57.339
7 57.338
7 57.341
7 57.338
7 57.336
7 57.331
7 57.328
7 57.328
7 57.329
7 57.322
7 57.314
7 57.311
7 57.305
7 57.302
7 57.296
7 57.287
7 57.278
6 10.276
7 57.268
7 57.258

36.808
112
36.807
112
36.807
112
36.804
112
36.800
112
36.793
112
36.788
112
36.782
112
36.770
112
36.752
112
36.752
112
36.751
112
36.748
112
36.740
112
36.733
112
36.727
112
36.717
112
36.713
112
36.709
112
36.707
112
36.704
112
36.702
112
36.703
112
36.701
108
11.700
112
36.695
112
36.698

510
511
508
510
513
513
513
514
518
520
518
519
516
517
513
510
510
513
513
513
514
517
511
518
517
519

33

34

7 57.251
7 57.247
7 57.237
7 57.230
7 57.220
7 57.212
7 57.207
7 57.199
7 57.194
7 57.186
6 10.184
7 57.176
7 57.172
7 57.162
7 57.160
7 57.166
7 57.171
7 57.176
7 57.181
7 57.182
7 57.184
7 57.186
7 57.188
7 57.190
7 57.189
7 57.166
7 57.158

112
36.693
112
36.693
112
36.694
112
36.695
112
36.695
112
36.698
112
36.698
112
36.700
112
36.701
112
36.702
108
11.704
112
36.707
112
36.703
112
36.707
112
36.712
112
36.716
112
36.720
112
36.721
112
36.724
112
36.727
112
36.734
112
36.740
112
36.753
112
36.763
112
36.774
112
36.782
112

519
519
519
519
519
519
519
520
520
520
520
525
519
524
521
520
521
519
520
519
519
520
521
520
519
520
522

7 57.158
7 57.160
7 57.161
7 57.149

36.787
112
36.792
112
36.806
112
36.816
112
36.817

521
521
521
515

35

Data Dari Mapsource


x
(latitude)
677866
677868
677848
677820
677798
677810
677755
677812
677819
677827
677830
677851
677867
677900
677937
677974
677994
677994
677990
677980
677971
677982
677980
677973
677967
677958
677950
677947
677937
677932
677923
677919
677910
677902
677893
677884
677873
677865
677865
677850
677848
677847
677845
677843

y (longitude)
9120616
9120644
9120647
9120653
9120677
9120716
9120734
9120767
9120799
9120832
9120858
9120911
9120894
9120870
9120841
9120807
9120792
9120748
9120719
9120669
9120636
9120606
9120586
9120568
9120560
9120553
9120535
9120516
9120496
9120483
9120459
9120450
9120433
9120419
9120404
9120387
9120382
9120363
9120363
9120317
9120305
9120295
9120288
9120282

z (elevasi)
519
524
518
523
523
522
521
526
514
520
519
518
518
518
533
526
525
526
525
519
519
513
518
517
514
514
516
515
516
510
516
512
513
512
513
516
506
509
511
509
508
506
507
510

36
677843
677837
677830
677817
677808
677797
677775
677742
677742
677740
677734
677720
677707
677696
677678
677670
677663
677659
677654
677650
677652
677648
677647
677638
677643
677634
677634
677636
677638
677638
677643
677643
677647
677649
677651
677655
677660
677653
677660
677670
677677
677684
677686
677691
677697
677710
677721
677745

9120275
9120268
9120266
9120259
9120260
9120259
9120261
9120255
9120261
9120264
9120274
9120279
9120279
9120277
9120290
9120305
9120311
9120322
9120327
9120338
9120355
9120372
9120375
9120390
9120409
9120421
9120429
9120447
9120460
9120479
9120493
9120503
9120517
9120526
9120541
9120545
9120560
9120567
9120585
9120589
9120578
9120569
9120560
9120550
9120548
9120545
9120541
9120537

511
508
510
513
513
513
514
518
520
518
519
516
517
513
510
510
513
513
513
514
517
511
518
517
519
519
519
519
519
519
519
519
520
520
520
520
525
519
524
521
520
521
519
520
519
519
520
521

37
677763
677783
677798
677807
677817
677842
677861
677863

9120533
9120535
9120578
9120592
9120592
9120588
9120586
9120609

520
519
520
522
521
521
521
515

Anda mungkin juga menyukai