PEMETAAN
MATERI
PEMETAAN MENGGUNAKAN TOTAL STATION
NIM : 225100901111026
KELOMPOK : O1
ASISTEN :
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui titik koordinat N,E,Z.
b. Mahasiswa mampu menentukan luas area suatu polygon.
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan peta kontur pada software ArcGIS.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3. Roll Meter
Bidik prisma hingga alat mengeluarkan suara "bib" atau tanda bahwa pengukuran telah siap
dilakukan
Catat hasil
Masukkan nama file atau identifikasi untuk data yang akan dikumpulkan
Input OCCPT# dengan mengacu pada titik benchmark sebagai referensi utama
Input backsight untuk menentukan titik koreksi dan mengidentifikasi setiap potensi kesalahan
dalam pengukuran
Input FS/SS untuk mengacu pada titik-titik yang membentuk poligon, dengan membidik
prisma pada masing-masing titik tersebut
Dirikan prisma pada titik awal, yaitu titik A, kemudian bidik dan ukur titik pertama
Selanjutnya, dirikan prisma pada titik kedua (B), kemudian bidik dan ukur titik kedua.
Lanjutkan langkah ini hingga mencapai titik terakhir
Tekan menu
4.1 DHP
4.1.1 Cara Pengumpulan Data
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini, data koordinat N (North), E (East), Z (tinggi), SD (standard deviation),
luas area, tinggi alat, dan tinggi prisma dikumpulkan untuk analisis dan pemetaan. Data
tersebut digunakan dalam pembuatan peta poligon dan peta kontur menggunakan perangkat
lunak ArcGIS. Peta poligon menggambarkan pola titik-titik yang membentuk poligon tertutup,
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa poligon tertutup adalah poligon di mana titik
awal dan titik akhirnya bertemu pada satu titik yang sama. Penggunaan ArcGIS dan
pembuatan peta kontur berdasarkan data praktikum juga sesuai dengan konsep peta kontur
yang menggambarkan tingkat ketinggian lahan. Hasilnya mencerminkan variasi ketinggian
lahan di sekitar kecamatan Lowokwaru, Malang, dan ketinggian lahan umumnya mencapai
508 meter di atas permukaan laut, sesuai dengan data praktikum.
Selain itu, peta kontur juga memiliki aplikasi yang relevan dalam bidang teknik lingkungan,
khususnya dalam penilaian tingkat kemiringan tanah. Penggunaan peta kontur dapat
membantu dalam pemahaman topografi dan karakteristik lahan yang penting dalam
mengidentifikasi risiko longsor. Faktor-faktor seperti kemiringan lereng menjadi kunci dalam
evaluasi risiko bencana alam seperti longsor. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang
peta kontur dan analisis tingkat kemiringan lahan dapat digunakan untuk merencanakan
tindakan preventif yang sesuai dalam melindungi lingkungan dan masyarakat di daerah yang
berpotensi terkena dampak bencana alam tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan
pentingnya kondisi cuaca yang baik dalam penggunaan total station untuk pengukuran yang
akurat, serta relevansi aplikasi peta kontur dalam memahami dampak lingkungan dari aktivitas
industri atau produksi. Semua ini menggambarkan pentingnya penggunaan alat dan teknik
geospasial dalam pemetaan dan analisis lingkungan.
5.2 Saran
Praktikum ini berjalan dengan baik dan tanpa hambatan. Sebagai saran, dalam praktikum
yang melibatkan pemetaan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan total station,
disarankan untuk selalu memperhatikan ketelitian dan akurasi pengukuran. Pastikan total
station dalam kondisi yang baik dan terkalibrasi dengan benar, serta memperhatikan faktor
lingkungan seperti cuaca yang dapat memengaruhi pengukuran. Selain itu, dalam
penggunaan aplikasi ArcGIS, penting untuk memahami prosedur pembuatan peta poligon dan
peta kontur dengan cermat agar hasil pemetaan menjadi akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah LM, Awaluddin M, Nugraha AL. 2018. Analisis perbandingan koreksi data pengukuran
EDM (electronic distance measurement) guna monitoring metode episodik deformasi
Gunung Merapi. Jurnal Geodesi Undip 7(4): 107-118.
Aliyah QR, Cahyadi B. 2022. Pemetaan tingkat kebisingan pada bengkel pipa dan mess
karyawan I dengan metode peta kontur. Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Jakarta,
2 November.
Hadi S, Rizani A. 2023. Perbandingan volume overburden berdasarkan hasil pengukuran
metode cut and fill dengan metode truck count. Jurnal Poros Teknik 15(1): 1-8.
Hakim RN. 2016. Monitoring deformasi dinding dan atap terowongan tambang emas bawah
tanah menggunakan total station reflektorless. Prosiding SNRT (Seminar Nasional Riset
Terapan). Banjarmasin, 9 November.
Prakarsa AT. 2020. Analisis Nilai Backscatter Multibeam Echosounder Untuk Penentuan Jenis
Sedimen Dasar Laut (Studi Kasus : Perairan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat).
Skripsi. Program Studi Teknik Geodesi, Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil
Dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Bandung.
Rahayu LP. 2015. Studi Perbandingan Perhitungan Volume Menggunakan Data Total Station
dengan dan Tanpa Prisma. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Zain MR, Adi WT, Aghastya A. 2021. Perencanaan trase reaktivasi jalur kereta api lintas
Semarang – Demak menggunakan GIS dan autodesk infrawoks. Prosiding Simposium
Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-24. Jakarta, 4 November.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Raditya FT, Setiawan BH. 2018. Analisis spasial kawasan rawan longsor di Kecamatan
Pagentan Kabupaten Banjarnegara. Media Agrosains 4(1): 30-40.
REVIEW VIDEO
Peralatan dan materi yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari beberapa
komponen. Alat utama yang kami gunakan adalah Total station, yang ditempatkan di atas
tripod untuk mendukungnya dan juga terdapat unting-unting yang digunakan sebagai rambu
untuk menunjukkan bahwa alat telah difokuskan. Selain itu, terdapat alat ukur lainnya, yaitu
meteran digunakan untuk mengukur ketinggian alat dan jarak. Kami juga menggunakan
payung sebagai perlindungan terhadap panas matahari dan hujan. Prisma yang digunakan
sebagai pemantul infrared, display untuk menampilkan data hasil penembakan, lensa objektif
yang digunakan saat mendekati objek yang diukur, sekrup horizontal yang berfungsi untuk
menggeser atau mengatur pesawat secara horizontal, dan optical flow yang digunakan untuk
meluruskan unting-unting dengan titik, kemudian terdapat sekrup ABC yang digunakan untuk
mengatur nivo kotak dan Nivo tabung. Nivo kotak digunakan untuk menentukan kesejajaran
alat, sementara info tabung digunakan untuk memastikan bahwa alat sudah seimbang. Selain
itu, ada lensa okuler yang digunakan untuk mengamati objek yang dituju, vertikal digunakan
untuk mengatur pesawat secara vertikal, dan handle yang berfungsi sebagai pegangan saat
ingin memindahkan alat. Proses persiapan alat dan bahan dimulai dengan menyiapkan total
station dan prisma. Kemudian, kami mengatur Nivo kotak menggunakan sekrup ABC hingga
gelembung berada di tengah lingkaran pada kedua sisinya. Selanjutnya, kami menyalakan
alat dengan menekan tombol power dan melakukan kalibrasi dengan mengatur sudut
horizontal ke 0 derajat. Setelah itu, kami menekan tombol 0 set dengan cara menekan tombol
f1 dan f3 kemudian menavigasi menu dengan menekan tombol F2 untuk menu data collcet
guna mengatur besar poligon. Berilah nama file dengan menekan tombol F1 dan mengisi
dengan nama "callbox," misalnya "B1." Untuk mengganti opsi huruf atau angka, kami menekan
F1 untuk alphabet dan Num untuk angka, lalu menekan F4 untuk enter. Langkah selanjutnya
masuk ke menu F1 occpt input untuk mengisi titik alat. Beri nama titik pertama sebagai PT dan
mengisi dengan angka satu. Kemudian, kami mengisi ID dengan "BM" atau benchmark, dan
mengganti inputnya menjadi ALP karena ini menggunakan huruf alphabet. Kami juga mengisi
insht dengan tinggi alat dan menekan oknuse dengan tombol F4, lalu F4 enter sebanyak 3
kali. Kami menekan tombol Escape dan mencari titik backpack dengan menekan tombol F2.
Masukkan nilai BS dengan F1 input dan mengisi dengan "BS," kemudian F4 enter. Kami juga
memasukkan Pcode 2 dan menekan F4 enter, kemudian, kami mencari titik tempat berdirinya
Prisma dengan menekan tombol F3 meas, lalu F2sd, dan melakukan penembakan ke titik
tersebut. Bunyi tit pada alat menandakan bahwa penembakan telah berhasil. Proses ini dapat
diulangi untuk penembakan backside. Perhitungan luas area diawali dengan menekan tombol
menu dan navigasi ke F4p panah, F2 program, F4 pepana, F1 area, F1 file data. Masukkan
file data hasil penembakan dengan menekan tombol F2 list dan mencari data B1, lalu menekan
F4 enter. Tekan F4 naik sebanyak dua kali hingga hasilnya muncul di layar, lalu mencatat hasil
luas area. Proses penentuan ketinggian dengan menggunakan metode rem. Siapkan alat dan
bahan, yaitu total station dan prisma. Kami masuk ke menu dengan menekan tombol F4p
panah, F2 program, F1rem, F1 input rht, dan mengisi ketinggian Prisma, kemudian tekan F4
enter, F1 meas, dan melakukan penembakan ke prisma. Jika penembakan mengenai sinar
infrared pada Prisma, alat akan mengeluarkan bunyi "tit" dan hasilnya akan muncul di layar.
Terakhir, arahkan pesawat total station ke salah satu ujung gedung yang ingin diukur tingginya.
Ketinggian gedung akan otomatis muncul di layar display, dan catat hasil pengukurannya.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
LAMPIRAN ACC DHP DAN DHP LAPANG
LAMPIRAN PETA POLYGON DAN PETA KONNTUR
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM