Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LANDASAN TEORI
PENGUKURAN SIPAT DATAR
Sifat datar, diterjemahkan dari bahasa Inggris-Leveling atau leveling adalah cabang dari
survei, yang tujuannya adalah untuk menetapkan atau memverifikasi atau mengukur ketinggian titik
tertentu relatif terhadap sebuah data. Sipat datar adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan beda tinggi antara dua tempat atau lebih di lapangan dengan cara membaca
skala pada rambu vertikal yang tepat berhimpit pada posisi garis bidik horizontal.

Melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan
proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap pengukuran akan selalu terdapat
kesalahan-kesalahan.Fungsi tingkat ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran
yang diperbolehkan, untuk itu perlu diantisipasi kesalahan tersebut agar mendapatkan suatu hasil
pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan.

Sipat datar bertujuan untuk menentukan selisih antara tempat-tempat yang sudah ditentukan di
muka bumi, dimana tempat tersebut dinyatakan di atas atau di bawah bidang referensi.

ALAT PENGUKUR SIPAT DATAR


Waterpass adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu benda
sudah sejajar dengan lainnya. Baik garis secara vertikal ataupun horizontal, alat ini dapat
mempermudah Anda untuk mengukur. Di dalam alat ini terdapat air yang digunakan sebagai
pertimbangan ukuran apakah sudah sejajar atau belum. Alat ini adalah salah satu bagian penting dari
setiap proyek konstruksi dan perbaikan rumah. Memastikan bahwa semuanya sejajar adalah kunci
untuk sebuah konstruksi.

Misalnya, alat ini sangat berguna untuk mendapat akurasi sempurna dalam menyelesaikan
proyek-proyek khusus seperti memasang ubin. Tabung yang berada di tengah alat ini akan membantu
memeriksa permukaan yang rata. Dan dapat menemukan alat ini dalam ukuran panjang yang
berbeda serta ukuran besar yang beragam. Alat ini dapat membantu memastikan objek menjadi rata
dengan permukaan sehingga dapat membangun suatu pijakan yang kuat. Proses untuk memeriksa
keakuratan suatu pijakan sangat sederhana yaitu dengan memeriksa apakah ada perbedaan ukuran
dari alat ini.

Alat ini sangat dibutuhkan oleh tukang kayu dan arsitektur yang menggunakannya sebagai
penggaris sejajar untuk membuat sketsa. Sebagian besar alat ini mencakup pita pengukur di satu sisi
yang memungkinkan mengukur pemotongan. Sebaiknya melakukan pengukuran dua kali sehingga
meyakinkan akan keakuratannya. Karena ini adalah pengukuran yang mudah, sebaiknya melakukan
cek berkala sebelum mulai membangun. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang akan
merugikan hasil pekerjaan.

Kekurangan/kelemahan dari waterpass ini tidak bisa untuk mengukur dengan sudut
horizontal maupun vertikal. Sehingga alat ini tidak bisa digunakan untuk menentukan koordinat
suatu titik. hanya elevasi yang mampu dibaca.

Fungsi waterpas
 adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak lurus suatu
permukaan. Alat ini adalah bagian penting dibandingkan dengan alat apa pun dalam sebuah
konstruksi, dan penting untuk mengetahui cara menggunakannya.
 Fungsi dari alat ini adalah memastikan bahwa pondasi atau awal mula suatu pondasi tidak
miring dan sejajar sesuai dengan gambar/sketsa.
 Jika alat ini tidak digunakan, maka dikhawatirkan bangunan atau suatu benda akan
mengalami kemiringan. Hal ini pasti akan mengganggu estetika dan memaksa untuk
merombak segalanya dari awal. Oleh sebab itu, mengetahui fungsi dari alat ini sangat penting
agar tidak merepotkan kedepannya. Alat ini mempunyai beberapa model, dan cara
penggunaannya tetap sama. Oleh sebab itu tidak perlu khawatir untuk perbedaan model dan
jenis yang tersedia beragam di pasaran.

PENGUKURAN POLIGON
Poligon (poly = banyak, gonos = sudut) adalah serangkaian garis lurus yang
menghubungkan titik-titik di permukaan bumi. Metode poligon adalah salah satu cara
penentuan posisi horizontal banyak titik. Tujuan pengukuran poligon untuk menentukan
koordinat titik-titik ikat (kontrol) pengukuran (Kusumawati, 2014).

Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan
dari pengukuran lapangan. Poligon dapat dijadikan sebagai kontrol jarak dan sudut, basis titik
untuk pengukuran selanjutnya, serta memudahkan perhitungan pada plotting peta. Selain itu,
poligon juga sebagai dasar untuk tempat pelaksanaan pengukuran yang lainnya (Kusumawati,
2014).

Data yang diperoleh dari pengukuran yaitu tinggi instrumen (Ti), benang atas (BA),
bacaan lingkaran vertikal (Vtk), benang tengah (BT), bacaan lingkaran horizontal (Hz),
benang bawah (BB). Sedangkan data yang diperlukan sebagai pengikat (datum) yaitu azimut
titik ikat. Selain itu, data yang diperlukan sebagai datum adalah koordinat titik ikat dan tinggi
titik ikat (Saleh, 2011).

I.1 Jenis-jenis Poligon

Menurut Kusumawati (2014), jenis-jenis poligon terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

I.1.1 Poligon terbuka


Poligon jenis ini memiliki karakteristik yaitu titik awal dan akhir pengukuran tidak
sama. Pengukuran poligon terbuka memerlukan pengulangan untuk mencegah terjadinya
kesalahan-kesalahan. Poligon terbuka terbagi menjadi poligon tidak terikat, poligon terikat
sebagian, terikat sempurna. Poligon terikat sebagian terbagi menjadi poligon terikat sebagian
koordinat dan poligon terikat sebagian azimut (Kusumawati, 2014).

Gambar 1. Poligon Terbuka

Sumber: Kusumawati, 2014.

I.1.2 Poligon Tertutup


Poligon tertutup merupakan metode pengukuran dimana garis-garis kembali ke titik
awal, jadi membentuk segi banyak yang tertutup secara matematis dan geometris sehingga
memiliki ketelitian yang sama atau lebih besar dari ketelitian awal. Poligon tertutup
menrberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak-jarak tertentu, suatu pertimbangan yang
sangat penting. Poligon tertutup dipakai secara luas dalam pengukuran-pengukuran titik
kontrol, konstruksi, pemilikan tanah dan topografik.

Gambar 2. Poligon Tertutup

Sumber: Kusumawati, 2014.

I.2 Metode Pengukuran Poligon

Menurut Perdana (2010), penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini
membutuhkan:
a. Koordinat awal
Bila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistim tertentu, haruslah dipilih koordinat
titik yang sudah diketahui misalnya titik triangulasi atau titik-titik tertentu yang mempunyai
hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan. Bila dipakai sistem koordinat lokal pilih
salah satu titik, BM kemudian beri harga koordinat tertentu dan titik tersebut dipakai sebagai
acuan untuk titik-titik lainya.

b. Koordinat akhir
Koordinat titik ini dibutuhkan untuk memenuhi syarat geometri hitungan koordinat dan
tentunya harus dipilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang sama dengan koordinat
awal.
c. Azimut awal
Azimut awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi dari sistem
koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat di tempuh dengan dua cara yaitu
sebagai berikut :
1. Hasil hitungan dari koordinat titik-titik yang telah diketahui dan akan dipakai
sebagai tititk acuan sistem koordinatnya.
2. Hasil pengamatan astronomis (matahari). Pada salah satu titik poligon sehingga
didapatkan azimut ke matahari dari titik yang bersangkutan. Dan selanjutnya
dihasilkan azimut kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut
mendatar (azimut matahari).
d. Data ukuran sudut dan jarak
Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antara dua titik kontrol perlu diukur di
lapangan. Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat pada alat ukur
sedangkan salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam diusahakan sekecil mungkin
bahkan kalau bisa ditiadakan.
2.4 Sudut Horizontal

Bacaan lingkaran horizontal pada theodolite merupakan arah horizontal teropong ketitik
bidik tertentu. Sudut horizontal adalah selisih antara dua arah horizontal. Sudut horizontal
digunakan untuk menghitung sudut azimut sisi poligon (Kusumawati, 2014).

Menurut Kusumawati (2014), sudut horizontal dibedakan menjadi:

a. Sudut dalam, adalah sudut yang terletak di bagian dalam poligon tertutup.
b. Sudut luar, adalah pelingkar sudut dalam pada poligon tertutup.
c. Sudut belokan, terbagi menjadi sudut ke kanan (putarannya searah dengan jarum jam) dan
sudut ke kiri (putarannya berlawanan dengan jarum jam).
d. Sudut defleksi adalah sudut miring antara sebuah garis dan perpanjangan garis
sebelumnya yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu sudut defleksi kiri (sudut menuju ke
kiri) dan sudut defleksi kanan (sudut menuju ke kanan).
Sudut dalam terdapat di sebelah dalam poligon tertutup dan sudut luar terletak di luar
poligon tertutup. Sudut luar merupakan axplement (pelingkar) dari sudut dalam. Keuntungan
mengukur sudut luar adalah penggunaannya sebagai pengecekan, karena jumlah sudut dalam
dan sudut luar pada satu stasiun (titik) harus sama dengan 360°. Sudut dalam dapat diputar
searah jarum jam (ke kanan) atau berlawanan jarum jam (ke kiri). Menurut definisi, sudut ke
kanan diukur searah jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan (Kusumawati, 2014).

2.5 Sudut Azimut

Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan.
Azimut ialah sudut yang dimulai dari utara yang besaran azimut antara 0°-360°. Dalam
pengukuran tanah datar, azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer
dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan (Walidjatun, 2010).
Menurut Kusumawati (2014), macam-macam sudut azimut yaitu:
a. Azimut sebenarnya, yaitu sudut yang dibentuk antara utara geografis dengan titik yang
dituju.
b. Azimut magnetis, yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik yang dituju.
c. Azimut peta, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik yang dituju.

ALAT PENGUKUR POLIGON


Theodolite merupakan sebutan populer dari alat ukur tanah pada ilmu geodesi.

Termasuk ke dalam alat optik, theodolite dipakai untuk menentukan tinggi tanah melalui
berbagai sudut, baik itu sudut horizontal maupun vertikal, serta jarak optis.

Karena alat ini mampu mengukur tanah dari sudut datar maupun tegak, maka dari penggunaan
sudah pasti theodolite berbeda dengan alat ukur tanah yang lain.

Alat ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena hasil pengukurannya bisa mencapai satuan
detik.

Fungsi Theodolite

Perbedaan alat ukur tanah dengan theodolite adalah dari segi fungsinya. Selain fungsi utamanya
untuk mengukur ketinggian tanah, theodolite memiliki sejumlah fungsi lain seperti di bawah ini.

 Mampu mengukur sudut ketinggian tanah sesuai yang diinginkan bahkan dalam pemetaan
yang sulit.

 Menentukan sudut siku-siku pada pembangunan pondasi rumah atau bangunan lainnya.

 Mengetahui ketinggian dari bangunan bertingkat, seperti gedung pencakar langit.

 Bisa dipakai untuk mengamati sudut arah lintas matahari.

 Membantu proses pembuatan pemetaan secara lebih rinci dan detail.


 Mendukung aktivitas pengukuran polygon serta penghitungan rumus baik pada rumah
maupun bangunan.

 Berfungsi sebagai pesawat penyipat datar untuk mengetahui beda tinggi di antara satu titik
di permukaan bumi dengan titik yang lainnya.

Bagian-bagian Theodolite

Untuk bisa bekerja secara optimal, theodolite memiliki tiga bagian penting seperti berikut ini.

Bagian Atas

Sejumlah fitur yang berada di bagian atas theodolite adalah teropong beserta dengan komponen
nivo, klem, dan penggerak halusnya.

Bagian ini juga dilengkapi dengan lingkaran vertikal, sumbu mendatar, alhidade vertikal, serta
nivo.

Bagian Tengah

Bagian tengah theodolite memiliki lebih banyak fitur seperti aldihade horizontal lengkap dengan
nivo, klem, dan penggerak halusnya.

Ada juga piringan lingkaran horizontal dan mikroskop pembacaan untuk komponen ini.

Fitur lain yang melengkapi bagian tengah adalah kaki penyangga sumbu mendatar serta klem
dan penggerak halus limbus.

Bagian Bawah

Jumlah fitur yang berada di bagian bawah theodolite sama dengan bagian atasnya.

Namun, pada bagian bawah ini fiturnya meliputi nivo berbentuk kotak, plat dasar, statip, dan
tribrach. Ada juga fitur lain seperti alat sentering optis dan skrup penyetel ABC.

Cara Kerja Theodolite

Pada dasarnya cara kerja dari theodolite tidak berbeda jauh dengan cara kerja perlengkapan
teleskop.

Theodolite mencakup sebuah teleskop yang dipasang pada piringan bulat sehingga pengguna
bisa memutar alat ini mengelilingi sumbu vertikalnya.

Dengan sistem kerja tersebut, pengguna akan lebih mudah dalam membaca sudut horizontal. Di
tempat teleskop dipasang juga dilengkapi dengan piringan kedua.

Hal ini memungkinkan teleskop pada theodolite untuk berputar mengelilingi sumbu
horizontalnya sehingga sudut vertikal juga bisa terbaca.

Salah satu yang sangat dibutuhkan dalam membaca hasil theodolite adalah ketelitian yang tinggi.

Alat ini lebih cocok digunakan untuk mengukur area yang luas karena lokasi yang berelief dan
memiliki perbedaan ketinggian signifikan lebih sulit untuk diukur.

Harga Theodolite

Harga theodolite sangat bervariasi di pasaran tergantung pada model dan merk alat tersebut.
Belum lagi fitur yang dibawanya serta jenis theodolite itu sendiri, manual atau digital. Theodolite
digital yang mampu menghasilkan akurasi tinggi tentu harganya lebih mahal.

Harga theodolite digital, pada umumnya berada di kisaran 16 juta hingga 18 juta. Namun,
theodolite jenis ini juga ada yang dijual pada harga sekitar 23 jutaan.

Sementara itu, harga versi manual dari theodolite adalah antara 1,4 hingga 2 jutaan.

Perbedaan Theodolite dan Waterpass

Meskipun theodolite dan waterpass adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kemiringan bidang, namun keduanya memiliki sejumlah perbedaan.

 Waterpass lebih cocok dipakai untuk untuk mengukur area yang lebih minimalis dan ringan
sedangkan theodolite biasanya digunakan untuk mengukur area yang luas.

 Dalam proses pengukuran, waterpass memiliki keterbatasan sebab tidak bisa dipakai untuk
menentukan koordinat titik pada pengukuran.

 Sementara itu, theodolite lebih banyak digunakan oleh orang-orang yang bekerja di lapangan
karena tak hanya mampu menentukan koordinat titik pengukuran tetapi juga membaca
tingkat elevasi dengan sangat baik.

 Bahkan, sudut yang sanggup dibaca melalui pengukuran theodolite adalah mencapai satuan
detik. Untuk itu, pengukuran yang dilakukan dengan theodoite hasilnya memang lebih
akurat. Maka, tak heran jika orang lebih sering menggunakannya untuk kebutuhan survei
lapangan.

 Pada umumnya, waterpass dimanfaatkan untuk mengukur kemiringan balok, kolom, serta
plat yang terdapat di lantai.

 Waterpass juga sering digunakan untuk membantu pengukuran tinggi pada proses
penulangan bangunan sehingga sesuai dengaan rencana awal pada struktur.

 Waterpass juga berfungsi untuk memastikan posisi lantai dalam keadaan datar dengan
mengukur tingkat ketebalan pada proses pengecoran.

 Theodolite secara fungsi mampu menjangkau area yang lebih luas sehingga lebih banyak
dipakai dalam pengukuran tanah, pemetaan situasi, bahkan mengamati matahari.

 Theodlite memang mampu menyajikan pengukuran yang lebih akurat, namun yang tak bisa
diabaikan dalam menggunakan theodolite adalah kesalahan yang mungkin terjadi selama
pengukuran. Sehingga untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan kalibrasi secara berkala agar
hasil pengukuran tetap akurat.

Anda mungkin juga menyukai