Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM III

PENGUKURAN WATERPASS
ILMU UKUR TANAH

Program Studi : S1 Geografi


Nama Matakuliah : Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Kode Matakuliah : DKKG-401
SKS :3
Dosen : Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si.
Dr. Arif Rahman Nugroho, M.Sc.
Dr. Ellyn Normelani, M.Pd., MS.
Selamat Riadi, M.Pd.
Karnanto Hendra Murliawan, ST.
Efrinda Ari Ayuningtyas, S.Si., M.Sc.

Lokasi : Kantor Badan Pertanahan Nasional Provinsi


Kalimantan Selatan

Bayu Ponco Purnawirawan 2010416310045


Renaldo Hermawan 2010416310054
Nia mutia 2010416320002
Rifka adawiah 2010416320015
Aisa nurulia hakim 2010416320019

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
ACARA

A. TUJUAN
1. Agar Mahasiswa dapat melakukan survei lapangan dengan
menggunakan alat theodolit

B. BAHAN DAN ALAT

1. Laptop
2. Data Pengukuran dengan alat theodolit
3. Theodolit
4. Kertas Milimeter Blok
5. Pensil

C. DASAR TEORI

Survei Waterpass. Survei ini dilakukan pada luasan yang sempit-


terbuka dan pekerjaan lapangannya hanya dilakukan dengan pengukuran-
pengukuran linear (jarak-jarak dengan alat theodolit). Kelemahannya:
survei sulit dilakukan pada tempat yang banyak hambatan seperti
pepohonan dan sulit dilakukan pada tempat-tempat padat. Survei ini
direkomendasikan untuk perencanaan pembangunan gedung, jalan, irigasi
dan saluran limbah.
Perlu diketahui, permasalahan survei bisa diatasi dengan
metod.metoda pengamatan yang berbeda dan dengan menggunakan
instrumen-instrumen yang berbeda. Jelasnya, pengukuran dua batas pojok
bidang tanah dapat dilakukan dengan metoda perkiraan, dengan langkah,
dengan stadia, dengan theodolit. Dari metode ini bisa menghemat waktu,
dana dan tidak mengejar ketelitian tinggi yang memang tidak diperlukan.
Namun, perlu diwaspadai, survei dikatakan gagal jika tidak memenuhi
ketelitian standar yang diinginkan.
Seorang surveyor harus mengetahui keseluruhan kerugian dan
keuntungan metod.metoda pengamatan yang berbed.beda dan juga
keterbatasan-keterbatasan instrumen. Umumnya, waktu dan dana terbatas.
Oleh karena itu, seorang surveyor harus mampu memilih metoda yang
menghasilkan akurasi yang cukup untuk maksud survei tertentu.
Dengan kata lain, seorang surveyor yang baik bukan seseorang yang
dapat melakukan pengukuran secara teliti, tetapi seseorang yang dapat
memilih dan menerapkan pengukuran yang cocok dengan syarat-syarat
ketelitian bagi tujuan pengukurannya.
D. CARA KERJA
1. Pengukuran Melintang terhadap Jalan.
2. Pengukuran Memanjang dengan mendirikan Alat berada di tengah2 titik
pengamatan.
3. Menggambar Sketsa Penampang Melintang serta Penampang
Memanjang dan Formulir Pengukuran.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kita melihat bahwa gambar di atas menunjukkan hasil pengukuran


waterpass di lapangan menggunakan alat theodolit di kantor BPN Kota
Banjarbaru. Pada gambar diatas hasil pengukuran titik 4 di bahu kiri jalan adalah
125o dan di bahu kanan jalan 302o , lalu pada titik 5 di bahu kiri jalan adalah 289 o
dan di bahu kanan jalan 113o, lalu pada titik 6 di bahu kiri jalan adalah 266o dan di
bahu kanan jalan 86o
F. KESIMPULAN

seorang surveyor yang baik bukan seseorang yang dapat melakukan


pengukuran secara teliti, tetapi seseorang yang dapat memilih dan
menerapkan pengukuran yang cocok dengan syarat-syarat ketelitian bagi
tujuan pengukurannya.
Pengukuran dengan theodolit menghasilkan koordinat, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Jarak langsung diperoleh dengan alat
theodolite.

G. DAFTAR PUSTAKA

NASIONAL, B. P. MODUL ILMU UKUR TANAH.


Jacobs, G. (2005). High Definiton Surveying: 3D Laser Scanning Use in
Building and Architectural. Professional Surveyor Magazine.

Anda mungkin juga menyukai