Anda di halaman 1dari 5

Jurnal

Jurnal Geografika (Geografi Manajemen Bencana)


©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM.
Geografika
(Geografi Manajemen Bencana)

ANALISIS DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN ARANIO,


KALIMANTAN SELATAN
Iskandar Zulkarnain, 2010416210014.
E-mail : nainiskndr@gmail.com
©2021 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM.

Abstrak: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 577 kejadian tanah longsor telah
terjadi di Indonesia sejak awal tahun 2017 pada tanggal 4 Desember 2017. Longsor juga melanda salah
satu kecamatan di , kecamatan Alanio di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, hingga menyebabkan
korban jiwa. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor, antara lain: B. Topografi,
tata guna lahan dan Kepadatan vegetasi. Pekerjaan konstruksi untuk pemukiman Bluff dan pertanian dapat
menyebabkan kemungkinan tanah longsor. Vegetasi berperan penting dalam mencegah terjadinya tanah
longsor. Oleh karena itu, untuk memprediksi lebih banyak kematian dan kerugian harta benda di kawasan
Alanio, perlu dilakukan survei untuk mengetahui kemungkinan terjadinya longsor. Pada penelitian ini,
ArcGIS 10.1 menerapkan morfologi kemiringan dan sudut untuk melakukan identifikasi kemungkinan
longsor dengan metode Slope and Morphology (SMORPH), dan citra Landsat 8 dengan metode NDVI untuk
kerapatan vegetasi. Hasil survei ini menunjukkan potensi longsor wilayah yang tersebar merata di selatan,
tengah dan utara kecamatan Alanio yang dominan selatan, tepatnya desa Tiwingan Lama dan desa Alanio.
Ada hubungan antara kerapatan vegetasi dengan potensi longsor yang tinggi 14%. Vegetasi yang rapat
dengan batang tanaman yang besar dan akar yang kuat dapat memiliki tingkat kelongsoran yang rendah
dan sebaliknya. Kerapatan vegetasi tanaman tertentu merupakan salah satu solusi untuk mencegah kerugian
fisik akibat kecelakaan maut dan longsor.
Kata Kunci: Longsor, Vegetasi, Kalimantan Selatan.
Abstract: The National Disaster Management Agency (BNPB) recorded 577 landslides had occurred in
Indonesia since early 2017 on December 4, 2017. The landslide also hit one of the sub-districts in , Alanio
sub-district in Banjar Regency, South Kalimantan, causing fatalities. Many factors can cause landslides,
including: B. Topography, land use and vegetation density. Construction work for Bluff settlements and farms
can lead to possible landslides. Vegetation plays an important role in preventing landslides. Therefore, in
order to predict more deaths and property losses in the Alanio area, a survey is needed to determine the
possibility of landslides. In this study, ArcGIS 10.1 applies slope and angle morphology to identify possible
landslides using the Slope and Morphology (SMORPH) method, and Landsat 8 imagery using the NDVI
method for vegetation density. The results of this survey indicate the potential for landslides in the area that
is spread evenly in the south, center and north of Alanio sub-district which is dominant in the south, to be
precise, Tiwingan Lama village and Alanio village. There is a relationship between vegetation density and a
high landslide potential of 14%. Dense vegetation with large plant stems and strong roots can have a low
landslide rate and vice versa. Density of certain plant vegetation is one solution to prevent physical losses
due to fatal accidents and landslides.
Keywords: Landslide, Vegetation, South Kalimantan.
A. PENDAHULUAN menggunakan pemanfaatan Sistem Informasi
Salah satu pembangunan nasional yang Geografis (SIG) yg bertujuan buat menaruh
penting dalam pembangunan nasional Indonesia keterangan lokasi-lokasi yg mempunyai risiko
adalah penataan ruang dan pembangunan bala tanah longsor. Pada kenyataannya Badan
lingkungan. Hal ini disebabkan karena penataan Penanggulangan Bencana Daerah belum
ruang dan aspek lingkungan yang terkait dengan mempunyai peta risiko bala. Padahal adanya
hampir setiap aktivitas dalam kehidupan manusia. pemetaan risiko bala sebagai sangat krusial pada
selalu dikaitkan dengan upaya melakukan penataan penanggulangan bala yg matang, terarah
pembangunan untuk memelihara fungsi & terpadu (Nugraha, 2013).
lingkungan, dan dikaitkan dengan pengembangan Pemetaan risiko bala merupakan aktivitas
tata ruang. Bencana alam merupakan galat satu pembuatan peta yg merepresentasikan pengaruh
kenyataan yg bisa terjadi setiap saat, dimanapun negatif yg bisa ada berupa kerugian materi & non
& kapanpun sebagai akibatnya mengakibatkan materi dalam suatu daerah jika terjadi bala
risiko atau bahaya terhadap kehidupan manusia, (Aditya, 2010).
baik kerugian mal juga korban jiwa manusia Diperlukan data yg valid dibutuhkan buat
(Nugroho. dkk, 2009). proses pemetaan risiko sebagai akibatnya bisa
Bencana tanah longsor adalah galat satu bala alam mempresentasikan syarat sebenarnya pada
geologi yg bisa mengakibatkan korban jiwa & lapangan.Sistem Informasi Geografis merupakan
kerugian material yg sangat besar, misalnya sistem keterangan spesifik yg mengelola data yg
terjadinya pendangkalan, terganggunya jalur mempunyai keterangan spasial (bereferensi
kemudian lintas, rusaknya huma pertanian, keruangan).
permukiman, jembatan, saluran irigasi & Atau pada arti yg lebih sempit merupakan
prasarana fisik lainnya. sistem personal komputer yg mempunyai
Pengertian tanah longsor itu sendiri kemampuan buat menciptakan, menyimpan,
merupakan perpindahan material pembentuk mengelola & menampilkan keterangan berefrensi
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, geografis, contohnya data yg diidentifikasi dari
atau material adonan tadi, berkecimpung ke lokasinya, pada sebuah database. Para praktisi jua
bawah atau ke luar lereng (SNI 13-7124-2005). memasukkan orang yg menciptakan &
Tanah longsor terjadi kerena terdapat gangguan mengoperasikannya & data menjadi bagian
kestabilan dalam tanah/ batuan penyusun lereng. menurut sistem ini.
Gangguan kestabilan lereng tadi bisa dikontrol Perkembangan Sistem Informasi
sang syarat morfologi (terutama kemiringan Geografis (SIG) bisa menyediakan keterangan
lereng), syarat batuan/tanah penyusun lereng, & data geospasial misalnya objek dipermukaan bumi
syarat hidrologi atau rapikan air dalam lereng. secara cepat, sekaligus menyediakan sistem
Secara generik insiden longsor ditimbulkan sang analisis keruangan yg akurat. Sehingga bisa
2 faktor yaitu faktor pendorong & faktor pemicu. dilakukan upaya mitigasi bertujuan mencegah
Faktor pendorong merupakan faktor-faktor yg risiko yg berpotensi sebagai bala atau mengurangi
mepengaruhi syarat material sendiri, sedangkan pengaruh menurut bala waktu bala itu terjadi.
faktor pemicu merupakan faktor yg
mengakibatkan bergeraknya material tadi. Potensi B. KAJIAN PUSTAKA
terjadinya dalam lereng tergantung dalam syarat Salah satu pembangunan nasional yang
batuan & tanah penyusunannya, struktur geologi, penting dalam pembangunan nasional Indonesia
curah hujan & penggunaan huma. Tanah longsor adalah penataan ruang dan pembangunan
biasanya terjadi dalam trend hujan menggunakan lingkungan. Hal ini disebabkan karena penataan
curah hujan yg tinggi. Tanah yg kasar akan lebih ruang dan aspek lingkungan yang terkait dengan
berisiko terjadi longsor lantaran tanah tadi hampir setiap aktivitas dalam kehidupan manusia.
memiliki kohesi agregat tanah yg rendah. selalu dikaitkan dengan upaya melakukan
Mengingat insiden bala alam pada pembangunan untuk memelihara fungsi
wilayah Kota Semarang beberapa akhir ini lingkungan, dan dikaitkan dengan pengembangan
misalnya tanah longsor yg terjadi pada beberapa tata ruang. Bencana alam merupakan galat satu
kecamatan. Dan jua dipandang menurut kenyataan yg bisa terjadi setiap saat, dimanapun
karateristik daerah Kota Semarang maka & kapanpun sebagai akibatnya mengakibatkan
dilakukan pemetaan wilayah risiko tanah longsor risiko atau bahaya terhadap kehidupan manusia,
baik kerugian mal juga korban jiwa manusia D. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Nugroho. dkk, 2009). Persebaran Wilayah Rawan Longsor
Kecamatan Aranio memiliki wilayah rawan
Pengertian tanah longsor itu sendiri longsor berdasarkan tiga tingkatan yaitu
merupakan perpindahan material pembentuk kerawanan rendah, sedang dan tinggi . Sebaran
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, wilayah rawan longsor itu sendiri cenderung
atau material adonan tadi, berkecimpung ke merata, dimana jika dilihat pada peta di bawah,
bawah atau ke luar lereng (SNI 13-7124-2005). wilayah rawan longsor dengan rating tinggicukup
Tanah longsor terjadi kerena terdapat gangguan dominan di tengah, dan dari bagian selatan terus
kestabilan dalam tanah/ batuan penyusun lereng. ketimur laut Kabupaten Aranio. Memang, dilihat
Gangguan kestabilan lereng tadi bisa dikontrol dari kemiringan , bagian tengah dan selatan timur
sang syarat morfologi (terutama kemiringan laut kabupaten Aranio memiliki nilai 250 n > 0%
lereng), syarat batuan/tanah penyusun lereng, & tipe bukit terjal/sangat curam (Bermana, I. 2006)
syarat hidrologi atau rapikan air dalam lereng. dan morfologi lerengsangat curam. nilai andlt; 0,1
Secara generik insiden longsor ditimbulkan sang dimasukkan ke dalam bentuk cekung sehingga
2 faktor yaitu faktor pendorong & faktor pemicu. jika mengacu pada matriks SMORPH maka
Faktor pendorong merupakan faktor-faktor yg daerah tersebut termasuk dalam daerah potensial
mepengaruhi syarat material sendiri, sedangkan kejadian longsor intens. Demikian pula dengan
faktor pemicu merupakan faktor yg tingkat kerawanan sedang dengan probabilitas
mengakibatkan bergeraknya material tadi. Potensi longsor magnitudo cukup tinggi dan tingkat
terjadinya dalam lereng tergantung dalam syarat rendah dengan probabilitas longsor yang jarang
batuan & tanah penyusunannya, struktur geologi, atau tidak pernah terjadi.
curah hujan & penggunaan huma. Tanah longsor Kerentanan sedang cenderung tersebar
biasanya terjadi dalam trend hujan menggunakan secara acak di sebagian besar wilayah kabupaten
curah hujan yg tinggi. Tanah yg kasar akan lebih Aranio dan kerentanan rendah mendominasi di
berisiko terjadi longsor lantaran tanah tadi wilayah utara-tengah kabupaten Aranio, di mana
memiliki kohesi agregat tanah yg rendah. hal itu terjadi karena tingkat kerentanan yang
Mengingat insiden bala alam pada wilayah Kota tinggi, kemiringan dan morfologi lereng.
Semarang beberapa akhir ini misalnya tanah
longsor yg terjadi pada beberapa kecamatan. Dan
jua dipandang menurut karateristik daerah Kota
Semarang maka dilakukan pemetaan wilayah
risiko tanah longsor menggunakan pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis (SIG) yg bertujuan
buat menaruh keterangan lokasi-lokasi yg
mempunyai risiko bala tanah longsor. Pada
kenyataannya Badan Penanggulangan Bencana
Daerah belum mempunyai peta risiko bala.
Padahal adanya pemetaan risiko bala sebagai Gambar 1. Wilayah Rawan Longsor Kecamatan
sangat krusial pada penataan penanggulangan bala Aranio
yg matang, terarah & terpadu (Nugraha, 2013).
Pemetaan risiko bala merupakan aktivitas Berdasarkan ketiga kelas tersebut, desa dengan
pembuatan peta yg merepresentasikan pengaruh kejadian /longsor tertinggi adalah Desa Aranio
negatif yg bisa ada berupa kerugian materi & non dan Desa Tiwingan Lama. Kedua desa yang
materi dalam suatu daerah jika terjadi bala berjumlah tersebut berada pada wilayah dengan
(Aditya, 2010). kemiringan lereng terjal 250 n > 0% dan morfologi
cekung sebesar . Berdasarkan hasil wawancara
C. METODE PENELITIAN dengan masyarakat setempat, jumlah kejadian
longsor sebanyak kali dalam tahun terakhir di
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini Tiwingan Lama desa ini lebih tinggi dibandingkan
adalah dengan melakukan kajian pustaka. desa Aranio, hal ini kemungkinan karena
pengaruh curah hujan yang tinggi pada musim
hujan , serta kurangnya vegetasi untuk bertahan Gambar 8 yang mengakibatkan kerugian material
hidup. beradaptasi dengan air hujan yang mengalir dan penutupan jalan.
ke dalam tanah, ataumkarena pohon-pohon habis Peristiwa longsor yang mengakibatkan
karena terbakar di musim kemarau, sehingga kerusakan harta benda terjadi di Desa Tiwingan
ketika memasuki musim hujan, air mengalir Lama, kendaraan rusak seperti sepeda motor,
secara alami tanpa ada penghalang yang meresap mobil dan bangunan balai masyarakatyang rusak
ke dalam tanah. akibat longsor di teras Masjid Amar Bin Yasir.
Selain itu, longsor di subdivisi Aranio berpotensi
Hubungan Antara Kerapatan Vegetasi dan merusak bendungan Riam Kanan, informan kunci
Longsor mengatakan jika bendungan rusak, dipastikan
hampir seluruh wilayah Kalsel akan terendam
Berdasarkan data survey lapangan, kerapatan banjir.
vegetasi dan longsor memiliki hubungan tetapi Jalan utama kelurahan Aranio tergolong
tidak secara global karena terdapat beberapa unik dan melewati dua desa yaitu desa Aranio dan
tempat di kecamatan Aranio seperti desa Tiwingan desa Tiwingan Lama , sedangkan jalan menuju 10
Lama yang pada peta memiliki kerapatan sejati, desa lainnya melalui kelotok. Ketika memasuki
material padat, tetapidibawa ke dataran tinggi kawasan desa lama Tiwingan, ada jalan yang
untuk tanah longsor. Hal ini dapat terjadi karena membelah bukit, dimana jika bukit tergelincir dan
beberapa faktor, seperti jenis vegetasi yang ada, menutupi jalan, 10 desa lainnya termasuk desa
meskipun rapat, vegetasinya hanya terdiri dari Tiwingan Lama akan terputus.
pohon-pohon kecil, perdu/gulma, sehingga sangat
berisiko terjadi longsor. Selain , ada faktor lain Kesimpulan
seperti hujan deras terus menerus di tempat-
tempat dengan kemiringan terjal yang memicu
longsor. E. UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah
Dampak Longsor SWT ,karena kehendak dan ridhaNya peneliti
dapat menyelesaikan artikel ini. Adapun dalam
Longsor di Kecamatan Aranio dapat berdampak kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
langsung pada masyarakat. banyak terima kasih kepada Dr.Arif Rahman
Berdasarkan hasil survei dan wawancara Nugroho,M.Sc. selaku dosen pengajar mata kuliah
lapangan, ditemukan bahwa tanah longsor di Manajemen Bencana.
Kecamatan Aranio memiliki dampak ganda selain
hutan, pertanian dan semak belukar. Sejauh ini, REFERENSI
menurut hasil wawancara dengan informan kunci, PRATIKNYO, Puji (2012) KERAWANAN
tidak ada longsor yang mengakibatkan korban LONGSOR DI KABUPATEN KUTAI
jiwa. KARTANEGARA KALIMANTAN
TIMUR. In: Simposium dan Seminar
Nasional Geomekanika ke-1 Tahun 2012
Menggagas Masa Depan Rekayasa batuan
dan Terowongan di Indonesia, 25 Juni
2012, YOGYAKARTA.
Dan, A. S. W. R. L. ANALISIS SPASIAL
WILAYAH RAWAN LONGSOR DAN
HUBUNGANNYA DENGAN TUTUPAN
VEGETASI DI KABUPATEN BANJAR,
Gambar 2. Penggunaan Lahan di Kecamatan KALIMANTAN SELATAN.
Aranio Sulistyani, K. F., & Irianto, D. B. (2021,
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, December). Kajian Risiko Bencana Banjir
terdapat beberapa titik merah seperti terlihat pada dan Tanah Longsor untuk Desa-Desa di
DAS Sembakung, Nunukan Kalimantan
Utara. In Prosiding SENTIKUIN (Seminar
Nasional Teknologi Industri, Lingkungan
dan Infrastruktur) (Vol. 4, pp. B1-1).
Shofwan, M., Nugroho, A. R., Prasakti, Y., Fitria,
N. N., & Azmi, L. (2021). MITIGASI
BENCANA PADA MASYARAKAT
TRADISIONAL KAMPUNG AIR
KELURAHAN MANTUIL KOTA
BANJARMASIN. Jurnal Geografika
(Geografi Lingkungan Lahan Basah), 2(2),
79-90.

Anda mungkin juga menyukai