Anda di halaman 1dari 6

PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN KENDUNG COWEK

MENGGUNAKAN KONSEP LAND READJUSTMENT

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


Iskandar Zulkarnain
2010416210014

Program Studi Geografi, FISIP, Universitas Lambung Mangkurat


Jl.Brigjen H, Hasan Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin Utara
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123
E-mail : nainiskndr@gmail.com

ABSTRAK
Konsep land readjustment merupakan salah satu konsep penilaian sumberdaya lahan yang
berkaitan dengan pengelolaan lahan berbasis reklamasi lahan itu sendiri. Artinya lahan
yang sebelumnya tidak dimanfaatkan secara optimal akan dikembangkan kembali
(dioptimalkan) untuk memberikan manfaat lebih. Struktur dalam konteks ini tidak
terbatas pada pengelolaan lahan, tetapi juga pada struktur organisasi pengelolaan,
kegiatan dan fasilitas di atas lahan. Pengelolaan program ini dapat dilakukan secara
bersama-sama atau sepihak oleh pihak swasta atau oleh pemerintah sendiri. Di Indonesia,
program land readjustment belum terlalu familiar terlebih dalam penyelesaian
permasalahan tata kelola lahan. Namun terdapat satu jurnal yang membahas mengenai
arahan penataan lahan di perkotaan menggunakan konsep land readjustment.

Kata Kunci : Land readjustment, pengelolaan


PENDAHULUAN

Permukiman Kawasan kumuh merupakan salah satu dari permasalahan yang


dihadapi kota-kota berkembang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, permukiman
kumuh merupakan bagian pembangunan perkotaan yang terabaikan. Pada tahun 2015,
permukiman kumuh di Indonesia mencapai luas 38.31 Ha atau sekitar 10 dari total luas
permukiman. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka dengan laju pembangunan yang
konstan, kebutuhan rumah pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai lebih dari dari
30 juta unit baru, jika tidak maka akan menyebabkan peningkatan permukiman kumuh
akibat jumlah penduduk yang padat.

Sebagai kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia dan pusat ekonomi


Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya memiliki tingkat pertumbuhan penduduk 0,52%
setiap tahun. Laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tinggi sebesar jiwa di
Kota Surabaya tidak sesuai dengan jiwa yang memiliki rumah cukup, terutama jiwa yang
berpenghasilan rendah. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut menyebabkan
adanya permukiman kumuh. Sesuai dengan SK Walikota Surabaya n°
188.5/13/36.1.2/2015 tentang Kawasan Prioritas Peningkatan Kualitas Perumahan dan
Habitat Tahun 2015, di Kota Surabaya, 26 kelurahan kelurahan ditetapkan pada 18. sub-
kawasan dengan luas total 15,89 ha menjadi kawasan kumuh , sedangkan pada tahun 2017
menjadi 299 ha . Di antara kawasan kumuh yang ada, Pemerintah Kota Surabaya
menetapkan kawasan prioritas untuk peningkatan kualitas rumah dan permukiman
berdasarkan studi tentang identifikasi kawasan prioritas untuk pengembangan dan
pengembangan. lingkungan perumahan dan bangunan sampai kota Surabaya oleh Badan
Perencanaan dan Pengembangan Kota Surabaya . Kawasan prioritas ini merupakan
kawasan pemukiman yang terletak di kota Surabaya karena potensi, permasalahan dan
karakteristik perlu dibenahi terlebih dahulu.

Pemodelan Land Readjustment adalah teknik di mana sekelompok pemilik lahan


perkotaan yang ada berkumpul untuk perencanaan terpadu. Layanan dan distribusi tanah
dilakukan dengan membagi semua biaya dan manfaat di antara pemilik tanah.
Pembangunan kota kumuh dengan menggunakan metode plot tanah pembangunan
kembali telah menyebabkan pemilik tanah untuk menyerahkan sebagian tanah mereka
untuk teratur, peralatan dan infrastruktur dasar telah dibangun untuk lingkungan, dan
digunakan untuk fasilitas lingkungan atau umum. instalasi menjawab kemungkinan area
perumahan. Pengembangan lahan secara keseluruhan untuk disesuaikan pada tingkat
60% untuk pemilik dan 0% untuk pekerjaan umum atau proporsi lainnya yang
disepakati, selama proses pembangunan dilaksanakan bersama dengan kesepakatan
semua pihak . Oleh karena itu, dari skenario permukiman kumuh dengan metode land
readjustment diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup jiwa masyarakat di
Kedungcowek.
.

METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
rasionalistik. Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan jenis penelitian
mixed method yaitu kualitatif dan kuantitatif.

2. Menganalisis Faktor Yang Berpengerauh Dalam Penerapan Konsep Land


Readjustment Di Permukiman Kumuh Kelurahan Kedungcowek.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan konsep
penyesuaian kembali lahan , pemangku kepentingan mengisi kuesioner dengan
menggunakan teknik sampling yang ditargetkan. Setelah menjumlahkan dan
menghitung hasil skoring untuk masing-masing variabel berdasarkan kuesioner,
nilai pembobotan dari variabel hasil akan digunakan sebagai faktor yang
mempengaruhi konsep penyesuaian tanah. . Proses pembahasan pemfaktoran
dilakukan dengan proses analisis deskriptif teoritis . Analisis Deskriptif Teoretis
adalah analisis yang dilakukan untuk memberikan deskripsi mendalam tentang
objek penelitian disertai dengan pembahasan yang sesuai dengan teori-teori
terkait.
3. Merumuskan Skenario Penataan Permukiman Kumuh Dengan Konsep Land
Readjutment Di Kelurahan Kedungcowek
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan konsep land
readjustment , dapat ditentukan aspek mana dari yang akan dibentuk terhadap
struktur permukiman kumuh , yang kemudian akan diteliti. menyaring perjanjian
dengan pemilik tanah terkait dengan mekanisme yang menerapkan konsep
penyesuaian kembali tanah. Proses pencarian kesepakatan sendiri dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner pilihan untuk mengimplementasikan konsep
yang diterapkan. Dari kuesioner, pemilik tanah dapat memilih opsi yang
diinginkan dalam penerapan konsep ini. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil
wawancara , sehingga dapat dirumuskan skenario penataan permukiman kumuh
Desa Kedungcowek menggunakan konsep land readjustment.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Karakteristik Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kedungcowek


Analisis ini diawali dengan mengidentifikasi karakteristik permukiman
kumuh Kelurahan Kedungcowek. Identifikasi karakteristik dilakukan dengan
observasi lapangan dan kuisioner ke masyarakat penghuni permukiman.

2. Analisis Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penerapan Konsep Land Readjustment


Di Permukiman Kumuh Kelurahan Kedungcowek.
Dalam analisis faktorial, kami mencatat dari variabel yang dipilih dalam
tinjauan literatur yang berdampak pada penelitian. Variabel yang digunakan
sebanyak variabel yaitu ketersediaan prasarana pendukung untuk permukiman,
ketersediaan fasilitas penunjang permukiman nelayan, mata pencaharian, kondisi
bangunan tempat tinggal, perumahan, tingkat kepadatan bangunan , status
kepemilikan kavling hunian, relevansi subdivisi dan kegiatan perencanaan plot
tanah.
3. Merumuskan Skenario Penataan Permukiman Kumuh Dengan Konsep Land
Readjustment Di Kelurahan Kedungcowek
Orientasi struktural permukiman kumuh yang dibangun pada tahun
didasarkan pada hasil telaah literatur tentang konsep land readjustment pada tahun
, karakter permukiman kumuh nelayan, dan hasil penapisan aspirasi masyarakat
terkait pembangunan. konsep penataan kembali tahun . Untuk membentuk arah
pengembangan kawasan kumuh dengan land readjustment pada permukiman
penduduk kumuh di Kedungcowek, metode yang digunakan adalah analisis
deskriptif. Pembangunan marka difokuskan pada masing-masing cluster hasil
pemetaan fitur, khususnya cluster 1 dan 2.

Dari karakteristik grade 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa pengembangan


kawasan kumuh Kedungcowek menggunakan konsep land readjustment pada
kedua cluster memiliki perlakuan yang berbeda. Dengan bidang tanah terbatas
yang termasuk dalam cluster 1. tidak memenuhi syarat untuk kontribusi tanah
untuk cluster ini, mekanisme kontribusi tanah lebih tepat diterapkan di cluster 2.
asalkan lahannya lebih besar untuk memungkinkan izin untuk membawa sebagian
tanah. untuk kepentingan publik. Untuk tujuan ini, preferensi masyarakat
dipertahankan untuk % dari mekanisme kontribusi lahan. Survei ini hanya
ditujukan untuk pemilik tanah di cluster 2.

Menurut Peraturan Menteri Perumahan Rakyat no.648-384 tahun 1992,


no.739/KPTS/1992, no.09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan
Perumahan dan Pemukiman,komposisi fasilitas umum dan permukiman adalah
60% untuk rumah dan 40% fasilitas umum. Meski begitu, perbandingan
persentase tersebut tergantung luas kompleks permukiman yang ada. Untuk
permukiman skala kecil, lahan fasilitas umum bisa 20-30 % dari total lahan.
Melihat pembagian lahan pada konsep land readjustment yang berorientasi pada
pembagian lahan akhir 60% untuk permukiman, 30% fasilitas umum dan 10%
sisanya untuk lahan cadangan, maka dalam penjaringan kesepakatan masyarakat
mengenai pembagian lahan dilaksanakan dengan menyebar kuesioner yang
didalamnya terdapat pilihan skema pembagian persentase kontribusi lahan ang
nantinya masyarakat dapat memilih sesuai dengan kehendak mereka, berikut
ketiga pilihan tersebut :

- Pilihan 1 : 75% untuk pemilik lahan dan 25% untuk kepentingan umum
- Pilihan 2 : 70% untuk pemilik lahan dan 30% untuk kepentingan umum
- Pilihan 3 : 60% untuk pemilik lahan dan 40% untuk kepentingan umum.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah Permukiman kumuh
Kedungcowek terindikasi pada dengan ketidakjelasan legitimasi tanah pemukiman,
kondisi fisik bangunan yang kurang baik dan tidak adanya angkutan umum untuk
menunjang kebutuhan aglomerasi nelayan yang berdampak pada keadaan infrastruktur
dasar yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis . Perlu dukungan penduduk. Oleh karena
itu, perlu membangun kembali kawasan kumuh dengan menggunakan konsep land
readjustment.

DAFTAR PUSTAKA

Ardi, A. (2018). Arahan Penataan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kedungcowek


Surabaya Menggunakan Konsep Land Readjustment (Doctoral dissertation,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

Lusy Indria. (2021). Konsep Land Readjustment: Land Readjustment dalam Tata Kelola
Lahan. Link :
https://www.kompasiana.com/lusyindria/6092c6028ede48272a4c94f3/konse
p-land-readjustment-bedah-jurnal-terkait-land-readjustment-dalam-tata-
kelola-lahan (15/11/2021)

Anda mungkin juga menyukai