Anda di halaman 1dari 121

LAPORAN

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH II

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum ilmu ukur tanah II
Dosen Pembimbing :Abdul Haris Setiawan, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. Arfinanta Jaya (K1511006)


2. Fitriyah Sofyani (K1511015)
3. Handri Radete K (K1511017)
4. Ikhtyar bagus Y (K1511018)
5. Rendar Avi N (K1511043)
6. Serly Sovia L (K1511048)

PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2013

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 i


LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK ILMU UKUR TANAH II

LaporanKelompok 5 Mata KuliahPraktikumIlmuUkur Tanah II initelahdiperiksa,


ditelitikebenarannya, dandisahkanpada :

Hari : Selasa

Tanggal : 16 Juli 2013

Tempat : Kampus V UNS Pabelan Surakarta

Disetujui,

Dosen Pembimbing

Abdul Haris Setiawan, S.Pd, M.Pd.


NIP. 198003242005011002

Mengetahui,

KoordinatorPraktek Ketua Laboratorium PTB

Budi Siswanto, S.Pd.,M.Ars. Drs. Guntur Siamsono


NIP. 197208052005011001 NIP. 19580324199301001

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 ii


KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hiayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktikum Ilmu
Ukur Tanah II.
Penyusun Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II ini dalam rangka memenuhi
tugas Praktikum Ilmu Ukur Tanah II yang diharapkan akan menambah
perbendaharaan ilmu bagi pribadi penyusun maupun pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari pula bahwa terselesaikannya penyusunan Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah II ini tidak luput dari motivasi, bantuan serta andil yang tidak
sedikit dari berbagai pihak yang sangat berarti. Untuk itu tidak berlebihan bila
sekiranya ucapan terima kasih yang tulus dengan rasa hormat penulis haturkan
kepada :
1. Bapak Bambang Sulistyo Budi selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu
Ukur Tanah II.
2. Bapak Abdul Haris Setiawan, M.Pd selaku dosen Pembimbing Praktium
Ilmu Ukur Tanah II.
3. BapakBudi Siswanto, S.Pd.,M.Ars.selakudosenKoordinatorIlmuUkur
Tanah II
4. Kedua orang tua dan semua keluarga atas semua dukungannya baik
material dan spiritual.
5. Teman-teman PTB atas semua bantuan dan dukungannya.
Penyusun menyadari masih adanya kesalahan serta kekurangan dalam
penyusunan Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II ini.Oleh karena itu koreksi,
kritik serta saran selalu penyusun harapkan dari semua pihak. Terakhir, semoga
apa yang terdapat dalam hasil penyusunan ini, dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang bersangkutan.
Surakarta, Januari 2013

Tim penusun

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 iii


PERSEMBAHAN

Laporanini kami persembahkanuntuk :

Almamater

Orang tua kami

Rekan-rekanPTB/S ‘11

Kakakdanadiktingkat kami

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 iv


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PENGESEHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

LEMBAR KONSULTASI ............................................................................. iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

ISI LAPORAN ............................................................................................... 1

BAB I PENGUKURAN SUDUT SECARA REITERASI ............................ 1

BAB II PENGUKURAN SUDUT SECARA REPETISI .............................. 18

BAB III PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP ...................................... 32

BAB IV PENGUKURAN POLIGON TERBUKA ....................................... 49

BAB V PERHITUNGAN CROSS ................................................................ 66

BAB VI PENGUKURAN SITUASI DI LAPANGAN ................................ 79

BAB VII PENGUKURAN DETAIL DILAPANGAN .................................. 99

PENUTUP ...................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 114

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 v


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Reiterasi

Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Reiterasi

Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Jarak dan Beda Tinggi

Tabel 2.1 Hasil Pengukuran Repetisi

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Repetisi

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Poligon Tertutup

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Koordinat Poligon Tertutup

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Profil Memenjang Poligon Tertutup

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Poligon Terbuka

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Koordinat Poligon Terbuka

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Profil Memanjang

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Cross

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Tinggi Titik Cross

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Koordinat Cross

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Profil Melintang Cross

Tabel 6.1 Hasil Pengukuran Detail

Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Tinggi Titik Detail

Tabel 6.3 Hasil Perhitungan Koordinat Detail

Tabel 7.1 Hasil Pengukuran Situasi

Tabel 7.2 Hasil Perhitungan Tinggi Titik Situasi

Tabel 7.3 Hasil Perhitungan Koordinat Situasi

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 vi


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Reiterasi (Sudut Biasa)

Gambar 1.2 Reiterasi (Sudut Luar Biasa)

Gambar 2.1 Repetisi

Gambar 3.1 Poligon Tertutup

Gambar 3.2 Penampang Memanjang Poligon Tertutup

Gambar 3.3 Profil Memenjang Keliling

Gambar 4.1 Poligon Terbuka

Gambar 4.2 Penampang Memanjang Poligon Terbuka

Gambar 4.3 Profil Memanjang Poligon Terbuka

Gambar 5.1 Cross

Gambar 5.1 Penampang Melitang Cross Titik 1

Gambar 5.2 Profil Melintang Cross Titik 1

Gambar 5.3 Penampang Melintang Cross Titik 2

Gambar 5.4 Profil Melintang Cross Titik 2

Gambar 5.5 Penampang Melintang Cross Titik 3

Gambar 5.6 Profil Melintang Cross Titik 3

Gambar 5.7 Penampang Melintang Cross Titik 4

Gambar 5.8 Profil Melintang Cross Titik 4

Gambar 6.1 Detail

Gambar 6.2 Kontur

Gambar 7.1 Peta Situasi

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 vii


Praktikum Ilmu Ukur Topik :
Lembar Kerja
Tanah I Pengukuran Sudut

Program : PTB
Pengukuran sudut cara Waktu : 6 x 50 menit
Jurusan : PTK
Reiterasi (3 sks)
Semester : IV
Menggunakan Alat Hari : Kamis
Theodolit Sokkia DT Tanggal : Maret 2018
Universitas Sebelas
6 Kelompok : 4
Maret

A. Standart Kompetensi
Melaksanakan pekerjaan survei menggunakan alat ukur tanah

B. Kompetensi Dasar
Mengukur sudut cara Reiterasi menggunakan alat Theodolit.

C. Indikator
1. Menyebutkan langkah – langkah pengukuran sudut mendatar cara
reiterasi di lapangan.
2. Mengoprasikan pesawat Theodolit Sokkia DT 6 dalam pengukuran
sudut mendatar cara reiterasi.
3. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian
pengukuran sudut mendatar cara reiterasi di lapangan.
4. Menggambarkan hasil data pengukuran di lapangan.

D. Pendahuluan
Dalam praktik ilmu ukur tanah ketelitian hasil pengukuran sangat
penting, tetapi karena berbagai faktor, hasil pengukuran sering terjadi
kesalahan terutama pembacaan sudut.

1
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Salah satu cara meminimalisir kesalahan tersebut adalah dengan
menggunakan cara reiterasi. Dengan cara ini sudut dilapangan diukur
sebanyak dua kali. Menggunakan pengukuran biasa dan luar biasa.
Sehingga sudut yang didapat lebih teliti dan hasil pengukurannya akan
lebih maksimal.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan langkah – langkah pengukuran sudut mendatar cara
Reiterasi dilapangan.
2. Mengoperasikan Pesawat Theodolite Sokkia DT 6 dalam
pengukuran sudut mendatar cara Reiterasi dilapangan.
3. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian
pengukuran sudut dilapangan.
4. Menggambarkan hasil data pengukuran dilapangan.

F. Alat yang digunakan


1. Pesawat Theodolite Sokkia DT 6 : 1 buah
2. Statif : 1 buah
3. Baak ukur : 1 buah
4. Rol meter : 1 buah
5. Payung : 1 buah
6. Alat tulis : secukupnya
7. Alat hitung : secukupnya
8. Jalon/patok : 8 buah
9. Unting – unting : 1 buah

G. Tindakan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)


1. Memperhatikan petunjuk dari pembimbing.
2. Mengikuti petunjuk dari pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan
dalam praktek.
3. Memakai pakaian praktek sesuai aturan.

2
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
4. Menggunakan peralatan praktek dengan baik dan hati – hati.
5. Mameriksa peralatan praktek sebelum dan sesudah praktek.
6. Meletakkan alat prakte di tempat yang aman.
7. Menggunakan alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.

H. Lokasi Pengukuran
Lapangan Depan Ruang Praktikum/Bengkel PTM dan PTB Baru Kampus
V FKIP UNS Pabelan.

I. Langkah Kerja
1. Memperhatikan dan mendengarkan petunjuk serta pengarahan dari
pembimbing.
2. Menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk praktek situasi di lapangan.
3. Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat yang akan digunakan di
lapangan.
4. Membuat sketsa gambar lokasi yang akan digunakan untuk situasi di
lapangan.
5. Menentukan titik P sebagai kedudukan pesawat.
6. Mendirikan statif dan memasang unting-unting pada statif.
7. Mendatarkan statif dan membuat posisi ujung unting-untingtepat diatas
patok, dengan cara:
a. Mendirikan statif yang sudah dipasang unting-unting diatas patok.
b. Mengatur meja statif dalam posisi datar dengan mengatur
ketinggian kaki statif ( pengontrolan kedataran statif yaitu dengan
dibidik oleh salah satu orang dan dibantu juga dengan
menggunakan kapur atau bolponit dengan cara menempatkannya
pada tiga sisi statif, apabila sudah datar maka kapur atau bolpin
maka tidak akan bergerak, dan sebaliknya. Jika meja statif sudah
datar kunci klep statif sampai kencang).
c. Mengatur posisi statif supaya posisi ujung unting unting berada
tepat di atas patok.

3
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
d. Menguatkan berdirinya statif dengan cara menginjak ketiga
tumpuan kaki statif oleh tiga orang secara bersamaan.
e. Mengatur tinggi statif dengan tinggi pembidik dengan mengatur
ketinggian klep statif sekaligus dicek kedataran meja statifnya.
8. Memasang pesawat SOKKIA DT-6 ditengah meja
statifkemudiankencangkan sekrup yang menghubungkan
pesawatdenganmeja statif supaya pesawat tidak mudah goyah
9. Mengatur nivo dan kedataran pesawat, dengan langkah:
1) Menengahkan gelembung nivo agar pesawat datar
a) Mengatur posisi AS teropong pesawat agar sejajar dengan
sekrup A dan B nivo tabung. Putarlah kedua sekrup
kedudukannya sejajar nivo tabung misanya sekrup A dan B
dengan cara putar arah keluar atau masuk sampai gelembung
berada ditengah
b) Pesawat diputar 180 derajat putarsekrup A dan B arah masuk
atau keluar hingga gelembung masuk ditengah
c) Pesawat diputar 90 derajat dan gelembung nivo ditengahkan
dengan cara memutar sekrupyang belum digunakan
d) Putar pesawat kesegala arah jika nivo belum ditengah lakukan
langkah seperti nomor 8 a – c.
e) Menyetel gelembung nivo tabung menggunakan sekrup A dan
B. arahkan agar posisi gelembung berada pada tengah tengah
garis indeks nivo tabung. Jika sudah berada di tegah - tengah
garis indeks.

4
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
f) Putar 90 derajat dan arahkan lagi gelembung nivo agar berada
di tengah – tengah garis indeks nivo tabung dengan
menggunakan skrup C

g) Putar lagi pesawat 90 derajat untuk memastikan nivo tidak


bergeser dari tengah-tengah garis indeks nivo tabung
h) Jika gelembung neivo tidak berada di tengah-tengah,ikuti
langkah berikut:
1. Putar sekrup A dan B,untuk menggeser gelembung
untuk sedikit ke tengah.
2. Putar pesawat 90 derajat kemudian putar sekrup C
untuk menggeser gelembung nivo supaya berada di
tengah.
i) Mengecek apakah gelembung berada di tengah – tengah garis
indeks nivo tabung dan nivo kotak dengan memutar pesawat
ke segala arah untuk memastikan gelembung nivo selalu
berada di tengah.

10. Menyetel arah vertikal 90derajat dan horizontal dengan cara sekrup
pengunci arah vertikal dikendorkan kemudian teropong diputar

5
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
disejajarkan dengan badan pesawat atau kearah zenith dan kencangkan
sekrup pengunci vertikal
11. Mengutarakan teropong pada zenith dengan melihat kompas, jika jarum
kompas sudah berada ditengah garis indeks berarti pesawat sudah
mengarah ke utara lalu kencangkan kunci arah vertikal

12. posisi arah utara sudah diketahui putar pengunci horizontal pesawat.
13. sebelum menaikkan tombol On/Off pastikan posisi lensa Obyektif
Berada di bawah atau menghadap kebawah untuk mengeset 0 derajat
sudut vertical kemudian untuk menyalakan pesawat buka kunci vertikal
dan pesawat siap digunakan untuk melakukan pengkuran.
14. Menentukan titik A,B,C,D dan E dengan sembarang.
15. Memberi tanda titik tersebut dengan patok/paku/pewarna untuk
sementara waktu.
16. Membidik baak ukur dari titik A sampai E yang sudah diberi tanda
dengan patok.
17. Mengarah kan teropong pesawat tepat ke arah baak ukur dan membaca
benang atas, benang tengah, benang bawah, dan sudut horizontal.
18. Mengontrol jarak optis P – A sampai P – E dengan rumus ( Ba – Bb ) x
Ba+Bb
100 mm dan mengontrol bacaan benang tengah dengan rumus =
2

Bt
19. Pembidikan luar biasa dengan cara :

6
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
20. Memutar teropong 180o arah vertikal dari keadaan lurus 90° terhadap
sumbu teropong diubah menjadi 270o, kunci skrup pengunci arah
vertical, gunakan penggerak halus untuk mendapatkan posisi yang tepat.
21. Membidik titik – titik pada penanda yang sudah dibuat.
22. Membaca nonius dari titik E’ ke titik A’( kebalikan dari pembidikan
biasa sebelumnya ).
23. Mengikat pesawat dengan titik tetap (bangunan) disekitar pesawat.
24. Memasukan data hasil pengukuran perhitungan diatas dari data hasil
pengukuran di lapangan.
25. Menggambar peta hasil pengukuran dan perhitungan dari data hasil
pengukuran di lapangan.
26. Memeriksa kembali alat –alat praktek kemudian mengembalikan di lab.

7
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
J. Data Hasil Pengukuran

Pembacaan
No. Tinggi Gambar
Benang Nonious Vertikal
Titik Pesawat Praktikum
A T B
A 1595 1545 1495 202o50’20”
B 1565 1515 1465 225o24’40”
Bi C 1550 1500 1450 250o42’40” 1450 90o
D 1530 1480 1430 280o18’00”
E 1520 1470 1420 305o47’40”
E’ 1520 1470 1420 124o59’00”
D’ 1530 1480 1430 100o20’40”
LBi C’ 1550 1500 1450 070o30’20” 1450 270o
B’ 1565 1515 1465 045o41’20”
A’ 1595 1545 1495 022o53’40”

8
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
K. Perhitungan
1. Perhitungan jarak optis (d) pesawat biasa
a) dA = (Ba – Bb) x 100
= (1595–1495) x 100
= 10.000 mm = 10 m
b) dB = (Ba – Bb) x 100
= (1565–1465) x 100
= 10.000 mm =10 m
c) dC = (Ba – Bb) x 100
= (1550–1450) x 100
= 10.000 mm =10 m
d) dD = (Ba – Bb) x 100
= (1530–1430) x 100
= 10.000 mm =10 m
e) dE = (Ba – Bb) x 100
= (1520–1420) x 100
= 10.000 mm =10 m
2. Perhitungan jarak optis (d) pesawat luar biasa
a) dA’ = (Ba – Bb) x 100
= (1595–1495) x 100
= 10.000 mm = 10
b) dB’ = (Ba – Bb) x 100
= (1565–1465) x 100
= 10.000 mm =10 m
c) dC’ = (Ba – Bb) x 100
= (1550–1450) x 100
= 10.000 mm =10 m
d) dD’ = (Ba – Bb) x 100
= (1530–1430) x 100
= 10.000 mm =10 m
e) dE’ = (Ba – Bb) x 100

9
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
= (1520–1420) x 100
= 10.000 mm =10 m

3. Perhitungan Beda Tinggi


Rumus : Tinggi Pesawat (TP) – Benang Tengah (Bt)
Titik A = (1450–1545) = – 95 mm
Titik B = (1450–1515) = – 65 mm
Titik C = (1450–1500) = – 50 mm
Titik D = (1450–1480) = – 30 mm
Titik E = (1450–1470) = – 20 mm

4. Perhitungan Tinggi Titik


Rumus : Titik Acuan ± Beda Tinggi
Titik P = 100.000 mm
Titik A = 100.000 – 95 =99.905 mm
Titik B = 100.000 – 65 =99.935 mm
Titik C = 100.000 – 50 =99.950 mm
Titik D = 100.000 – 30 =99.970 mm
Titik E = 100.000 – 20 = 99.980 mm

5. Jurusan I dibuat 00°00’00’’ (Keadaan Biasa)


 PA= 202o50’20” – 202o50’20” = 000° 00’00”
 PB= 225o24’40” –202o50’20” = 022° 34’20”
 PC= 250o42’40”– 202o50’20” = 047° 52’20”
 PD= 280o18’00” –202o50’20” = 077° 27’40”
 PE= 305o47’40”–202o50’20” =102° 57’20”

6. Jurusan I dibuat 00°00’00’’(Keadaan Luar Biasa)


 PA’= 022o53’40”–022o53’40” = 000° 00’ 00”
 PB’= 045o41’20” – 022o53’40” = 022° 47’ 40”
 PC’= 070o30’20” – 022o53’40” = 047° 36’ 40”

10
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
 PD’= 100o20’40” –022o53’40” = 077° 27’ 00”
 PE’= 124o59’00”–022o53’40” = 102° 05’ 20”

Hasil rata-rata keadaan Biasa dan Luar Biasa


000  00'00' '  000  00'00' '
α PA = = 000° 00’ 00’’
2
022° 34'20"  022°47'40"
 PB = = 022° 41’ 00”
2
047°52'20" 047°36'40"
 PC= = 047° 44’ 30”
2
077°27'40"  077°27'00"
 PD= = 077° 27’ 20”
2
102° 57'20"  102° 05' 20"
 PE= = 102° 31’20’’
2

7. Perhitungan sudut jurusan


<APB=  UPB –  UPA = 022° 41’ 00” –000° 00’ 00’’= 022° 41’ 00”
<APC=  UPC –  UPA = 047° 44’ 30” –000° 00’ 00’’= 047° 44’ 30”
<APD=  UPD –  UPA = 077° 27’ 20” –000° 00’ 00’’=077° 27’ 20”
<APE=  UPE –  UPA = 102° 31’20’’–000° 00’ 00’’=102° 31’20’’
<BPC=  UPC –  UPB = 047° 44’ 30”– 022° 41’ 00”= 025° 03’ 30’’
<BPD=  UPD –  UPB =077° 27’ 20”– 022° 41’ 00”= 054° 46’ 20’’
<BPE=  UPE –  UPB =102° 31’20’’– 022° 41’ 00”= 079° 50’ 20’’
<CPD=  UPD –  UPC =077° 27’ 20”– 047° 44’ 30”= 029° 42’ 50’’
<CPE=  UPE –  UPC =102° 31’20’’– 047° 44’ 30”= 054° 46’ 50’’
<DPE=  UPE –  UPD =102° 31’20’’–077° 27’ 20”= 025° 04’ 00’’

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 11


8. Perhitungan ketelitian keadaan biasa
Rumus=Hasil rata-rata keadaan biasa dan luar biasa – keadaan
biasa
<A=000° 00’ 00’’– 000° 00’00” =000° 00’ 00’’
<B= 022° 41’ 00”– 022° 34’20” =000° 06’ 40’’
<C= 047° 44’ 30” – 047° 52’20” = - 000° 07’ 50’’
<D=077° 27’ 20”– 077° 27’40” = - 000° 00’ 20’’
<E=102° 31’20’’– 102° 57’20” = - 000° 26’ 00’’ +
= - 000° 27’ 30’’ : 5
= - 000° 05’ 30’’
Ketelitian : 000° 05’ 30’’

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 12


Perhitungan ketelitian keadaan luar biasa
Rumus=Hasil rata-rata keadaan biasa dan luar biasa – keadaan
luar biasa
<A=000° 00’ 00” –000° 00’ 00’’ =000° 00’ 00’’
<B= 022° 41’ 00” – 022° 47’ 40” = - 000° 06’ 40’’
<C= 047° 44’ 30” – 047° 36’ 40” = - 000° 07’ 50’’
<D=077° 27’ 20”– 077° 27’ 00” = - 000° 00’ 20’’
< E=102° 31’20” – 102° 05’ 20” = - 000° 26’ 00’’ +
= - 000° 40’ 50’’ : 5
= - 000° 08’ 10’’
Ketelitian : 000° 08’ 10’’

9. Tabel Data Hasil Perhitungan

Sudut Jurusan
Pembacaan Sudut Rata-
No. Titik Pertama dibuat Sudut Jurusan Ketelitian
Nonious Rata
nol
A 202o50’20” 000° 00’ 00” 000° 00’ 00’’ 000° 00’ 00’’ 000° 00’ 00’’
B 225o24’40” 022° 34’ 20” 022° 41’ 00” 022° 41’ 00” 000° 06’ 40’’
Bi C 250o42’40” 047° 52’ 20” 047° 44’ 30” 047° 44’ 30” - 000° 07’ 50’’
D 280o18’00” 077° 27’ 40” 077° 27’ 20” 077° 27’ 20” - 000° 00’ 20’’
E 305o47’40” 102° 57’ 20” 102° 31’ 20’’ 102° 31’ 20’’ - 000° 26’ 00’’
E’ 124o59’00” 102° 05’ 20” 102° 31’ 20’’ 102° 31’ 20’’ - 000° 26’ 00’’
D’ 100o20’40” 077° 27’ 00” 077° 27’ 20” 077° 27’ 20” - 000° 00’ 20’’
LBi C’ 070o30’20” 047° 36’ 40” 047° 44’ 30” 047° 44’ 30” - 000° 07’ 50’’
B’ 045 41’20”
o
022° 47’ 40” 022° 41’ 00” 022° 41’ 00” - 000° 06’ 40’’
A’ 022o53’40” 000° 00’ 00” 000° 00’ 00’’ 000° 00’ 00’’ 000° 00’ 00’’

L. Kesulitan yang dihadapi


1. Posisi penempatan rambu ukur dan penempatan rambu ukur yang
kurang presisi sehingga terjadi kesalahan pembacaan sudut nonious
dan juga baak ukur.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 13


M. Keterampilan yang diperoleh
1. Menyebutkan langkah – langkah pengukuran sudut mendatar cara
reiterasi dilapangan.
2. Menyebutkan langkah kerja pengukuran sudut mendatar cara
reiterasi dilapangan.
3. Mengoprasikan pesawat Theodolit Sokkia DT 6 dalam pengukuran
sudut secara reiterasi.
4. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dilapangan.
5. Menggambarkan perhitungan data hasil pengukuran dilapangan.
6. Membaca peta hasil penggambaran data pengukuran dilapangan.

N. Kesimpulan
1. Kesempurnaan pembuatan peta terhadap permukaan bumi
ditentukan oleh pelaksanaan pengukuran atas sudut – sudut, baik
sudut tegak maupun sudut datar.
2. Salah satu cara untuk mendapatkan data – data tentang sudut datar
yaitu dengan pengukuran sudut mendatar cara reiterasi.
3. Ketelitian dalam pengukuran ditentukan oleh kesempurnaan dalam
pengoprasian pesawat dan pembacaan baak ukur serta pembacaan
nonius

O. Saran
1. Usahakan agar rambu ukur berada dalam posisi yang bener – benar
betul dan diusahakan tegak jangan miring. Dan jangan goyang.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 14


Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 15
Peralatan Yang Digunakan

Pesawat Sokkia Statif

Baak ukur Unting-Unting

Roll Meter Alat Tulis

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 16


Bengkel Kayu PTB
Bengkel PTB
Tempat Parkir

Laboratorium PTM Laboratorium PTB

U Bengkel PTB

0"
0'2
2°5 '40"
20 4
C 2 2 5°2
2'4
0"
0°4 '00"
25
0 °18 0"
28 7'4
5°4 '40"
30
9 °13
31

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5


17
Praktikum Ilmu Topik :
Lembar Kerja
Ukur Tanah I Pengukuran Sudut

Program : PTB
Waktu : 6 x 50 menit
Jurusan : PTK
Pengukuran sudut cara (3 sks)
Semester : IV
Repetisi Menggunakan Hari : Rabu
Alat Sokkisha Tanggal : 10 April 2013
Universitas Sebelas
Kelompok : 5
Maret

A. Standart Kompetensi
Melaksanakan pekerjaan survey menggunakan alat ukur tanah

B. Kompetensi Dasar
Mengukur sudut cara repetisi menggunakan alat Theodolit

C. Indikator
1. Menyebutkan bagian-bagian dan fungsi alat pengukuran sudut
Theodolite Sokkisha T60D.
2. Menggunakan bagian-bagian alat sesuai fungsinya.
3. Mendirikan statif dengan benar.
4. Menjaga ketegakkan bak ukur saat dibidik.
5. Menyetel dan mengoperasikan alat pengukuran sudut Theodolite
Sokkisha T60D.
6. Membaca benang atas, benang tengah,benang bawah pada bak
ukur dan skala sudut (nonius, horizontal dan vertikal) dengan alat
pengukuran sudut Theodolite Sokkisha T60D.
7. Melakukan Pengukuran sudut cara repetisi menggunakan alat
Theodolite Sokkisha T60D.
8. Menghitung, mengolah dan menggambar data hasil pengukuran.

18
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
D. Pendahuluan
Maksud dari pengukuran repetisi adalah untuk mengukur dan
menghitung sudut mendatar dan menentukan ketelitian sudut mendatar
yang diukur. Dalam laporan ini akan didapat pengukuran sudut mendatar
dengan cara repetisi dilapangan menggunakan alat Theodolite Sokkisha
T60D.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan langkah – langkah pengukuran sudut mendatar cara
repetisi dilapangan.
2. Mengoperasikan Pesawat Theodolite Sokkisha T60D dalam
pengukuran sudut mendatar cara repetisi dilapangan.
3. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian
pengukuran sudut dilapangan.
4. Menggambarkan hasil data pengukuran dilapangan.

F. Alat yang digunakan


1. Pesawat Theodolite Sokkisha T60D : 1 buah
2. Statif / Tripod : 1 buah
3. Payung : 1 buah
4. Unting – unting : 1 buah
5. Baak ukur : 1 buah
6. Roll meter : 1 buah
7. Jalon / patok / paku : 2 buah
8. Alat tulis : secukupnya/seperlunya
9. Alat hitung : secukupnya/seperlunya

19
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
G. Tindakan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
1. Memperhatikan petunjuk dari pembimbing.
2. Mengikuti petunjuk dari pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan
dalam praktek.
3. Memakai pakaian praktek sesuai aturan.
4. Menggunakan peralatan praktek dengan baik, benar dan hati hati.
5. Memeriksa peralatan praktek sebelum dan sesudah praktek.
6. Meletakkan alat praktek di tempat yang aman.
7. Menggunakan alat dengan benar sesuai dengan fungsinya.

H. Lokasi Pengukuran
Lapangan Depan Ruang Praktikum/Bengkel PTM dan PTB Baru Kampus
V FKIP UNS Pabelan.

I. Langkah Kerja
1. Memperhatikan dan mendengarkan petunjuk serta pengarahan dari
pembimbing.
2. Menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk praktek repetisi di
lapangan.
3. Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat yang akan digunakan
dilapangan.
4. Membuat sketsa gambar lokasi yang akan digunakan untuk situasi
dilapangan.
5. Menentukan titik P sebagai kedudukan pesawat.
6. Mendirikan statif dan memasang unting-unting pada statif.
7. Mendatarkan statif dan membuat posisi ujung unting-unting
tepat diatas patok, dengan cara:
f. Mendirikan statif yang sudah dipasang unting-unting
diatas patok.
g. Mengatur meja statif dalam posisi datar dengan
mengatur ketinggian klep statif ( pengontrolan

20
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
kedataran statif yaitu dengan dibidik oleh salah satu
orang dan dibantu juga dengan menggunakan kapur
atau bolponit dengan cara menempatkannya pada
tiga sisi statif, apabila sudah datar maka kapur atau
bolpin maka tidak akan bergerak, dan sebaliknya. Jika
meja statif sudah datar kunci klep statif sampai
kencang).
h. Mengatur posisi statif supaya posisi ujung unting
unting berada tepat di atas patok.
i. Menguatkan berdirinya statif dengan cara menginjak
ketiga tumpuan kaki statif oleh tiga orang secara
bersamaan.
j. Mengatur tinggi statif dengan tinggi pembidik dengan
mengatur ketinggian klep statif sekaligus dicek
kedataran meja statifnya.
8. Memasang pesawat SOKKISHA ditengah meja statif kemudian
kencangkan sekrup yang menghubungkan pesawat dengan meja
statif supaya pesawat di mudah goyah.
9. Mengatur nivo dan kedataran pesawat, dengan cara:
a. Meletakkan as teropong pesawat diatas salah satusekrup
penyetel nivo.
b. Mengunci arah horizontal pesawat dan menyetel nivokotak,
dengan cara:
 Mengatur gelembung nivo supaya lurus dan berada
ditengah-tengah antara dua sekrup penyetel A dan B dengan
cara memutar sekrup A dan B secara bersamaan (apabila
memutar keluar maka putarlah kedua sekrup itu keluar secar
bersamaan, dan sebaliknya).
 Mengatur gelembung nivo supaya berada ditengah-tengah
lingkaran indeks dengan cara memutar sekrup C.

21
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
c. Menyetel nivo tabung dengan sekrup ungkit (heling)Apabila
penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup ABC, caranya
yaitu:
 Memutar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup AB.
 Memutar sekrup AB masuk atau keluar secara bersamaan
sehingga gelembung nivo bergeser ke tengah.
 Memutar teropong 90o ke arah garis sekrup C.
 Memutar sekrup C ke kiri atau kekanan sehingga
gelembung nivo bergeser ke tengah.
d. Memutar teropong ke segala arah dengan membukapengunci
horizontal untuk mengecek gelembung nivotabung dan nivo
kotak apakah sudah tepat beradatengah. Apabila posisi
gelembung nivo kotak ataunivo tabung bergeser, lakukan
penyetelan dengancara yang sama. Penyetelan dan pengaturan
nivo dianggap benar apabila gelembung nivo tabung dan nivo
kotak tetap berada di tengah lingkaran indeks meskipun
teropong diputar ke segala arah.
10. Mengatur arah vertikal teropong supaya 90o dengan cara:
a. Membuka sekrup penggerak arah vertikal.
b. Memutar teropong pesawat sehingga kedudukanteropong
mendekati 90o.
c. Mengunci sekrup penggerak arah vertikal dan memutar sekrup
penggerak halus arah vertikal agarkedudukan teropong tepat
90o.
11. Menentukan azimuth utara 0o, dengan cara:
a. Mengatur sudut horizontal 0o dengan cara :
 Membuka kunci sekrup penggerak arah horizontal (K1 dan
K2)
 Memutar piringan sehingga arah horizontal mendekati
0o.

22
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
 Mengencangkan kunci sekrup penggerak arah horizontal
(K1) dan memutar sekrup penggerak halus (K1) supaya
sudut horizontal tepat pada 0o.
b. Menentukan arah utara kompas dengan cara:
 Membuka kunci sekrup horizontal (K2) untuk menentukan
arah utara (jarum kompas tepat di tengah-tengah garis
indeks), kemudian mengunci sekrup horizontal (K2).
 Memutar sekrup penggerak halus (K2) untuk menempatkan
kompas tepat pada arah utara.
12. Mengukur tinggi pesawat menggunakan roll meter
13. Menentukan titik A1 dan B1 dengan sembarang.
14. Mengikat titik P pada bangunan terdekat. kemudian membaca
nonious baak dan juga benang ukur.
15. Membidik baak ukur A1 dan B1
a. Mengarahkan teropong pesawat tepat kearah baak ukur A1,
dengan cara sekrup penggerak arah horizontal k1 dikendorkan
untuk menentukan sudut P-A1 dan membaca benang atas,
benang tengah, benang bawah dan sudut horizontal (sudut
horizontal adalah bagian terpenting karena ini adalah
pengukuran sudut jadi mulailah mengukur sudutnya terlebih
dahulu baru kemudian baca benang)
b. Menancapkan jalon pada titik A1 sesebagai tanda untuk
pembidikan selanjutnya.
c. Mengarahkan teropong pesawat tepat kearah baak ukur B1,
dengan cara sekrup penggerak arah horizontal k1 dikendorkan
untuk mentukan sudut P-B1 dan membaca benang atas, benang
tengah, benang bawah dan sudut horizontal.
d. Menancapkan jalon pada titik B1 sebagai tanda untuk
pembidikan selanjutnya.
e. Mengarahkan teropong pesawat tepat kea rah baak ukur A2,
dengan cara sekrup penggerak arah hoeizontal k1 dikencangkan

23
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
dan k2 dikendorkan untuk menentukan sudut P-A2 dan
membaca benang atas, benang tengah, benang bawah dan sudut
horizontal.
f. Mengarahkan teropong pesawat tepat kea rah baak ukur B2,
dengan cara sekrup penggerak arah horizontal k1 dikendorkan
untuk menentukan sudut P-B2 dan membaca benang atas,
benang tengah, benang bawah dan sudut horizontal.
g. Dan seterusnya sampai P-A7 dan P-B7
h. Mengontrol jarak optis P-An dan P-Bn dengan rumus :
(Ba - Bb) x 100mm
Dan mengontrol bacaan benang tengah dengan rumus
𝐵𝑎+𝐵𝑏
= Bt
2
16. Mencatat semua data hasil praktek didalam tabel yang sudah
disiapkan.
17. Menghitung atas data yang tersedia.
18. Menggambar hasil perhitungan data yang sudah diperoleh.
19. Memeriksa dan mengembalikan peralatan praktikum ke
laboratorium.

24
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
J. Data Hasil Pengukuran

Tinggi Nonious Nonious


No. Pembacaan Benang Jarak (D)
Pesawat Horizontal H1 Horizontal H2 Gambar Praktikum
Titik (mm)
(Tp) (mm) A T B o ‘ “ o ‘ “
A1 1560 1510 1460 10000 230 59 00 129 01 00
B1 1565 1515 1465 10000 304 25 00 55 35 00
A2 1560 1510 1460 10000 304 25 00 55 35 00
B2 1565 1515 1465 10000 17 51 00 342 09 00
A3 1560 1510 1460 10000 17 51 00 342 09 00
B3 1565 1515 1465 10000 91 16 00 268 44 00
A4 1560 1510 1460 10000 91 16 00 268 44 00
1440
B4 1565 1515 1465 10000 164 42 00 195 18 00
A5 1560 1510 1460 10000 164 42 00 195 18 00
B5 1565 1515 1465 10000 238 08 00 121 52 00
A6 1560 1510 1460 10000 238 08 00 121 52 00
B6 1565 1515 1465 10000 311 34 00 48 26 00
A7 1560 1510 1460 10000 311 34 00 48 26 00
B7 1565 1515 1465 10000 25 00 00 335 00 00

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 25


K. Perhitungan
Perhitungan Pengukuran :
1. Perhitungan Benang Tengah
Ba+Bb
Rumus :
2
1560+1460
a. A1 = = 1510 mm
2
1565+1465
b. B1 = = 1515 mm
2
2. Perhitungan Jarak Optis
Rumus:(𝐵𝑎 − 𝐵𝑏)𝑥100
a. A1 = (1560 − 1460)x100 = 10000 mm
b. B1 = (1165 − 1065)x100 = 10000 mm
3. Perhitungan Beda Tinggi Pesawat
Rumus: (Tp−Bt)
a. A1 = 1440 – 1510 = -70 mm (turun)
b. B1 = 1440 – 1515 = -75 mm (turun)
4. Perhitungan Tinggi Titik sebenarnya
P = 90000 mm (DPAL = Diatas Permukaan Air Laut)
A1 = 90000 – 70 = 89930 mm
B1 = 90000 – 75 = 89925 mm

Kontrol Perhitungan
1. Sudut Jurusan Pertama dibuat nol (yang kami pakai H1)
A1 = 230°59’00” − 230°59’00” = 000°00’00”
B1 = 304°25’00” − 230°59’00” = 073°26’00”
B2 = 017°51’00” − 230°59’00” + 360° = 146°52’00”
B3 = 091°16’00” − 230°59’00” + 360° = 220°17’00”
B4 = 164°42’00” − 230°59’00” + 360° = 293°43’00”
B5 = 238°08’00” − 230°59’00” = 007°09’00”
B6 = 311°34’00” − 230°59’00” = 080°35’00”
B7 = 025°00’00” − 230°59’00” + 360° = 154°01’00”

26
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
2. Perhitungan Sudut Yang Di ukur
A1 = 000°00’00”
B1 = 073°26’00” − 000°00’00” = 073°26’00”
B2 = 146°52’00” − 073°26’00” = 073°26’00”
B3 = 220°17’00” − 146°52’00” = 073°25’00”
B4 = 293°43’00” − 220°17’00” = 073°26’00”
B5 = 007°09’00” − 293°43’00” +360° = 073°26’00”
B6 = 080°35’00” − 007°09’00” = 073°26’00”
B7 = 154°01’00” − 080°35’00” = 073°26’00” +
∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 514°01’00”

Atau dengan cara:


< AB1 = α PB1 – α PA1 = 304°25’00” - 230°59’00” = 073°26’00”
< AB2 = α PB2 – α PA2 = 017°51’00” - 304°25’00” +360° = 073°26’00”
< AB3 = α PB3 – α PA3 = 091°16’00” - 017°51’00” = 073°25’00”
< AB4 = α PB4 – α PA4 = 164°42’00” - 091°16’00” = 073°26’00”
< AB5 = α PB5 – α PA5 = 238°08’00” - 164°42’00” = 073°26’00”
< AB6 = α PB6 – α PA6 = 311°34’00” - 238°08’00” = 073°26’00”
< AB7 = α PB7 – α PA7 = 025°00’00” - 311°34’00” +360° = 073°26’00”+
∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 514°01’00”

3. Rata-rata Sudut Pengukuran


. Σ Jumlah .
Jumlah Repetisi
= 514°01’00”
7
= 73°25’51”
4. Perhitungan Ketelitian Pengukuran
Rumus =
(Perhitungan Sudut Yg Di ukur - Rata-rata Sudut Pengukuran)
B1 = 073°26’00” − 73°25’51” = 000°00’09”

27
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
B2 = 073°26’00” − 73°25’51” = 000°00’09”
B3 = 073°25’00” − 73°25’51” = -000°00’51”
B4 = 073°26’00” − 73°25’51” = 000°00’09”
B5 = 073°26’00” − 73°25’51” = 000°00’09”
B6 = 073°26’00” − 73°25’51” = 000°00’09”
B7 = 073°26’00” − 73°25’51” = 000°00’09”
Ketelitian terbesar 000°00’09”

Tabel Hasil Perhitungan


Nonius Rata - Rata Perhitungan
No Jurusan I Sudut Yang di
Horizontal Sudut Ketelitian
Titik dibuat Nol Ukur
H1 Pengukuran Pengukuran
A1 230°59’00” 000°00’00” 073°26’00” 73°25’51” 000°00’09”
B1 304°25’00” 073°26’00” 073°26’00” 73°25’51” 000°00’09”
B2 017°51’00” 146°52’00” 073°26’00” 73°25’51” 000°00’09”
B3 091°16’00” 220°17’00” 073°25’00” 73°25’51” -000°00’51”
B4 164°42’00” 293°43’00” 073°26’00” 73°25’51” 000°00’09”
B5 238°08’00” 007°09’00” 073°26’00” 73°25’51” 000°00’09”
B6 311°34’00” 080°35’00” 073°26’00” 73°25’51” 000°00’09”
B7 025°00’00” 154°01’00” 073°26’00” 73°25’51” 000°00’09”

L. Kesulitan yang dihadapi


2. Karena pembelajaran pengukuran sudut ini dalam kelompok kami
pembidiknya lebih dari satu jadi data yang kami peroleh kurang
tepat atau kurang benar. Konsekuensinya kami harus mengulang
lagi dari awal.
3. Posisi penempatan rambu ukur dan penempatan rambu ukur yang
kurang presisi sehingga terjadi kesalahan pembacaan sudut nonious
dan juga baak ukur.

M. Keterampilan yang diperoleh

28
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
a. Menyebutkan langkah – langkah pengukuran sudut mendatar
cara repetisi dilapangan.
b. Menyebutkan langkah kerja pengukuran sudut mendatar cara
repetisi dilapangan.
c. Mengoprasikan pesawat Theodolite Sokkisha T60D dalam
pengukuran sudut secara repetisi.
d. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dilapangan.
e. Menggambarkan perhitungan data hasil pengukuran
dilapangan.
f. Membaca peta hasil penggambaran data pengukuran
dilapangan.

N. Kesimpulan
a. Kesempurnaan pembuatan peta terhadap permukaan bumi
ditentukan oleh pelaksanaan pengukuran atas sudut – sudut,
baik sudut tegak maupun sudut datar.
b. Salah satu cara untuk mendapatkan data – data tentang sudut
datar yaitu dengan pengukuran sudut mendatar cara repetisi.
c. Ketelitian dalam pengukuran ditentukan oleh kesempurnaan
dalam pengoprasian pesawat dan pembacaan baak ukur serta
pembacaan nonius
O. Saran
1. Sebaiknya pembidik dalam satu kali Job itu satu orang saja
bergantian atau berubahnya pembidik berpengaruh terhadap data
yang akan diperoleh. Boleh berbeda asalkan dalam job yang
berbeda pula
2. Usahakan agar rambu ukur berada dalam posisi yang bener – benar
betul dan diusahakan tegak jangan miring. Dan jangan goyang.

29
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
30
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Peralatan Yang Digunakan

Pesawat SOKKISHA Statif

Baak ukur Unting-Unting

Roll Meter Alat Tulis

31
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Praktikum Ilmu Topik :
Lembar Kerja
Ukur Tanah I Pengukuran Poligon

Program : PTB
Waktu : 3 x 50 menit
Jurusan : PTK Pengukuran
(3 sks)
Semester : IV PoligonTertutupMengg
Hari : Rabu
unakanAlatTheodolit
Tanggal : 24 April 2013
Universitas Sebelas Topcon TL-6 DE
Kelompok : 5
Maret

A. StandartKompetensi
Melaksanakan pekerjaan survey menggunakan alat ukur tanah

B. KompetensiDasar
Mengukur Polygon Tertutup Menggunakan Alat Theodolit Topcon
TL-6 DE

C. Indikator
1. Melakukan pengukuran poligon tertutup.
2. Mengolah data hasil pengukuran.
3. Melakukan pengoperasian pesawat untuk pengukuran poligon
tertutup.

D. Pendahuluan
Salah satu penyajian sebaran titik ikat di lapangan secara
berurutan adalah poligon tertututp, dimana titik sudut pertama sama
dengan titik terakhir. Tujuan pengukuran adalah untuk menentukan titik
koordinst titik yang diukur.

E. TujuanPembelajaran
1. Mahasiswa memahami cara pengukuran poligon tertutup.

32
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
2. Mahasiswa memahami cara pengolahan data hasil pengukuran.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengoperasian pesawat untuk
pengukuran poligon tertutup.

F. Alat yang digunakan


1. Pesawat Topcon : 1 buah
2. Baak ukur : 1 buah
3. Rol meter : 1 buah
4. Payung : 1 buah
5. Alat tulis : secukupnya
6. Patok : secukupnya

G. TindakanKeselamatandanKeamananKerja (K3)
1. Mengikuti petunjuk pembimbing untuk meminimalisir kekeliruan.
2. Memakai pakaian praktik.
3. Meletakkan alat praktik di tempat yang aman.

H. LokasiPengukuran
Sekitar bengkel kayu PTB Kampus V FKIP UNS Pabelan.

I. LangkahKerja
1. Mendengarkan petunjuk dan pengarahan dari dosen pembimbing.
2. Menyiapkan alat dengan cara bon di laboratorium.
3. Memeriksa peralatan praktek.
4. Menentukan lokasi praktek dan membawa peralatan ke lokasi
praktek.
5. Menentukan titik P5 sebagai titik pesawat
6. Memasang statif dengan posisi datar diatas tanah dengan cara :
a. Menempatkan statif dengan ketiga kaki statif diatas tanah ± 60°.
b. Menyesuaikan tinggi statif dengan tinggi pembidik.

33
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
c. Menentukan agar posisi meja statif datar, pengontrolan dapat
dilakukan dengan meletakan kapur atau ballpoint diatas meja
statif, jika kapur atau ballpoint tidak bergerak berarti posisi meja
statif telah datar.
d. Memasang unting – unting pada sekrup penghubung diatas titik
P5.
7. Menyetel kedataran pesawat dengan cara :
a. Memasang pesawat pada meja statif kemudian dikunci dengan
sekrup penghubung.
b. Menempatkan as lensa fokus diatas salah satu skrup penyetel
(dua skrup penyetel yang lain sejajar dengan nivo E).

c. Memutar dua sekrup pengatur kedudukan nivo yang sejajar


nivo tabung E ( misalnya dinamakan sekrup A ,B ) masuk –
masuk atau keluar – keluar untuk mendapatkan kedudukan
gelembung nivo berada di tengah garis indeks nivo.

d. Memutar pesawat 180°, kemudian memeriksa kedudukan


gelembung nivo masih di tengah atau tidak. Jika tidak,
Gelembung nivo di tengahkan lagi dengan menggunakan
sekrup A,B. Putar kembali kedudukan pesawat 180°
(kedudukan semula) ,mengecek kembali kedudukan
gelembung nivo. Jika belum ditengah garis indeks,
melakukan kembali langkah b,c, d.

e. Memutar pesawat 90° dan gelembung nivo E ditengahkan


dengan skrup yang belum digunakan ( misal dinamakan
sekrup C).
f. Putar pesawat kesegala arah jika gelembung nivo tetap di tengah
berarti pesawat sudah datar jika belum ulangi cara diatas untuk
mendatarkannya.
8. Menentukan arah vertikal pesawat agar 900 dengan cara :

34
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
a. Mengencangkan skrup pengunci arah horizontal dan kendorkan
skrup pengunci Vertikal.
b. Putarlah teropong sehingga gelembung nivo tepat atau mendekati di
tengah – tengah. Kencangkan skrup pengunci arah vertikal dan
gunakan skrup penggerak halus arah vertikal, sehingga gelembung
nivo reversi tepat di tengah – tengah teropong membentuk sudut 90 °
terhadap sumbu vertikal pesawat.
9. Mencariatau menentukanazimuthutara ( 00 ) dengan cara :
a. Mengendorkankuncikompas dan skruppengunciarah horizontal.
b. Menempatkanarahjarumkompastepatberada pada skala
00ataupalingtidakmendekati, dengan caramemutarpesawat dan
selanjutnya mengencangkanskruppengunciarah horizontal.
c. Menggunakan skrup penggerak halus arah horizontal untuk
menentukan posisi jarum kompas tepat menunjukan arah utara ( 00 ).
d. Membaca skala nonius horizontal.
10. Memasang rambu ukur / baak dengan posisi tegak.
11. Membidik rambu ukur dengan pesawat :
a. Mengendorkan skrup pengunci horizontal, kemudian mengarahkan
pesawat tepat pada rambu ukur dengan bantuan visir
b. Mengencangkan skrup pengunci arah horizontal.
c. Mengarahkan teropong ke bak ukur di titik B. baca benang atas,
tengah dan bawah. Kemudian membaca sudut horizontal.
12. Membidikbak ukur di titik P1 yang ditentukan dengan patok yang dibidik
dari ttik P7, dengan cara :
- orang pertama memegang bak ukur dengan menerima petunjuk dari
orang kedua yang membidik, agar posisi bak ukur tegak.
- orang kedua membidik sekaligus membaca bacaan benang atas,
tengah dan bawah. Sedangkan orang ketiga mencatat hasil bacaan dan
orang ke empat memayungi pesawat agar tidak terkena panas
matahari, sehingga nivo.nya tidak memuai.
- kemudian baca sudut jurusan dan mencatatnya

35
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
13. Lakukan pengecekan jarak dengan cara bacaan benang atas di kurangi
bacaan benang bawah di kai 100
14. Kemudian lepaskan pengunci horisontal dan arahkan ke titik P6
sementara orang pertama/pembawa bak ukur berpindah ke titik P6 dan
bidik bak ukur dengan cara seperi pembidian di titik P1
15. Pindahkan pesawat ke titik P1untukmembidiktitikP2danP7,
kemudianpindahalatketitikP2untukmembidiktitikP1danP3,
pindahkanalatketitik P3untukmembidiktitikP2 dan P4, pindahalatketitik
P4 untukmembidik P3 dan P5, pindahalatketitik P5 untukmembidik P4
dan P6,dan pindahkanalatketitik P6 untukmembidik P5 dan P7.
16. Janganlupacatathasilbidikan : batasatas, batastengah, batasbawah,
bacaansudut, danjugatingipesawat
17. Membuatlaporansemntaradarikegiatan yang telahdilakukan

36
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
J. Data HasilPengukuran
Titik Tinggi BacaanBenang SudutDala Jarak SudutBaak
Pswt Titik Pswt BA BT BB m (mm) (Azimuth)
P1 P2 1405 1370 1317 1264 078°01'54" 10600 005°09'42"
P2 P3 1360 1110 1043 976 187°13'24" 13400 116°08'06"
P3 P4 1380 1130 1060 990 069°01'57" 14000 092°27'42"
P4 P5 1395 1718 1618 1518 204°21'42" 20000 182°36'54"
P5 P6 1400 2152 2066 1980 089°43'54" 17200 244°47'48"
P6 P7 1395 1285 1205 1125 117°34'36" 16000 271°25'12"
P7 P1 1405 1251 1131 1011 152°42'28" 24000 013°28'36"
11520
Σ
0

37
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
K. Perhitungan
- Rumus – RumusPerhitunganTinggiTitik
JarakOptis (d) = (Ba - Bb) x 100
Beda Tinggi =TP – bt
Tinggititiksebelum di koreksi =
TinggiTitikSebenarnya + Beda Tinggi

Tinggi titik sebenarnya di ambil dari titik patokan, biasanya


diambil besaran 100.000 mm DPL (Diatas Permukaan air Laut).
Bisa juga diambil dengan bantuan alat GPS(Global Positioning
System) dan akan terhitung secara otomatis berapa ketinggian
sebenarnya titik yang kita ukur.

Perhitunganbesarkoreksi = Σ Beda Tinggi = 0

Jika yang terjadi beda tinggi tidak kembali kenilai 0 maka perlu
dilaku kan Perhitungankoreksipertitik,tapijika Σ Beda Tinggi = 0
maka tidak perlu dilakukan Perhitungankoreksipertitik.

Perhitungan koreksi pertitik =

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑠 (𝑑)


𝑥 ±ΣBedaTinggi
𝛴 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑠

Tinggititiksetelah di koreksi =

TinggiTitikAwal + Beda Tingi + KoreksiPertitik

38
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
1. Perhitungan Jarak (d)
P7 – P1 = (Ba – Bb) x 100
= (1251 – 1011) x 100
= 24000 mm
Perhitungan Jarak di titik berikutnya di lanjutkan dengan menggunakan
Microsoft Exel, maka diperoleh data jarak natar titik
P7 – P1 = 10600 mm
P7 – P1 = 13400 mm
P7 – P1 = 14000 mm
P7 – P1 = 20000 mm
P7 – P1 = 17200 mm
P7 – P1 = 16000 mm

Σ Jarak = 115200 mm

2. Perhitungan Beda Tinggi


P7 – P1 = BT – Tinggi Pesawat (TP)
= 1131 – 1405
= – 274 mm
Perhitungan Beda Tinggi di titik berikutnya di lanjutkan dengan menggunakan
Microsoft Exel, maka diperoleh data beda tinggi
P1 – P2 = – 88 mm
P2 – P3 = – 317 mm
P3 – P4 = – 320 mm
P4 – P5 = 223 mm
P5 – P6 = 666 mm
P6 – P7 = – 190 mm

Σ Beda Tinggi = – 300 mm

39
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
3. Tinggi titik sebelum dikoreksi
Tinggi titik di P7 = 98089.856 mm
P7 – P1 = Tinggi titik di (P7) + Beda Tinggi
= 98089.856 + (–274)
= 97815.856 mm
P1 – P2 = Tinggi titik (P1) + Beda Tinggi
= 97815.856 + (–88)
= 97727.856 mm
Perhitungan Tinggi titik sebelum dikorksi di titik berikutnya di lanjutkan
dengan menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data tinggi sebelum
dikoreksi
P2 – P3 = 97727.856 mm
P3 – P4 = 97090.856 mm
P4 – P5 = 97313.856 mm
P5 – P6 = 97979.856 mm
P6 – P7 = 97789.856 mm
Koreksi = Tinggi P6 – Tinggi P7
= 97789.856 mm – 98089.856 mm = – 300 mm

4. Tinggi titik setelah dikoreksi


a. Perhitungan koreksi
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑠 (𝑑)
P7 – P1 = 𝑥 ± ΣBedaTinggi
𝛴 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑠
24000
= × (−300)
115200

= 62500 mm
Perhitungan Tinggi titik sebelum dikoreksi di titik berikutnya di lanjutkan
dengan menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data perhitungan
koreksi
P1 – P2 = 27604 mm
P2 – P3 = 34896 mm

40
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
P3 – P4 = 36458 mm
P4 – P5 = 52083 mm
P5 – P6 = 44792 mm
P6 – P7 = 41667 mm

b. Tinggi titik setelah koreksi


Tinggi awal P7 = 98089.856 mm
P7 – P1 = TinggiTitikAwal + Beda Tingi + KoreksiPertitik
= 98089.856 + (– 274) + 62500
= 97878.563 mm
Perhitungan Tinggi titik sebelum dikorksi di titik berikutnya di lanjutkan
dengan menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data tinggi setelah
koreksi

P1 – P2 = 97817.960 mm
P2 – P3 = 97535.856 mm
P3 – P4 = 97252.314 mm
P4 – P5 = 97527.398 mm
P5 – P6 = 98298.189 mm
P6 – P7 = 98089.856 mm
Koreksi = Tinggi awal – Tinggi akhir
= 98089.856 – 98089.856
=0
5. Perhitungan titik koordinat polygon tertutup
Dari data titik koordinat P7, diperoleh koordinat
X = – 21656.683
Y = – 112609.847
sin 𝛼 = sinus sudut jurusan masing-masing titik (nonius baak)
a. Perhitungan absis X (sebelum dikoreksi)
Titik P1 = 𝑋 + (𝑑 sin 𝛼)
= 𝑘𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑋 + (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑥 sin(𝛼))

41
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
= – 21656.683 + (24000 x sin (13°28′36"))

= – 16063.498

Titik P2 = X P1 + (𝑑 sin 𝛼)

= – 16063.498 + (10600 x sin (5°9′42"))

= – 15109.856

Perhitungan Koordinat X titik sebelum dikorksi di titik berikutnya di lanjutkan


dengan menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data data koordinat titik
Titik P3 = – 3079.890
Titik P4 = 10907.191
Titik P5 = 9994.701
Titik P6 = – 5567.899
Titik P7 = – 21562.985
Koreksi = X – Koordinat P7
= – 21656.683 – (– 21562.985)
= – 93,698

b. Perhitungan koreksi pertitik


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘
Titik P1 = 𝛴 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑥(𝑋 − 𝑘𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑃7)
24000
= 𝑥 – 93,698
1152000
= 19,520
Perhitungan Koreksi pertitik di titik berikutnya di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data data
Titik P2 = 8,621
Titik P3 = 10,899
Titik P4 = 11,387
Titik P5 = 16,267
Titik P6 = 13,990
Titik P7 = 13,014

42
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
c. Perhitungan setelah dikoreksi
Titik P1 = X + d sin 𝛼 + koreksi titik P1
= – 21656,683 + 5593,18448 + 19,520
= – 16083,018
Perhitungan setelah dikoreksi di titik berikutnya di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data data
Titik P2 = – 15137,997
Titik P3 = – 3118,930
Titik P4 = 10856,763
Titik P5 = 9928,006
Titik P6 = – 5648,283
Titik P7 = – 21656,683

d. Pehitungan ordinat Y (sebelum dikoreksi)


Titik P1 =𝑌 + (𝑑 cos 𝛼)
= 𝑘𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑌 + (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑥 cos(𝛼))
= – 112609.847 + (24000 x cos (13°28′36"))

= – 89270.690

Titik P2 = Y P1 + (𝑑 cos 𝛼)

= – 89270.690 + (10600 x cos (5°9′42"))

= – 78859,445

Perhitungan Koordinat Y titik sebelum dikorksi di titik berikutnya di lanjutkan


dengan menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data data koordinat titik

Titik P3 = – 84616,20924
Titik P4 = – 85217,52284
Titik P5 = – 105196,696
Titik P6 = – 112521,0053
Titik P7 = – 112124,507

43
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Koreksi = Y – Koordinat P7
= – 112609.847– (– 112124,507)
= – 485,340

e. Perhitungan koreksi pertitik


𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘
Titik P1 = 𝛴 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑥(𝑌 − 𝑘𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑃7)
24000
= 𝑥 – 485,340
1152000
= 101,113
Perhitungan Koreksi pertitik di titik berikutnya di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data data
Titik P2 = 44,658
Titik P3 = 56,455
Titik P4 = 58,982
Titik P5 = 84,260
Titik P6 = 72,464
Titik P7 = 67,408

f. Perhitungan setelah dikoreksi


Titik P1 = Y + 𝑑 cos 𝛼 + koreksi titik P1
= – 112609.847 + (– 89270.690) + 101,113
= – 89371,802
Perhitungan setelah dikoreksi di titik berikutnya di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Exel, maka di peroleh data data
Titik P2 = – 78859,445
Titik P3 = – 84818,434
Titik P4 = – 85478,730
Titik P5 = – 105542,164
Titik P6 = – 112938,937
Titik P7 = – 1126906,847

44
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Jadi koordinat titik (X,Y) pertitik
Titik P1 = – 16083,018, – 89371,802
Titik P2 = – 15137,997, – 78859,445
Titik P3 = – 3118,930, – 84818,434
Titik P4 = 10856,763, – 85478,730
Titik P5 = 9928,006, – 105542,164
Titik P6 = – 5648,283, – 112938,937
Titik P7 = 21656,683, – 1126906,847

45
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
L. Kesulitanyangdihadapi
1. Kondisi lapangan yang banyak ditumbuhi tanaman liar.
2. Kendaraan dan orang yang berlalu lalang.
3. Cuaca yang tidakmendukung

M. Keterampilan yang diperoleh


 Memahami cara pengukuran poligon tertutup.
 Memahami cara pengolahan data hasil pengukuran.
 Melakukan pengoperasian pesawat untuk pengukuran poligon
tertutup.

N. Kesimpulan
Dari praktik pengukuran poligon tertutup dapat diketahui beda
tinggi dan jarak suatu tempat. Untuk hasil yang maksimal ketrampilan,
kekompakan, dan ketelitian sangat lah diperlukan.

O. Saran
Mahasiswa diharap meningkatkan kekompakan kelompok dalam
melaksanakan praktek.

46
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
47
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Peralatan Yang Digunakan

Pesawat Topcon Statif

Baak ukur Unting-Unting

Roll Meter Alat Tulis

48
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Praktikum Ilmu Topik :
Lembar Kerja
Ukur Tanah I Pengukuran Poligon

Program : PTB
Waktu : 3 x 50 menit
Jurusan : PTK Pengukuran Poligon
(3 sks)
Semester : IV Terbuka Menggunakan
Hari : Rabu
Alat Theodolit Topcon
Tanggal : 29 Mei 2013
Universitas Sebelas TL-6 DE
Kelompok : 5
Maret

A. Standart Kompetensi
Melaksanakan Pekerjaan Survei Menggunakan Alat Ukur Tanah

B. Kompetensi Dasar
Mengukur Poligon Terbuka Menggunakan Alat Theodolit Topcon TL-
6 DE

C. Indikator
a) Melakukan pengukuran poligon terbuka.
b) Menghitung data hasil pengukuran.
c) Melakukan pengoperasian pesawat untuk pengukuran poligon
terbuka.

D. Pendahuluan
Pengukuran metode ini, sesungguhnya merupakan salah syarat
penyajian sebaran titik di daerah pengukuran secara berurutan atau
lebih diartikan Pengukran satu segi banyak dengan sudut banyak.
Tujuan pengukuran polygon terbuka adalah menerapkan koordinat dari
titik-titik sudut, yang diukur dari pengukuran polygon ini. ada dua hal
yang harus diperhatikan, yaitu
a. Panjang-panjang sisi polygon atau jarak polygon

49
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
b. Besar sudut polygon
Dilihat dari teknik pengukuran polygon, ada dua macam yaitu
pengukuran terbuka dan teknik pengukuran polygon tertutup.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan pesawat untuk pengukuran
polygon terbuka
2. Mahasiswa melaksanakan tujuan pelaksanaan pengukuran polygon
terbuka
3. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran polygon terbuka
4. Mahasiswa dapat menghitung pengukuran polygon terbuka
5. Mahasiswa dapat menggambarkan hasil pengukuran polygon
terbuka
6. Mahasiswa dapat membuat laporan hasil praktik pengukuran
polygon terbuka

F. Alat yang digunakan


1. Pesawat theodolit jenis Top con : 1 buah
2. Rollmeter : 1 buah
3. Statif : 1 buah
4. Unting-unting : 1 buah
5. Rambu ukur : 1 buah
6. Patok kayu : 6 buah
7. Payung : 1 buah
8. Alat tulis : secukupnya
9. Alat hitung : secukupnya

G. Tindakan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)


1. Memperhatikan petunjuk dari pembimbing.
2. Mengikuti petunjuk dari pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan
dalam praktek.

50
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
3. Memakai pakaian praktek sesuai aturan.
4. Menggunakan peralatan praktek dengan baik dan hati-hati.
5. Memeriksa peralatan praktek sebelum dan sesuah praktek.
6. Meletakkan alat praktek di tempat yang aman.
7. Menggunakan alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.

H. Lokasi Pengukuran
Depan Ruangan Labaratorium Kayu Kampus V FKIP UNS Pabelan.

I. Langkah Kerja
1. Mendengakan petunjuk dan pengarahan dari dosen pembimbing.
2. Menyiapkan dengan cara bon di Laboratorium.
3. Memeriksa peralata praktek.
4. Menentukan lokasi praktek dan membawa peralatan ke lokasi
praktek.
5. Menentukan titik P7 sebagai titik pesawat.
6. Memasang statif dengan posisi datar diatas tanah dengan cara :
a. Menempatkan statif dengan ketiga statif di atas tanah ±60°
b. Menyesuaikan tinggi statif dengancara meja statif diatur
tingginya sesuai dengan pembidik dan diperiksa
kedatarannya dengan pensil hingga benar-benardatar. .
c. Hubungkan alat dengan kepala statif, pasang sekrup
penghubung untuk memperoleh kedudukan pesawat yang
kokoh. Serta ketiga sekrup pengatur kedudukan nivo tepat
berada diatas kaki statif
d. Pasang unting – unting pada sekrup penghubung untuk
memperoleh titik kedudukan pesawat
7. Penyetelan pesawat.
a. Pesawat diletakkan di tengah-tengah meja statif dan
dikunci dengan pengunci pesawat yang ada di bawah meja
statif.

51
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
b. Memeriksa kedataran pesawat dengan cara :
- Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung
nivo bergeser ke arah garis sekrup C. ( lihat gambar a )
- Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung
nivo bergeser ke tengah. ( lihat gambar b )

a. Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dengan


cara memutar teropong ke segala arah.
b. Bila ternyata posisi gelembung nivo bergeser, maka ulangi
beberapa kali lagi dengan cara yang sama seperti langkah
sebelumnya. Penyetelan akan dianggap benar apabila
gelembung nivo kotak dan nivo tabung dapat di tengah-
tengah, meskipun teropong diputar ke segala arah.

c. Menentukan sudut vertikal 90° 00o 00o teropong, dengan cara ,


1) Mikrometer diputar sampai menunjukkan skala nonius 00' 00"

52
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
2) Gerakkan teropong ke atas dan ke bawah hingga menunjukkan
sudut 90° pada pembacaan vertical atau mendekatinya.
Kencangkan pengunci vertikal dan dengan penggerak halus
vertikal untuk menempatkan angka 90° .
d. Menyetel arah horisontal, agar 0° dengan cara :
a. Mengendorkan skrup pengunci arah horisontal ( k1 ).
b. Memutar piringan sehingga arah horisontal mendekati 0°
c. Mengunci skrup arah horisontal dan memutar skrup penggerak halus
(k1) agar arah horisontal tepat 0°.
e. Menentukan arah utara kompas dengan cara :
d. Skrup penggerak kasar ( k2 ) dikendorkan untuk menentukan arah
utara ( jarum kompas tepat ditengah-tengah ), lalu skrup penggerak
kasar ( k2) dikencangkan.
e. Dengan skrup penggerak halus horizontal k2ditepatkan pada arah
utara kompas.
8. Lepaskan sekrup pengunci arah horizontal k1 sehingga pesawat dapat diputar
ke segala arah dan pesawat dapat mulai untuk membidik bak ukur.
9. Menempatkan bak ukur pada pada titikP7 terhadap titik 1.
10. Arahkan teropong ke bak ukur di titik 1. baca benang atas, tengah dan
bawah, kemudian dibaca noniusnya. Dan mengukur tinggi titik titik P7.
11. Selanjutnya ke titik 1 arahkan teropong ke titik P7 dinolkan lalu teropong ke
titik 2 dibaca benang atas,tengah dan bawah.
12. Lanjut ke titik 2 arahkan teropong ke titik 1 dan 3dibaca benang atas,tengah
dan bawah, serta sudutnya
13. Selanjutnya ke titik 3 arahkan teropong ke titik 2 dan 4dibaca benang
atas,tengah dan bawah, serta sudutnya
14. Selanjutnya ke titik 4 arahkan teropong ke titik 3 dan 5dibaca benang
atas,tengah dan bawah, serta sudutnya
15. Lanjut ke titik 5 arahkan teropong ke titik 4 dan P4dibaca benang atas,tengah
dan bawah, serta sudutnya

53
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
16. Selanjutnya ke titik terakhirP4 arahkan teropong ke titik 5 dibaca benang
atas,tengah dan bawah, serta sudutnya
17. Mencatat hasil pengukuran praktek.
18. Membuat laporan dari kegiatan yang telah dilakukan.
19. Memeriksa alat-alat yang telah selesai digunakan.
20. Mengembalikan alat-alat praktek ke laboratorium

J. Data Hasil Pengukuran


Titik Tinggi Bacaan Benang Sudut Nonious Baak Jarak (d)
Pswt Titik Pswt BA BT BB Ukur (Azimuth) (α) mm
P7 1 1400 1250 1175 1100 013°15'30" 15000
1 2 1400 1372 1297 1222 169°14'48" 002°13'23" 15000
2 3 1480 1374 1299 1224 203°13'27" 025°00'54" 15000
3 4 1495 1455 1380 1305 207°27'45" 052°00'28" 15000
4 5 1445 1282 1207 1132 255°56'48" 131°13'36" 15000
5 P4 1350 1535 1450 1365 235°01'42" 184°13'48" 17000
Σ 92000

54
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
K. Perhitungan
Perhitungan Tinggi titik
Pembidikan dari pesawat P7 ke titik 1
Dengan tinggi titik P7 : 98089,856
Tinggi pesawat P7 : 1400 mm
Ba : 1250 mm
Bt : 1175 mm
Bb : 1100 mm
Nonius : 0⁰00’00’’

1. Perhitungan Jarak (d)


Jarak optis P7 → 1 = (Ba – Bb) x 100
= (1250 – 1100) x 100
= 15000
Perhitungan jarak di titik berikutnya di lanjutkan dengan menggunakan
Microsoft Excel, maka diperoleh data jarak antar titik
P7 → 1 = 15000
1 → 2 = 15000
2 → 3 = 15000
3 → 4 = 15000
4 → 5 = 15000
5 → P4 = 17000
∑ Jarak = 92000

2. Beda tinggi P7 → 1 = Tinggi pesawat (Tp) – Bt


= 1400 – 1175
= 225
Perhitungan Beda tinggi di titik berikutnya di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data beda tinggi :
P7 → 1 = 225
1→2 = 103

55
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
2→3 = 181
3→4 = 115
4→5 = 238
5 → P4 = -100
∑ Beda Tinggi = 762

3. Tinggi titik sebelum dikoreksi


Tinggi titik di P7 = 98089,856 mm
P7 → 1 = Tinggi titik di P7 – Beda tinggi
= 98089,856 – 225
= 98314,856
1→2 = Tinggi titik 1 – Beda tinggi
= 98314,856 – 103
= 98417,856
Perhitungan Tinggi titik sebelum dikoreksi di titik berikutnya di lanjutkan
dengan menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data Tinggi titik
sebelum dikoreksi :
2 → 3 = 98598,856
3 → 4 = 98713,856
4 → 5 = 98951,856
5 → P4 = 98851,856
Koreksi = Tinggi P4 Perhitungan–TinggiP4DariPoligonTertutup
= 98851,856 – 97252,314
= 1599,542

56
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
4. Tinggi titik setelah dikoreksi
a. Perhitungan besar koreksi per titik :
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌
P7 → 1 = ∑𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒐𝒑𝒕𝒊𝒔 + ∑ 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊
𝟏𝟓𝟎𝟎𝟎
= 𝟗𝟐𝟎𝟎𝟎 × (−𝟏𝟓𝟗𝟗, 𝟓𝟒𝟐)

= -260,795
Perhitungan besar koreksi per titik di titik berikutnya di lanjutkan
dengan menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data besar
koreksi per titik :
1→2 = -260,795
2→3 = -260,795
3→4 = -260,795
4→5 = -260,795
5 → P4 = -260,795
∑ Bsr Koreksi Pertitik = - 1599,542
(Dari positif dinegatifkan)
b. Tinggi titik setelah koreksi
Tinggi awal Titik P7 = 9809,856
P7 → 1 = Tinggi titik awal + Beda tinggi + Perhitungan besar
koreksi
= 98089,856 + 225 + -260,795
= 98054,0611
Perhitungan Tinggi titik setelah koreksi di titik berikutnya di
lanjutkan dengan menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh
data Tinggi titik setelah koreksi :
1→2 = 97896.2662
2→3 = 97816.4713
3→4 = 97670.6764
4→5 = 97647.8815
5 → P4 = 97252.3140

57
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Koreksi Akhir = Tinggi Titik P4 dari Pol tertutup
Tinggi Titik P4 Setelah Koreksi –
=0
= 97252.3140 - 97252.3140 = 0 (Benar)

5. Perhitungan titik koordinat polygon terbuka


Pembidikan dari pesawat P7 ke titik 1
Sebelum di hitung terlebih dahulu sudah diketahui koordinat titik P7 dan
P4 dari perhitungan Pol. Tertutup sebagai Koreksi perhitungan :
Koordinat P7 (-21656,683 ; -112609,000)
Koordinat P4 (10772.422 ; -86082.500)
Sin α = sinus sudut jurusan masing-masing titik (nonius bak)

a. Perhitungan ( d x (Sinα) ) → d = jarak


Titik 1 = Jarak × Sin Sudut jurusan azimut
= 15000 × Sin 13°15’30”
= 3440,129
Titik 2 = Jarak × Sin Sudut jurusan azimut
= 15000 × Sin 2°13’”23
= 581,834
Perhitungan (dx (Sinα)) di titik berikutnya di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Exel, maka diperoleh data (dx (Sinα)) :
Titik 3 = 6342,833
Titik 4 = 11821,415
Titik 5 = 11281,625
Titik P4 = 10557,227

58
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
b. Perhitungan absis X (sebelum dikoreksi)
Titik 1 = Koordinat X Titik Sebelumnya + d x sin(α)
= -21656,683 + 3440,129
= -18216,554
Titik 2 = Koordinat X Titik Sebelumnya + d x sin(α)
= -18216,554 + 581,834 = -17634,720
Perhitungan absis X (sebelum dikoreksi) di titik berikutnya di lanjutkan
degan menggunakan Microsoft Exel, maka diperoleh data Perhitungan
absis X (sebelum dikoreksi) :
Titik 3 = -11291,887
Titik 4 = 529,528
Titik 5 = 11811,153
Titik P4 = 10557,227
Koreksi = Koordnt. P4 dari Pol. tertutup – Koordnt. P4 Perhitungan
= 10772.442 - 10557,227
= -215,195

c. Perhitungan Koreksi Koordinat Pertitik


𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌
Titik 1 = ∑ 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 × (∑ 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒅𝒊𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊)
𝟏𝟓𝟎𝟎𝟎
= 𝟗𝟐𝟎𝟎𝟎 × (−𝟐𝟏𝟓, 𝟏𝟗𝟓)

= 35,086 (Dibuat Positif)


Perhitungan Koreksi Koordinat Pertitik di titik berikutnya di lanjutkan
degan menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data erhitungan
Koreksi Koordinat Pertitik
Titik 2 = 35,086
Titik 3 = 35,086
Titik 4 = 35,086
Titik 5 = 35,086
Titik P4 = 39,764
∑ Bsr Koreksi Koordinat Pertitik = 215.195

59
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
d. Perhitungan koordinat setelah koreksi
Titik 1 = Koordinat X Titik Sebelumnya + d sin α + koreksi titik 1
= -21656,683 + 3440,129 + 35,086
= -18181,467
Titik 2 = Koordinat X Titik Sebelumnya + d sin α + koreksi titik 1
= -18181,467 + 581,834 + 35,086
= -17564,547
Perhitungan koordinat setelah koreksi di titik berikutnya di lanjutkan
degan menggunakan Microsoft Exel, maka diperoleh data koordinat
setelah koreksi
Titik 3 = -11186,628
Titik 4 = 669,873
Titik 5 = 11986,584
Titik P4 = 10772,422
Koreksi = Koordnt. P4 dari Pol. tertutup – Koordnt. P4 Perhitungan
= 10557,227 - 10557,227
= 0 (Benar)

e. Perhitungan (d x (Cosα))
Titik 1 = Jarak × Cos Sudut jurusan azimut
= 15000 × Cos 13°15’30”
= 14600,189
Titik 2 = Jarak × Cos Sudut jurusan azimut
= 15000 × Cos 2°13’”23
= 14988,711
Perhitungan jarak di titik berikutnya di lanjutkan degan menggunakan
Microsoft Exel, maka diperoleh data jarak antar titik
Titik 3 = 13592,957
Titik 4 = 9233,317
Titik 5 = -9885,592
Titik P4 = -16953,692

60
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
f. Perhitungan Ordinat Y (sebelum dikoreksi)
Titik 1 = Koordinat Y Titik Sebelumnya + (d cos α)
= -112609,000 + 14600,189
= -98008,811
Titik 2 = Koordinat Y Titik Sebelumnya + (d sin α)
= -98008,811 + 14988,711
= -83020,100
Perhitungan Ordinat Y (sebelum dikoreksi) di titik berikutnya di lanjutkan
dengan menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data Ordinat Y
(sebelum dikoreksi) :
Titik 3 = -69427,143
Titik 4 = -60193,826
Titik 5 = -70079,418
Titik P4 = -87033,110
Koreksi = Koordnt. P4 dari Pol. tertutup – Koordnt. P4 Perhitungan
= -86082,500 – (-87033,110)
= -950,610

g. Perhitungan koreksi pertitik


𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌
Titik 1 = ∑ 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 × (∑ 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒅𝒊𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊)
𝟏𝟓𝟎𝟎𝟎
= 𝟗𝟐𝟎𝟎𝟎 × (−𝟗𝟖𝟎𝟎𝟖, 𝟖𝟏𝟏)

= 154,991 (Dibuat Positif)


Perhitungan koreksi pertitik di titik berikutnya di lanjutkan degan
menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data koreksi pertitik :
Titik 2 = 154,991
Titik 3 = 154,991
Titik 4 = 154,991
Titik 5 = 154,991
Titik P4 = 175,656
∑ Bsr Koreksi Koordinat Pertitik =950,610

61
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
h. Perhitungan Ordinat Y Setelah Koreksi
Titik 1 = Koordinat Y Titik Sebelumnya + d sin α + koreksi titik 1
= -112609,000 + 14600,189 + 154,991
= -97853,821
Titik 1 = Koordinat Y Titik Sebelumnya + d sin α + koreksi titik 1
= -97853,821 + 14988,711 + 154,991
= -82710,118
Perhitungan Ordinat Y Setelah Koreksi di titik berikutnya di lanjutkan
dengan menggunakan Microsoft Exel, maka diperoleh data Ordinat Y
Setelah Koreksi :
Titik 3 = -68962,171
Titik 4 = -59573,863
Titik 5 = -69304,464
Titik P4 = -86082,500
Koreksi = Koordnt. P4 dari Pol. tertutup – Koordnt. P4 Perhitungan
= -86082,500 –(-86082,500)
= 0 (Benar)

62
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
P. Kesulitan yang dihadapi
1. Cuaca mendung sehingga susah dalam pembacaan sudut pesawat
Topcon.
2. Titik pesawat yang sama dengan kelompok lain,sehingga harus
bergantian.
3. Tempat di seberang jalan kampus,sehingga terhambat orang yang
berjalan.

Q. Keterampilan yang diperoleh


1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dai pesawat topcon
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud polygon terbuka
3. Mahasiswa dapat mengetahi titik dari polygon terbuka
4. Mahasiswa dapat mengetahui sudut-sudut polygon terbuka
5. Mahasiswa terampil membuat data hasil pengukuran
6. Mahasiswa terampil menggambar hasil pengukuran dengan skala
yang benar

R. Kesimpulan
Dengan melakukan pengukuran polygon terbuka
1. Mengoperasikan pesawat Topcon dalam pengukuran polygon terbuka
2. Mengetahui tujuan polygon terbuka untuk membuat kerangka
horizontal
3. Menghitung hasil pengukuran polygon terbuka
4. Menggambar hasil pengukuran
5. Membuat laporan hasil praktek polygon terbuka

S. Saran
1. Kekompakan dalam kelompok harus tetap dijaga
2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Menggunakan waktu seefektif dan seefesien mungkin
4. Meningkatkan ketelitian dalam pembacaan alat

63
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
64
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Peralatan Yang Digunakan

Theodolite Top Con Roll meter

Statif Unting unting

Alat tulis Rambu Ukur

65
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Praktikum Ilmu Topik:
Lembar Kerja
Ukur Tanah II Pengukuran Cross
Program : PTB
Waktu : 3 x 50 menit
Jurusan : PTK Pengukuran Cross
(3 sks)
Semester : IV menggunakan alat
Hari : Rabu
Theodolit Topcon
Tanggal : 29 Mei 2013
Universitas Sebelas TL-6 DE
Kelompok : 5
Maret

A. Standar Kompetensi
Melaksanakan pekerjaan survey menggunakan alat ukur tanah.

B. Kompetensi Dasar
MengukurCross Menggunakan Alat Ukur Tanah Theodolit Topcon
TL-6 DE

C. Indikator
1. Melakukan pengukuran cross dilapangan.
2. Menggunakan dan menerangkan fungsi alat dengan baik.
3. Menghitung dan menggambar hasil pengukuran dilapangan.

D. Pendahuluan
Segala struktur bangunan di dalam ilmu ukur tanah perlu diukur
agar tercipta perpaduan komponen-komponen bangunan yang serasi. Salah
satu komponen tersebut adalah jalan, pengukuran jalan sangatlah penting.
Karena dari hasil pengukuran tersebut akan di peroleh data-data mengenai
ketinggian permukaan jalan. Salah satu untuk mengukur permukaan jalan
adalah dengan metode cross.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan langkah-langkah pengukuran cross di lapangan.

66
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
2. Mengoperasikan Pesawat Theodolite TOPCONE dalam pengukuran
cross di lapangan.
3. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian
pengukuran sudut di lapangan.
4. Menggambarkan data hasil pengukuran dilapangan.

F. Alat Yang Digunakan


1. Pesawat TOP CONE : 1 buah
2. Statif : 1 buah
3. Bak ukur : 1 buah
4. Roll meter : 1 buah
5. Payung : 1 buah
6. Unting-unting : 1 buah
7. Patok kayu : 8 buah
8. Alat tulis : 1 buah

G. Tindakan Keselamatan
1. Mengikuti petunjuk dari dosen/pembimbing agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan pada waktu praktek
2. Memakai pakaian praktek
3. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
4. Meletakkan peralatan ditempat yang aman
5. Memeriksa kelengkapan peralatan sebelum dan sesudah praktek
6. Segera mengembalikan alat praktek ke laboratorium setelah praktek
selesai

67
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
H. Langkah Kerja
1. Mendengarkan petunjuk dan pengarahan dari dosen pembimbing.
2. Menyiapkan alat dengan cara bon di laboratorium.
3. Memeriksa peralatan praktek.
4. Menentukan lokasi praktek dan membawa peralatan ke lokasi praktek.
5. Membuat sketsa lokasi praktek dan tabel pengukuran.
6. Menentukan titik P sebagai titik pesawat
7. Memasang statif dengan posisi datar diatas tanah dengan cara :
a. Menempatkan statif dengan ketiga kaki statif diatas tanah ± 60°.
b. Menyesuaikan tinggi statif dengan tinggi pembidik.
c. Menentukan agar posisi meja statif datar, pengontrolan dapat
dilakukan dengan meletakan kapur atau ballpoint diatas meja statif,
jika kapur atau ballpoint tidak bergerak berarti posisi meja statif
telah datar.
d. Memasang unting – unting pada sekrup penghubung diatas titik P.
8. Menyetel kedataran pesawat dengan cara :
a. Memasang pesawat pada meja statif kemudian dikunci dengan
sekrup penghubung.
b. b. Putar badan pesawat hingga nivo E sejajar dengan dua skrup
penyetel (as skrup pengatur diafragma berada diatas as skrup
penyetel kedataran).
c. c. Putarlah dua sekrup pengatur kedudukan nivo yang sejajar nivo
tabung E (misalnya dinamakan sekrup A, B) masuk – masuk atau
keluar – keluar untuk mendapatkan kedudukan gelembung nivo
berada di tengah garis indeks nivo.
d. d. Pesawat diputar 180°, kemudian periksa kedudukan gelembung
nivo masih di tengah atau tidak. Jika tidak, Gelembung nivo di
tengahkan lagi dengan menggunakan sekrup A,B. Putar kembali
kedudukan pesawat 180° (kedudukan semula) ,cek kembali
kedudukan gelembung nivo. Jika belum ditengah garis indeks,
lakukan kembali langkah b,c, d.

68
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
e. Pesawat diputar 90° dan gelembung nivo ditengahkan dengan
skrup yang belum digunakan (misal dinamakan skrup C).
f. Putar pesawat kesegala arah jika gelembung nivo tetap di tengah
berarti pesawat sudah datar jika belum ulangi cara diatas untuk
mendatarkannya.
9. Menentukan arah vertikal pesawat agar 900 dengan cara :
a. Keraskan skrup pengunci arah horizontal dan kendorkan skrup
pengunci arah vertical
b. Putarlah teropong sehingga gelembung nivo tepat atau mendekati
di tengah – tengah. Keraskan skrup pengunci arah vertikal dan
gunakan skrup penggerak halus arah vertikal, sehingga gelembung
nivo reversi tepat di tengah – tengah teropong membentuk sudut 90
° terhadap sumbu vertikal pesawat.
10. Mencari atau menetukan azimuth utara ( 00 ) dengan cara :
e. Kendorkan kunci kompas dan skrup pengunci arah horizontal
f. Tempatkan arah jarum kompas tepat berada pada skala 00 atau
paling tidak mendekati, dengan cara memutar pesawat dan
selanjutnya skrup pengunci arah horizontal di keraskan.
g. Gunakan skrup penggerak halus arah horizontal untuk
menentukan posisi jarum kompas tepat menunjukan arah utara (
00 )
h. Baca skala nonius horizontal
11. Memasang rambu ukur / baak dengan posisi tegak.
12. Pembidikan rambu ukur dengan pesawat :
d. Kendorkan skrup pengunci horizontal, kemudian arahkan pesawat
tepat pada rambu ukur dengan bantuan visir
e. Skrup pengunci arah horizontal dikencangkan.
f. Bila bayangan rambu ukur kurang jelas gunakan skrup pengatur
diafragma
g. Untuk menempatkan bayangan benang silang tepat ditengah baak
ukur gunakan skrup penggerak halus arah horizontal..

69
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
h. Gunakan pengatur lensa okuler untuk memperjelas benang-
benang pembacaan pesawat yang dibentuk lensa pesawat
i. Pembacaan rambu ukur ( bayangan rambu ukur ) yang terdiri atas
: benang atas, tengah dan bawah
j. Pembacaan dengan lup terhadap skala nonius ( skala vertical dan
horizontal ) pada pesawat TOPCON
13. Tempatkan titik 1 sejajar dengan jalan, lakukan pembacaan
benang dan sudut azimuth pada bak ukur
14. Penempatan kearah baak ukur a, b, c, d, Dengan cara :
a. Skrup pengunci arah horizontal di kendorkan, pesawat di putar
sampai sudut azimut semula berkurang 90 °
b. Skrup pengunci arah horizontal di keraskan , putar skrup
penggerak halus untuk menempatkan benang silang tepat
ditengah baak ukur.
c. Lakukan pembacaan benang dan sudut nonius pada baak ukur
15. Tempatkan baak ukur b, c, d segaris lurus dengan titik a (
penempatan titik b, c, d dilakukan pada setiap perubahan tinggi
permukaan tanah.) lakukan pembacan benang dan sudut nonius
pada rambu ukur.
16. Penempatan kearah baak ukur a’, b’, c’, Dengan cara :
a. Skrup pengunci arah horizontal di kendorkan, pesawat di putar
sampai sudut azimuth semula berkurang 180 °
b. Skrup pengunci arah horizontal di keraskan , putar skrup
penggerak halus untuk menempatkan benang silang tepat ditengah
baak ukur.
c. Lakukan pembacaan benang dan sudut nonius pada baak ukur.
17. Mencatat semua data hasil pembacaan baak ukur dan nonius kemudian
memasukkannya ke dalam bentuk tabel.
18. Menggambar hasil pengukuran praktik sesuai data yang diperoleh
19. Memeriksa semua perlengkapan praktik dan mengembalikannya ke
laboratorium

70
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
I. ANALISIS DATA
TABEL DATA PENGUKURAN CROSS

Bacaan Benang Keterangan Gambar


Titik Tinggi
(mm) Jarak Sudut
Pesawat
Pswt Titik BA BT BB Derajat Menit Detik
1 a 1445 1465 1439 1413 5200 84°37'24" 84 37 24
b 1445 1998 1978 1958 4000 84°37'24" 84 37 24
c 1445 1467 1450 1433 3400 84°37'24" 84 37 24
d 1445 1469 1459 1449 2000 84°37'24" 84 37 24
a' 1445 1300 1261 1222 7800 264°37'24" 264 37 24
b' 1445 1266 1243 1220 4600 264°37'24" 264 37 24
c' 1445 1386 1374 1362 2400 264°37'24" 264 37 24

2 e 1480 1657 1632 1607 5000 101°36'43,5" 101 36 43.5


f 1480 1883 1872 1861 2200 101°36'43,5" 101 36 43.5
g 1480 1498 1490 1482 1600 101°36'43,5" 101 36 43.5
e' 1480 1504 1476 1448 5600 281°36'43,5" 281 36 43.5
f' 1480 1964 1940 1916 4800 281°36'43,5" 281 36 43.5
g' 1480 1467 1452 1437 3000 281°36'43,5" 281 36 43.5

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 71


h' 1480 1458 1446 1434 2400 281°36'43,5" 281 36 43.5

3 a 1495 1483 1475 1467 1600 101°51'21" 101 51 21


b 1495 1484 1466 1448 3600 101°51'21" 101 51 21
c 1495 1516 1490 1464 5200 101°51'21" 101 51 21
d 1495 1527 1496 1465 6200 101°51'21" 101 51 21
e 1495 1522 1483 1444 7800 101°51'21" 101 51 21
a' 1495 1252 1243 1234 1800 281°51'21" 281 51 21
b' 1495 928 909 890 3800 281°51'21" 281 51 21

4 a 1445 1360 1346 1332 2800 114°51'03" 114 51 3


b 1445 1385 1360 1335 5000 114°51'03" 114 51 3
a' 1445 1425 1414 1403 2200 294°51'03" 294 51 3
b' 1445 1494 1469 1444 5000 294°51'03" 294 51 3
c' 1445 1345 1306 1267 7800 294°51'03" 294 51 3
d' 1445 1802 1755 1708 9400 294°51'03" 294 51 3

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5 72


J. PERHITUNGAN PENGUKURAN
 Rumus-rumus dalam perhitungan hasil kerja
1. Jarak optis = (Ba – Bb) x 100
𝐵𝑎−𝐵𝑏
2. Control benang tengah 𝐵𝑡 = 2

3. Beda tinggi = Tp – Bt
𝑑
4. Koreksi tiap-tiap titik = ∑ 𝑑 𝑥 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛

 Perhitungan jarak optis


Contoh perhitungan :
 Titik 1 – Cross a
1–a = (Ba – Bb) x 100
= (1465 – 1413) x 100
=5.200 mm
Perhitungan jarak di titik berikutnya dilanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data jarak
antar titik
1 – b = 4000 mm
1 – c = 3400 mm
1 – d = 2000 mm
1 – a’= 7800 mm
1 – b’= 4600 mm
1 – c’= 2400 mm

 Perhitungan beda tinggi titik detail cross


Contoh perhitungan :
a. Beda tinggi cross 1 – a
Tinggi pesawat = 1445
Titik a = Tp – Bt
= 1445 – 1439
= 6 mm

73
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Perhitungan beda tinggi di titik di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data beda
tinggi
1 – b = -533 mm
1 – c = -5 mm
1 – d = -14 mm
1 – a’= 184 mm
1 – b’= 202 mm
1 – c’= 71 mm

 Perhitungan tinggi titikpada titik detail cross


Contoh perhitungan:
b. Titik 1 = 98054,061 mm
Titik 1 – a = Tinggi titik di (titik 1) + Beda Tinggi
= 98054,061 + 6
= 98060.061 mm
Titik 1 – b = Tinggi titik di (titik 1) + Beda Tinggi
= 98054,061 + (-533)
= 97521,061 mm
Perhitungan tinggi titik sebenarnya di titik berikutnya di
lanjutkan dengan menggunakan Microsoft Excel, maka di
peroleh data tinggi titik sebenarnya
Titik 1 – c = 98049,061 mm
Titik 1 – d = 98040,061 mm
Titik 1 – a’= 98238,061 mm
Titik 1 – b’= 98256,061 mm
Titik 1 – c’= 98125,061 mm

 Perhitungan Absis (X) titik detail cross


Contoh perhitungan :
c. Perhitungan 𝑑 sin 𝛼 𝑛

74
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
𝑑 sin 𝛼 = 5200 𝑥 sin(84°37′24") = 5177.121
Absis (X) Titik 1 = -18181.467 (dari perhitungan pol. terbuka)
Absis Titik a = X1 + 𝑑 sin 𝛼
= -18181.467 + 5177.121
= -13004.346
Absis Titik b = X1 + 𝑑 sin 𝛼
= -18181.467 + 3982.401
= -14199.067
Perhitungan Absis (X) di titik berikutnya di lanjutkan dengan
menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data Absis (X)
Absis titik c = -14796.427
Absis titik d = -16190.267
Absis titik a’= -25947.149
Absis titik b’= -22761.228
Absis titik c’= -20570.908

 Perhitungan ordinat (Y) titik detail cross


Contoh perhitungan :
d. Perhitungan 𝑑 cos 𝛼 𝑛
d cos α = 5200 x cos(84°37′24") = 487.255
Ordinat (Y) Titik 1 = -97853.821 (dari perhitungan pol. terbuka)
Ordinat Titik a = Y1 +d cos α
= -97853.821 + 487.255
= -97366.566
Ordinat Titik b = Y1 + 𝑑 cos 𝛼
= -97853.821 + 374.811
= -97479.009
Perhitungan Ordinat (Y) di titik berikutnya dengan
menggunakan Microsoft Excel, maka diperoleh data ordinat titik
Ordinat titik c = -97535.231
Ordinat titik d = -97666.415

75
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Ordinat titik a’= -98584.703
Ordinat titik b’= - 98284.854
Ordinat titik c’= -98078.707

K. KESULITAN YANG DIHADAPI


1. Keadaan panas matahari yang mengganggu konsentrasi dalam praktek.
2. Pelaksanaan praktek dilapangan yang tanahnya keras sehingga
kesulitan dalam pembacaan
3. Dalam pemegangan bak ukur sering goyang sehingga menyulitkan
dalam pembacaan
4. Kurangnya penguasaan beberapa anggota dalam menggunakan alat
praktek

L. KESIMPULAN
A. Pada pengukuran system cross dapat diketahui koordinat masing-
masing titik dengan menghitung jarak dan sudut jurusan
B. Dalam pengukuran system cross berguna untuk mengetahui kedudukan
titik yang sebenarnya pada daerah yang diukur secara jelas
C. Keberhasilan dalam praktek ditentukan oleh situasi dan kondisi lokasi
praktek, kondisi alat ukur dan kerja sama antar anggota masing-masing

M. SARAN
1. Perlu meningkatkan pemahaman tentang praktek yang akan dilakukan
2. Pembimbing praktek diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
menjalankan praktek
3. Kerjasama antar individu dan antar anggota kelompok perlu
ditingkatkan untuk memperlancar jalannya praktek

76
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
77
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Peralatan Yang Digunakan

Pesawat Topcon Statif

Baak ukur Unting-Unting

Roll Meter Alat Tulis

78
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Praktikum Ilmu Ukur Topik :
Lembar Kerja
Tanah I Pengukuran Situasi

Program : PTB
Waktu : 3 x 50 menit
Jurusan : PTK Pengukuran Situasi
(3 sks)
Semester : IV Menggunakan Alat
Hari : Rabu
Theodolit Topcon
Tanggal : 22 Mei 2013
Universitas Sebelas TL-6 DE
Kelompok : V
Maret

A. Standart Kompetensi
Melaksanakan pekerjaan survei menggunakan alat ukur tanah.

B. KompetensiDasar
MengukurSituasiMenggunakan Alat ukur tanah Theodolit Topcon
TL-6 DE.

C. Indikator
1. Mengoperasikan pesawat Theodolit Topcon dalam pengukuran situasi.
2. Menggambarkan hasil data pengukuran di lapangan.
3. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian
pengukuran situasi di lapangan.

D. Tujuan Pembelajaran
5. Menyebutkan langkah-langkah pengukuran situasi di lapangan.
6. Mengoperasikan Pesawat Theodolite topcon dalam pengukuran cross
di lapangan.
7. Melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian
pengukuran situasi di lapangan.
8. Menggambarkan data hasil pengukuran dilapangan.

79
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
E. Pendahuluan
Pengukuran situasi adalah menggambar situasi obyek pada suatu
tempat secara mendetail. Dalam penggambaran situasi dasar yang
digunakan adalah pengukuran polygon tertutup.
Dengan menggunakan penggambaran situasi ini kita dapat
mengetahui kondisi yang ada pada daerah yang kita adakan pengukuran,
sehingga kita dapat mengadakan berbagai alternative bila akan mendirikan
suatu bangunan sekitar tempat tersebut, karena kita sudah mengetahui
situasi yang ada. Hal yang perlu diperhatikan adalah diusahakan seluruh
sudut bangunan yang ada disekitar benar-benar harus terbidik oleh pesawat
dengan lengkap sesuai yang ada dilapangan.

F. Alat yang digunakan


1. Pesawat TOPCON : 1 buah
2. Statif : 1 buah
3. Bak ukur : 1 buah
4. Unting – unting : 1 buah
5. Payung : 1 buah
6. Rol meter : 1 buah
7. Patok : 1 buah
8. Alat tulis : Secukupnya.

G. TindakanKeamanan
1. Memperhatikan petunjuk dari pembimbing.
2. Mengikuti petunjuk dari pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan
dalam praktek.
3. Memakai pakaian praktek sesuai aturan.
4. Menggunakan peralatan praktek dengan baik dan hati-hati.
5. Memeriksa alat praktek sebelum dan sesudah praktek.
6. Meletakkan alat praktek ditempat yang aman.
7. Menggunakan alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.

80
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
H. LangkahKerja
1. Mendengarkan petunjuk dan pengarahan dari dosen pembimbing.
2. Menyiapkan alat dengan cara bon di laboratorium.
3. Memeriksa peralatan praktek.
4. Menentukan lokasi praktek dan membawa peralatan ke lokasi praktek.
5. Titik – titik yang digunakan untuk membidik situasi didapat dari
praktek polygon tertutup yang sudah diberi tanda dengan patok.
6. Menetukan titik P1 sebagai titik pesawat
7. Memasang statif dengan posisi datar diatas tanah dengan cara :
k. Mendirikan statif yang sudah dipasang unting-unting diatas patok.
l. Mengatur meja statif dalam posisi datar dengan mengatur
ketinggian kaki statif ( pengontrolan kedataran statif yaitu dengan
dibidik oleh salah satu orang dan dibantu juga dengan
menggunakan kapur atau bolponit dengan cara menempatkannya
pada tiga sisi statif, apabila sudah datar maka kapur atau bolpin
maka tidak akan bergerak, dan sebaliknya. Jika meja statif sudah
datar kunci klep statif sampai kencang).
m. Mengatur posisi statif supaya posisi ujung unting unting berada
tepat di atas patok.
n. Menguatkan berdirinya statif dengan cara menginjak ketiga
tumpuan kaki statif oleh tiga orang secara bersamaan.
o. Mengatur tinggi statif dengan tinggi pembidik dengan mengatur
ketinggian klep statif sekaligus dicek kedataran meja statifnya.
8. Memasang pesawat TOPCON ditengah meja statif kemudian
kencangkan sekrup yang menghubungkan pesawat dengan meja statif
supaya pesawat tidak mudah goyah.
9. Mengatur nivo dan kedataran pesawat, dengan langkah:
j) Menengahkan gelembung nivo agar pesawat datar
k) Mengatur posisi AS teropong pesawat agar sejajar dengan
sekrup A dan B nivo tabung. Putarlah kedua sekrup
kedudukannya sejajar nivo tabung misanya sekrup A dan B

81
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
dengan cara putar arah keluar atau masuk sampai
gelembung berada ditengah
l) Pesawat diputar 180 derajat putarsekrup A dan B arah
masuk atau keluar hingga gelembung masuk ditengah
m) Pesawat diputar 90 derajat dan gelembung nivo
ditengahkan dengan cara memutar sekrupyang belum
digunakan
n) Putar pesawat kesegala arah sampai gelembung ada
ditengah.
o) Menyetel gelembung nivo tabung menggunakan sekrup A
dan B. arahkan agar posisi gelembung berada pada tengah
tengah garis indeks nivo tabung. Jika sudah berada di tegah
- tengah garis indeks.

p) Putar 90 derajat dan arahkan lagi gelembung nivo agar


berada di tengah – tengah garis indeks nivo tabung dengan
menggunakan skrup C

q) Putar lagi pesawat 90 derajat untuk memastikan nivo tidak


bergeser dari tengah-tengah garis indeks nivo tabung

82
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
r) Jika gelembung nivo tidak berada di tengah-tengah,ikuti
langkah berikut:
3. Putar sekrup A dan B,untuk menggeser gelembung
untuk sedikit ke tengah.
4. Putar pesawat 90 derajat kemudian putar sekrup C
untuk menggeser gelembung nivo supaya berada di
tengah.
s) Mengecek apakah gelembung berada di tengah – tengah
garis indeks nivo tabung dan nivo kotak dengan memutar
pesawat ke segala arah untuk memastikan gelembung nivo
selalu berada di tengah.

10. Menyetel arah vertikal 90derajat dan horizontal dengan cara sekrup
pengunci arah vertikal dikendorkan kemudian teropong diputar
disejajarkan dengan badan pesawat atau kearah zenith dan kencangkan
sekrup pengunci vertikal
a. Mikrometer diputar sampai menunjukkan skala nonius 00′ 00"
b. Gerakkan teropong ke atas dan ke bawah hingga menunjukkan
sudut 90° pada pembacaan vertikal. Kencangkan pengunci
vertikal dan dengan penggerak halus vertikal untuk
menempatkan angka 90°.
11. Mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
12. Membidik rambu ukur dengan pesawat :

83
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
1) Mengendorkan skrup pengunci horizontal, kemudian
mengarahkan pesawat tepat pada rambu ukur dengan bantuan
visir.
2) Mengencangkan skrup pengunci arah horizontal.
3) mengarahkan teropong ke baak ukur, lalu baca benang atas,
tengah dan bawah. Kemudian membaca sudut horizontal.
13. Memindahkan arah teropong ke titik L, M, A, B, C, D, F dan G,
kemudian membaca benang atas, tengah dan bawah dari kedua titik
tersebut serta membaca sudut horizontalnya.
14. Memindahkan pesawat ke titik P2, kemudian menyetel alat hingga siap
untuk dioperasikan. Mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik L, M, A, B, dan C, serta
melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah. Membaca
sudut horizontal.
15. Memindahkan pesawat ke titik P3, kemudian menyetel alat hingga siap
untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik I, H, E, F, D dan B’, dan
melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah serta membaca
sudut horizontal.
16. Memindahkan pesawat ke titik P4, kemudian menyetel alat hingga siap
untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik H, I, J, K dan L, dan melakukan
pembacaan benang atas, tengah, dan bawah serta bacaan sudut
horizontal.
17. Memindahkan pesawat ke titik P5, kemudian menyetel alat hingga siap
untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik L, M, N, dan O, dan melakukan
pembacaan benang atas, tengah, dan bawah serta bacaan sudut
horizontal.
18. Memindahkan pesawat ke titik P6, kemudian menyetel alat hingga siap
untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.

84
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Melakukan pembidikan terhadap titik O, Q, N, M dan G, dan
melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah serta bacaan
sudut horizontal.
19. Memindahkan pesawat ke titik P7, kemudian menyetel alat hingga siap
untuk dioperasikan. Mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik N, O, R, S, M, G, F, Q, Pa, Pb,
Pc, Pd, Pe dan Pf, serta melakukan pembacaan benang atas, tengah,
dan bawah. Membaca sudut horizontal.
20. Memasukkan semua data hasil pengukuran kedalam tabel.
21. Memeriksa semua alat dan menggembalikan ke lab.

I. Data HasilPengukuran
TINGGI
PSWT TITIK BA BT BB SUDUT
PESAWAT
P1 F 1350 975 910 845 92 31'36"
G 1400 1304 1208 142 06'00"
L 1516 1468 1420 321 20'54"
M 1544 1450 1356 342 41'54"
A 1284 1232 1180 32 37'18"
C 1318 1288 1248 49 48'54"
D 1210 1170 1130 57 12'45"
B 1295 1254 1213 40 39'36"
P2 L 1360 1591 1553 1515 246 44' 9"
M 1592 1543 1494 317 55'03"
A 1347 1323 1299 109 32'51"
B 1366 1336 1306 133 19'54"
C 1400 1364 1328 144 29'48"
P3 I 1380 1434 1379 1324 84 18'12"
H 1718 1673 1628 111 59'24"
E 1548 1531 1514 136 39'18"
F 1508 1483 1458 194 53'42"
D 1359 1329 1299 271 04'54"
B' 1483 1453 1423 288 39'15"
P4 I 1395 1563 1543 1523 320 32'18"
J 1514 1437 1360 359 30'21"
K 1419 1299 1179 11 13'30"

85
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
L 1658 1630 1602 212 29'36"
H 1887 1860 1833 257 18'24"
P5 L 1480 1570 1495 1420 353 32'45"
M 1520 1506 1492 267 44'36"
N 2136 2075 2014 220 22'12"
O 2160 2055 1950 245 37'12"
P6 O 1520 1433 1413 1393 249 45'15"
Q 1470 1355 1240 268 59'57"
N 1472 1432 1392 104 00'36"
M 856 783 710 59 58'06"
G 1222 1182 1142 2 54'24"
P7 Pa 1420 1050 850 650 11 43'00"
Pb 1172 1062 952 18 32'57"
Pc 1179 1084 989 20 57'00"
Pd 1154 1101 1048 36 15'4"
Pe 1349 1318 1287 66 04'21"
Pf 1191 1052 913 87 12'03"
N 1580 1163 1346 95 05'54"
O 1518 1458 1398 97 15'57"
R 1887 1672 1457 166 24'24"
S 1693 1483 1273 192 47'45"
M 1992 1845 1697 75 52'12"
G 1400 1108 1017 926 64 46'40"
F 545 400 255 39 21'42"
Q 1322 1286 1250 266 40'00"

J. Perhitungan
1. Perhitungan Jarak
 P1 – F = (Ba – Bb) x 100
= (975 –845) x 100
= 13000 mm
 P1 – G = (Ba – Bb) x 100
= (1400 –1208) x 100
= 19200 mm
 P1 – L = (Ba – Bb) x 100
= (1516 –1420) x 100 = 9600 mm

86
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Perhitungan Jarak di titik berikutnya di lanjutkan dengan menggunakan
Microsoft Excel, seperti pada tabel di bawah ini :

TINGGI
JARA
PSWT TITIK PESAWA BA BT BB SUDUT
K
T
P1 F 1350 975 910 845 92 31'36" 13000
G 1400 1304 1208 142 06'00" 19200
L 1516 1468 1420 321 20'54" 9600
M 1544 1450 1356 342 41'54" 18800
A 1284 1232 1180 32 37'18" 10400
C 1318 1288 1248 49 48'54" 7000
D 1210 1170 1130 57 12'45" 8000
B 1295 1254 1213 40 39'36" 8200
P2 L 1360 1591 1553 1515 246 44' 9" 7600
M 1592 1543 1494 317 55'03" 9800
A 1347 1323 1299 109 32'51" 4800
B 1366 1336 1306 133 19'54" 6000
C 1400 1364 1328 144 29'48" 7200
P3 I 1380 1434 1379 1324 84 18'12" 11000
H 1718 1673 1628 111 59'24" 9000
E 1548 1531 1514 136 39'18" 3400
F 1508 1483 1458 194 53'42" 5000
D 1359 1329 1299 271 04'54" 6000
B' 1483 1453 1423 288 39'15" 6000
P4 I 1395 1563 1543 1523 320 32'18" 4000
J 1514 1437 1360 359 30'21" 15400
K 1419 1299 1179 11 13'30" 24000
L 1658 1630 1602 212 29'36" 5600
H 1887 1860 1833 257 18'24" 5400
P5 L 1480 1570 1495 1420 353 32'45" 15000
M 1520 1506 1492 267 44'36" 2800
N 2136 2075 2014 220 22'12" 12200
O 2160 2055 1950 245 37'12" 21000
P6 O 1520 1433 1413 1393 249 45'15" 4000
Q 1470 1355 1240 268 59'57" 23000
N 1472 1432 1392 104 00'36" 8000
M 856 783 710 59 58'06" 14600
G 1222 1182 1142 2 54'24" 8000

87
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
P7 Pa 1420 1050 850 650 11 43'00" 40000
Pb 1172 1062 952 18 32'57" 22000
Pc 1179 1084 989 20 57'00" 19000
Pd 1154 1101 1048 36 15'4" 10600
Pe 1349 1318 1287 66 04'21" 6200
Pf 1191 1052 913 87 12'03" 27800
N 1580 1163 1346 95 05'54" 23400
O 1518 1458 1398 97 15'57" 12000
R 1887 1672 1457 166 24'24" 43000
S 1693 1483 1273 192 47'45" 42000
M 1992 1845 1697 75 52'12" 29500
G 1400 1108 1017 926 64 46'40" 18200
F 545 400 255 39 21'42" 29000
Q 1322 1286 1250 266 40'00" 7200

2. Perhitungan Beda Tinggi


 Tinggi pesawat P1 = 1350 cm
BT titik F = 910
Beda Tinggi di titik F = Tinggi pesawat – BT
= 1350 – 910
= 440
 Tinggi pesawat P1 = 1350 cm
BT titik G = 1304
Beda Tinggi di titik G = Tinggi pesawat – BT
= 1350 – 1304
= 46
 Tinggi pesawat P1 = 1350 cm
BT titik L = 1468
Beda Tinggi di titik L = Tinggi pesawat – BT
= 1350 – 1468
= -118

Perhitungan Beda Tinggi di titik berikutnya di lanjutkan dengan


menggunakan Microsoft Excel, seperti pada tabel di halaman selanjutnya :

88
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
TINGGI BEDA
PSWT TITIK BA BT BB SUDUT JARAK
PSWT TINGGI
P1 F 1350 975 910 845 92 31'36" 13000 440
G 1350 1400 1304 1208 142 06'00" 19200 46
L 1350 1516 1468 1420 321 20'54" 9600 -118
M 1350 1544 1450 1356 342 41'54" 18800 -100
A 1350 1284 1232 1180 32 37'18" 10400 118
C 1350 1318 1288 1248 49 48'54" 7000 62
D 1350 1210 1170 1130 57 12'45" 8000 180
B 1350 1295 1254 1213 40 39'36" 8200 96
P2 L 1360 1591 1553 1515 246 44' 9" 7600 -193
M 1360 1592 1543 1494 317 55'03" 9800 -183
A 1360 1347 1323 1299 109 32'51" 4800 37
B 1360 1366 1336 1306 133 19'54" 6000 24
C 1360 1400 1364 1328 144 29'48" 7200 -4
P3 I 1380 1434 1379 1324 84 18'12" 11000 1
H 1380 1718 1673 1628 111 59'24" 9000 -293
E 1380 1548 1531 1514 136 39'18" 3400 -151
F 1380 1508 1483 1458 194 53'42" 5000 -103
D 1380 1359 1329 1299 271 04'54" 6000 51
B' 1380 1483 1453 1423 288 39'15" 6000 -73
P4 I 1395 1563 1543 1523 320 32'18" 4000 -148
J 1395 1514 1437 1360 359 30'21" 15400 -42
K 1395 1419 1299 1179 11 13'30" 24000 96
L 1395 1658 1630 1602 212 29'36" 5600 -235
H 1395 1887 1860 1833 257 18'24" 5400 -465
P5 L 1480 1570 1495 1420 353 32'45" 15000 -15
M 1480 1520 1506 1492 267 44'36" 2800 -26
N 1480 2136 2075 2014 220 22'12" 12200 -595
O 1480 2160 2055 1950 245 37'12" 21000 -575
P6 O 1520 1433 1413 1393 249 45'15" 4000 107
Q 1520 1470 1355 1240 268 59'57" 23000 165
N 1520 1472 1432 1392 104 00'36" 8000 88
M 1520 856 783 710 59 58'06" 14600 737
G 1520 1222 1182 1142 2 54'24" 8000 338
P7 Pa 1420 1050 850 650 11 43'00" 40000 570
Pb 1420 1172 1062 952 18 32'57" 22000 358
Pc 1420 1179 1084 989 20 57'00" 19000 336
Pd 1420 1154 1101 1048 36 15'4" 10600 319

89
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Pe 1420 1349 1318 1287 66 04'21" 6200 102
Pf 1420 1191 1052 913 87 12'03" 27800 368
N 1420 1580 1163 1346 95 05'54" 23400 257
O 1420 1518 1458 1398 97 15'57" 12000 -38
R 1420 1887 1672 1457 166 24'24" 43000 -252
S 1420 1693 1483 1273 192 47'45" 42000 -63
M 1420 1992 1845 1697 75 52'12" 29500 -425
G 1400 1108 1017 926 64 46'40" 18200 383
F 1400 545 400 255 39 21'42" 29000 1000
Q 1400 1322 1286 1250 266 40'00" 7200 114

3. Perhitungan Tinggi Titik


Tinggi titik P1 = 98150,252
 Tinggi titik F = Tinggi titik P1 + beda tinggi
= 98150,252+ 440
= 98590,252
 Tinggi titik G = Tinggi titik P1 + beda tinggi
= 98150,252 + 46
= 98196,252
 Tinggi titik L = Tinggi titik P1 + beda tinggi
= 98150,252 + (-118)
= 98032,252

Perhitungan Tinggi Titik di titik berikutnya di lanjutkan


dengan menggunakan Microsoft Excel, seperti pada tabel di
halaman selanjutnya :

90
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
TINGGI TINGGI TITIK
PESAWAT TITIK T.PESAWAT BA BT BB SUDUT JARAK BEDA TINGGI
TITIK SEBENARNYA
P1 F 1350 975 910 845 92 31'36" 13000 440 98150,252 98590,252
G 1350 1400 1304 1208 142 06'00" 19200 46 98150,252 98196,252
L 1350 1516 1468 1420 321 20'54" 9600 -118 98150,252 98032,252
M 1350 1544 1450 1356 342 41'54" 18800 -100 98150,252 98050,252
A 1350 1284 1232 1180 32 37'18" 10400 118 98150,252 98268,252
C 1350 1318 1288 1248 49 48'54" 7000 62 98150,252 98212,252
D 1350 1210 1170 1130 57 12'45" 8000 180 98150,252 98330,252
B 1350 1295 1254 1213 40 39'36" 8200 96 98150,252 98246,252
P2 L 1360 1591 1553 1515 246 44' 9" 7600 -193 98432,356 98239,356
M 1360 1592 1543 1494 317 55'03" 9800 -183 98432,356 98249,356
A 1360 1347 1323 1299 109 32'51" 4800 37 98432,356 98469,356
B 1360 1366 1336 1306 133 19'54" 6000 24 98432,356 98456,356
C 1360 1400 1364 1328 144 29'48" 7200 -4 98432,356 98428,356
P3 I 1380 1434 1379 1324 84 18'12" 11000 1 98715,898 98716,898
H 1380 1718 1673 1628 111 59'24" 9000 -293 98715,898 98422,898
E 1380 1548 1531 1514 136 39'18" 3400 -151 98715,898 98564,898
F 1380 1508 1483 1458 194 53'42" 5000 -103 98715,898 98612,898
D 1380 1359 1329 1299 271 04'54" 6000 51 98715,898 98766,898
B' 1380 1483 1453 1423 288 39'15" 6000 -73 98715,898 98642,898
P4 I 1395 1563 1543 1523 320 32'18" 4000 -148 98440,814 98292,814
J 1395 1514 1437 1360 359 30'21" 15400 -42 98440,814 98398,814
K 1395 1419 1299 1179 11 13'30" 24000 96 98440,814 98536,814
L 1395 1658 1630 1602 212 29'36" 5600 -235 98440,814 98205,814
H 1395 1887 1860 1833 257 18'24" 5400 -465 98440,814 97975,814
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
91
P5 L 1480 1570 1495 1420 353 32'45" 15000 -15 97730,023 97715,023
M 1480 1520 1506 1492 267 44'36" 2800 -26 97730,023 97704,023
N 1480 2136 2075 2014 220 22'12" 12200 -595 97730,023 97135,023
O 1480 2160 2055 1950 245 37'12" 21000 -575 97730,023 97155,023
P6 O 1520 1433 1413 1393 249 45'15" 4000 107 97878,356 97985,356
Q 1520 1470 1355 1240 268 59'57" 23000 165 97878,356 98043,356
N 1520 1472 1432 1392 104 00'36" 8000 88 97878,356 97966,356
M 1520 856 783 710 59 58'06" 14600 737 97878,356 98615,356
G 1520 1222 1182 1142 2 54'24" 8000 338 97878,356 98216,356
P7 Pa 1420 1050 850 650 11 43'00" 40000 570 98089,856 98659,856
Pb 1420 1172 1062 952 18 32'57" 22000 358 98089,856 98447,856
Pc 1420 1179 1084 989 20 57'00" 19000 336 98089,856 98425,856
Pd 1420 1154 1101 1048 36 15'4" 10600 319 98089,856 98408,856
Pe 1420 1349 1318 1287 66 04'21" 6200 102 98089,856 98191,856
Pf 1420 1191 1052 913 87 12'03" 27800 368 98089,856 98457,856
N 1420 1580 1163 1346 95 05'54" 23400 257 98089,856 98346,856
O 1420 1518 1458 1398 97 15'57" 12000 -38 98089,856 98051,856
R 1420 1887 1672 1457 166 24'24" 43000 -252 98089,856 97837,856
S 1420 1693 1483 1273 192 47'45" 42000 -63 98089,856 98026,856
M 1420 1992 1845 1697 75 52'12" 29500 -425 98089,856 97664,856
G 1400 1108 1017 926 64 46'40" 18200 383 98089,856 98472,856
F 1400 545 400 255 39 21'42" 29000 1000 98089,856 99089,856
Q 1400 1322 1286 1250 266 40'00" 7200 114 98089,856 98203,856

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5


92
4. Perhitungan Koordinat Situasi
Koordinat P1(20708,7 ; 102205)
 Titik F
d1 . sin α = 13000 x sin 92 31’ 36” = 12987.362
d1 . cos α = 13000 x cos 92 31’ 36” = -573.097
X1 = XP1 + d1 . sin α = 20708,7 + (12987.362) = -7721.299
Y1 = YP2 + d1 . cos α = 102205 + (-573.097) = -102777.947
 Titik G
d1 . sin α = 19200 x sin 142 06'00" = 11794.276
d1 . cos α = 19200 x cos 142 06'00" = -15150.414
X1 = XP1 + d1 . sin α = 20708,7 + (11794.276) = -8914.385
Y1 = YP2 + d1 . cos α = 102205 + (-15150.414) = -102777.947

Perhitungan Koordinat Situasi di titik berikutnya di lanjutkan dengan menggunakan Microsoft Excel, seperti pada tabel di bawah ini :
Nonius Baak (azimuth) KOORDINAT
KOORDINAT
PSWT TITIK SUDUT (α) Derajat JARAK PATOKAN ABSIS (X) ABSIS (Y)
Derajat Menit Detik Desimal d x (sin α) d x (cos α) X Y
P1 F 92 31'36" 92 31 36 92,527 13000 12987.362 -573.097 -20708,7 -102205 -7721.299 -102777.947
G 142 06'00" 142 6 0 142,100 19200 11794.276 -15150.414 -20708,7 -102205 -8914.385 -117355.264
L 321 20'54" 321 20 54 321,348 9600 -5996.007 7497.193 -20708,7 -102205 -26704.668 -94707.657
M 342 41'54" 342 41 54 342,698 18800 -5591.170 17949.340 -20708,7 -102205 -26299.831 -84255.510
A 32 37'18" 32 37 18 32,622 10400 5606.529 8759.385 -20708,7 -102205 -15102.132 -93445.465

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5


93
C 49 48'54" 49 48 54 49,815 7000 5347.755 4516.804 -20708,7 -102205 -15360.906 -97688.046
D 57 12'45" 57 12 45 57,213 8000 6725.478 4332.199 -20708,7 -102205 -13983.183 -97872.651
B 40 39'36" 40 39 36 40,660 8200 5342.866 6220.433 -20708,7 -102205 -15365.795 -95984.417
P2 L 246 44' 9" 246 44 9 246,736 7600 -6982.071 -3001.780 -8685,8 -108300 -15667.873 -111301.338
M 317 55'03" 317 55 3 317,918 9800 -6567.960 7273.370 -8685,8 -108300 -15253.762 -101026.188
A 109 32'51" 109 32 51 109,548 4800 4523.349 -1606.023 -8685,8 -108300 -4162.453 -109905.581
B 133 19'54" 133 19 54 133,332 6000 4364.362 -4117.323 -8685,8 -108300 -4321.440 -112416.881
C 144 29'48" 144 29 48 144,497 7200 4181.402 -5861.388 -8685,8 -108300 -4504.400 -114160.946
P3 I 84 18'12" 84 18 12 84,303 11000 10945.675 1091.880 5293,855 -109102 16239.530 -108009.769
H 111 59'24" 111 59 24 111,990 9000 8345.243 -3370.003 5293,855 -109102 13639.098 -112471.652
E 136 39'18" 136 39 18 136,655 3400 2333.725 -2472.595 5293,855 -109102 7627.580 -111574.244
F 194 53'42" 194 53 42 194,895 5000 -1285.242 -4831.993 5293,855 -109102 4008.613 -113933.642
D 271 04'54" 271 4 54 271,082 6000 -5998.931 113.265 5293,855 -109102 -705.076 -108988.384
B' 288 39'15" 288 39 15 288,654 6000 -5684.799 1919.131 5293,855 -109102 -390.944 -107182.518
P4 I 320 32'18" 320 32 18 320,538 4000 -2542.247 3088.200 4370,758 -129368 1828.511 -126279.448
J 359 30'21" 359 30 21 359,506 15400 -132.821 15399.427 4370,758 -129368 4237.937 -113968.221
K 11 13'30" 11 13 30 11,225 24000 4671.897 23540.887 4370,758 -129368 9042.655 -105826.761
L 212 29'36" 212 29 36 212,493 5600 -3008.328 -4723.342 4370,758 -129368 1362.430 -134090.990
H 257 18'24" 257 18 24 257,307 5400 -5268.025 -1186.557 4370,758 -129368 -897.267 -130554.205
P5 L 353 32'45" 353 32 45 353,546 15000 -1686.126 14904.931 -11201 -136939 -12887.089 -122033.697
M 267 44'36" 267 44 36 267,743 2800 -2797.828 -110.253 -11201 -136939 -13998.791 -137048.881
N 220 22'12" 220 22 12 220,370 12200 -7902.197 -9294.906 -11201 -136939 -19103.160 -146233.534
O 245 37'12" 245 37 12 245,620 21000 -19127.384 -8668.517 -11201 -136939 -30328.347 -145607.145
P6 O 249 45'15" 249 45 15 249,754 4000 -3752.866 -1384.195 -27135,3 -135629 -30888.116 -137013.192
Q 268 59'57" 268 59 57 268,999 23000 -22996.491 -401.740 -27135,3 -135629 -50131.741 -136030.737
N 104 00'36" 104 0 36 104,010 8000 7762.028 -1936.730 -27135,3 -135629 -19373.222 -137565.727

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5


94
M 59 58'06" 59 58 6 59,968 14600 12639.934 7306.987 -27135,3 -135629 -14495.316 -128322.010
G 2 54'24" 2 54 24 2,907 8000 405.673 7989.708 -27135,3 -135629 -26729.577 -127639.289
P7 Pa 11 43'00" 11 43 0 11,717 40000 8122.885 39166.551 -21656,7 -112610 -13533.798 -73443.296
Pb 18 32'57" 18 32 57 18,549 22000 6998.603 20857.122 -21656,7 -112610 -14658.080 -91752.725
Pc 20 57'00" 20 57 0 20,950 19000 6793.509 17743.963 -21656,7 -112610 -14863.174 -94865.884
Pd 36 15'4" 36 15 4 36,251 10600 6268.048 8548.191 -21656,7 -112610 -15388.635 -104061.656
Pe 66 04'21" 66 4 21 66,073 6200 5667.168 2514.598 -21656,7 -112610 -15989.515 -110095.249
Pf 87 12'03" 87 12 3 87,201 27800 27766.830 1357.620 -21656,7 -112610 6110.147 -111252.227
N 95 05'54" 95 5 54 95,098 23400 23307.421 -2079.449 -21656,7 -112610 1650.738 -114689.296
O 97 15'57" 97 15 57 97,266 12000 11903.640 -1517.677 -21656,7 -112610 -9753.043 -114127.524
R 166 24'24" 166 24 24 166,407 43000 10106.248 -41795.499 -21656,7 -112610 -11550.435 -154405.346
S 192 47'45" 192 47 45 192,796 42000 -9302.058 -40956.949 -21656,7 -112610 -30958.741 -153566.796
M 75 52'12" 75 52 12 75,870 29500 28607.458 7201.623 -21656,7 -112610 6950.775 -105408.224
G 64 46'40" 64 46 40 64,778 18200 16464.846 7755.570 -21656,7 -112610 -5191.837 -104854.277
F 39 21'42" 39 21 42 39,362 29000 18392.188 22421.584 -21656,7 -112610 -3264.495 -90188.263
Q 266 40'00" 266 40 0 266,667 7200 -7187.819 -418.643 -21656,7 -112610 -28844.502 -113028.490

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5


95
K. Kesulitan yang dihadapi
1. Dalam pemegangan baak ukur sering goyang sehingga menyulitkan
dalam pembacaan.
2. Keadaan panas matahari yang mengganggu konsentrasi dalam praktek.
3. Adanya tanaman liar yang mengganggu jalannya praktek.

L. Keterampilan yang diperoleh


5. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui bagian-bagian dari
pesawat TOPCON.
6. Mahasiswa dapat menyetel dan menggunakan pesawat TOPCON.
7. Mahasiswa dapat membaca pengukuran baak ukur dan sudut.
8. Mahasiswa terampil menghitung data hasil pengukuran.
9. Mahasiswa terampil menggambarkan hasil pengukuran dengan skala
yang tepat.

M. Kesimpulan
1. Pada pengukuran system situasi dapat diketahui koordinat masing-
masing titik dengan menghitung jarak dan sudut jurusan.
2. Dalam pengukuran system situasi berguna untuk mengetahui
kedudukan titik yang sebenarnya pada daerah yang diukur secara jelas.
3. Keberhasilan dalam praktek ditentukan oleh situasi dan kondisi lokasi
praktek, kondisi alat ukur dan kerjasama antar anggota masing-masing
kelompok.

N. Saran
1. Perlu meningkatkan pemahaman tentang praktek yang akan dilakukan.
2. Pembimbing praktek diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
menjalankan praktek.
3. Kerjasama antar individu dan antar anggota kelompok perlu
ditingkatkan untuk memperlancar jalannya praktek.

96
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
97
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Peralatan Yang Digunakan

Pesawat Topcon Statif

Baak ukur Unting-Unting

Roll Meter Alat Tulis

98
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Praktikum Ilmu Topik :
Lembar Kerja
Ukur Tanah I Pengukuran Detail
Waktu : 3 x 50 menit
Program : PTB
Pengukuran Detaildi
Jurusan : PTK (3 sks)
Lapangan
Semester : IV
Menggunakan Hari : Rabu
AlatTheodolit Topcon
Universitas Sebelas Tanggal : 22 Mei 2013
TL-6 DE
Maret
Kelompok : V

A. Standart Kompetensi
Melaksanakan pekerjaan survey menggunakan alat ukur tanah.
B. Kompetensi Dasar
MelaksanakanPengukuranDetaildi Lapangan Menggunakan
AlatTheodolit Topcon TL-6 DE.

C. Indikator
1. Melakukan pengukuran dengan cara detail.
2. Mengolah data hasil pengukuran.
3. Mengoperasikan pesawat untuk pengukuran detail.

D. Pendahuluan
Maksud dari praktik ini adalah mendapatkan titik – titik yang
tersebar dilapangan, dengan jalan menempatkan titik – titik diatas
permukaan tanah yang memiliki beda tinggi ektrim.

E. Tujuan Pembelajaran
b) Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dengan cara detail.
c) Mahasiswa dapat mengolah daata hasil pengukuran.
d) Mahasiswa dapat mengoperasikan pesawat untuk pengukuran detail.

99
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
F. Alat yang digunakan
2. Pesawat : 1 buah
3. Statif : 1 buah
4. Bak Ukur : 1 buah
5. Unting – unting : 1 buah
6. Payung : 1 buah
7. Rol meter : 1 buah
8. Alat tulis : secukupnya

G. Tindakan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)


a) Mengikuti petunjuk pembimbing untuk meminimalisir kekeliruan.
b) Memakai pakaian praktik.
c) Meletakkan alat praktik di tempat yang aman.

H. Lokasi Pengukuran
Sekitar bengkel kayu PTB Kampus V FKIP UNS Pabelan.

I. Langkah Kerja
1. Mendengarkan petunjuk dan pengarahan dari dosen pembimbing.
2. Menyiapkan alat dengan cara bon di laboratorium.
3. Memeriksa peralatan praktek.
4. Menentukan lokasi praktek dan membawa peralatan ke lokasi
praktek.
5. Titik – titik yang digunakan untuk membidik situasi didapat dari
praktek polygon tertutup yang sudah diberi tanda dengan patok.
6. Menetukan titik P1 sebagai titik pesawat
7. Memasang statif dengan posisi datar diatas tanah dengan cara :
a. Mendirikan statif yang sudah dipasang unting-unting diatas
patok.
b. Mengatur meja statif dalam posisi datar dengan mengatur
ketinggian kaki statif ( pengontrolan kedataran statif yaitu

100
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
dengan dibidik oleh salah satu orang dan dibantu juga dengan
menggunakan kapur atau bolponit dengan cara
menempatkannya pada tiga sisi statif, apabila sudah datar
maka kapur atau bolpin maka tidak akan bergerak, dan
sebaliknya. Jika meja statif sudah datar kunci klep statif
sampai kencang).
c. Mengatur posisi statif supaya posisi ujung unting unting berada
tepat di atas patok.
d. Menguatkan berdirinya statif dengan cara menginjak ketiga
tumpuan kaki statif oleh tiga orang secara bersamaan.
e. Mengatur tinggi statif dengan tinggi pembidik dengan
mengatur ketinggian klep statif sekaligus dicek kedataran meja
statifnya.
8. Memasang pesawat TOPCON ditengah meja statif kemudian
kencangkan sekrup yang menghubungkan pesawat dengan meja
statif supaya pesawat tidak mudah goyah.
9. Mengatur nivo dan kedataran pesawat, dengan langkah:
a) Menengahkan gelembung nivo agar pesawat datar
b) Mengatur posisi AS teropong pesawat agar sejajar dengan
sekrup A dan B nivo tabung. Putarlah kedua sekrup
kedudukannya sejajar nivo tabung misanya sekrup A dan B
dengan cara putar arah keluar atau masuk sampai gelembung
berada ditengah
c) Pesawat diputar 180 derajat putarsekrup A dan B arah masuk
atau keluar hingga gelembung masuk ditengah
d) Pesawat diputar 90 derajat dan gelembung nivo ditengahkan
dengan cara memutar sekrupyang belum digunakan
e) Putar pesawat kesegala arah sampai gelembung ada ditengah.
f) Menyetel gelembung nivo tabung menggunakan sekrup A dan
B. arahkan agar posisi gelembung berada pada tengah tengah

101
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
garis indeks nivo tabung. Jika sudah berada di tegah - tengah
garis indeks.

g) Putar 90 derajat dan arahkan lagi gelembung nivo agar berada


di tengah – tengah garis indeks nivo tabung dengan
menggunakan skrup C

h) Putar lagi pesawat 90 derajat untuk memastikan nivo tidak


bergeser dari tengah-tengah garis indeks nivo tabung
i) Jika gelembung nivo tidak berada di tengah-tengah,ikuti
langkah berikut:
1. Putar sekrup A dan B,untuk menggeser gelembung untuk
sedikit ke tengah.
2. Putar pesawat 90 derajat kemudian putar sekrup C untuk
menggeser gelembung nivo supaya berada di tengah.
j) Mengecek apakah gelembung berada di tengah – tengah garis
indeks nivo tabung dan nivo kotak dengan memutar pesawat
ke segala arah untuk memastikan gelembung nivo selalu
berada di tengah.

102
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
10. Menyetel arah vertikal 90 derajat dan horizontal dengan cara sekrup
pengunci arah vertikal dikendorkan kemudian teropong diputar
disejajarkan dengan badan pesawat atau kearah zenith dan
kencangkan sekrup pengunci vertikal
b. Mikrometer diputar sampai menunjukkan skala nonius
00′ 00"
c. Gerakkan teropong ke atas dan ke bawah hingga
menunjukkan sudut 90° pada pembacaan vertikal.
Kencangkan pengunci vertikal dan dengan penggerak halus
vertikal untuk menempatkan angka 90°.
11. Mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
12. Membidik rambu ukur dengan pesawat :
4) Mengendorkan skrup pengunci horizontal, kemudian
mengarahkan pesawat tepat pada rambu ukur dengan
bantuan visir.
5) Mengencangkan skrup pengunci arah horizontal.
6) mengarahkan teropong ke baak ukur, lalu baca benang atas,
tengah dan bawah. Kemudian membaca sudut horizontal.
13. Memindahkan arah teropong ke titik L, M, A, B, C, D, F dan G,
kemudian membaca benang atas,tengah dan bawah dari kedua titik
tersebut serta membaca sudut horizontalnya.
14. Memindahkan pesawat ke titik P2, kemudian menyetel alat hingga
siap untuk dioperasikan. Mengukur dan mencatat tinggi pesawat.

103
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Melakukan pembidikan terhadap titik L, M, A, B, dan C, serta
melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah. Membaca
sudut horizontal.
15. Memindahkan pesawat ke titik P3, kemudian menyetel alat hingga
siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik I, H, E, F, D dan B’, dan
melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah serta
membaca sudut horizontal.
16. Memindahkan pesawat ke titik P4, kemudian menyetel alat hingga
siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik H, I, J, K dan L, dan
melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah serta bacaan
sudut horizontal.
17. Memindahkan pesawat ke titik P5, kemudian menyetel alat hingga
siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik L, M, N, dan O, dan
melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah serta bacaan
sudut horizontal.
18. Memindahkan pesawat ke titik P6, kemudian menyetel alat hingga
siap untuk dioperasikan, mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik O, Q, N, M dan G, dari masing
masing titik kemudian dilakukan pembidikan terhadap titik aksennya
untuk mendapatkan deba tinggi, dan melakukan pembacaan benang
atas, tengah, dan bawah serta bacaan sudut horizontal.
19. Memindahkan pesawat ke titik P7, kemudian menyetel alat hingga
siap untuk dioperasikan. Mengukur dan mencatat tinggi pesawat.
Melakukan pembidikan terhadap titik N, O, R, S, M, G, F, Q, Pa, Pb,
Pc, Pd, Pe dan Pf, dari masing masing titik kemudian dilakukan
pembidikan terhadap titik aksennya untuk mendapatkan beda
tinggi,serta melakukan pembacaan benang atas, tengah, dan bawah.
Membaca sudut horizontal.

104
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
20. Memasukkan semua data hasil pengukuran kedalam tabel.
21. Memeriksa semua alat dan menggembalikan ke lab.

J. Data Hasil Pengukuran


Titik Tinggi Bacaan Benang
Sudut Jarak
Pswt Titik Pswt BA BT BB
F7 1350 1730 1610 1490 192°41'30" 24000
F7 1350 1465 1415 1365 192°41'30" 10000
F 1350 975 910 845 092°31'36" 13000
F1 1350 1359 1302 1245 092°31'36" 11400
F2 1350 1432 1388 1353 092°31'36" 7900
G 1350 1400 1304 1208 142°06'00" 19200
G1 1350 1516 1433 1350 142°06'00" 16600
G2 1350 1470 1440 1400 142°06'00" 7000
L0 1350 1516 1468 1420 321°20'54" 9600
L1 1350 1369 1334 1299 321°20'54" 7000
L2 1350 1347 1331 1315 321°20'54" 3200
P1 M0 1350 1544 1450 1356 342°41'54" 18800
M1 1350 1571 1494 1417 342°41'54" 15400
M2 1350 1324 1280 1236 342°41'54" 8800
M3 1350 1325 1296 1267 342°41'54" 5800
a0 1350 1284 1232 1180 032°37'18" 10400
a1 1350 1173 1136 1099 032°37'18" 7400
a2 1350 1188 1165 1142 032°37'18" 4600
a3 1350 1861 1842 1823 032°37'18" 3800
a4 1350 1381 1367 1353 032°37'18" 2800
C0 1350 1318 1288 1248 049°48'54" 7000
D0 1350 1210 1170 1130 057°12'45" 8000
B0 1350 1295 1254 1213 040°39'36" 8200
L 1360 1591 1553 1515 246°44' 9" 7600
M 1360 1592 1543 1494 317°55'03" 9800
M1 1360 1304 1286 1268 317°55'03" 3600
A 1360 1347 1323 1299 109°32'51" 4800
P2 B' 1360 1394 1358 1322 125°57'21" 7200
B 1360 1366 1336 1306 133°19'54" 6000
B1 1360 1351 1332 1313 133°19'54" 3800
C 1360 1400 1364 1328 144°29'48" 7200
C1 1360 1362 1341 1320 144°29'48" 4200
P3 I 1380 1434 1379 1324 084°18'12" 11000

105
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
H 1380 1718 1673 1628 111°59'24" 9000
H1 1380 1571 1539 1507 111°59'24" 6400
H2 1380 1398 1383 1368 111°59'24" 3000
E 1380 1548 1531 1514 136°39'18" 3400
E1 1380 1405 1396 1387 136°39'18" 1800
F 1380 1508 1483 1458 194°53'42" 5000
F1 1380 1233 1222 1211 194°53'42" 2200
D 1380 1359 1329 1299 271°04'54" 6000
D1 1380 1385 1327 1359 271°04'54" 2600
B' 1380 1483 1453 1423 288°39'15" 6000
I 1395 1563 1543 1523 320°32'18" 4000
I1 1395 1605 1597 1589 320°32'18" 1600
J 1395 1514 1437 1360 359°30'21" 15400
J1 1395 1564 1528 1492 359°30'21" 7200
J2 1395 1429 1413 1397 359°30'21" 3200
P4 K 1395 1419 1299 1179 011°13'30" 24000
K1 1395 1472 1393 1314 011°13'30" 15800
L 1395 1658 1630 1602 212°29'36" 5600
L1 1395 1437 1427 1417 212°29'36" 2000
H 1395 1887 1860 1833 257°18'24" 5400
H1 1395 1703 1688 1673 257°18'24" 3000
L 1480 1570 1495 1420 353°32'45" 15000
L1 1480 1720 1685 1650 353°32'45" 7000
L2 1480 1562 1540 1518 353°32'45" 4400
P4 1480 1364 1264 1164 001°55'27" 20000
P4.1 1480 1556 1526 1496 001°55'27" 6000
M 1480 1520 1506 1492 267°44'36" 2800
P5
N 1480 2136 2075 2014 220°22'12" 12200
N1 1480 1722 1692 1662 220°22'12" 6000
N2 1480 1518 1502 1486 220°22'12" 3200
O 1480 2160 2055 1950 245°37'12" 21000
O1 1480 2015 1948 1881 245°37'12" 13400
O2 1480 1735 1695 1655 245°37'12" 8000
O 1520 1433 1413 1393 249°45'15" 4000
Q 1520 1470 1355 1240 268°59'57" 23000
Q1 1520 1440 1365 1290 268°59'57" 15000
Q2 1520 1426 1388 1350 268°59'57" 7600
P6
N 1520 1472 1432 1392 104°00'36" 8000
N1 1520 1625 1609 1593 104°00'36" 3200
M 1520 856 783 710 059°58'06" 14600
M1 1520 992 969 946 059°58'06" 4600

106
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
G 1520 1222 1182 1142 002°54'24" 8000
G1 1520 980 967 954 002°54'24" 2600
Pa 1420 1050 850 650 011°43'00" 40000
Pb 1420 1172 1062 952 018°32'57" 22000
Pc 1420 1179 1084 989 020°57'00" 19000
Pd 1420 1154 1101 1048 036°15'4" 10600
Pe 1420 1349 1318 1287 066°04'21" 6200
Pf 1420 1191 1052 913 087°12'03" 27800
N 1420 1580 1163 1346 095°05'54" 23400
O 1420 1518 1458 1398 097°15'57" 12000
R 1420 1887 1672 1457 166°24'24" 43000
S 1420 1693 1483 1273 192°47'45" 42000
T 1420 1694 1488 1282 182°57'51" 41200
P7 T1 1420 1570 1440 1310 182°57'51" 26000
T2 1420 1450 1396 1342 182°57'51" 10800
M 1420 1992 1845 1697 075°52'12" 29500
M1 1420 1210 1097 984 075°52'12" 22600
M2 1420 1499 1457 1415 075°52'12" 8400
G 1400 1108 1017 926 064°46'40" 18200
G1 1400 1032 972 912 064°46'40" 12000
G2 1400 1352 1323 1298 064°46'40" 5400
F 1400 545 400 255 039°21'42" 29000
F1 1400 1040 925 810 039°21'42" 23000
F2 1400 1170 1105 1040 039°21'42" 13000
Q 1400 1322 1286 1250 266°40'00" 7200

K. Perhitungan
i. Rumus – Rumus Perhitungan Tinggi Titik
Jarak Optis (d) = (Ba - Bb) x 100
Beda Tinggi =TP – bt
Tinggi titik sebelum di koreksi =
Tinggi Titik Sebenarnya + Beda Tinggi

Tinggi titik sebenarnya di ambil dari titik patokan, biasanya


diambil besaran 100.000 mm DPL (Diatas Permukaan air Laut).
Bisa juga diambil dengan bantuan alat GPS (Global Positioning

107
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
System) dan akan terhitung secara otomatis berapa ketinggian
sebenarnya titik yang kita ukur.

Perhitungan besar koreksi = Σ Beda Tinggi = 0

Jika yang terjadi beda tinggi tidak kembali ke nilai 0 maka


perlu dilakukan Perhitungan koreksi pertitik, tapijika
Σ Beda Tinggi = 0 maka tidak perlu dilakukan Perhitungan
koreksi pertitik.
Perhitungan koreksi pertitik =

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑠 (𝑑)


𝑥 ± ΣBeda Tinggi
𝛴 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑠

Tinggi titik setelah di koreksi =

Tinggi Titik Awal + Beda Tingi + Koreksi Pertitik

ii. Rumus – Rumus Perhitungan Koordinat


Rumus untuk perhitungan exel
Derajat desimal = Derajat + Menit /60 + Detik /3600
note : derajat desimal digunakan untuk rumus perhitungan tabulasi
Excel.
 Perhitungan Absis (X) titik Contoh perhitungan :
e. Perhitungan 𝑑 sin 𝛼 𝑛
Absis (X) = dari perhitungan pol. tertutup
Absis Titik = X + 𝑑 sin 𝛼
 Perhitungan ordinat (Y) titik detail cross
Contoh perhitungan :

108
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
f. Perhitungan 𝑑 cos 𝛼 𝑛
Ordinat (Y) = dari perhitungan pol. tertutup
Ordinat Titik = Y1 + d cos α

iii. Rumus – Rumus Perhitungan Tinggi Titik


d) Perhitungan jarak
Rumus : (BA-BB) x 100
P1→F7 = (1730-190) x 100 = 24000
P1→F = (975-845) x 100 = 13000
e) Perhitungan beda tinggi
Rumus : tinggi pesawat – Bt
Beda tinggi di titik P2
Titik L = 1360 – 1553 = -193
Titik M = 1360 – 1543 = -183
f) Perhitungan tinggi titik sebenarnya
Rumus : tinggi titik pesawat + beda tinggi
note : tinggi titik pesawt di dapat dari hasil perhitungan
poligon tertutup
Tinggi titik P2 = 98432,356
Tinggi titik L = 98432,356 + (-193) = 98239,356
Tinggi titik M = 98432,356 + (-183) = 98249,356
Perhitungan Tinggi titik berikutnya di lanjutkan dengan menggunakan
Microsoft Exel yang terdapat di lampiran.

iv. Rumus – Rumus Perhitungan Koordinat


1. Perhitungan Absis (X)
Absis titik L = 𝑋 + (𝑑 sin 𝛼)
= -8685,802 + (-6982,071) = - 15667,873
Absis titik M = 𝑋 + (𝑑 sin 𝛼)
= -8685,802 + (-6567,960) = - 15253,762

109
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
2. Perhitungan Ordinat (Y)
Ordinat titik L = Y1 + d cos α
= -108299,558 + (3001,78)
= -111301,338
Ordinat titik M = Y1 + d cos α
= -108299,558 + 7273,3696
= -101026,188
Perhitungan Tinggi titik berikutnya di lanjutkan dengan menggunakan
Microsoft Exel yang terdapat di lampiran.

L. Kesulitan yang dihadapi


g) Kondisi lapangan yang banyak ditumbuhi tanaman liar.
h) Kendaraan dan orang yang berlalu lalang.
i) Cuaca yang panas.

M. Keterampilan yang diperoleh


1. Menyetel dan menggunakan pesawat TOPCON.
2. Membaca pengukuran baak ukur dan sudut.
3. Menghitung data hasil pengukuran.
4. Menggambarkan hasil pengukuran.

N. Kesimpulan
Melakukan praktek pengukuran detail lapangan dapat diketahui
beda tinggi dan jarak suatu tempat. Ketidaktelitian akan mengakibatkan
hasil yang tidak akurat.

O. Saran
Mahasiswa diharap meningkatkan kekompakan kelompok dalam
melaksanakan praktek.

110
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
111
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Peralatan Yang Digunakan

Pesawat Topcon Statif

Baak ukur Unting-Unting

Roll Meter Alat Tulis

112
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
Penutup

Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah YME

atassegalarahmatdanhidayat-NyasehinggalaporanPraktekIlmuUkur Tanah

IIinidapatterselesaikan.

AdanyaPraktekIlmuUkur Tanah

IIinitentunyasangatbermanfaatdalamaplikasidari Mata KuliahIlmuUkur Tanah

IIitusendiri.SehinggamahasiswamenjadilebihmemahamitentangIlmuUkur Tanah

II.

Akhir kata semogaLaporanPraktekUkur Tanah

IIinidapatbermanfaatbagisemuapihak, dansemogaapa yang

telahkitausahakanbisamenjadisebuahkebaikan.

Sekiandanterimakasih.

113
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Soemarlan D.S, dkk. 1979. LatihanPraktekUkur Tanah Dan Pemetaan 1.


Semarang. DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan

Sukatiman, ST, Msi.,dkk. 2012. Dasar– Dasar Survey Dan Pemetaan. Surakarta.
UNS Press

Surveying Instruments Operator’s Manual: Sokkia

Wongsocitro, Soetomo. 1980. IlmuUkur Tanah. Yogyakarta.Kanisius

114
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai