Anda di halaman 1dari 35

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 421/Teknik Sipil

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

STUDI KAPASITAS DUKUNG TIANG BAKAU


SEBAGAI FONDASI RAKIT-TIANG PADA
DEPOSISI TANAH LUNAK

Muhammad Yunus, S.T., M.T.


NIDN. 0027018303

Budiman, S.T., M.T.


NIDN. 0927038401

POLITEKNIK NEGERI FAKFAK


JULI 2017

i
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Studi Kapasitas Dukung Tiang Bakau sebagai


Fondasi Rakit-Tiang
Tiang Pada Deposisi Tanah Lunak
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 421 / Teknik Sipil
Ketua Peneliti
A. Nama Lengkap : Muhammad Yunus, S.T., M.T.
B. NIDN : 0027018303
C. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
D. Program Studi : Teknik Sipil
E. Nomor HP : +628114212748
F. Surel (email) : muhammad_unus@yahoo.com
Anggota Peneliti (1)
A. Nama Lengkap : Budiman, S.T., M.T.
B. NIDN : 0927038401
C. Perguruan
an Tinggi : Politeknik Negeri Fakfak

Fakfak, 3 Juli 2017


201
Mengetahui,
Wakill Direktur 1 Bidang Akademik Ketua Peneliti,

Muhammad Yunus,
Yunus S.T., M.T.
NIP. 19651107 199303 1 003 NIP. 19830127
127 201404 1 002

Menyetejui,
Ketua UPPM

Muhammad Thahir, S.ST., M.T.


NIP. 19651107 199303 1 003

ii
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
RINGKASAN ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3.Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.4.Luaran Penelitian .............................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Isu Permasalahan Tanah Lunak ........................................................ 4
2.2 Kapasitas Dukung Tanah .................................................................. 5
2.3 Penurunan Tanah ............................................................................... 7
2.4 Fondasi Rakit - Tiang ........................................................................ 8
2.5 Uji Pembebanan Tiang ...................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 12
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitan ............................................................ 12
3.2 Bagan Alir Penelitian ....................................................................... 12
3.3 Rancangan Sampel Penelitian .......................................................... 13
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 13
3.5 Tahapan dan Prosedur Penelitian ..................................................... 14
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .................................. 22
4.1 Rincian Anggaran Penelitian............................................................ 22
4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran


Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota TimPeneliti/Pelaksana
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana

iii
STUDI KAPASITAS DUKUNG TIANG BAKAU SEBAGAI
FONDASI RAKIT-TIANG PADA DEPOSISI TANAH LUNAK

Muhammad Yunus, S.T., M.T.1


Budiman, S.T., M.T.2

Ringkasan

Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang berasal dari alam dan
sangat sering digunakan sebelum orang mengenal beton dan baja. Indonesia
adalah satu negara yang kaya akan bahan kayu, baik jenis maupun kuantitasnya
dan bisa dimanfaatkan sebagai material untuk pekerjaan struktur bawah seperti
fondasi tiang (pile foundation).
Banyak daerah di Indonesia yang memiliki lapisan tanah lunak dengan
kedalaman tanah keras jauh dari permukaan tanah. Kondisi ini tentu saja
menyebabkan penggunaan tiang pancang (pile foundation) akan efektif dan efisien
karena kapasitas dukung (bearing capacity) dari fondasi tiang yang besar serta
dapat mereduksi penurunan tanah (settlement) yang terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, kami mencoba untuk menguji kapasitas dukung
tiang bakau sebagai fondasi rakit-tiang di laboratorium. Tujuan penelitian ini
adalah : 1) menentukan karakteristik tanah lunak dan tiang kayu bakau; 2)
menentukan deformasi dan kapasitas dukung fondasi rakit-tiang pada lapisan
tanah lunak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium
dengan cara pengujian pembebanan di laboratorium.

Kata kunci: kapasitas dukung, fondasi rakit-tiang, penurunan tanah, tiang bakau

1) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Fakfak, Papua Barat,


muhammad_unus@yahoo.co.id
2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Fakfak, Papua Barat,

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai akibat perkembangan pembangunan khususnya bangunan bidang
infrastruktur pekerjaan umum, maka kebutuhan lahan untuk pembangunan juga
akan terus bertambah. Pada kota-kota besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut
mau tak mau pembangunan harus dilakukan di atas tanah yang sangat lunak
bahkan terkadang harus mereklamasi pantai. Lapisan tanah lunak (soft clay)
maupun yang sangat lunak (very soft clay) memiliki sifat-sifat antara lain
cenderung sangat compressible (mudah memampat), tahanan geser tanah rendah,
permeabilitas rendah, dan mempunyai kapasitas dukung yang rendah. Sifat-sifat
inilah yang menjadi permasalahan utama perencana jika akan membangun suatu
struktur di atasnya.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, para perencana biasanya
menggunakan tiang pancang untuk konstruksi fondasinya. Penggunaan tiang
pancang ini umum digunakan untuk mengatasi ketidakmungkinan penggunaan
fondasi dangkal dan mengatasi penurunan tanah. Selain itu alasan lain
penggunaan tiang pancang adalah pengerjaannya yang mudah, persediaan di
pabrik yang banyak, dan perumusan kapasitas dukung dapat diperkirakan dengan
rumus-rumus yang ada.
Banyak daerah di Indonesia yang memiliki lapisan tanah lunak dengan
kedalaman tanah keras jauh dari permukaan tanah. Kondisi seperti ini
menyebabkan pilihan penggunaan tiang pancang (end bearing) tidak ekonomis
karena akan menghabiskan biaya yang sangat besar untuk pengadaan tiangnya.
Untuk itu, perlu dipikirkan penggunaan fondasi lain yaitu fondasi rakit-tiang (pile
raft foundation). Fondasi rakit-tiang (pile raft foundation) adalah fondasi yang
menggabungkan 2 macam bentuk fondasi yaitu fondasi rakit (raft foundation) dan
fondasi tiang pancang dalam hal ini friction pile.
Fondasi rakit-tiang (pile raft foundation) ini merupakan solusi ekonomis
yang praktis untuk bangunan karena baik kapasitas dukung (bearing capacity)

1
dari rakit dan kapasitas dukung (bearing capacity) dari tiang pancang keduanya
sama-sama bekerja. Fondasi rakit-tiang berperan sebagai konstruksi gabungan
yang terdiri dari 3 elemen penahan yaitu : friction pile, raft dan tanah. Jika
dibandingkan dengan fondasi konvensional, desain dari fondasi rakit-tiang ini
membentuk dimensi baru struktur interaksi dari partikel tanah dikarenakan desain
filosofi yang baru menggunakan tiang yang dimaksimalkan sampai batas kapasitas
dukung berdasarkan interaksi tanah dan tiangnya. Fondasi rakit-tiang ini
mengarah ke fondasi yang ekonomis dengan sedikit penurunan apabila tanah itu
mempunyai soil modulus yang bertambah sebanding dengan kedalaman
(Katzenbach, Arslan dan Moormann, 2000).
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai iklim tropis dan
mempunyai wilayah hutan yang sangat luas, sehingga Indonesia termasuk negara
yang sangat kaya akan bahan kayu baik jenis maupun kuantitasnya dan bisa
dimanfaatkan sebagai bahan fondasi rakit-tiang (pile raft foundation). Pemakaian
kayu sebagai bahan fondasi rakit-tiang (pile raft foundation) untuk meningkatkan
kapasitas dukung tanah dan mengatasi penurunan tanah (settlement) yang
memiliki beberapa keunggulan antara lain bahan yang mudah didapat, biaya yang
relatif lebih murah, pelaksanaannya yang sederhana dan mudah di kontrol serta
waktu pelaksanaan yang relatif singkat.
Atas dasar itulah, kami mencoba untuk membuat suatu model penelitian
menggunakan tiang bakau sebagai fondasi rakit-tiang dengan judul: “Studi
Kapasitas Dukung Tiang Bakau Sebagai Fondasi Rakit-Tiang Pada Deposisi
Tanah Lunak”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka
dapat dibuat perumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana karakteristik tanah lunak dan tiang kayu bakau?
2. Bagaimana deformasi dan kapasitas dukung fondasi rakit-tiang pada lapisan
tanah lunak?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menentukan karakteristik tanah lunak dan tiang kayu bakau.
2. Untuk menguji deformasi dan kapasitas dukung fondasi rakit-tiang pada
lapisan tanah lunak.

1.4 Luaran Penelitian


Target luaran dari penelitian ini adalah merupakan suatu proses dan produk
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) berupa analisa hasil pengujian
deformasi dan kapasitas dukung fondasi rakit-tiang di laboratorium . Selain dari
pada itu, target luaran lainnya adalah publikasi ilmiah dalam jurnal lokal yang
mempunyai ISSN atau jurnal nasional terakreditasi.
Penelitian ini juga memberi kontribusi bagi para civil engineer atau
pemangku kepentingan yang terlibat dalam pekerjaan infrastruktur untuk
memperoleh informasi mengenai deformasi dan kapasitas dukung tiang bakau
sebagai fondasi rakit-tiang.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Isu Permasalahan Tanah Lunak


Tanah yang terdapat di bawah suatu konstruksi harus dapat memikul beban
yang ada di atasnya tanpa mengalami kegagalan geser (shear failure) dan dengan
penurunan (settlement) yang dapat ditolerir untuk konstruksi tersebut.
Permasalahan yang sering dihadapi pada suatu konstruksi adalah keadaan tanah
dasar yang berupa tanah lunak (soft soil) maupun yang sangat lunak (very soft
soil). Tanah lunak merupakan jenis tanah yang berkarakteristik buruk, antara lain
cenderung sangat compressible (mudah memampat), tahanan geser yang rendah,
permeabilitas rendah, dan kapasitas dukung yang rendah.
Berdasarkan historis, tanah lunak di Indonesia terbentuk pada masa Holosen
(±11.000 tahun yang lalu), yang umumnya merupakan hasil proses fluviatil dan
fluviomarin. Secara litologi tanah lunak di Indonesia terdiri atas :
a. Endapan material lepas bahan rombakan yang muncul ke permukaan air laut
(daratan).
b. Endapan sedimen muda karena proses pembatuannya relatif lama.
c. Endapan bergradasi butir halus-sedang dan sebagian besar bercampur dengan
bahan organik.
d. Endapan di daerah landai, rawa, jalur meander dan dataran pantai.
Pada umumnya tipe dan jenis tanah lunak ditentukan oleh sifat dan
karakteristik tanah, yang meliputi : perubahan volume, jumlah dan jenis
kandungan mineral, berat isi asli, perubahan kadar air, kepadatan tanah, kondisi
pembebanan, struktur tanah dan waktu. Tipe dan jenis tanah lunak yang biasa
dikenal antara lain:
a. Tanah ekspansif, sifat fisiknya sangat dipengaruhi oleh kadar air, berat isi
kering, parameter indeks, dan pengaruh beban di atas tanah lunak. Kadar air
dapat mempengaruhi perubahan volume tanah ke arah vertikal dan horisontal,
dan menimbulkan pengangkatan (heaving) dan penurunan tanah. Bila kadar
air asli air tanah asli, ωn < 15% akan berbahaya, karena memudahkan

4
penyerapan air dan menimbulkan kerusakan bangunan akibat pengembangan.
Jika berat isi kering berlebihan akan memperlihatkan potensi pengembangan
yang tinggi, dan jika nilai SPT > 15 tumbukan potensi pengembangannya
kecil.
b. Tanah residual, berbeda dengan tanah sedimen, karena proses
pembentukannya disebabkan oleh pelapukan batuan dasar secara fisis, kimia
dan biologis di lapangan (in-situ) tanpa mengalami proses erosi dan
transportasi. Tanah ini banyak terdapat di daerah tropis, yang faktor iklim
(suhu dan kelembaban) dan topografinya sangat menentukan laju pelapukan
dan ketebalan tanah residual.
c. Tanah sedimen, terbentuk oleh proses pelapukan, erosi dan transportasi yang
diikuti dengan sedimentasi dan konsolidasi akibat berat sendiri. Sifat teknik
tanah ini bergantung pada sejarah tegangan, struktur awal dan porositas
selama proses sedimentasi, khususnya untuk kondisi terkonsolidasi normal
dan overconsolidation akibat beban vertikal, serta tanpa beban dan regangan
horisontal.
d. Tanah gambut, diidentifikasi dengan mempertimbangkan sifat dan kadar
bahan organik. Sifat dan ciri-ciri tanah gambut adalah : (1) mengandung
bahan organik, kapasitas dukung rendah dan kadar air tinggi. (2) butirannya
tidak berbentuk (amorphous granular), berserat kasar dan halus. (3) bersifat
asam dengan nilai pH bervariasi antara 5,5 – 6,5 dan kadang – kadang netral
atau alkali.

2.2. Kapasitas Dukung Tanah


Kapasitas dukung ultimit (ultimate bearing capacity) dapat didefinisikan
sebagai tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan geser pada
tanah pendukung tepat di bawah dan di sekeliling fondasi.
Ada tiga macam cara keruntuhan yang telah diidentifikasi dan dideskripsikan
dalam hubungannya dengan kapasitas dukung tanah dengan mengacu pada
Gambar 2 (Craig, 2004) :

5
Gambar 1. Cara-cara keruntuhan (a) geser umum, (b) geser lokal,
(c) geser pons (Craig, 2004)

a. Keruntuhan geser umum (general shear failure). Keruntuhan ini akan terjadi
apabila tekanan dinaikkan akan dicapai kondisi keseimbangan plastis mula-
mula pada tanah di sekeliling sisi-sisi fondasi lalu secara bertahap menyebar
ke bawah dan ke luar. Akhirnya kondisi keseimbangan plastis ultimit akan
terbentuk pada sepanjang tanah di atas bidang runtuh. Permukaan tanah pada
kedua sisi bidang yang menerima beban terangkat (heaving). Cara
keruntuhan ini terjadi pada tanah berkompresibilitas rendah yaitu tanah yang
rapat atau kaku.
b. Keruntuhan geser lokal (local shear failure). Terdapat kompresi yang cukup
besar pada tanah di bawah bidang yang dibebani dan kondisi
keseimbangan plastis hanya terbentuk pada sebagian tanah saja.
Permukaan runtuh tidak sampai mencapai permukaan, dan hanya terjadi
sedikit pengangkatan permukaan tanah. Keruntuhan geser lokal biasanya
terjadi pada tanah yang memiliki kompresibilitas tinggi dan di tandai
dengan terjadinya penurunan yang relatif besar, dan kenyataannya bahwa
kapasitas dukung ultimit tidak dapat didefinisikan.
c. Keruntuhan geser pons (punching shear failure). Terjadi jika terdapat
kompresi di bawah bidang yang menerima beban yang di sertai adanya
geseran vertikal disekitarnya. Keruntuhan ini dicirikan dengan terjadinya
penurunan yang relatif besar, dan kapasitas dukung ultimit yang tidak
terdefinisi dengan baik

6
2.3. Penurunan Tanah
Terjadinya penurunan (settlement) pada tanah, tidak terlepas dari kemampuan
mampat dari tanah. Pada tanah berbutir kasar dan pori-porinya terisi oleh air jika
menerima beban akan mengalami penurunan dengan segera. Hal ini terjadi karena
air pada pori akan lebih cepat keluar melalui celah tanah berbutir kasar.
Sedangkan pada tanah berbutir halus dan pori-porinya terisi air, penurunan yang
terjadi karena adanya pemberian beban akan lebih lambat dari tanah berbutir
kasar. Hal ini terjadi karena air akan sulit melewati pori-pori yang lebih kecil.
Dalam bidang rekayasa geoteknik, penurunan (settlement) ini dibedakan dalam
beberapa jenis sebagai berikut (Joseph E. Bowles, 1984):
a. Penurunan Konsolidasi (Penurunan Primer)
Penurunan yang tergantung pada waktu yang terjadi pada tanah berbutir halus
yang jenuh atau jenuh sebagian yang mempunyai koefisien permeabilitas
relatif rendah. Perkiraan waktu untuk penurunan ini berlangsung dari
beberapa bulan sampai beberapa ratus tahun.
b. Penurunan Segera (Penurunan Elastis)
Penurunan yang terjadi dalam beberapa jam sampai satu bulan sesudah
bekerjanya beban. Pada tanah yang berpermeabilitas rendah, untuk sementara
tidak ada air pori yang terdisipasi dan tanah disebut dalam keadaan
undrained. Tanah akan berdeformasi tanpa mengalami perubahan volume
sedemikian sehingga deformasi vertikal (penurunan) yang dialami oleh tanah
diikuti dengan pengembangan ke arah lateral.
c. Penurunan Rangkak (Penurunan Sekunder)
Penurunan jangka panjang yang cenderung terjadi pada akhir penurunan
konsolidasi, tetapi dapat juga terjadi sesudah penurunan “segera”. Penurunan
ini menunjukkan posisi akhir dari matriks butiran tanah yang mengalami
pembebanan. Tanah yang biasa mengalami hal ini biasanya tanah berbutir
halus dan atau tanah organik.
Dengan demikian, maka penurunan total yang terjadi pada tanah setelah
beban kerja diberikan adalah sebagai berikut :

S = S c + S i + Ss

7
Dimana :
S = Penurunan total
Si = Penurunan segera
Sc = Penurunan konsolidasi
Ss = Penurunan rangkak (sekunder)

Gambar 2. Hubungan antara penurunan dan waktu (Das, 1985)

Ada beberapa penyebab terjadinya penurunan akibat pembebanan yang


bekerja di atas tanah yaitu :
a. Kegagalan atau keruntuhan geser akibat terlampauinya kapasitas dukung.
b. Kerusakan atau terjadi defleksi yang besar pada fondasinya.
c. Distorsi geser dari tanah pendukungnya.
d. Turunnya tanah akibat perubahan angka pori.

2.4. Fondasi Rakit-Tiang


Pondasi rakit-tiang (pile raft) merupakan solusi ekonomi yang praktis untuk
bangunan karena daya dukung dari rakit dan daya dukung dari tiang pancang
keduanya sama-sama bekerja (lihat Gambar 3). Pondasi rakit-tiang berperan
sebagai konstruksi gabungan yang terdiri dari 3 elemen penahan yaitu friction
pile, rakit dan tanah. Jika dibandingkan dengan pondasi konvensional, desain dari
pondasi rakit-tiang ini membentuk dimensi baru struktur interaksi dari partikel
tanah dikarenakan desain filosofi yang baru menggunakan tiang yang
dimaksimalkan sampai batas daya dukung berdasarkan interaksi tanah dan
tiangnya. Pondasi rakit-tiang ini mengarah ke pondasi yang ekonomis dengan

8
sedikit penurunan apabila tanah itu mempunyai soil modulus yang bertambah
sebanding dengan kedalaman.

Gambar 3.. Prinsip kerja dari pile-raft


pile (El-Mossalamy,
Mossalamy, 2008)

Pondasi rakit adalah kombinasi dari pondasi


pondasi telapak yang mencakup seluruh
area di bawah struktur dan menyokong semua dinding dan kolom walaupun beban
bangunan sangat berat atau tegangan ijin tanah yang kecil. Pada desain pondasi
bangunan besar di tanah kompresibilitas yang dalam, bisa ditemui bahwa pondasi
rakit akan memberikan faktor keamanan yang memadai dalam menghadapi
masalah kegagalan daya dukung ultimit, namun pemampatan yang terjadi akan
berlebihan. Ketika tanah bagian atas menunjukkan nilai kompresibilitas yang
sangat tinggi dan kekuatan
kekuatan geser yang rendah, maka permukaan pondasi rakit
akan mengalami penurunan yang besar, bahkan lebih besar dari penurunan yang
diijinkan untuk pondasi itu.
Friction pile digunakan untuk membantu meningkatkan angka kepadatan
tanah untuk membantu kerja pondasi
ponda rakit dan mengurangi differential dan total
settlement. Friction pile terbukti efisien ketika kekuatan geser meningkat seiring
dengan kedalaman dan berkurangnya kompresibilitasnya yang lebih kecil. Kedua
aksi ini diartikan bahwa friciton pile mengurangi penurunan walaupun ketika
pondasi menerima beban yang tinggi dan otomatis daya dukung dari pondasi juga
akan bertambah bila beban disalurkan ke dalam tanah yang memiliki kekuatan
geser tinggi yang berada di bawah tiang.

9
2.5. Uji Pembebanan Tiang
Pada prinsipnya prosedur pembebanan tiang ini dilakukan dengan cara
memberikan beban vertikal yang diletakkan di atas kepala tiang, kemudian
besarnya deformasi vertikal yang terjadi diukur dengan menggunakan dial yang
dipasang pada tiang. Deformasi yang terjadi terdiri dari deformasi elastis dan
plastis. Deformasi elastis adalah deformasi yang diakibatkan oleh pemendekan
elastis dari tiang dan tanah, sedangkan deformasi plastis adalah deformasi yang
diakibatkan runtuhnya tanah pendukung pada ujung atau sekitar tiang.
Keruntuhan total akan terjadi pada suatu beban tertentu, dan akan mengalami
perilaku penurunan terus menerus. Jika hubungan antara deformasi dan beban
digambarkan dalam bentuk kurva maka akan terlihat bahwa kurva tersebut akan
terdiri dari dari 3 (tiga) bagian seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
a. Pada daerah I, dimana sampai suatu beban tertentu bentuk kurva deformasi-
beban merupakan garis lurus. Ini berarti, bahwa sampai beban tertentu
besarnya penurunan sebanding dengan besarnya beban yang bekerja. Disini
dapat diinterpretasikan, bahwa beban yang bekerja sebagian besar dipakai
untuk menimbulkan deformasi elastis, baik pada tiang itu sendiri maupun
pada tanah pendukungnya. Deformasi elastis pada tiang merupakan
pemendekan elastis, sedang pada lapisan pendukung merupakan proses
konsolidasi.

Gambar 4. Kurva hubungan beban vs deformasi (Prakash Sharma, 1990)

b. Pada daerah II, dimana bagian yang berbentuk lengkung parabolis (garis AB)
terjadi jika penurunan yang terjadi sebanding dengan besarnya beban yang

10
bekerja. Disini penurunan merupakan fungsi dari waktu, artinya jika suatu
beban dibiarkan bekerja lebih lama akan mengakibatkan deformasi yang lebih
besar. Pada keadaan ini, beban yang bekerja telah mengakibatkan terjadinya
keruntuhan pada tanah pendukung.
c. Pada daerah III, dimana bagian kurva yang curam terhadap garis vertikal.
Pada bagian ini terlihat suatu beban tertentu yang besarnya tetap akan terjadi
deformasi terus menerus atau makin lama makin besar. Beban dimana akan
mengakibatkan terjadinya deformasi yang makin lama makin besar disebut
beban maksimum.
Pada umumnya, uji pembebanan dan penurunan digambarkan dengan beban
pada sumbu x dan penurunan (settlement) pada sumbu y, tetapi koordinat ini dapat
berubah sesuai dengan referensi dari engineer. Plot gambar penurunan dapat gross
yaitu berupa total dari pergerakan ujung tiang sampai sampai tes pembebanan
selesai, atau nett yaitu jarak antara tiang secara permanen bergerak setelah
pengangkatan tes beban. Data dari gambar ini dapat digunakan untuk menghitung
keruntuhan beban sehingga dapat diketahui kapasitas beban ijin dari tiang
tersebut. Dalam interpretasi pengujian pembebanan aksial terdapat beberapa
metode yang digunakan untuk menghitung beban ijin pada pondasi tiang tunggal
(Prakash & Sharma, 1990).
a. Metode Davisson (1972)
b. Metode Mazurkiewicz (1972)
c. Metode Chin (1971)
d. Metode Buttler dan Hoy (1977)
e. Metode De Beer (1967)

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian eksperimental ini dilakukan di Laboratorium Uji Tanah Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Fakfak Provinsi Papua Barat. Pengambilan data
penelitian direncanakan selama 5 (lima) bulan.

3.2. Bagan Alir Penelitian

START

Studi Pustaka

Pengamatan Lapangan Tanah Lempung Lunak dan


Sumber Kayu Bakau

Pengujian Karakteristik Dasar Tanah Pengujian Karakteristik Kayu


Lempung Lunak Bakau

Model Tanah Tanpa Model Pondasi Model Pondasi Model Pondasi


Pondasi Tiang Rakit Rakit -Tiang

Tidak
Pengujian Model

Analisis Desain Uji Model

Kesimpulan & Saran

FINISH

Gambar 2. Bagan alir penelitian

12
3.3. Rancangan Sampel Penelitian
Pengujian sampel benda uji dalam penelitian ini menggunakan kayu bakau
dan tanah lempung. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :

Tabel 3.1. Sampel penelitian

No. Uraian Jumlah Sampel


1 Uji kuat tarik kayu 5
2 Uji kuat tekan kayu sejajar serat 5
3 Uji kuat tekan kayu tegak lurus serat serat 5
4 Uji model tanpa perkuatan pondasi 1
5 Uji model pondasi tiang tunggal 1
6 Uji model pondasi rakit 1
7 Uji model pondasi rakit - tiang 1
∑ 18

3.4. Alat dan Bahan Penelitian


3.4.1. Alat
Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Universal Testing Machine (UTM);
b. Dongkrak Hidrolik Kapasitas 30 Ton;
c. Dial Gauge Ketelitian 0.1 mm;
d. Timbangan digital dengan ketelitian 0.01 gram;
e. Oven;
f. Alat uji batas cair (alat Cassagrande);
g. Satu set saringan;
h. Spatula;
i. Plat kaca
j. Picnometer
k. Kompor listrik
l. Palu karet
m. Cawan

13
3.4.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Tanah lempung yang diambil di sekitar lokasi Kampus Politeknik Negeri
Fakfak .
b. Kayu bakau
c. Air suling dari PDAM Fakfak.

3.5. Tahapan Penelitian di Laboratorium


Adapun tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam
laboratorium adalah sebagai berikut:
1) Pengujian karakteristik tanah
a. Pengujian sifat fisik tanah
1. Kadar air (Water Content)
2. Berat jenis (Specific Gravity)
3. Batas-batas Atterberg (Batas Cair, Batas Plastis, Batas Susut)
4. Distribusi ukuran butir tanah (Analisa Ayakan & Hidrometer)
b. Pengujian sifat mekanis tanah
1. Pemadatan Standar Proctor
2) Pengujian karakteristik kayu dolken
a. Pengujian kadar air
b. Pengujian kuat tarik kayu
c. Pengujian kuat tekan kayu
d. Pengujian kuat lentur kayu dan
e. Pengujian kuat belah kayu
3) Perancangan pembuatan model pondasi
a. Model tanah tanpa perkuatan pondasi
b. Model pondasi tiang tunggal dengan variasi panjang tiang 20 cm, 30 cm
dan 40 cm.
c. Model pondasi rakit dua lapis dengan lebar rakit 30 x 30 cm.
d. Model pondasi rakit-tiang dengan jarak tiang 25 cm

14
3.5.2. Prosedur Pengujian di Laboratorium
Pengujian di laboratorium dilaksanakan dengan mengikuti prosedur
sebagai berikut:
1) Pengujian Karakteristik Tanah
a. Kadar Air (Water Content)
Cara pengujian kadar air tanah adalah:
1. Timbang cawan kosong;
2. Kemudian masukkan contoh tanah ke dalam cawan yang sudah
ditimbang tadi;
3. Setelah itu, dalam keadaan terbuka cawan bersama tanah dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 1050C - 1100C selama 24 jam;
4. Setelah 24 jam, keluarkan tanah dari oven dan dinginkan selama ±30
menit, setelah itu timbang;
5. Kadar air tanah dapat dihitung sebagai berikut :
• Berat cawan = W1 (gram)
• Berat cawan + tanah basah = W2 (gram)
• Berat cawan + tanah kering = W3 (gram)
6. Maka kadar air dapat dihitung dengan :
 − 
 = 
100%
 − 

b. Berat Jenis (Specific Gravitiy)


Cara pengujian berat jenis tanah adalah:
1. Picnometer kosong ditimbang;
2. Masukkan tanah ke dalam picnometer sebanyak ±10 gram;
3. Isi air ke dalam picnometer sebanyak 2/3 picnometer, sehingga tanah
terendam seluruhnya;
4. Setelah itu picnometer beserta tanah divacum sampai gelembungnya
hilang kemudian tambahkan air sampai picnometer penuh.
5. Setelah itu ukur suhu picnometer dan timbang.
6. Picnometer dikosongkan dan dibersihkan, kemudian diisi penuh dengan
air dan ditutup lalu ditimbang;

15
7. Berat jenis butir-butir pada suhu t0 adalah :
• Berat piknometer kering dan kosong = W1 (gram)
• Berat piknometer + air = W2 (gram)
• Berat piknometer + tanah + air = W3 (gram)
• Berat tanah = Ws (gram)
Ws
Gs (t 0 ) =
(W2 + Ws − W3 )

c. Batas Cair (Liquid Limit)


Cara pengujian batas cair tanah adalah:
1. Contoh tanah diambil ±150-200 gram;
2. Campur tanah dengan air sebanyak 15 – 20 mL, lalu diaduk hingga
campuran menjadi homogen;
3. Campuran tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam Alat
Casagrande, kemudian ratakan permukan tanah;
4. Buat alur dengan menggunakan alat Grooving Tool secara tegak lurus;
5. Setelah itu angkat dan turunkan cawan Cassagrande dengan kecepatan 2
putaran/detik;
6. Hentikan putaran jika alur sudah tertutup sepanjang ±1,25 cm dan
dihitung berapa ketukan yang diperlukan;
7. Ambil contoh tanah untuk diuji kadar airnya. Ulangi percobaan untuk
kadar air yang berbeda-beda;
8. Setelah kadar air diperoleh, diplot ke kertas grafik semilog dengan jumlah
ketukan sebagai sumbu X dan kadar air sebagai sumbu Y;
9. Buat garis regresi liniernya;
10. Rumus mencari batas cair:
 . 
 =  ( )
25

11. Kadar air pada ketukan yang ke-25 menunjukkan batas cair tanah yang
diuji.
d. Batas Plastis (Plasticity Limit)
Cara pengujian batas cair tanah adalah:

16
1. Tanah kering lolos saringan No. 40 atau tanah yang dipakai untuk
menentukan batas cair diambil sebagian, ditaruh dalam mangkok dan
diberi air serta diaduk sampai merata;
2. Setelah itu tanah diambil sedikit dan ditaruh pada lempengan kaca dan
digulung-gulung sampai tanah tersebut kelihatan retak-retak atau putus
pada diameter 3 mm;
3. Tanah diambil dan ditaruh ke dalam cawan kemudian ditimbang dan
dioven selama 24 jam, setelah itu ditimbang kembali.

e. Analisa Saringan (Sieve Analysis)


Cara pengujian analisa saringan adalah:
1. Timbang masing-masing ayakan kosong untuk setiap ukuran;
2. Setelah itu susun saringan satu dengan yang lain sesuai dengan urutan dari
mulai pan di bagian paling bawah dan saringan dengan lubang terbesar di
bagian atas;
3. Masukkan contoh tanah ke dalam saringan paling atas dan tutup;
4. Tempatkan saringan yang telah disusun pada mesin penggetar (sieve
shaker) dan getarkan selama ±10 menit;
5. Setelah itu timbang masing-masing saringan yang berisi tanah dan hitung
berat tanah yang tertahan pada masing-masing saringan.

2) Pengujian Karakteristik Kayu Bakau


a. Pengujian kuat tarik kayu
Untuk memperoleh kuat tarik yang ideal maka benda uji sebagai berikut :
1. Kelompok benda uji harus sama jenisnya.
2. Benda uji bebas cacat.
3. Setiap benda uji mempunyai identitas dengan diberi nomor dan huruf.
4. Jumlah benda uji minimum 2 buah untuk setiap jenis kayu.
5. Ketelitian penampang benda ± 0,25 mm, kadar air maksimum 20%.
6. Ketelitian ukuran panjang tidak boleh lebih dari 1 mm.
7. Kecepatan pembebanan harus memenuhi ketentuan kecepatan gerakan
yaitu 20 Mpa/menit.

17
Nilai kuat tarik dari kayu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
P
ft = -------
b.h
Di mana :
ft = kuat tarik kayu (Mpa)
P = beban maksimum (N)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)

b. Pengujian kuat tekan kayu


Benda uji kecil bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata
kayu, gubal, retak, lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir, sedangkan kayu
kering udara adalah kayu dengan kadar air maksimum 20%. Metode ini
dimaksudkan sebagai acuan dalam pengujian kuat tekan kayu, dengan tujuan
memperoleh nilai kuat tekan kayu.
Peralatan yang digunakan adalah : mesin uji geser, alat pengukur waktu, alat
pengukur ; jangka sorong dan roll meter alat ukur deformasi, alat pengukur
k adar air, alat penjepit baja. Benda uji harus memenuhi persyaratan/ ketentuan
berikut: Kelompok benda uji harus sama jenisnya, Benda uji bebas cacat,
setiap benda uji mempunyai identitas dengan diberi nomor dan huruf, dan
jumlah benda uji minimum 2 buah untuk setiap jenis kayu. Ukuran benda uji
untuk kuat tekan sejajar serat ditentukan sebesar (50 x 50 x 200) mm dengan
ketelitian ± 0,25 mm, kadar air maksimum 20%. Nilai kuat tekan dari kayu sejajar
serat dan tegak lurus serat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
P
fc = ------
b.h
Di mana :
fc = kuat tekan kayu (Mpa)
P = beban maksimum (N)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)

18
c. Pengujian kuat lentur kayu
Benda uji kecil bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata
kayu, gubal, retak, lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir, sedangkan kayu
kering udara adalah kayu dengan kadar air maksimum 20%. Metode ini
dimaksudkan sebagai acuan dalam pengujian kuat lentur kayu, dengan tujuan
memperoleh nilai kuat lentur kayu.
Nilai kuat lentur dari kayu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
3.P.L
fb = -------------
2 . b . h2
Di mana :
fb = kuat lentur kayu (Mpa)
P = beban maksimum (N)
L = jarak tumpuan (mm)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)

3) Pengujian Model Pondasi


Tanah lempung yang telah diuji karakteristiknya dimasukkan ke dalam drum
dengan ukuran diameter drum 60 cm dan tinggi 60 cm. Kemudian dipadatkan
perlayer dengan ketebalan 10 cm perlayernya sampai ketinggian 50 cm dengan
tingkat kepadatan 80% dari kepadatan maksimum yang diperoleh dari pengujian
pemadatan standar yang telah dilaksanakan di laboratorium. Setelah itu pasang
plate loading test dengan ukuran diameter plate 30 cm dan tebal plate 1,5 cm.
Untuk model masing-masing dari pondasi dapat dilihat pada Gambar.
Pasang dial indikator (dial gauge) sebanyak 3 buah, yaitu di atas plate
bearing test sebanyak 1 buah untuk membaca penurunan (settlement) yang terjadi
dan 2 buah masing-masing di samping plate loading test untuk membaca
deformasi yang terjadi. Pemberian beban pada model pondasi dilakukan dengan
menggunakan pembebanan hidrolis (hydraulic jack) sampai terjadi keruntuhan
sedangkan pembacaan dial indikator (dial gauge) dilakukan sesuai dengan
besarnya beban yang diberikan sampai terjadinya keruntuhan pada tanah.

19
Gambar 4. Model tanah tanpa pondasi

Gambar 5. Model pondasi tiang tunggal

Gambar 6. Model pondasi rakit

20
Gambar 6. Model pondasi rakit-tiang

21
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian (justifikasi biaya lampiran 1)


Kegiatan penelitian memerlukan dana sebesar Rp. 20.025.000,00 (Dua
puluh juta dua puluh lima ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut :
Rincian Anggaran
No. Jenis Pengeluaran
(Rupiah)
1 Honorarium pelaksana 4.625.000,00
2 Bahan habis pakai 5.600.000,00
3 Perjalanan 6.000.000,00
4 Sewa peralatan penunjang 3.800.000,00
Total Anggaran 20.025.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian


Waktu Pelaksanaan (Bulan)
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Studi pustaka dan literatur


2 Pengambilan sampel tanah
3 Pengujian karakteristik tanah
4 Pengujian karakteristik kayu
5 Pembuatan model pondasi
6 Pengujian model pondasi
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan akhir
9 Seminar hasil

22
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E., (1996), Foundation Anaysis and Design, McGraw-Hill, New York

Budi, G.S., (2011), Pengujian Tanah di Laboratorium, Graha Ilmu, Surabaya

Craig, R.F., (2004), Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta

Darjanto, Helmy, (2011), Floating Raft-Pile Foundations Analysis Using


Numerical Simulation, Jurnal Rekayasa Sipil, ITB Bandung, Vol. 7 No. 2
Oktober 2011

Das, Braja M., (1990), Principles of Foundation Engineering, PWS-KENT


Publishing Company, Boston

El-Mossalamy, Y., (2008), Modelling The Behaviour of Piled Raft, Validation


Manual, Plaxis 3D Foundation, Version 2

Hakam, Abdul, (2007), Estimaton of Bearing Capacity of Floating Raft - Pile,


Jurnal Teknik Sipil, Universitas Andalas Padang, No. 28 Vol. 1 Thn. XIV
November 2007

Hardiyatmo, H.C., (2010), Analisis dan Perancangan Fondasi 1 dan 2, Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta

Katzenbach, R., Arslan, U., Moormann (2000), Design Application of Raft Pile
Foundations, London: Thomas Telford Publishing

Poulos, H.G. & Davis, E.H., (1980), Pile Foundation Analysis and Design, John
Wiley & Sons, New York

Prakash, S., Sharma D., (1990), Pile Foundation in Engineering Practice, John
Wiley & Sons, Inc., New York

Rahardjo, Paulus P., (2005), The Use of Bamboo and Bakau Piles for Soil
Improvement and Application of Pile Raft System for the Construction
Embankments on Peats and Soft Soils, Elsevier Geo-Engineering Book
Series Volume 3, London

Standar Nasional Indonesia, (1994), Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di


Laboratorium, SNI-03-3399-1994, Badan Standardisasi Nasional

Standar Nasional Indonesia, (1995), Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di


Laboratorium, SNI-03-3958-1995, Badan Standardisasi Nasional

Tomlinson, M., (2008), Pile Design and Construction Practice, 5th edition, Taylor
and Francis Group, New York

23
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran
1. Honor
Honor / Jam Waktu Honor per Tahun (Rp)
Honor Minggu
(Rp) (jam / minggu) Tahun I
Ketua 30.000 2,5 35 2.625.000,00
Anggota 1 25.000 2 40 2.000.000,00
Sub Total (Rp) 4.625.000,00
2. Bahan Habis Pakai
Harga bahan habis
Justifikasi Harga satuan pakai (Rp)
Material Kuantitas
pemakaian (Rp)
Tahun I
Pembuatan laporan
Kertas A4 Pencatatan hasil 5 rim 60.000 300.000,00
pengujian
Penyimpanan data
USB Flash
dan pustaka 2 buah 150.000 300.000,00
disk 16 GB
sementara
Mencatat hasil
Pulpen 1 dos 100.000 100.000,00
pengujian

Penyimpanan
Map folder 3 buah 50.000 150.000,00
berkas
Refill tinta
Untuk pencetakan
infus Epson 4 Botol 100.000 400.000,00
dokumen laporan
L220
Tempat
Terpal mengeringkan 1 lembar 500.000 500.000,00
sampel tanah

Sekop Sekop tanah 1 Buah 150.000 150.000,00

Wadah pembuatan
Drum 3 Buah 200.000 600.000,00
model pondasi
Untuk menandai
Label
sampel tanah yang 5 Lembar 10.000 50.000,00
undangan
dioven

Spidol Menulis sampel 1 dos 150.000 150.000,00

Jilid Penjilidan laporan 1 Paket 500.000 500.000,00

Pulsa Pulsa data internet 1 kali 300.000 300.000,00

Publikasi Biaya publikasi 1 kali 1.000.000 1.000.000,00

24
Biaya seminar +
Seminar 1 kali 1.100.000 1.000.000,00
akomodasi
Sub Total (Rp) 5.600.000,00
3. Perjalanan
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga satuan (Rp)
Material Kuantitas
pemakaian (Rp) Tahun I
Perjalanan
Survey tempat /
survey ke
pengambilan tanah 2 kali 500.000 1.000.000,00
sumber tanah
lempung dan kayu
lempung
Perjalanan
Survey tempat /
survey ke 2 kali 500.000 1.000.000,00
pengambilan kayu
sumber kayu
Sewa mobil untuk
Transportasi transportasi sampel
1 kali 1.000.000 1.000.000,00
lokal tanah lempung ke
laboratorium
Sewa mobil untuk
Transportasi transportasi sampel
1 kali 1.000.000 1.000.000,00
lokal kayu ke
laboratorium
Biaya
Perjalanan untuk
perjalanan 2 kali 1.000.000 2.000.000,00
publikasi
seminar
Sub Total (Rp) 7.000.000,00
4. Sewa Peralatan Penunjang
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga satuan (Rp)
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Tahun I
Timbangan Menimbang
1 500.000 500.000,00
digital material
Universal Untuk menguji
1 900.000 900.000,00
Testing Machine karakteristik kayu
Dongkrak Untuk
hidrolis pembebanan 1 750.000 750.000,00
kapasitas 30 ton model pondasi
Dial Gauge Untuk membaca
ketelitian 0.1 deformasi yang 3 300.000 900.000,00
mm terjadi
Untuk menguji
Oven kada air sampel 1 500.000 500.000,00
tanah
Alat angkut
Gerobak 1 250.000 250.000,00
material
Sub Total (Rp) 6.000.000,00

TOTAL ANGGARAN (Rp) 20.025.000,00

25
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas

Alokasi Waktu
No Nama / NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Uraian Tugas
(jam/minggu)
- Mengkoordinir penelitian
- Pengujian karakteristik material
Muhammad Yunus, S.T., M.T. / Politeknik - Pengujian model pondasi
1. Teknik Sipil 2,5
0027018303 Negeri Fakfak - Analisa dan pengolahan data
- Pembuatan laporan penelitian
- Seminar

- Persiapan material
Budiman, S.T., M.T. / Politeknik - Pengujian karakteristik material
2. Teknik Sipil 2
0927038401 Negeri Fakfak - Pembuatan model pondasi
- Pengujian model pondasi

26
Lampiran 3. Biodata Ketua Tim Peneliti/Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Yunus, S.T., M.T.
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4. NIP/NIK/ Identitas lainnya 19830127 201404 1 002
5. NIDN 0027018303
6. Tempat dan Tanggal Lahir Pinrang, 27 Januari 1983
7. E-mail muhammad_unus@yahoo.com
9. Nomor Telepon/HP +628114212748
10. Alamat Kantor Jl. TPA Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom, Fakfak
11. Nomor Telepon/Faks Tlp.: 0956-24886, Fax.: 0956-24886
12. Lulusan yang Telah Dihasilkan D3 = 26 orang, D4 = -
1. Mekanika Tanah 1 dan 2
2. Fondasi 1 dan 2
13.Mata Kuliah yg Diampu 3. Laboratorium Uji Tanah
4. Praktek Kerja Kayu
5. Praktek Kerja Acuan dan Perancah

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Universitas
Muhammadiyah Hasanuddin
Makassar Makassar
Bidang Ilmu Teknik Sipil Pengairan Teknik Sipil /
Geoteknik
Tahun Masuk-Lulus 2007 – 2009 2010 - 2014
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pemetaan Studi Kapasitas
Hidroklimatologi Curah Dukung Tiang
Hujan Wilayah Berbasis Kayu Dolken
Sistem Informasi sebagai Fondasi
Geografis (Studi Kasus Rakit - Tiang
Kabupaten Pinrang dan Mikro pada
Kabupaten Sidrap) Deposisi Tanah
Lunak
Nama Prof. Dr. Ir. H. Prof. Dr. Ir. H.
Pembimbing/Promotor Lawalenna Samang, Lawalenna
MS., M.Eng Samang, MS.,
M.Eng
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 TahunTerakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
Studi Eksperimental Kuat Tekan Beton Yang
Menggunakan Pasir Laut Sebagai Agregat Ristek-
1. 2016 Halus di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua 24.825.000,00
Dikti
Barat

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber*
ml

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir


Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Nomor/Tahun

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Nama Pertemuan Ilmiah/ Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

Fakfak, 3 Juli 2017


Pengusul,

Muhammad Yunus, S.T., M.T.


NIP. 19830127 201404 1 002
Lampiran 3. Biodata Anggota Tim Peneliti/Pelaksana
A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Budiman, S.T., M.T.


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4. NIP/NIK/ Identitas lainnya 19840327 201404 1 001
5. NIDN 0927038401
6. Tempat dan Tanggal Lahir Kampiri, 27 Maret 1984
7. E-mail budimanpolinef@gmail.com
9. Nomor Telepon/HP +6281277061052
10. Alamat Kantor Jl. TPA Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom, Fakfak
11. Nomor Telepon/Faks Tlp.: 0956-24886, Fax.: 0956-24886
12. Lulusan yang Telah Dihasilkan D3 = 26 orang, D4 = -
1. Teknologi Bahan 1
2. Teknologi Bahan 2
13.Mata Kuliah yg Diampu 3. Konstruksi Beton
4. Komputer Terapan
5. Mekanika Teknik

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi UNHAS Makassar UNHAS Makassar

Bidang Ilmu Marine Civil Engineering Civil Engineering


(Coastal
Engineering)
Tahun Masuk-Lulus 2004 - 2008 2011 - 2013
Judul Pemanfaatan Energi Pengaruh Screen
Skripsi/Tesis/Disertasi Gelombang Laut Sebagai Layer
Sumber Energi Alternatif Breakwater
Terhadap Tinggi
Run Up
Gelombang Pada
Revetment
Nama Dr. Taufiqur Rahman, Dr. Ir. Muh.
Pembimbing/Promotor M.T. Arsyad Thaha,
M.T.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 TahunTerakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
- - - - -

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
- - - - -

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Nomor/Tahun

- - - -

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Nama Pertemuan Ilmiah/ Waktu dan


No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.

Fakfak, 3 Juli 2017


Pengusul,

Budiman, S.T., M.T


NIP. 19840327 201404 1 001
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI / PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Muhammad Yunus, S.T., M.T.
NIDN : 0027018303
Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk. I / IIIb
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul :


“Studi
Studi Kapasitas Dukung Tiang Bakau sebagai Fondasi Rakit-Tiang
Rakit Pada
Deposisi Tanah Lunak”.
Yang diusulkan dalam Skema Penelitian Dosen Pemula untuk tahun anggaran 2018
201
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga / sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan
ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan


dengan sebenar-benarnya.
sebenar

Fakfak, 3 Juli 2017

Mengetahui, Yang menyatakan,


Ketua UPPM Polinef,

Muhammad Thahir, S.ST.,T., M.T. Muhammad Yunus,


Yunus S.T., M.T.
NIP. 19651107 199303 1 003 NIP.. 19830127 201404 1 002

Anda mungkin juga menyukai