USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
Muhammad Yunus,
Yunus S.T., M.T.
NIP. 19651107 199303 1 003 NIP. 19830127
127 201404 1 002
Menyetejui,
Ketua UPPM
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
RINGKASAN ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3.Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.4.Luaran Penelitian .............................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Isu Permasalahan Tanah Lunak ........................................................ 4
2.2 Kapasitas Dukung Tanah .................................................................. 5
2.3 Penurunan Tanah ............................................................................... 7
2.4 Fondasi Rakit - Tiang ........................................................................ 8
2.5 Uji Pembebanan Tiang ...................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 12
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitan ............................................................ 12
3.2 Bagan Alir Penelitian ....................................................................... 12
3.3 Rancangan Sampel Penelitian .......................................................... 13
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 13
3.5 Tahapan dan Prosedur Penelitian ..................................................... 14
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .................................. 22
4.1 Rincian Anggaran Penelitian............................................................ 22
4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
iii
STUDI KAPASITAS DUKUNG TIANG BAKAU SEBAGAI
FONDASI RAKIT-TIANG PADA DEPOSISI TANAH LUNAK
Ringkasan
Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang berasal dari alam dan
sangat sering digunakan sebelum orang mengenal beton dan baja. Indonesia
adalah satu negara yang kaya akan bahan kayu, baik jenis maupun kuantitasnya
dan bisa dimanfaatkan sebagai material untuk pekerjaan struktur bawah seperti
fondasi tiang (pile foundation).
Banyak daerah di Indonesia yang memiliki lapisan tanah lunak dengan
kedalaman tanah keras jauh dari permukaan tanah. Kondisi ini tentu saja
menyebabkan penggunaan tiang pancang (pile foundation) akan efektif dan efisien
karena kapasitas dukung (bearing capacity) dari fondasi tiang yang besar serta
dapat mereduksi penurunan tanah (settlement) yang terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, kami mencoba untuk menguji kapasitas dukung
tiang bakau sebagai fondasi rakit-tiang di laboratorium. Tujuan penelitian ini
adalah : 1) menentukan karakteristik tanah lunak dan tiang kayu bakau; 2)
menentukan deformasi dan kapasitas dukung fondasi rakit-tiang pada lapisan
tanah lunak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium
dengan cara pengujian pembebanan di laboratorium.
Kata kunci: kapasitas dukung, fondasi rakit-tiang, penurunan tanah, tiang bakau
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
dari rakit dan kapasitas dukung (bearing capacity) dari tiang pancang keduanya
sama-sama bekerja. Fondasi rakit-tiang berperan sebagai konstruksi gabungan
yang terdiri dari 3 elemen penahan yaitu : friction pile, raft dan tanah. Jika
dibandingkan dengan fondasi konvensional, desain dari fondasi rakit-tiang ini
membentuk dimensi baru struktur interaksi dari partikel tanah dikarenakan desain
filosofi yang baru menggunakan tiang yang dimaksimalkan sampai batas kapasitas
dukung berdasarkan interaksi tanah dan tiangnya. Fondasi rakit-tiang ini
mengarah ke fondasi yang ekonomis dengan sedikit penurunan apabila tanah itu
mempunyai soil modulus yang bertambah sebanding dengan kedalaman
(Katzenbach, Arslan dan Moormann, 2000).
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai iklim tropis dan
mempunyai wilayah hutan yang sangat luas, sehingga Indonesia termasuk negara
yang sangat kaya akan bahan kayu baik jenis maupun kuantitasnya dan bisa
dimanfaatkan sebagai bahan fondasi rakit-tiang (pile raft foundation). Pemakaian
kayu sebagai bahan fondasi rakit-tiang (pile raft foundation) untuk meningkatkan
kapasitas dukung tanah dan mengatasi penurunan tanah (settlement) yang
memiliki beberapa keunggulan antara lain bahan yang mudah didapat, biaya yang
relatif lebih murah, pelaksanaannya yang sederhana dan mudah di kontrol serta
waktu pelaksanaan yang relatif singkat.
Atas dasar itulah, kami mencoba untuk membuat suatu model penelitian
menggunakan tiang bakau sebagai fondasi rakit-tiang dengan judul: “Studi
Kapasitas Dukung Tiang Bakau Sebagai Fondasi Rakit-Tiang Pada Deposisi
Tanah Lunak”.
2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menentukan karakteristik tanah lunak dan tiang kayu bakau.
2. Untuk menguji deformasi dan kapasitas dukung fondasi rakit-tiang pada
lapisan tanah lunak.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
penyerapan air dan menimbulkan kerusakan bangunan akibat pengembangan.
Jika berat isi kering berlebihan akan memperlihatkan potensi pengembangan
yang tinggi, dan jika nilai SPT > 15 tumbukan potensi pengembangannya
kecil.
b. Tanah residual, berbeda dengan tanah sedimen, karena proses
pembentukannya disebabkan oleh pelapukan batuan dasar secara fisis, kimia
dan biologis di lapangan (in-situ) tanpa mengalami proses erosi dan
transportasi. Tanah ini banyak terdapat di daerah tropis, yang faktor iklim
(suhu dan kelembaban) dan topografinya sangat menentukan laju pelapukan
dan ketebalan tanah residual.
c. Tanah sedimen, terbentuk oleh proses pelapukan, erosi dan transportasi yang
diikuti dengan sedimentasi dan konsolidasi akibat berat sendiri. Sifat teknik
tanah ini bergantung pada sejarah tegangan, struktur awal dan porositas
selama proses sedimentasi, khususnya untuk kondisi terkonsolidasi normal
dan overconsolidation akibat beban vertikal, serta tanpa beban dan regangan
horisontal.
d. Tanah gambut, diidentifikasi dengan mempertimbangkan sifat dan kadar
bahan organik. Sifat dan ciri-ciri tanah gambut adalah : (1) mengandung
bahan organik, kapasitas dukung rendah dan kadar air tinggi. (2) butirannya
tidak berbentuk (amorphous granular), berserat kasar dan halus. (3) bersifat
asam dengan nilai pH bervariasi antara 5,5 – 6,5 dan kadang – kadang netral
atau alkali.
5
Gambar 1. Cara-cara keruntuhan (a) geser umum, (b) geser lokal,
(c) geser pons (Craig, 2004)
a. Keruntuhan geser umum (general shear failure). Keruntuhan ini akan terjadi
apabila tekanan dinaikkan akan dicapai kondisi keseimbangan plastis mula-
mula pada tanah di sekeliling sisi-sisi fondasi lalu secara bertahap menyebar
ke bawah dan ke luar. Akhirnya kondisi keseimbangan plastis ultimit akan
terbentuk pada sepanjang tanah di atas bidang runtuh. Permukaan tanah pada
kedua sisi bidang yang menerima beban terangkat (heaving). Cara
keruntuhan ini terjadi pada tanah berkompresibilitas rendah yaitu tanah yang
rapat atau kaku.
b. Keruntuhan geser lokal (local shear failure). Terdapat kompresi yang cukup
besar pada tanah di bawah bidang yang dibebani dan kondisi
keseimbangan plastis hanya terbentuk pada sebagian tanah saja.
Permukaan runtuh tidak sampai mencapai permukaan, dan hanya terjadi
sedikit pengangkatan permukaan tanah. Keruntuhan geser lokal biasanya
terjadi pada tanah yang memiliki kompresibilitas tinggi dan di tandai
dengan terjadinya penurunan yang relatif besar, dan kenyataannya bahwa
kapasitas dukung ultimit tidak dapat didefinisikan.
c. Keruntuhan geser pons (punching shear failure). Terjadi jika terdapat
kompresi di bawah bidang yang menerima beban yang di sertai adanya
geseran vertikal disekitarnya. Keruntuhan ini dicirikan dengan terjadinya
penurunan yang relatif besar, dan kapasitas dukung ultimit yang tidak
terdefinisi dengan baik
6
2.3. Penurunan Tanah
Terjadinya penurunan (settlement) pada tanah, tidak terlepas dari kemampuan
mampat dari tanah. Pada tanah berbutir kasar dan pori-porinya terisi oleh air jika
menerima beban akan mengalami penurunan dengan segera. Hal ini terjadi karena
air pada pori akan lebih cepat keluar melalui celah tanah berbutir kasar.
Sedangkan pada tanah berbutir halus dan pori-porinya terisi air, penurunan yang
terjadi karena adanya pemberian beban akan lebih lambat dari tanah berbutir
kasar. Hal ini terjadi karena air akan sulit melewati pori-pori yang lebih kecil.
Dalam bidang rekayasa geoteknik, penurunan (settlement) ini dibedakan dalam
beberapa jenis sebagai berikut (Joseph E. Bowles, 1984):
a. Penurunan Konsolidasi (Penurunan Primer)
Penurunan yang tergantung pada waktu yang terjadi pada tanah berbutir halus
yang jenuh atau jenuh sebagian yang mempunyai koefisien permeabilitas
relatif rendah. Perkiraan waktu untuk penurunan ini berlangsung dari
beberapa bulan sampai beberapa ratus tahun.
b. Penurunan Segera (Penurunan Elastis)
Penurunan yang terjadi dalam beberapa jam sampai satu bulan sesudah
bekerjanya beban. Pada tanah yang berpermeabilitas rendah, untuk sementara
tidak ada air pori yang terdisipasi dan tanah disebut dalam keadaan
undrained. Tanah akan berdeformasi tanpa mengalami perubahan volume
sedemikian sehingga deformasi vertikal (penurunan) yang dialami oleh tanah
diikuti dengan pengembangan ke arah lateral.
c. Penurunan Rangkak (Penurunan Sekunder)
Penurunan jangka panjang yang cenderung terjadi pada akhir penurunan
konsolidasi, tetapi dapat juga terjadi sesudah penurunan “segera”. Penurunan
ini menunjukkan posisi akhir dari matriks butiran tanah yang mengalami
pembebanan. Tanah yang biasa mengalami hal ini biasanya tanah berbutir
halus dan atau tanah organik.
Dengan demikian, maka penurunan total yang terjadi pada tanah setelah
beban kerja diberikan adalah sebagai berikut :
S = S c + S i + Ss
7
Dimana :
S = Penurunan total
Si = Penurunan segera
Sc = Penurunan konsolidasi
Ss = Penurunan rangkak (sekunder)
8
sedikit penurunan apabila tanah itu mempunyai soil modulus yang bertambah
sebanding dengan kedalaman.
9
2.5. Uji Pembebanan Tiang
Pada prinsipnya prosedur pembebanan tiang ini dilakukan dengan cara
memberikan beban vertikal yang diletakkan di atas kepala tiang, kemudian
besarnya deformasi vertikal yang terjadi diukur dengan menggunakan dial yang
dipasang pada tiang. Deformasi yang terjadi terdiri dari deformasi elastis dan
plastis. Deformasi elastis adalah deformasi yang diakibatkan oleh pemendekan
elastis dari tiang dan tanah, sedangkan deformasi plastis adalah deformasi yang
diakibatkan runtuhnya tanah pendukung pada ujung atau sekitar tiang.
Keruntuhan total akan terjadi pada suatu beban tertentu, dan akan mengalami
perilaku penurunan terus menerus. Jika hubungan antara deformasi dan beban
digambarkan dalam bentuk kurva maka akan terlihat bahwa kurva tersebut akan
terdiri dari dari 3 (tiga) bagian seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
a. Pada daerah I, dimana sampai suatu beban tertentu bentuk kurva deformasi-
beban merupakan garis lurus. Ini berarti, bahwa sampai beban tertentu
besarnya penurunan sebanding dengan besarnya beban yang bekerja. Disini
dapat diinterpretasikan, bahwa beban yang bekerja sebagian besar dipakai
untuk menimbulkan deformasi elastis, baik pada tiang itu sendiri maupun
pada tanah pendukungnya. Deformasi elastis pada tiang merupakan
pemendekan elastis, sedang pada lapisan pendukung merupakan proses
konsolidasi.
b. Pada daerah II, dimana bagian yang berbentuk lengkung parabolis (garis AB)
terjadi jika penurunan yang terjadi sebanding dengan besarnya beban yang
10
bekerja. Disini penurunan merupakan fungsi dari waktu, artinya jika suatu
beban dibiarkan bekerja lebih lama akan mengakibatkan deformasi yang lebih
besar. Pada keadaan ini, beban yang bekerja telah mengakibatkan terjadinya
keruntuhan pada tanah pendukung.
c. Pada daerah III, dimana bagian kurva yang curam terhadap garis vertikal.
Pada bagian ini terlihat suatu beban tertentu yang besarnya tetap akan terjadi
deformasi terus menerus atau makin lama makin besar. Beban dimana akan
mengakibatkan terjadinya deformasi yang makin lama makin besar disebut
beban maksimum.
Pada umumnya, uji pembebanan dan penurunan digambarkan dengan beban
pada sumbu x dan penurunan (settlement) pada sumbu y, tetapi koordinat ini dapat
berubah sesuai dengan referensi dari engineer. Plot gambar penurunan dapat gross
yaitu berupa total dari pergerakan ujung tiang sampai sampai tes pembebanan
selesai, atau nett yaitu jarak antara tiang secara permanen bergerak setelah
pengangkatan tes beban. Data dari gambar ini dapat digunakan untuk menghitung
keruntuhan beban sehingga dapat diketahui kapasitas beban ijin dari tiang
tersebut. Dalam interpretasi pengujian pembebanan aksial terdapat beberapa
metode yang digunakan untuk menghitung beban ijin pada pondasi tiang tunggal
(Prakash & Sharma, 1990).
a. Metode Davisson (1972)
b. Metode Mazurkiewicz (1972)
c. Metode Chin (1971)
d. Metode Buttler dan Hoy (1977)
e. Metode De Beer (1967)
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
START
Studi Pustaka
Tidak
Pengujian Model
FINISH
12
3.3. Rancangan Sampel Penelitian
Pengujian sampel benda uji dalam penelitian ini menggunakan kayu bakau
dan tanah lempung. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
13
3.4.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Tanah lempung yang diambil di sekitar lokasi Kampus Politeknik Negeri
Fakfak .
b. Kayu bakau
c. Air suling dari PDAM Fakfak.
14
3.5.2. Prosedur Pengujian di Laboratorium
Pengujian di laboratorium dilaksanakan dengan mengikuti prosedur
sebagai berikut:
1) Pengujian Karakteristik Tanah
a. Kadar Air (Water Content)
Cara pengujian kadar air tanah adalah:
1. Timbang cawan kosong;
2. Kemudian masukkan contoh tanah ke dalam cawan yang sudah
ditimbang tadi;
3. Setelah itu, dalam keadaan terbuka cawan bersama tanah dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 1050C - 1100C selama 24 jam;
4. Setelah 24 jam, keluarkan tanah dari oven dan dinginkan selama ±30
menit, setelah itu timbang;
5. Kadar air tanah dapat dihitung sebagai berikut :
• Berat cawan = W1 (gram)
• Berat cawan + tanah basah = W2 (gram)
• Berat cawan + tanah kering = W3 (gram)
6. Maka kadar air dapat dihitung dengan :
−
=
100%
−
15
7. Berat jenis butir-butir pada suhu t0 adalah :
• Berat piknometer kering dan kosong = W1 (gram)
• Berat piknometer + air = W2 (gram)
• Berat piknometer + tanah + air = W3 (gram)
• Berat tanah = Ws (gram)
Ws
Gs (t 0 ) =
(W2 + Ws − W3 )
11. Kadar air pada ketukan yang ke-25 menunjukkan batas cair tanah yang
diuji.
d. Batas Plastis (Plasticity Limit)
Cara pengujian batas cair tanah adalah:
16
1. Tanah kering lolos saringan No. 40 atau tanah yang dipakai untuk
menentukan batas cair diambil sebagian, ditaruh dalam mangkok dan
diberi air serta diaduk sampai merata;
2. Setelah itu tanah diambil sedikit dan ditaruh pada lempengan kaca dan
digulung-gulung sampai tanah tersebut kelihatan retak-retak atau putus
pada diameter 3 mm;
3. Tanah diambil dan ditaruh ke dalam cawan kemudian ditimbang dan
dioven selama 24 jam, setelah itu ditimbang kembali.
17
Nilai kuat tarik dari kayu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
P
ft = -------
b.h
Di mana :
ft = kuat tarik kayu (Mpa)
P = beban maksimum (N)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)
18
c. Pengujian kuat lentur kayu
Benda uji kecil bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata
kayu, gubal, retak, lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir, sedangkan kayu
kering udara adalah kayu dengan kadar air maksimum 20%. Metode ini
dimaksudkan sebagai acuan dalam pengujian kuat lentur kayu, dengan tujuan
memperoleh nilai kuat lentur kayu.
Nilai kuat lentur dari kayu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
3.P.L
fb = -------------
2 . b . h2
Di mana :
fb = kuat lentur kayu (Mpa)
P = beban maksimum (N)
L = jarak tumpuan (mm)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)
19
Gambar 4. Model tanah tanpa pondasi
20
Gambar 6. Model pondasi rakit-tiang
21
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J.E., (1996), Foundation Anaysis and Design, McGraw-Hill, New York
Katzenbach, R., Arslan, U., Moormann (2000), Design Application of Raft Pile
Foundations, London: Thomas Telford Publishing
Poulos, H.G. & Davis, E.H., (1980), Pile Foundation Analysis and Design, John
Wiley & Sons, New York
Prakash, S., Sharma D., (1990), Pile Foundation in Engineering Practice, John
Wiley & Sons, Inc., New York
Rahardjo, Paulus P., (2005), The Use of Bamboo and Bakau Piles for Soil
Improvement and Application of Pile Raft System for the Construction
Embankments on Peats and Soft Soils, Elsevier Geo-Engineering Book
Series Volume 3, London
Tomlinson, M., (2008), Pile Design and Construction Practice, 5th edition, Taylor
and Francis Group, New York
23
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran
1. Honor
Honor / Jam Waktu Honor per Tahun (Rp)
Honor Minggu
(Rp) (jam / minggu) Tahun I
Ketua 30.000 2,5 35 2.625.000,00
Anggota 1 25.000 2 40 2.000.000,00
Sub Total (Rp) 4.625.000,00
2. Bahan Habis Pakai
Harga bahan habis
Justifikasi Harga satuan pakai (Rp)
Material Kuantitas
pemakaian (Rp)
Tahun I
Pembuatan laporan
Kertas A4 Pencatatan hasil 5 rim 60.000 300.000,00
pengujian
Penyimpanan data
USB Flash
dan pustaka 2 buah 150.000 300.000,00
disk 16 GB
sementara
Mencatat hasil
Pulpen 1 dos 100.000 100.000,00
pengujian
Penyimpanan
Map folder 3 buah 50.000 150.000,00
berkas
Refill tinta
Untuk pencetakan
infus Epson 4 Botol 100.000 400.000,00
dokumen laporan
L220
Tempat
Terpal mengeringkan 1 lembar 500.000 500.000,00
sampel tanah
Wadah pembuatan
Drum 3 Buah 200.000 600.000,00
model pondasi
Untuk menandai
Label
sampel tanah yang 5 Lembar 10.000 50.000,00
undangan
dioven
24
Biaya seminar +
Seminar 1 kali 1.100.000 1.000.000,00
akomodasi
Sub Total (Rp) 5.600.000,00
3. Perjalanan
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga satuan (Rp)
Material Kuantitas
pemakaian (Rp) Tahun I
Perjalanan
Survey tempat /
survey ke
pengambilan tanah 2 kali 500.000 1.000.000,00
sumber tanah
lempung dan kayu
lempung
Perjalanan
Survey tempat /
survey ke 2 kali 500.000 1.000.000,00
pengambilan kayu
sumber kayu
Sewa mobil untuk
Transportasi transportasi sampel
1 kali 1.000.000 1.000.000,00
lokal tanah lempung ke
laboratorium
Sewa mobil untuk
Transportasi transportasi sampel
1 kali 1.000.000 1.000.000,00
lokal kayu ke
laboratorium
Biaya
Perjalanan untuk
perjalanan 2 kali 1.000.000 2.000.000,00
publikasi
seminar
Sub Total (Rp) 7.000.000,00
4. Sewa Peralatan Penunjang
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga satuan (Rp)
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Tahun I
Timbangan Menimbang
1 500.000 500.000,00
digital material
Universal Untuk menguji
1 900.000 900.000,00
Testing Machine karakteristik kayu
Dongkrak Untuk
hidrolis pembebanan 1 750.000 750.000,00
kapasitas 30 ton model pondasi
Dial Gauge Untuk membaca
ketelitian 0.1 deformasi yang 3 300.000 900.000,00
mm terjadi
Untuk menguji
Oven kada air sampel 1 500.000 500.000,00
tanah
Alat angkut
Gerobak 1 250.000 250.000,00
material
Sub Total (Rp) 6.000.000,00
25
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas
Alokasi Waktu
No Nama / NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Uraian Tugas
(jam/minggu)
- Mengkoordinir penelitian
- Pengujian karakteristik material
Muhammad Yunus, S.T., M.T. / Politeknik - Pengujian model pondasi
1. Teknik Sipil 2,5
0027018303 Negeri Fakfak - Analisa dan pengolahan data
- Pembuatan laporan penelitian
- Seminar
- Persiapan material
Budiman, S.T., M.T. / Politeknik - Pengujian karakteristik material
2. Teknik Sipil 2
0927038401 Negeri Fakfak - Pembuatan model pondasi
- Pengujian model pondasi
26
Lampiran 3. Biodata Ketua Tim Peneliti/Pelaksana
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Yunus, S.T., M.T.
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4. NIP/NIK/ Identitas lainnya 19830127 201404 1 002
5. NIDN 0027018303
6. Tempat dan Tanggal Lahir Pinrang, 27 Januari 1983
7. E-mail muhammad_unus@yahoo.com
9. Nomor Telepon/HP +628114212748
10. Alamat Kantor Jl. TPA Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom, Fakfak
11. Nomor Telepon/Faks Tlp.: 0956-24886, Fax.: 0956-24886
12. Lulusan yang Telah Dihasilkan D3 = 26 orang, D4 = -
1. Mekanika Tanah 1 dan 2
2. Fondasi 1 dan 2
13.Mata Kuliah yg Diampu 3. Laboratorium Uji Tanah
4. Praktek Kerja Kayu
5. Praktek Kerja Acuan dan Perancah
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Universitas
Muhammadiyah Hasanuddin
Makassar Makassar
Bidang Ilmu Teknik Sipil Pengairan Teknik Sipil /
Geoteknik
Tahun Masuk-Lulus 2007 – 2009 2010 - 2014
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pemetaan Studi Kapasitas
Hidroklimatologi Curah Dukung Tiang
Hujan Wilayah Berbasis Kayu Dolken
Sistem Informasi sebagai Fondasi
Geografis (Studi Kasus Rakit - Tiang
Kabupaten Pinrang dan Mikro pada
Kabupaten Sidrap) Deposisi Tanah
Lunak
Nama Prof. Dr. Ir. H. Prof. Dr. Ir. H.
Pembimbing/Promotor Lawalenna Samang, Lawalenna
MS., M.Eng Samang, MS.,
M.Eng
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 TahunTerakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
Studi Eksperimental Kuat Tekan Beton Yang
Menggunakan Pasir Laut Sebagai Agregat Ristek-
1. 2016 Halus di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua 24.825.000,00
Dikti
Barat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.
B. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
- - - - -
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
- - - - -
Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Nomor/Tahun
- - - -
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula.