KONSTRUKSI BANGUNAN
PRODI S1 TEKNIK SIPIL
NILAI :
Nim : 5203550023
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayatnya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review tanpa halangan yang
Dalam penyusunan critical jorrnal report ini, saya tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan
penulisan critical journal report ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen saya Ibu Siti Zulfa Yuznis.T., M. Si
Saya sadar Critical Jurnal Review ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu saya berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan
Critical Jurnal Review ini dan saya berharap semoga Critical Jurnal Review ini
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................ 4
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR..........................................................................................4
B. Tujuan CJR.......................................................................................................................4
C. Manfaat CJR….................................................................................................................4
D. Identitas Jurnal….............................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................ 6
RINGKASAN ISI............................................................................................................................. 6
A. Jurnal Utama .................................................................................................................. 6
B Jurnal Pembanding 1.....................................................................................................11
C. Jurnal Pembanding 2 …………………………………………………………………………………………………12
BAB III......................................................................................................................................... 14
A. KELEBIHAN.................................................................................................................... 14
B KEKURANGAN...............................................................................................................14
BAB IV......................................................................................................................................... 15
PENUTUP.................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 16
LAMPIRAN.................................................................................................................................. 17
BAB I. PENDAHULUAN
Disaat kita membutuhkan sebuah referensi, yaitu journal sebagai sumber bacaan kita selain buku
dalam mempelajari mata kuliah konstruksi bangunan, sebaiknya kita terlebih dahulu mengkritisi journal
tersebut agar kita mengetahui journal mana yang lebih relevan untuk dijadikan sumber bacaan.
C. MANFAAT CJR
1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jounal dan mencari sumber bacaan
yang relevan.
2. Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritisi sebuah journal.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang konstruksi bangunan.
1.Judul Artikel : Pembebanan Tunggal Model Cakar Ayam Modifikasi Pola Segiempat
Pada Variasi Jarak Menggunakan Metode Elemen Hingga
2.Nama Journal : Matriks Teknik Sipil
3.Edisi terbit : 1 (pertama)
4.Pengarang artikel : Andanai Sandi, Bambang Setiawan, Noegroho Djarwanti
5.Penerbit : Jurusan Teknik Sipil UNS
6.Kota terbit : Surakarta
Tanah lunak merupakan tanah yang memiliki daya dukung rendah dan mudah mengalami
penurunan. Kadar air yang tinggi akan menyebabkan sulitnya melakukan pembangunan di atas tanah
lunak. Perkerasan jalan di Indonesia banyak yang harus dibangun di atas tanah lunak. Subgrade yang
terbentuk dari tanah lunak akan menyebabkan kerusakan-kerusakan pada jalan raya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak antar cakar dengan pola
segiempat terhadap defleksi, momen maksimum dan gaya lintang yang ditimbulkan akibat beban tunggal.
Pengamatan yang dilakukan yaitu menggunakan Metode Elemen Hingga (MEH). Pada penelitian ini akan
dapat mengetahui variasi yang paling efektif untuk diterapkan pada cakar ayam modifikasi.
Sistem cakar ayam modifikasi merupakan pengembangan dari sistem cakar ayam Sediyatmo pada
tahun 1961. Pada sistem cakar ayam konvensional terdiri dari pelat beton bertulang dengan tebal 10
hingga 17 cm dan pipa-pipa cakar (beton) berdiameter 120 cm, tebal 8 cm, dan panjang pipa 150 hingga
200 cm yang tertanam pada lapisan subgrade. Pada bagian bawah pelat beton juga terdapat lapisan lean
concrete setebal ±10 cm dan lapisan sirtu setebal ±30 cm yang berfungsi sebagai perkerasan sementara
selama masa pelaksanaan dan agar permukaan tanah dasar tetap rata sehingga pelat beton dapat dibuat di
atasnya.
Muatan sumbu adalah jumlah tekanan roda dari satu sumbu kendaran terhadap jalan, kemudian
beban didistribusikan ke pondasi jalan. Pengendalian beban berlebih dapat dilakukan dengan konsep
Muatan Sumbu Terberat. Muatan Sumbu Terberat (MST) adalah beban gandar maksimum yang diijinkan
pada jalan raya. Muatan Sumbu Terberat yang diterapkan oleh Balai Geoteknik Jalan (BGJ), Departemen
Pekerjaan Umum Republik Indonesia, untuk perancangan perkerasan kaku adalah sebesar 10 ton (100
kN), namun masih diberikan toleransi sebesar 90% sehingga menjadi 19 ton (190 kN).
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lunak dengan data sekunder yang
diambil dari penelitian Setiawan (2015). Pembebanan penelitian ini menggunakan beban gandar Setiawan
(2015) rencana sebesar 10 ton (100 kN) pada bidang kontak 30 cm.
Jarak antar cakar juga mempengaruhi besar kecilnya defleksi, didapat dari hasil bahwa semakin
jauh jarak antar cakarnya semakin besar defleksi yang terjadi contohnya defleksi terbesar yang jarak antar
cakarnya 2,75 m berada pada 3 titik dari 6 titik yang ada, sisanya berada pada 3 titik posisi beban dengan
jarak antar cakar 2,50 m ketika jarak posisi beban dengan cakar berdekatan. Hal ini karena cakar akan
bekerja secara kelompok dalam mereduksi defleksi yang terjadi, namun besarnya perlawanan atau yang
dominan adalah cakar yang terdekat dengan posisi beban. kecilnya defleksi juga bergantung juga pada
posisi beban yang berada di pinggir maupun di tengah pelat.
Sistem Cakar Ayam telah terbukti menambah daya dukung bangunan di atas tanah lunak yang
digunakan untuk fondasi bangunan gedung, runway dan tower ditemukan oleh Sediyatmo pada tahun
1961. Namun permasalahanya bila beban timbunan yang relatif berat, seluruh sistem akan mengalami
penurunan yang berlebihan. Salah satu usulan solusi permasalahan ini, pada cakar beton seberat 1 ton
diubah menjadi galvanis anti karat seberat 35 kg sehingga menjadi lebih ringan dan terdapat koperan pada
pinggir perkerasan untuk mengurangi air yang masuk ke dalam subgrde, sistem ini kemudian disebut
Cakar Ayam Modifikasi (CAM). Salah satu metode yang mampu membantu perancangan sistem Cakar
Ayam Modifikasi ini adalah Metode Elemen Hingga (MEH) yang telah teruji memberikan hasil analisis
yang akurat diantaranya adalah untuk perancangan. Model elemen hingga yang dikembangkan
mencangkup kombinasi dari elemen-elemen pelat lentur (plate bending) untuk memodelkan slab, elemen
– elemen cangkang 3D (shell) untuk memodelkan cakar dan elemen pegas (spring) untuk
memperhitungkan pegaruh gaya-gaya yang terjadi pada subgrde
Pembebanan tunggal berdasarkan Westegaard Solution yang menganalisis tegangan dan pola
lendutan pada tiga titik pembebanan utama yaitu pembebanan tepi (edge loading), pembebanan pada
pusat (interior loading) dan pembebanan pada ujung (corner loading) Gambar 1. Besarnya beban titik
berdasarkan Muatan Sumbu Terberat yang disaratkan oleh Balai Geoteknik Jalan, Departemen Pekerjaan
Umum Republik Indonesia, untuk perancangan perkerasan kaku adalah sebesar 10 ton (100 kN), namun
masih diberikan toleransi sebesar 90% sehingga menjadi 19 ton (190 kN).
Sistem CAM mengandalkan tekanan lateral di sekitar cakar yang dipengaruhi oleh modulus
reaksi subgrade untuk melawan rotasi dengan membentuk momen perlawanan, semakin besar nilai
modulus reaksi subgrade semakin besar perlawanan momen yang dihasilkan. Hardiyatmo (2014)
menjelaskan bahwa sistem Cakar Ayam cocok digunakan pada tanah yang bermasalah atau tidak stabil.
Cakar berfungsi sebagai pengaku yang akan menjaga agar pelat beton dan material dibawahnya tetap
dalam kontak.
Metode elemen hingga adalah cara pendekatan analisis struktur secara numeric dimana struktur
kontinum dengan derajat kebebasan tak hingga disederhanakan dengan disktretasi kontinum dalam
elemen-elemen kecil yang umumnya memiliki geometri lebih sederhana dengan derajat kebebasan
tertentu (berhingga), sehingga lebih mudah dianalisis. Beberapa elemen yang dianalisis yaitu Elemen
Shell, Elemen Spring dan Elemen Solid. Penelitian ini menggunakan program SAP2000 v. 20
Data sekunder yang digunakan meliputi modulus reaksi subgrade yang diambil dalam Setiawan
(2015) mengambil sampel tanah di Desa Widodaren, Kecamatan Banjarjo, Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur. Data yang di gunakan pada pemodelan berasal dari hasil Plate Load Test yang kemudian di
dapatkan nilai modulus reaksi subgrade vertikal (kv), horisonal (kh) dan gesek ( ). Digunakan nilai
koefisien reaksi subgrade horizontal (kh) sebesar 10 × kv.Modulus subgrade vertikal tanah (kv) sebesar
13.196,14 kN/m3, modulus subgrade horizontal tanah (kh) sebesar 131.961,4 kN/m3, modulus subgrade
horizontal tanah (k) sebesar 5.078,74 kN/m3.
Beban yang digunakan adalah beban tunggal yang mengacu pada besarnya berdasarkan Muatan
Sumbu Terberat yang disaratkan oleh Balai Geoteknik Jalan, Departemen Pekerjaan Umum Republik
Indonesia untuk perancangan perkerasan kaku adalah sebesar 10 ton (100 kN). Luas area beban diwakili
midsurface sehingga berjari-jari 225 mm. Posisi beban dikelompokan menjadi beban di ujung pelat
diwakili Titik A, pinggir pelat diwakili Titik B dan C dan di tengah pelat diwakili Titik D.
Data geometri cakar ayam yang digunakan dalam penelitian berdasarkan standart desain cakar
ayam dengan referensi desain cakar ayam modifikasi di Pamanukan - Indramayu, Jawa Barat dengan
dimensi pelat 27 m x 7,25 m, dan variasi jarak cakar pola segitiga sebesar 2,25 m, 2,5 m dan 2,75 m,
dimensi tebal perkerasan 0,15 m, tebal pelat baja untuk cakar 1,4 mm , diameter cakar 0,8 m, panjang
cakar 1,2 m, tebal koperan 0,15 m, tinggi koperan 0,5 m, properti material berupa beton mutu K350 dan
Baja mutu 37. Pemodelan sistem CAM menggunakan beberapa elemen, yaitu elemen shell thin untuk
memodelkan pelat, cakar, dan koperan, elemen solid 3D untuk memodelkan tanah di dalam cakar, dan
elemen spring untuk memodelkan modulus reaksi subgrade (kv, kh,dan k).
Hasil perancangan model CAM dengan beban ujung, beban pinggir dan beban tengah
menghasilkan lendutan yang berbeda menunjukan adanya pengaruh antara variasi posisi beban dan
variasi jarak antar cakarnya. Potongan secara memanjang dari lendutan dengan analisis MEH program
SAP2000 pada beban ujung, beban pinggir dan beban tengah.
Metode perancangan perkerasan jalan yang telah ada, umumnya diasumsikan bahwa tanah-dasar
dalam kondisi stabil, sehingga tebal komponen struktur perkerasan hanya didasarkan pada daya dukung
tanah-dasar yang dinyatakan oleh nilai CBR atau modulus reaksi subgrade vertikal. Perancangan menjadi
tidak tepat bila ternyata tanah-dasar saat dibebani beban lalu-lintas mengalami penurunan yang berlebihan
(akibat tanah fondasi yang lunak). Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) merupakan salah satu sistem
yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Melihat keberhasilan penggunaan Sistem Cakar Ayam Prof.
Sediyatmo (1961) dan Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) yang telah dipatenkan oleh Prof. Ir.
Bambang Suhendro, Msc, Ph.D, Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA, Ir. Mariyadi
Darmokumoro.
Dalam perancangan Sistem Pelat Terpaku dibutuhkan nilai modulus reaksi tanahdasar akibat
pengaruh dukungan tiang. Modulus reaksi subgrade ekivalen (k’) didefinisikan sebagai modulus reaksi
tanah-dasar yang memperhatikan kontribusi tiangdalam menahan perpindahan vertikal pelat yang
dinyatakan oleh persamaan (Hardiyatmo, 2010): 𝑘′ = 𝑘 + ∆𝑘 (1) Dimana 𝑘′ : modulus reaksi subgrade
ekivalen (kN/m3 ), 𝑘 :modulus reaksi subgrade(kN/m3 ), ∆𝑘 : kenaikan modulus reaksi subgradeakibat
pemasangan tiang (kN/m3 ).
Objek yang digunakan pada penelitian ini (Gambar 1) adalah model skala penuh perkerasan
Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) dari pelat pelat beton ukuran 6,0 m x 6,0 m tebal pelat 0,15 m
(Setiawan, 2015). Pipa cakar yang digunakan merupakan pipa cakar baja diameter 0,72 m dengan tinggi
1,07 m dan tebal 1.4 mm terletak di bawah pelat beton.
Penggunaan modulus reaksi subgrade ekivalen pada Sistem Pelat Terpaku akan diaplikasikan
pada Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) untuk menghitung lendutan dan gaya dalam dengan objek
penelitian uji coba model skala penuh lapangan Setiawan (2015). Modulus reaksi subgrade ekivalen (k’)
yang didefinisikan sebagai modulus reaksi tanah-dasar yang memperhatikan konstribusi tiang dalam
menahan gerakan perpindahan vertikal pelat.
Perhitungan menggunakan nilai kvyang telah diketahui dari uji beban pelat sebesar 5.498,4
kN/m3 yang kemudian dikoreksi dengan bentuk dan ukuran pelat dengan metode Das (2011), diperoleh
nilai kv menjadi 1.282,96 kN/m3 . Konstruksi terletak pada tanah lempung Ngawi. Untuk nilai kohesi (c)
= 15 kN/m3 ,berdasarkan kurva Tomlinson pada Grafik Mc Clelland (1974)diperoleh faktor adhesiad =
1,0. Kemudian didapat tahanan gesek satuan ultimit 𝑓𝑠 = 15 kN/m2 . Dari dimensi cakar dan pelat pada
Gambar (2), selimut tiang (As) = 2,419 m2 dan luas pelat yang A 0,8m 2m 2m 0,8m Pelat Beton t = 15
cm Cakar Pipa Baja, Dia. 0,72 m Tebal 1,4 mm 2m D 1,07m 0,72m Pelat Beton t = 15 cm 0,5m 0,15m
Pipa Baja tebal 1,4 mm Tanah Lempung Ngawi 1,2m Pasir Pasir + bentonite Tanah Permukaan 0,3m el.
0,00 2,8m 2m 0,8m 0,3m Pipa Drainase D=2" Q A 0,055m 0,15m 1,015m Q D Perhitungan Lendutan
Perkerasan Jalan Sistem Cakar Ayam Modifikasi(Agustin, Dkk).
Lendutan hitungan akibat beban di tepi sebesar 20 kN dengan variasi faktor aman diberikan pada
Tabel 4. Lendutan pada faktor aman 1,0 paling kecil dibanding faktor aman lainnya. Walaupun memiliki
lendutan yang lebih kecil dari variasi faktor aman yang lainnya, namun lendutan pada faktor aman 1,0
masih lebih besar 15% dibanding lendutan pengamatan. Sementara selisih terbesar dari variasi 20 faktor
aman yaitu 165% untuk faktor aman 3,0. Pola lendutan sudah mengikuti pola lendutan pengamatan,
namun terlihat seluruh pelat mengalami penurunan.
BAB III. KELEBIHAN DAN KELEBIHAN
A. Pembahasan isi Journal
Metode grafis memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode persamaan
yang umumnya diajarkan pada mata kuliah konstruksi bangunan di Indonesia. Keunggulan
utama dari metode ini adalah sifatnya yang lebih efisien dan meminimalisir terjadinya
kesalahan. Akan tetapi, metode grafis juga memiliki keterbatasan yakni berkaitan dengan
kemampuan mahasiswa untuk mepertimbangkan pondas tertentu. Untuk bentuk – bentuk yang
lebih rumit, beberapa buku acuan pondasi memberikan panduan pada bagian lampiran yang
dapat juga digunakan oleh mahasiswa.
Jadi, kesimpulan yang saya dapat ambil dari critical jurnal review ini adalah bahwa jurnal yang
saya bahas memiliki kelebihan dan kekurangan. Di satu sisi kelebihan jurnal ini adalah pembahasannya
yang sangat bagus dan detail yang membuat Jurnal ini cocok digunakan mahasiswa prodi Teknik sipil
sebagai panduan dan pedoman untuk menambah pengetahuan tentang penelitian sebuah perhitungan
analisis yang baik dalam pembelajaran maupun dalam aplikasinya.
3.ii. Rekomendasi
Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari kekurangan,
seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang tak retak, tak ada satupun manusia yang
sempurna.” maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat saya harapkan sehingga
dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik. Akhirnya, semoga kajian ini memberikan
manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D., Anas , P., & Rony, A. (2017). PERHITUNGAN LENDUTAN PERKERASAN JALAN
SISTEM CAKAR AYAM MODIFIKASI DENGAN VARIASI FAKTOR AMAN PADA
TAMBAHAN MODULUS REAKSI SUBGRADE. JURNAL SAINTIS, 15-23.
Sandi, A., Bambang, S., & Noegroho, d. (2018). PEMBEBANAN TUNGGAL MODEL CAKAR AYAM
MODIFIKASI (CAM) POLA SEGIEMPAT PADA VARIASI JARAK MENGGUNAKAN
METODE ELEMEN HINGGA. MATRIKS TEKNIK SIPIL, 690-697.
Yudandi, L., Bambang, S., & Noegroho, D. (2019). ANALISIS LENDUTAN MODEL SITEM CAKAR
AYAM MODIFIKSI DENGAN PEMBEBANAN TUNGGAL (BEBAN TITIK). jurnal riset
rekayasa sipil, 53-58.