Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MINIRISET

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

“Kerukunan Antar Umat Beragama dalam Lingkungan Pendidikan Teknik Sipil di


Universitas Negeri Medan”

NAMA MAHASISWA : NOPRIANTO MANURUNG

NIM : 5203250023

DOSEN PENGAMPU : Luhut Simarmata

MATA KULIAH : Pendidikan Agama Kristen

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugrah
dan kasih karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Miniriset saya
mengenai “Manusia” dalam mata kuliah Agama Kristen Protestan. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah ini atas
bimbingan dan arahannya.

Saya mengharapkan agar pembaca juga mendapatkan pengetahuan dan


wawasan dari hasil penelitian Miniriset yang telah saya lakukan. Semoga hasil
dari miniriset ini memberikan manfaat juga bagi orang-orang sekitar agar dapat
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Saya juga minta maaf apabila ada kesalahan baik dari segi penulisan
maupun isi dari yang telah kami kaji dari hasil Miniriset yang telah Saya lakukan.
Saya mengharapkan kritik dan saran dari masing-masing pembaca agar untuk
kedepannya kami dapat membuat laporan yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga
laporan miniriset ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 18 Mei 2021

Noprianto Manurung
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................2

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kerukunan Umat Beragama............................................................................3

B. Bentuk-bentuk Hubungan Umat Beragama...................................................3

C. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kerukunan Umat Beragama.........4

BAB III PEMBAHASAN

A. Bentuk Kegiatan yang Dilakukan Antar Mahasiswa sebagai Umat


Beragama............................................................................................................6

B. Bentuk Sosialisasi dalam Mahasiswa sebagai Umat Beragama ...................6

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerukunan merupakan nilai yang universal, yang dapat ditemukan dalam setiap ajaran
agama. Semua agama pada hakikatnya mengajarkan umatnya untuk mawas diri, mengenal
dirinya terlebih dahulu, mengenal segala musuh yang ada dalam dirinya serta kelobaan, iri
hati, kemarahan dan lain sebagainya. Dengan senantiasa mawas diri, umat beragama akan
tetap dapat menjaga saling pengertian dengan umat lain dan benar-benar dapat
mengembangkan wawasan kebangsaan, menyadari diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia
yang besar.

Disamping itu setiap agama mengajarkan pula kepada umatnya untuk mengasihi
sesama makhluk hidup dan bersikap positif terhadap alam. Hanya saja agama-agama
seringkali dipahami secara sempit dan eksklusif oleh penganutnya dan disertai perasaan
curiga yang berlebihan terhadap penganut agama lain. Sehingga mengakibatkan terjadinya
berbagai macam konflik di masyarakat. Sementara itu, sikap fanatisme yang berlebihan
dikalangan penganut agama masih sangat dominan, sehingga dapat menimbulkan disharmoni
yang merugikan semua pihak, termasuk kelompok penganut agama.

Beberapa kasus ketidakharmonisan yang terjadi akhir-akhir ini hampir semuanya dipicu
karena sentimen agama, seperti menghina ajaran agama, pembakaran tempat ibadah dan
sebagainya. Begitu pula berbagai hubungan negatif antara penganut agama satu dengan yang
lain juga muncul dibeberapa tempat, seperti rasa saling mencurigai dan saling membenci.
Oleh sebab itu diperlukan kesadaran umat beragama untuk menumbuhkan sikap toleransi
dalam kehidupan beragama. Sikap toleransi ini dapat menumbuhkan rasa saling menghargai
dan saling menghormati antara satu dengan yang lain untuk mewujudkan ketentraman dan
perdamaian.

Contoh kerukunan yang terjadi di daerah penelitian ini adalah dengan melihat
kehidupan sosial dari masing-masing mahasiswa yang berada di kawasan jurusan Teknik
Bangunan yang ada di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Negeri Medan. Sudut pandang
kehidupan sosial kami lihat ditinjau secara langsung dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa, cara berbicara dari masing-masing mahasiswa yang beragama, dan ditinjau
dari percakapan melalui grup aplikasi Whatsapp yang diberi nama grup “PTB Reguler 2016”.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk kerukunan agama yang ada di lingkungan Pendidikan Teknik


Bangunan di Universitas Negeri Medan?

2. Bagaimana bentuk kegiatan mahasiswa yang menjunjung kerukunan umat beragama


yang ada di lingkungan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan?

3. Bagaimana cara bersosialisasi antar mahasiswa beragama baik secara langsung maupun
via percakapan Whatsapp dalam lingkungan Pendidikan Teknik Bangunan di
Universitas Negeri Medan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kerukunan agama yang ada di lingkungan Pendidikan Teknik Bangunan di


Universitas Negeri Medan.

2. Mengetahui bentuk kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan kerukunan umat


beragama dalam lingkungan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri
Medan.

3. Mengetahui cara sosisalisasi antar mahasiswa beragama baik secara langsung maupun
via Whatsapp dalam lingkungan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri
Medan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerukunan Umat Beragama

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama dan
budaya. Dengan adanya arus pemikiran modern aka setiap agama bergulat dengan persoalan
adaptasi dialog serta identitas. Di situ pihak agama harus berakar pada sejarah dan tradisi
tetapi di pihak lain agama harus membuktikan sebagai kekuatan atau gerakan liberatif atau
bebas yang terbuka terhadap dialog dan kerjasama. Setelah Indonesia merdeka, kesatuan
bangsa seringkali mengalami banyak tantangan dan ancaman. Di berbagai tempat di
Indonesia terdapat rasa soovenisme (kebanggaan nasional) yang dilatar belakangi oleh
sukuisme, kedaerahan, agama dan aliran-aliran tertentu.

B. Bentuk-bentuk Hubungan Antara Umat Beragama

Ada 3 bentuk sikap dalam hubungan antara agama:

1. Sikap Ensklusivisme

Ensklusivisme adalah sikap yang hanya mengakui agamanya sebagai agama


paling benar dan baik. Ini adalah sikap fanatisme yang akan melahirkan berbagai akibat
buruk antara lain timbulnya perpecahan, perseteruan antara umat beragama dan
berbagai konflik lainnya.

2. Sikap Insklusivisme

Insklusivisme adalah sikap yang dapat memahami dan menghargai agama-agama


lain dengan segala eksistensinya. Tetapi orang yang inklusivisme ini tetap memandang
agamanya sendirilah sebagai agama satu-satunya jalan menuju keselamatan.

3. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap yang menerima, menghargai dan memandang agama lain
sebagaimana yang baik dan benar serta memiliki jalan keselamatan. Dalam perspektif
pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama akan terpanggil untuk menerima
huubungan solidaritas, dialog dan kerjasama dalam rangka mewujudkan kehidupan
yang lebih baik dan lebih berpengharapan.

4. Kerukunan Hidup Beragama

Keukunan hidup umat bergama adalah suatu kondisi sosial dimana semua
golongan agama dapat hidup bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-
masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya sehingga masing-masing pemeluk
agama dapat hidup dalam keadaan rukun dan damai.

C. Beberapa Faktor yang Mengganggu Kerukunan Umat Beragama

A. Sikap Mental Negatif

Sikap mental negatif ini nampak dalam kesombongan religius, prasangka dan
intoleransim misalnya umat beragama tertentu mempunyai keyakinan bahwa agamanya
memiliki ajaran yang paling benar. Akibatnya mereka sombong dan tinggi daripada
pemeluk agama lain.

B. Faktor SARA (Suku Agama Ras dan Antar golongan)

Secara sosiologis dapat dipahami bahwa suku, agama, ras dan antar golongan
adalah merupakan nilai permersatu bagi yang bersangkutan tetapi juga sering menjadi
faktor penyebab perpecahan.

C. Faktor Perbedaan Tingkat Kebudayaan

Dapat disadar bahwa perbedaan tingkat kebudayaan yang menyolok akan


mengganggu keseimbangan, keserasian dan keselarasan pergaulan kehidupan bangsa
dan kelompok masyarakat.

D. Faktor Mayoritas dan Minoritas Golongan Beragama


Dalam kehidupan umat beragama sering timbul sikap merasa lebih berkuasa dari
golongan mayoritas terhadap golongan minoritas. Golngan mayoritas menginginkan
hak-hak istimewa dari hak-hak yang diperoleh oleh minoritas.
BAB III

PEMBAHASAN

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di lingkungan Pendidikan Teknik Sipil di
Univeritas Negeri Medan, kami dapat menguraikan masing-masing aspek dari kegiatan-
kegiatan, sikap, maupun tingkah laku dalam mahasiswa sebagai umat beragama baik Kristen
maupun Islam.

A. Bentuk Kegiatan yang Dilakukan Antar Mahasiswa sebagai Umat Beragama

Dalam umat Islam kegiatan yang dilakukan biasanya berupa Isra Miraj, Ramadhan,
Lebaran, Idul Adha, dsb. yang biasanya diadakan dan dibentuk oleh panitia HMJ Teknik
Bangunan dan masing-masing mengadakannya dengan rukun tanpa ada masalah atau kendala
dalam acara tersebut.

Dalam umat Kristen kegiatan yang dilakukan biasanya berupa Paskah, Natal, dan
Kebaktian PA. Dalam pelaksanaan acara tersebut tidak ditemukan adanya kendala. Hanya
saja mahasiswa masih kurang banyak yang mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, hal ini
didorong karena faktor-faktor berupa tugas perkuliahan yang banyak.

Dalam dua kegiatan ini dapat dilihat tidak adanya terjadi kendala dalam pelaksanaan
masing-masing kegiatan religius yang terjadi dalam lingkungan Pendidikan Teknik Sipil di
Universitas Negeri Medan. Namun, tidak ada tindakan saling membantu dalam mahasiswa
yang berbeda agama dari masing-masing pelaksanaan acara tersebut.

B. Bentuk Sosialisasi dalam Mahasiswa sebagai Umat Beragama

Pada lingkungan Pendidikan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan dapat kami
lihat mahasiswa antar umat beragama yang berbeda-beda sering saling berinteraksi dengan
berkumpul untuk bekerja kelompok mengerjakan tugas perkuliahan. Pada kegiatan liburan
atau hiburan mahasiswa tersebut masih tetap berjalan dengan baik, tidak adanya perpecahan
dan saling menjaga toleransi mereka dalam perbedaan agama yang mereka anut.

Percakapan dalam grup Ts Reguler B di aplikasi smartphone dengan nama Whatsapp


masih dapat dikatakan akrab dimana mereka saling bertukar pikiran mengenai tugas ataupun
percakapan lainnya. Berbagi cerita dalam masing-masing antar kelas, berbagi informasi
seputar masalah perkuliahan ataupun berita-berita yang sedang trending, dll.
Dari masing-masing observasi yang telah kami lakukan dapat kami lihat bahwa
bentuk kerukunan umat beragama masuk ke dalam Kerukunan Umat Beragama, dimana
mahasiswa tetap dapat bersosialisasi baik tanpa mengurangi hak-hak yang berlaku dalam
melaksanakan kewajiban beragamanya. Dilihat dari lancarnya pelaksanaan kegiatan religius
yang diadakan. Dilihat dari bentuk sosialisasi mahasiswa sebagai umat beragama tidak ada
terjadi konflik, membentuk kubu sendiri, dan tetap dapat saling menghargai tanpa menghina
atau mengejek menyangkut agama satu sama lain.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan observasi yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Di dalam lingkungan Pendidikan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan dapat


dilihat memiliki kerukunan umat beragama yang baik dimana mahasiswa saling
menghargai satu sama lain, saling bersosialisasi tanpa mengundang konflik, menghina,
dan mengejek yang berhubungan dengan agama yang mereka anut. Masing-masing
mahasiswa tidak saling mengurangi hak mereka dalam menjalankan kegiatan
beragamanya masing-masing.

2. Di dalam kegiatan religius yang telah masing-masing mahasiswa lakukan dalam umat
beragama tetap berjalan dengan lancar tidak terjadi kendala dalam setiap
pelaksanaannya.

3. Mahasiswa dalam lingkungan Pendidikan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan


dapat bersosialisasi dengan baik dan sopan, tidak adanya terjadi konflik menunjukkan
masih ada interaksi yang baik dari setiap mahasiswa yang berbeda agama.
DAFTAR PUSTAKA

Tim MPK Pendidikan Agama Kristen Universitas Negeri Medan. 2018. Matakuliah
Pengembangan Kepribadian untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi:Pendidikan
Agama Kristen. Medan : CV. Pratama Mitra Sari
Yustiani. 2008. Kerukunan Antar Umat Beragama Kristen dan Islam di Soe, Nusa Tenggara
Timur: Jurnal Analisa. Vol 15 No 2:71-84

Anda mungkin juga menyukai