DOSEN PENGAMPU:
DI SUSUN OLEH:
HENDRI (2111102443028)
IQBAL WAHYUDI (2111102443032)
DISUUSN OLEH:
REZA (2111102443033)
HENDRI (2111102443028)
MENGETAHUI:
Ketua Kelompok
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Teknologi Beton di Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur degan baik. Pada Laporan ini kami buat untuk
menjelaskan tentang kegiatan Praktikum Teknologi Beton yang telah kami lakukan.
Kami menyadari bahwa pada Laporan Praktikum Teknologi Beton ini masih
banyak kekurangan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
yaitu Bapak Noor Asnan, ST., MT. Dan juga kepada asisten laboratorium yang
telah membantu dan membimbing dalam Praktikum Teknologi Beton.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
4.1.Kesimpulan .....................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Botol Le Chatelier
Bak air
Termometer
Spatula
Corong
B. Langkah kerja
Pekerjaan persiapan peralatan dan tempat
Bersihkan botol Le chatelier dengan mengelap sampai kering,
kemudian isi botol
dengan kerosin atau naptha sampai skala antara 0 dan 1.
Keringkan bagian dalam botol di atas permukaan cairan dengan
menggunakan
Masukkan es batu ke dalam air, aduk hingga larut. Buat suhu air
kurang dari 24OC.
Masukan botol ke dalam bak air sebagai usaha menjaga suhu
yang konstan untuk menghindarkan perbedaan suhu dalam botol
dan air yang lebih besar dari 0,2 ° C. Jaga jangan sampai air
masuk ke dalam botol. Buat ketinggian air rendaman sama
dengan tinggi kerosin dalam botol. Jika menggunakan satu
termometer, lap dahulu termometer hingga kering, masukkan
termometer ke dalam botol, ukur suhu cairan dalam botol, atau
jika menggunakan dua termometer, masukkan secara bersamaan
ke dalam air dan botol. Biarkan keadaan ini hingga suhu air dan
cairan dalam botol sebesar 25OC. Jika dalam proses ini suhu air
lebih dari 25OC, angkat botol dari air, ulangi langkah 4 dan 5.
Setelah suhu air sama dengan suhu dalam botol, angkat botol dan
letakkan pada tempat yang datar. Buat posisi mata dan cairan
dalam botol sejajar, segera baca skala pada botol
Catat volume cairan kerosin dalam botol (V 1).
Bersihkan timbangan dengan kuas dan lap, buat timbangan pada
posisi nol, timbang wadah (W1)
Masukan 64 gram semen kedalam wadah dan timbang berat
wadah + semen (W2). Dimana berat W2 = W1+ 64 gram (berat
semen)
Keringkan dinding dalam botol di atas permukaan cairan dengan
kertas tisu. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam
botol, harus diusahakan seluruh benda uji masuk ke dealam
cairan, dan hindarkan adanya massa semen yang menempel di
dinding dalam botol di atas permukaan cairan.
Setelah seluruh benda uji dimasukkan, goyangkan perlahan-
lahan botol itu selama kurang lebih 30 menit, sehingga seluruh
gelembung udara dalam benda uji ke luar.
Ulangi langkah 4. 5 dan 6.
Catat volume cairan kerosin dalam botol (V 2)
Hitung Berat Jenis semen
Pekerjaan Penyelesaian:
Kocok botol yang berisi semen dan kerosin hingga tidak
ada semen yang menempel di dalam botol.Buang isi
botol, isi kembali botol dengan kerosin ulangi mengocok
dan menguras botol hingga botol bersih.
Kembalikan semua peralatan ke tempat yang sudah
ditentukan.
Bersihkan ruangan yang digunakan dari kotoran akibat
pekerjaan yang dilakukan.
2.4. Pengujian Berat Volume Semen
A. Peralatan
Timbangan
Timbangan dengan ketelitian 45 g atau 0.3% dari berat benda
uji, atau lebih besarberdasarkan rentang yang digunakan.
Rentang yang digunakan berdasarkan timbangan yang dapat
digunakan untuk menimbang wadah ukur kosong sampai wadah
ukur yang telah terisi beton sekitar 2600 kg/m 3.
Batang penusuk
Batang penusuk terbuat dari baja yang lurus dengan diameter 16
mm dan panjang 600 mm, dengan bagian ujungnya dibulatkan
setengah bola dengan diameter 16 mm.
Penggetar internal
Penggetar internal harus memiliki permukaan yang halus dan
rapat pada bagian penggetarnya serta digerakkan dengan motor
listrik. Frekuensi getaran harus 7000 getaran per menit atau
lebih. Diameter terluar dari bagian penggetar tidak kurang dari
19 mm dan tidak lebih dari 38 mm. Panjang bagian penggetar
tidak kurang dari 600 mm.
Wadah ukur
Wadah ukur berbentuk silinder, dapat terbuat dari baja atau
logam lain Kapasitas minimum dari wadah silinder harus sesuai
dengan persyaratan yang tercantum dalam tabel 1 yang
berdasarkan pada ukuran agregat dalam beton yang akan diuji.
Semua wadah ukur, kecuali wadah ukur pada pengukur kadar
udara (air meter) yang digunakan pada pengujian TEST
METHOD C 138, harus sesuai dengan persyaratan TEST
METHOD C 29/C 29M. Wadah ukur yang digunakan pada
pengukur kadar udara (air meter) harus sesuai dengan
persyaratan TEST METHOD C 231, dan harus dikalibrasi untuk
volumenya sebagaimana dijelaskan pada TEST METHOD C
29/C 29M. Permukaan atas dari wadah ukur pada pengukur
kadar udara (air meter) harus mulus dan rata dalam batas 0.3 mm
B. Menghitung volume produksi campuran adalah sebagai berikut :
M
𝑦=
D
Dengan :
D : adalah berat isi beton, kg/m 3
M : adalah berat total material dalam campuran, kg
Y : adalah volume produksi campuran, m
2.5. Pengujian Saringan /Ayakan Pasir
A. Peralatan
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda
uji
oven dilengkapi dengan suhu untuk pemanasan sampai 110 +/-
5°C
Alat pemisah contoh (sample splitter)
Mesin penggetar saringan
Talam-talam, kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
Seperangkat saringan dengan ukuran
B. Prosedur pengujian
Bersihkan agregat yang akan diuji (benda uji) kemudian
keringkan dalam oven dengan suhu 110 +/-5°C sampai beratnya
tetap
Bersihkan juga masing-masing saringan yang akan digunakan,
lalu ditimbang berat dari masing-masing saringan tersebut (W1)
Kemudian susun saringan dimulai dari saringan yang paling
besar, lalu curahkan benda uji pada perangkat saringan tersebut
dan diguncang dengan mesin selama 15 menit
Setelah diguncang, masing-masing saringan ditimbang kembali
(W2) dan akan diperoleh berat benda uji yang tertahan pada
masing-masing saringan.
Berat benda uji yang tertahan W3= W2 – W1 Persentase berat
benda uji yang tertahan, W3/W x 100% Persentase berat yang
lolos = 100% – % berat tertahan Modulus kehalusan =( ∑% berat
tertahan saringan no 4 s/d no 100) / 100.
2.6. Pengujian Kelembapan Pasir
A. Peralatan
Timbangan
Loyang
Cawan
Sendok pasir
Oven
Krikil
Pasir
B. Langkah kerja
Menimbang tempat pasir yang akan di gunakan.
Menimbang pasir (kondisi asli) sebanyak 500 gram.
Masukan pasir ke dalam oven selama 24 jam dengan temperatur
110° lebih kurang 5° C.
Menimbang kembali pasir tersebut dalam keadaan dingin.
Menghitung kelembaban pasir dengan rumus.
2.7. Pengujian Berat Jenis Pasir
A. Peralatan dan bahan
Timbangan
Labu ukur volume 1000 ml.
Ayakan / test sieve dengan nomor 4,75 mm.
Desikator.
Oven.
Corong yang berguna untuk memasukkan pasir dan air kedalam
labu ukur.
Air
Pasir dalam kondisi jenuh kering muka / SSD.
B. Cara Pengujian Berat Jenis Pasir
Ayak pasir menggunakan ayakan / test sieve dengan nomor 4,75
mm. Pada proses pengayakan tersebut terdapat kerikil atau
batuan kecil yang masih tertinggal diatas ayakan, yang nantinya
akan kita pisahkan.
Masukkan air ke dalam labu ukur 1000 ml dengan menggunakan
corong sampai tanda batas. Namun sebelum kita memasukkan
air, pastikan terlebih dahulu bahwa permukaan bawah tempat
kita menaruh labu ukur terebut bersih dan tidak ada gangguan,
misalkan ada kerikil atau pasir untuk mengantisipasi apabila
pada saat memasukkan air, labu ukur bisa pecah, karena labu
ukur tersebut sangat rawan sekali untuk pecah. Tutup labu ukur
yang sudah terisi air dengan penutupnya.
Timbang labu ukur yang sudah terisi dengan air sampai tanda
batas dengan menggunakan timbangan (Hasilnya kita beri tanda
C).
Timbang pasir SSD, Pada pengujian berat jenis pasir, berat pasir
yang kita butuhkan adalah 500 gram pasir SSD (Hasilnya kita
beri tanda B). Langkah-langkah untuk menimbang pasir tersebut
adalah :
Siapkan cawan kosong
Letakkan cawan kosong tersebut ke dalam timbangan
kemudian tekan tombol TARE sehingga timbangan
menunjukkan angka 0.00 gram.
Timbang pasir SSD ke dalam cawan kosong tersebut
sebanyak 500 gram.
Keluarkan kurang lebih setengah dari air yang berada di dalam
labu ukur tersebut, kemudian masukkan pasir SSD 500 gram
tadi kedalam tabung labu ukur menggunakan corong.
Setelah semua pasir sudah masuk ke dalam gelas labu ukur,
selanjutnya kita akan menghilangkan gelembung udara yang
berada di dalam labu ukur dengan cara menggoyang-goyangkan
labu ukur. Ketika menggoyang-goyangkan labu ukur, pastikan
labu ukur dalam kondisi tidak tertutup karena jika ditutup maka
udara tidak bisa keluar sehingga nanti udaranya tidak akan bisa
hilang.
Jika gelembung sudah terlihat hilang, langkah selanjutnya
adalah kita akan menambahkan kembali air sampai garis tanda
batas.
Setelah kita isi air sampai dengan garis tanda batas, di sini
terlihat ada gelembung-gelembung udara yang masih tersisa.
Cara menghilangkannya anda sebagai berikut :
Siapkan cawan kosong
Masukkan labu ukur yang sudah berisi pasir dan air
kedalam cawan kosong tersebut.
Isikan air ke dalam labu ukur sampai penuh sehingga
terlihat gelembung-gelembung yang berada di tengah
labu ukur sini sudah hilang semua / sudah terbuang ke
bawah.
Oven
B. Prosedur kerja
Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak
kapasitas wadah sesuai, keringkan dengan oven pada suhu 110 +/- 5° C
sampai berat menjadi tetap sehingga dapat digunakan sebagai benda uji.
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisah
butiran dari ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan
sekop atau sendok semen sampai penuh
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
Hitunglah berat benda uji (W3=W2-W1)
Berat iji agregat ukuran butiran maksimum 38.1 mm (1.5″) dengan cara
penusukan.
timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan
sebanyak 25 kali secara merata
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata
TImbang dan catat berat wadah beserta dengan benda uji (W2)
Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)
Berat isi agregat γ = W3 / V (kg/m3)
dimana V = isi wadah (m3)
Wadah sebelum digunakan harus dikalibrasi dengan cara:
Isilah wadah dengan air sampai penuh
Timbang dan catatlah berat wadah beserta air
Hitung berat air = berat wadah+air – berat wadah
Timbang dan catatlah berat wadah serta benda uji
2.10. Pengujian Kadar Lumpur Pasir
A. Peralatan dan bahan yang di gunakan
Gelas ukur 1000 ml gelas ukur laboratorium untuk pengujian
kadar lumpur air pasir.
Timbangan digital.
Pasir lolos ayakan 0,063 mm sebanyak 230 ml
NaOH (Natrium Hidroksida), bisa dibeli di toko bahan kimia
Air mineral
B. Langkah kerja
Masukkan pasir sebanyak 230 ml ke dalam gelas ukur
Lalu masukkan lagi air sebanyak 70 ml kedalam gelas ukurnya
Dan baru dimasukkan NaOH (Natrium Hidroksida) sebanyak 30
ml ke dalam gelas ukur tersebut.
Lalu tutup gelas ukur tersebut dan dikocok-kocok hingga NaOH
(Natrium Hidroksida) tersebut larut di dalam air
Diamkan hingga 1 jam untuk melihat hasilnya
Jika kita menguji sampel pasir lebih dari satu, lakukan dengan
cara sama seperti langkah 1-7
cara pengujian pemeriksaan mutu kadar lumpur pasir bagus dan
tidak bagus baik dan tidak baik:
Warna air yang naik ke permukaan tidak berwarna coklat
lumpur
Pasir yang paling baik di antara beberapa sampel tersebut
adalah yang warna airnya paling bening
Jika didapat volume endapan lumpur 20 cc maka kandungan
lumpur yaitu 20 / 10 = 2% Angka 10 diatas artinya 10 cc endapan
lumpur ekivalen (~) dengan 1 % lumpur. Berdasarkan PUBI
1982 Pasal 11 bahwa kandungan lumpur dalam pasir yang lewat
ayakan 0,063 mm tidak lebih dari 5 % (Kadar Lumpur). Dengan
melakukan tes kadar lumpur secara sederhana, dapat diketahui
pasir yang layak atau tidak layak untuk bahan campuran beton.
Apabila ternyata hasilnya masih lebih dari ambang batas, maka
dapat dilakukan modifikasi dengan mengurangi persentase kadar
lumpur lewat pencucian pasir ataupun metoda lainnya.
2.11. Pengujian Saringan/ayakan Batu Pecah
A. Peralatan
Timbangan digital, digunakan untuk menentukan berat benda
uji.
Seperangkat saringan agregat kasar digunakan untuk
memisahkan butiran agregat mulai dari yang paling kasar sampai
yang paling halus.
Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk pemanasan sampai
(110±5)℃, digunakan untuk mengeringkan agregat.
Mesin penggetar saringan (sieve shaker), digunakan untuk
memisahkan antara butiran yang paling kasar hingga yang paling
halus.
Cawan, digunakan sebagai wadah dari sampel.
Kuas dan sikat kuningan, digunakan untuk membersihkan
wadah dan saringan.
B. Langkah kerja
Masukkan benda uji agregat kasar yang beratnya 5000 gram.
Isikan air kedalam wadah hingga benda uji terendam.
Bersihkan agregat yang akan diuji dengan cara dicuci hingga air
cucian jernih. Jangan ada benda uji yang hilang atau berkurang.
Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110±5)℃ selama
24 jam, sampai berat contoh tetap (W).
Setelah 24 jam, keluarkan benda uji dari oven dan tunggu hingga
benda uji dingin, timbang benda uji dan catatlah berat benda uji
agregat tersebut.
Susunan saringan dimulai dengan saringan paling besar dari atas
ke bawah. Kemudian benda uji dicurahkan pada seperangkat
saringan.
Untuk benda uji agregat kasar, seperangkat saringan diguncang
dengan tangan. Saringlah tiap dua saringan agar lebih mudah,
dari saringan paling besar hingga paling kecil.
Timbang dan catatlah masing-masing agregat yang tertahan
pada masing-masing saringan (W3). Jangan sampai ada agregat
yang tertinggal, gunakan sikat kuningan untuk membantu
membersihkan saringan.
2.12. Pengujian Kelembapan Batu Pecah
Kelembapan adalah rasio berat air di dalam pori-pori pasir terhadap butiran
air. Bisa juga disebut sebagai tingkat kebasahan kerikil Metode pengujian ini
juga dapat menentukan persentase kelembaban dan kemempuan agregat
dalam penguapan dan pengeringan. Air yang terkandung dalam agregat yang
bersifat kimiawi tersebut tidak mempunyai kemampuan dalam penguapan
dan tidak termasuk dalam penguapan dan tidak termasuk dalam persentase
kelembaban yang ditentukan dalam tes ini. Kandungan air dalam agregat
menurut ASTM C556 :
1. Kering mutlak = 0% 2.
2. Kering udara = 0% - 1% 3.
3. Jenuh kering muka (permukaan kering) = 1% – 3% 4.
4. Basah = >3%
A. Peralatan
Timbangan
Alat penggetar listrik
Ayakan ASTM disusun berurutan dari atas ke bawah dengan ukuran
Nomor ayakan 1 12” 34” 38” 316” Pan
B. Langkah kerja
Masukkan batu pecah dalam ayakan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas dan digetarkan dengan mesin penggetar selama 10
menit.batu pecah yang tertinggal pada masing-masing ayakan ditimbang.
Perlu diperiksa berat batu pecah keseluruhan adalah 36 kg.
2.13. Pengujian Berat Jenis Batu Pecah
Batu split / batu pecah / batu belah adalah material bangunan yang diperoleh
dengan cara membelah / memecah batu yang berukuran besar menjadi ukuran
kecil, menggunakan mesin penghancur (crusher).
alat pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar terhadap
air yaitu keranjang kawat kapasitas 5 kg, timbangan kapasitas 5 kg,
tempat air dengan bentuk dan ukuran yang sesuai untuk pemeriksaan
yang dilengkapi pipa sehingga permukaan tetap rata, oven, dan
saringan.
2.14. Pengujian Air Resapan Batu Pecah.
A. Peralatan Dan Bahan.
Timbangan.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu.
Batu pecah dalam keadaan SSD.
B. Prosedur Pengujian
Timbang batu pecah keadaan SSD sebanyak 3000 gram.
Oven batu pecah selama 24 jam.
Keluarkan batu pecah, tunggu dingin kemudian timbang beratnya.
Berat batu pecah SSD 3000 gr 3000 gr Berat batu pecah oven A 2945
gr Kadar air resapan 1,868 Kadar Air Resapan = 3000 − A A x 100
= 3000 −2945 2945 x 100 = 1,868
2.15. Pengujian Berat Volume Batu Pecah
Berat volume agregat merupakan rasio antara berat agregat dengan volume
agregat. Berat volume agregat diperlukan dalam perhitungan bahan adukan
beton ( mix design ) apabila bahan ditakar dengan ukuran volume. Berat
volume atau berat isi agregat ditinjau dari 2 keadaan, yaitu berat isi gembur
dan berat isi padat.
A. Peralatan
Timbangan digital, digunakan untuk menentukan berat benda uji.
Talam dengan kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh
agregat.
Tongkat pemadat diameter 15 mm dan panjang 60 cm, yang
ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat.
Mistar perata untuk meratakan permukaan benda uji.
Sekop untuk memasukkan benda uji.
Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat
pemegang.
Kompor untuk mengeringkan benda uji agregat
B. Langkah kerja.
Masukkan benda uji agregat kasar dan halus ke dalam talam yang
berbeda
sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah. Kemudian
keringkan
hingga agregat mencapai berat tetap untuk dijadikan sebagai
benda uji.
Berat isi benda uji agregat dengan cara berat isi lepas:
Timbang dan catat berat wadah baja yang digunakan.
Masukkan agregat kedalam wadah baja menggunakan
sekop hingga
penuh dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-
butir agregat.
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan
mistar perata.
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).
Hitung berat benda uji (W3) dengan cara W3 = W2 – W1
Berat isi agregat dengan cara penumbukan atau berat isi padat:
Timbang dan catat berat wadah baja yang digunakan (W1).
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama
tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat
dengan cara ditumbuk sebanyak 25 kali secara merata.
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata.
Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).
Hitung berat benda uji (W3) dengan cara W3 = W2 – W1
2.16. Pengujian Kadar Lumpur Batu Pecah
Timbang masing-masing pasir / batu split tersebut. Penimbangan
sebaiknya dilakukan secara komulatif, yaitu dari butir pasir / batu split
yang kasar dahulu , kemudian ditambahkan dengan butir pasir yang
lebih halus sampai semua pasir tertimbang. Catat berat pasir / batu
split setiap penimbangan. Pada langkah ini harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak ada butir pasir / batu split yang hilang.
Modulus kehalusan pasir / batu split = jumlah % tertinggal komulatif
pada tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya
berbanding 2 kali lipat dimulai dari ayakan berukuran lubang 0,15
mm.
2.17. Pengujian Ketahanan Keausan dengan Mesin Los Angeles
Uji keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles dapat dilakukan
dengan 500 atau 1000 putaran dengan kecepatan 30-33 rpm. Keausan pada
500 putaran menurut PB-0206-76 manual pemeriksaan bahan jalan,
maksimum adalah 40%.
A. Peralatan.
Mesin Los Angeles
Oven
Wadah.
B. Langkah Pengujian
Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam
pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles setelah
ditimbang sesuai dengan tabel ukuran fraksi diatas.
Mencuci agregat hingga bersih dan oven selama 24 jam, setelah
dioven dinginkan agar suhunya sama dengan suhu ruangan.
Memasukkan benda uji ke dalam mesin Los Angeles dengan bola
baja yang sesuai pada tabel ukuran fraksi diatas.
Menyalakan mesin, mesin akan berputar dengan kecepatan 30
sampai 33 rpm untuk 500 putaran.
Setelah putaran selesai sampel dikeluarkan kemudian melakukan
penyaringan awal dengan saringan berdiameter lebih dari 1,7 mm
(No.12). Saring bagian sampel yang lebih halus dengan saringan
1,7 mm (No.12). Butiran yang tertahan / lebih besar dari 1,7 mm
(No.12) dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan oven suhu
(110 ± 5)°C sampai berat tetap lalu ditimbang.