Anda di halaman 1dari 7

R25.

1 - Ruang lingkup
Metode dan standar yang direkomendasikan untuk pembuatan gambar desain, detail tipikal,
dan gambar pabrikasi dan pemasangan baja tulangan pada struktur beton bertulang diberikan
dalam ACI Detailing Manual .
Semua ketentuan-ketentuan dalam standar ini yang berkaitan dengan diameter batang
tulangan, kawat, atau strand berdasarkan pada dimensi nominal tulangan seperti yang telah
diberikan pada spesifikasi ASTM atau SNI yang sesuai.
Dimensi nominal adalah ekuivalen luas lingkaran tulangan tersebut yang memiliki berat per
kaki yang sama sesuai dengan rujukan ASTM atau SNI untuk ukuran batang, kawat, atau
strand. Luas penampang tulangan adalah berdasarkan pada dimensi nominalnya.

Sebagai tambahan persyaratan pada pasal ini yang mempengaruhi pendetailan


tulangan, pendetailan khusus pada komponen struktur tertentu telah diberikan pada pasal-
pasal terkait dengan komponen struktur tersebut.

Pasal ini berlaku pada detail penulangan, terdiri dari: a) Spasi minimum b) Kait standar,
kait seismik, dan ikatan silang c) Penyaluran tulangan d) Sambungan lewatan e) Bundel
tulangan f) Tulangan transversal g) Angkur pascatarik dan kopler (couplers)

Untuk tulangan nonprategang yang sejajar pada satu lapisan horizontal, spasi bersih tulangan
harus tidak kurang dari nilai terbesar dari 25 mm, db, dan dagg.

Untuk tulangan nonprategang yang sejajar yang dipasang pada dua atau lebih lapisan
horizontal, ulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat di atas tulangan lapisan bawah
dengan spasi bersih paling sedikit 25 mm.

Penggunaan diameter tulangan nominal dalam menentukan spasi minimum memperkenankan


penggunaan kriteria yang sama untuk semua ukuran tulangan.

minimum, dan diberikan untuk membungkus tulangan yang cukup dan untuk meminimalkan
terbentuknya honeycomb.Panjang penyaluran yang diberikan dalam adalah suatu fungsi dari
spasi tulangan dan selimut beton.

Untuk strand pratarik di ujung komponen struktur, spasi minimum s antar pusat ke pusat
strand harus lebih besar dari nilai yang ada pada Tabel 25.2.4, dan.

Untuk kawat pratarik di ujung komponen struktur, spasi minimum antar pusat ke pusat kawat
s harus lebih besar dari 5db dan .
PENJELASAN

mudah mengukurnya daripada radius bengkokan.

Diizinkan untuk menggunakan perpanjangan lurus yang lebih besar pada ujung
kaitnya. Penambahan perpanjangan lurus tidak diperkenankan untuk meningkatkan kapasitas
pengangkuran pada kait.

Diameter sisi dalam bengkokan minimum untuk batang yang digunakan sebagai tulangan
transversal dan kait standar untuk batang yang digunakan untuk angkur sengkang, ikat silang,
sengkang pengekang, dan spiral harus sesuai dengan Tabel 25.3.2. Kait standar harus
menutup tulangan longitudinal.

6db cenderung mengelupaskan selimut beton ketika penulangan diberi tegangan dan kait
diluruskan.180 derajat akan mengizinkan beberapakali bengkokan pada peralatan standar
bengkokan sengkang.

Masalah kemudahan konstruksi harus dipertimbangkan dalam pemilihan detail pengangkuran.


Khususnya, penggunaan kait 180 derajat harus dihindari pada sengkang tertutup, ikat silang,
dan sengkang pengekang yang dibuat pada penulangan yang menerus.

D6 dan 2db untuk kawat lainnya. Tulangan kawat las dapat digunakan untuk sengkang dan
ikat silang.
Efek suhu pengelasan selalu tidak teratur pada jarak sekitar 4 kali diameter kawat tersebut.

B) Kait harus mengikat tulangan longitudinal dan pepanjangan ujungnya harus diarahkan ke
bagian dalam sengkang atau sengkang pengekang. Ikat silang Kait 90 derajat pada dua ikat
silang berturut-turut yang diikat pada tulangan longitudinal yang sama ujung kait nya harus
dipasang selang-seling, kecuali ikat silang memenuhi 18.6.4.3 atau 25.7.1.6.1.

Ikat silang diilustrasikan pada

Gambar R25.3.5 – Ikat silang.

minimum melebihi keseluruhan titik tegangan puncak pada tulangan. Tegangan puncak
umumnya terjadi pada titik tegangan maksimum dan titik dimana tulangan mengalami
dibengkokkan atau diputus. Dari titik tegangan puncak pada tulangan, sebagian panjang
tulangan atau penjangkaran diperlukan untuk mengembangkan tegangannya. Panjang
penyaluran atau penjangkaran tersebut dibutuhkan pada kedua sisi dimana titik tegangan
puncak terjadi. Seringkali, penulangan masih berlanjut sejarak tertentu di salah satu sisi titik
tegangan kritis maka perhitungan hanya diperlukan pada sisi yang lainnya, sebagai contoh,
tulangan momen negatif diteruskan melewati tumpuan hingga ke tengah bentang berikutnya.

Kait dan kepala tulangan tidak boleh digunakan untuk menyalurkan tulangan tekan

Kait dan kepala tulangan tidak efektif pada kondisi tekan. Tidak ada data yang tersedia yang
menunjukkan bahwa kait dan kepala tulangan dapat mengurangi panjang penyaluran dalam
kondisi tekan.
Panjang penyaluran tidak memerlukan faktor reduksi ϕ.
Faktor kekuatan reduksi ϕ tidak digunakan pada persamaan panjang lewatan. Jaminan
terhadap reduksi kekuatan sudah termasuk ke dalam persamaan untuk menentukan panjang
lewatan.

Nilai √f

′ yang digunakan untuk menghitung panjang penyaluran tidak boleh lebih dari 8,3 MPa.
Darwin et al.
′ dengan peningkatan kekuatan tekan.

MPa pada √f

atau 25.4.2.3 dengan menggunakan faktor modifikasi yang berlaku pada 25.4.2.4 b) 300 mm
ketentuan ini memberikan dua tingkatan pendekatan untuk perhitungan tarik panjang
penyaluran.
atau persamaan umum panjang penyaluran , berdasarkan pernyataan yang telah disahkan
sebelumnya oleh ACI 408.IR . Pada tabel 25.4.2.2, 𝓵𝒅 berdasarkan dua nilai yang telah
dipilih sebelumnya yaitu /db, dimana 𝓵𝒅 berasal dari Pers.
sesuai dengan /db.
Walaupun tidak ada persyaratan untuk tulangan transversal sepanjang perpanjangan dan
panjang sambungan pada tarik, penelitian menunjukkan bahwa pada beton yang memiliki
kekuatan tekanan yang tinggi, kegagalan penyaluran yang rapuh dapat menyebabkan tulangan
transversal tidak memadai pada batang tulangan tersebut.

Pada pengujian sambungan D25 dan D36 tulangan pada beton dengan perkiraan f

sebesar 105 MPa, tulangan transversal meningkatkan perilaku daktilitas pada sambungan.

Untuk batang ulir atau kawat ulir, 𝓵𝐝 harus dihitung berdasarkan Tabel

25.4.2.2.
Ketentuan ini mengakui bahwa banyak kasus konstruksi praktis saat ini yang menggunakan
spasi dan selimut bersamaan dengan tulangan pengaku, seperti sengkang atau ikat silang,
yang menghasilkan nilai pada /db paling kecil sebesar 1,5. Contohnya termasuk selimut bersih
minimum adalah db bersamaan dengan spasi bersih minimum yaitu 2db, atau kominasi spasi
bersih minimum sebesar db dan sengkang minimum atau sengkang ikat. Untuk kasus yang
yang sering terjadi saat ini, panjang penyaluran untuk tulangan yang besar dapat diambil
sebagai
dan pengecekan database pada hasil percobaan diatur dalam ACI 408.1R menunjukan bahwa
untuk tulangan ulir D19 dan lebih kecil dari itu, begitu juga untuk kawat ulir, panjang
penyaluran dapat diturunkan hingga 20 persen dengan menggunakan s= 0,8. Hal ini
merupakan dasar untuk tulangan D19, tulangan yang lebih kecil dan kawat ulir yaitu pada
kolom tabel 25.4.2.2. Dengan selimut yang lebih sedikit dan ketiadaan sengkang atau
sengkang ikat minimum, Batasan jarak bersih minimum terdapat pada 25.2.1 dan kebutuhan
selimut beton minimum pada
menghasilkan nilai minimum pada cb sama dengan db.

= 1,0 b tr b

C K d pada Pers. .
Pengguna dapat membangun dengan mudah, dalam kata lain pernyataan yang berguna.

Persamaan memuat pengaruh pada seluruh variabel yang mengatur panjang penyaluran. Pada
pers., cb adalah faktor yang menggambarkan paling sedikit selimut

tepinya, selimut beton ke tulangan atau kawat pada kedua hal tersebut diukur dari titik tengah
tulangan atau kawat, Ktr adalah faktor yang menggambarkan kontribusi tulangan pengaku
yang berpotensi terjadinya pemisahan bidang. t adalah faktor lokasi tulangan yang
menunjukkan pengaruh posisi pengecoran .
e adalah faktor lapisan yang menggambarkan pengaruh lapisan epoksi.
Terdapat batasan pada perkalian te.
Faktor ukuran tulangan s menggambarkan kinerja yag lebih baik pada diameter tulangan yang
relatif kecil.
2,5 terdapat pada /db.
kurang dari 2,5 kemungkinan kegagalan belah beton akan terjadi. Untuk nilai di atas 2,5
kegagalan cabut dapat terjadi, dan peningkatan pada selimut atau tulangan transversal tidak
seperti peningkatan kapasitas pengangkuran.
Banyak kombinasi praktis pada selimut tepi, selimut bersih, dan tulangan pengaku yang dapat
digunakan dengan 25.4.2.3 untuk menghasilkan panjang penyaluran yang sangat kecil dari
yang diizinkan oleh
25.4.2.2. Sebagai contoh tulangan atau kawat dengan selimut bersih minimum tidak kurang
dari 2db dan jarak bersih minimum tidak kurang dari 4db dan tanpa adanya pengaku tulangan
dapat memiliki nilai cb +

R25.4.2.2.
Sebelum ACI 318-08, Pers.
untuk Ktr termasuk kekuatan leleh pada tulangan transversal. Persamaan yang ada saat ini
hanya memuat luasan dan spasi tulangan transversal dan jumlah tulangan atau kawat yang
disalurkan atau disambung-lewatkan karena sesuai dengan hasil uji menunjukkan bahwa
tulangan transversal jarang mengalami leleh pada saat kegagalan lekatan .
Ekspresi pada Pers.
Faktor beton ringan untuk perhitungan panjang penyaluran tulangan ulir dan kawat ulir pada
tarikan adalah sama dengan seluruh jenis agregat beton ringan, penelitian tidak mendukung
adanya perbedaan pada faktor tersebut di dalam standar sebelumnya pada tahun 1989 untuk
seluruh beton ringan dengan semua agregat ringan dan beton ringan dengan pasir ringan. Pada
bagian 25.4.2.4 mengizinkan faktor yang lebih tinggi untuk digunakan pada saat pembagian
kekuatan tarik.
Berdasarkan pada 19.2.4.
Faktor epoksi e berdasarkan studi terhadap penyaluran tulangan yang dilapisi epoksi
menunjukkan bahwa kekuatan ikatan menurun akibat lapisan menghalangi terjadinya adhesi
dan menurunkan koefisien friksi antara tulangan dan beton. Faktor tersebut menggambarkan
jenis kegagalan penyaluran yang mungkin terjadi. Jika selimut atau jaraknya kecil, kegagalan
pecah dapat terjadi dan penyaluran atau kekuatan ikatan dapat menurun drastis. Jika selimut
dan spasi antar tulanganya besar, dapat terhindar dari kegagalan pecah dan pengaruh lapisan
epoksi terhadap kekuatan penyaluran tidak terlalu besar. Studi menunjukkan bahwa walaupun
selimut atau spasinya kecil, kekuatan penyaluran dapat meningkat dengan menambahkan
tulangan transversal yang memotong bidang belahnya, dan menahan retak belah .
Karena ikatan lapisan tulangan epoksi atau seng dan lapisan ganda tulangan epoksi telah
menurun akibat kehilangan adhesi dan menurunya koefisien friksi antara tulangan dan beton,
batas atas sebesar 1,7 sangat cocok sebagai faktor hasil untuk posisi pengecoran tulangan atas
dan lapisan tulangan epoksi atau seng dan lapisan ganda tulangan epoksi.
Faktor ukuran tulangan s , menggambarkan kinerja yang lebih baik pada tulangan berdiameter
relatif kecil.
Faktor lokasi penulangan atau posisi pengecoran t mencatatkan posisi tulangan pada beton
yang baru saja ditempatkan.
Faktor sebesar 1,3 berdasarkan penelitian.

Pemakaian faktor posisi pengecoran harus dipertimbangkan dalam penentuan panjang


penyaluran pada tulangan miring.

diberikan pada 25.4.3.2 b) 8𝒅𝒃

150 mm

Studi kegagalan tulangan kait menunjukkan bahwa pecahnya selimut beton pada bidang
kaitnya merupakan penyebab utama kegagalan dan pecah tersebut berasal dari dalam kaitnya
dimana konsentrasi serat tekan sangat tinggi. Maka, penambahan kait merupakan fungsi
langsung dari diameter tulangan db, yang mempengaruhi besarnya tegangan tekan di dalam
kait tersebut. Hanya kait standar yang dapat ditentukan, dan pengaruh dari jari – jari yang
lebih besar tidak dapat dinilai oleh 25.4.3.

Ketentuan penyaluran tulangan kait memberikan jumlah panjang penanaman tulangan kait
seperti yang tertera pada

Tabel 25.3.1. Panjang penyaluran 𝓵𝒅𝒉


diukur dari penampang kritis sampai ujung luar kait.

ACI 408.1R and Jirsa et al.


Nilai minimum 𝓵𝒅𝒉 ditentukan untuk mencegah kegagalan oleh penarikan atau cabut secara
langsung dalam kasus kait yang diletakkan sangat dekat dengan penampang kritis.
Untuk perhitungan 𝓵𝒅𝒉, faktor modifikasi harus sesuai dengan tabel

25.4.3.2. Faktor 𝚿𝒄

diizinkan untuk diambil sebagai 1,0. Pada ujung komponen struktur yang tidak menerus,
25.4.3.3 berlaku.
Tidak seperti panjang penyaluran normal, tidak ada perbedaan yang timbul dari posisi
pengecoran.
Faktor epoksi 𝚿𝒆 berdasarkan pada pengujian yang menunjukkan panjang penyaluran untuk
tulangan kait harus meningkat 20 persen untuk mengurangi lekatan pada saat tulangan dilapisi
epoksi.

kasus dimana gaya pada tulangan disalurkan melalui tumpuan ke beton pada kepala saja.
Tulangan berkepala terbatas pada jenis yang memenuhi syarat kepala kelas HA pada ASTM
A970M karena berbagai metode digunakan untuk mengikat kepala ke tulangan, beberapa
diantaranya melibatkan halangan atau gangguan deformasi tulangan yang berarti. Tulangan
berkepala dengan halangan dan gangguan deformasi tulangan tidak dievaluasi pada pengujian
untuk merumuskan ketentuan pada 25.4.4.2. tulangan berkepala yang dievaluasi pada
pengujian hanya terbatas pada beberapa jenis yang memenuhi kriteria di 20.2.1.6 untuk kepala
kelas HA.
Ketentuan untuk tulangan ulir berkepala dirumuskan dengan pertimbangan ketentuan
pengangkuran pada Pasal 17 dan ketentuan kekuatan tumpu pada 22.8. Pasal 17 berisi
ketentuan untuk angkur berkepala terkait mode kegagalan individu jebol beton, ambrol ke
samping dan cabut .
Kegagalan tersebut dipertimbangkan pada rumus 25.4.4.2. Larangan pada batas atas
420 MPa untuk f y, ukuran tulangan maksimum D36, dan beton normal berdasarkan data
yang ada pada pengujian.
Untuk tulangan pada kondisi tarik, pelebaran kepala memungkinkan tulangan untuk memiliki
panjang penyaluran yang lebih pendek dari yang dibutuhkan untuk kait standar .
pada 25.4.4.2. Syarat selimut bersih dan spasi bersih pada 25.4.4.1 berdasarkan dimensi yang
diukur ke tulangan, bukan ke kepala. Kepala dianggap menjadi bagian tulangan dengan tujuan
untuk memenuhi persyaratan selimut yang dibutuhkan pada
dan persyaratan ukuran agregat pada 26.4.2.1. Untuk menghindari kerapatan tulangan, dapat
dimungkinkan pemasangan berseling pada kepala.

tetapi kinerjanya tidak secara akurat menunjukkan dengan ketentuan di 25.4.4.2, dan
seharusnya hanya digunakan dalam desain yang ditunjang dengan hasil pengujian sesuai
25.4.5. Ketentuan ini tidak ditujukan untuk desain stud atau stud berkepala yang digunakan
untuk tulangan geser.

     , dengan 𝚿𝒆 diberikan pada 25.4.4.3 dan nilai 𝒇𝒄

Gambar R25.4.4.2a.

Batas atas pada nilai f


′ pada 25.4.4.2 untuk digunakan pada perhitungan 𝓵𝒅𝒕
berdasarkan pada kekuatan beton yang digunakan dalam pengujian . Karena tulangan
transversal menunjukkan ketidak-efektifan dalam meningkatkan pengankuran batang ulir
berkepala , tambahan pengurangan pada panjang penyaluran, seperti yang diizinkan untuk kait
standar dengan penambahan kekangan yang disediakan tulangan transversal pada 25.4.3.2,
tidak dapat digunakan untuk tulangan ulir berkepala.
Tulangan transversal, walaupun membantu batas retak belah pada daerah sekitar kepala dan
untuk alasan itu sangat disarankan.

tulangan harus dietruskan melalui joint ke sisi muka terjauh inti terkekang pada komponen
struktur pendukung, menyediakan selimut beton dan menghindari gangguan tulangan kolom,
walaupun hasil dari panjang penyaluran melebihi 𝓵𝒅𝒕. Memperpanjang tulangan ke sisi
terjauh kolom inti dapat membantu menyalurkan gaya tekan yang cenderung membentuk
keterkaitan dan meningkatkan kinerja joint.
Bila tulangan berkepala dengan spasi yang dekat digunakan, potensi kegagalan jebol pada
beton kemungkinan terjadi. Untuk joint-joint sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
R25.4.42c dan

kegagalan jebol pada beton dapat terhindarkan dengan memberikan panjang penyaluran yang
sama atau lebih besar dari d/1,5 , seperti pada Gambar R25.4.4.2c atau dengan memberikan
tulangan dalam bentuk sengkang ikat dan sengkang pengekang untuk membuat lintasan beban
sesuai dengan prinsip model strut-and-tie, sebagaimana dijelaskan pada Gambar
Model strut-and-tie harus dibuktikan sesuai dengan Pasal 23.
Perhatikan bahwa model strut-and-tie diilustrasikan pada Gambar R25.4.4.2c dan
mengandalkan strut vertikal dari perpanjangan kolom di atas joint.
– kolom pada elevasi atap dan portal kolom balok sangat rentan pada kegagalan joint dan
harus benar–benar didetailkan untuk menahan retak diagonal melalui joint dan putus pada
tulangan melalui permukaan atas.
Untuk kasus di mana jebol beton pada beton tidak dicegah, seperti yang ditampilkan pada
Gambar R25.4.4.2e, kegagalan tersebut harus dipertimbangkan sesuai dengan ketentuan Pasal
17.

Anda mungkin juga menyukai