Anda di halaman 1dari 21

PERAN STATISTIKA DALAM MEMPREDIKSI

KEKUATAN BETON

DI SUSUN OLEH:
HENDRI ( 2111102443028 )
IQBAL SYAPUTRA ( 2111102443058 )
SITI NUR HALIZA ( 2111102443007 )
JERRI PRADANA ( 2111102443006 )
M. SUBLI MAKSUM ( 2111102443034 )
NUGI SATRIOSALDI ( 2111102443022 )

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15, Sidodadi, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur 75124
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Peran Statistika Dalam Memprediksi Kekuatan Beton” Adapun tujuan dari
penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Statistika
Teknik. Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Adde Currie
Siregar,S.T,M.T. selaku Dosen statistika teknik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami pelajari.

Kami menyadari sepenuh nya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna di
karena kan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.oleh
karena itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak .Akhirnya kami berharap semoga paper ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia perkembangan pendidikan.

SAMARINDA, 12 FEBRUARI 2023

PENULIS

I
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan berjudul “Peran Statistika Dalam Memprediksi Kekuatan Beton” sebagai


tugas dari matakuliah statistika teknik

Ketua Kelompok Dosen Pembimbing

M. SUBLI MAKSUM ADDE CURRIE SIREGAR, S.T.,M.T.


Nim: 2111102443034 NIDN: 1106037802

Ketua Program Studi

PITOYO S,T M.Sc


NIDN: 1119128401

II
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... I

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... II

DAFTAR ISI ................................................................................................ III

ABSTRAK .................................................................................................... IV

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar belakang .......................................................................................... 1


1.2. Tujuan ...................................................................................................... 3
1.3. Metode ..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4

2.1. Pengertian beton ....................................................................................... 4


2.2. Metode Beton Yang Digunakan ................................................................ 4
2.3. Masalah pengecoran beton ....................................................................... 8
2.4. Grafik batang memperediksi kekuatan tekan beton dalam 90 hari ............ 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 15


3.2. Kritik dan saran ....................................................................................... 15

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 16

III
ABSTRAK

Penggunaan material sebagai bahan campuran beton dapat menjadi


keuntungan dari perencanaan konstruksi, apabila komposisi campuran betonnya
tepat. Kekuatan karakteristik beton menjadi perhatian penting bagi perencana dan
pengendalian mutu, karena kekuatan beton biasanya memberikan gambaran
kualitas beton secara keseluruhan. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh banyak
factor. Studi ini meneliti faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton dari proporsi
bahan-bahan penyusun beton saja.Adapun komponen-komponen yang
mempengaruhi kuat tekan beton yang dikaji ialah Faktor Air-Semen, nilai abrasi,
Faktor Agregat-Semen dan Faktor Luas Permukaan agregat. Kajian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pengaruh masing-masing komponen secara parsial dan
kombinasi dua komponen atau lebih secara simultan terhadap kuat tekan beton
dengan 15 hipotesis data yang ditelaah melalui program SPSS versi 22 dan
Ms.Excel. Dari 100 data sekunder yang bersumber dari laporan perencanaan
campuran beton pada Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Batanghari
diperoleh hasil Faktor Agregat-Semen memberikan pengaruh yang paling dominan
secara parsial terhadap kuat tekan beton sebesar 63,8%. Pada kombinasi 2
komponen yakni Faktor Agregat-Semen dan nilai abrasi secara simultan
memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap kuat tekan beton sebesar
65,7%. Pada 3 kombinasi komponen yaitu Faktor Agregat-Semen, nilai abrasi dan
Faktor Luas Permukaan secara simultan memberikan pengaruh yang paling
dominan terhadap kuat tekan beton sebesar 71%. Pengaruh 4 kombinasi komponen
ialah Faktor Air-Semen, Faktor Agregat-Semen, nilai abrasi dan Faktor Luas
Permukaan secara simultan memberikan pengaruh sebesar 70,7% terhadap kuat
tekan beton.

IV
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Penggunaanistilah statistika ber akar dari istilah istilah dalam bahasa latin
modern statisticum collegium (“dewan negara”) dan bahasa Italia statista
(“negarawan” atau “politikus”). Gottfried Achenwall (1749) menggunakan
Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi
kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu
tentang negara (state)”. Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti
menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair
memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris.
Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai
lembagalembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus
berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk
memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat. Pada abad ke-19
dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang
dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika yang pada saat ini
sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi,
dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald
Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson(metode regresi linear),
dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil).
Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh
semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika.
Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi
banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah
ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan
psikometrika. Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang
dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai
bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan
aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri
maupun tergabung dengan matematika.

1
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah
'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic).
Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah
data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari
kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar
konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah
statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Statistika merupakan suatu ilmu mengumpulkan, mengolah, menyajikan,
menganalisis dan menginterpretasikan data. Paradigma penelitian dengan
pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang berpijak pada
pandangan positivisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat
kongkrit, uji empiris dan faktafakta yang nyata. Statistika banyak diterapkan
dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmuilmu alam (misalnya astronomi dan
biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun
di bidang bisnis, ekonomi, dan industri. Statistika juga digunakan dalam
pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah
satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang
popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan
sebelum pemilihan umum), serta hitung cepat (perhitungan cepat hasil pemilu)
atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam
pengenalan pola maupun kecerdasan buatan. Paradigma ini meyakini bahwa
satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan
(science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman
(experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh
nalar (reason). Oleh karena itu dalam prakteknya, penelitian dengan pendekatan
kuantitatif ini memberikan pemaknaan melalui penafsiran angkaangka statistika
atau bukan melalui kebahasaan atau kulturnya. Statistika dalam penelitian
pendekatan kuantitatif.

2
1.2. Tujuan
Selain dari segi definisi, statistik dan statistika juga dapat dibedakan dari
tujuannya masing-masing. Meskipun kedua ilmu ini saling terkait mulai dari
pengumpulan data, pengolahan hingga interpretasi data. Namun statistik dan
statistika memiliki tujuan yang berbeda.
Seperti yang telah dijelaskan berdasarkan definisinya, bahwa statistik
merupakan hasil data yang ditampilkan dalam bentuk tabel hingga grafik.
Tujuan dari statistik adalah untuk mendapatkan gambaran terhadap data yang
telah dikumpulkan dan diolah sebelumnya. Kemudian, data tersebut dapat
ditarik kesimpulannya berdasarkan permasalahan yang ingin dikaji.
Lain halnya dengan statistika, sebuah metode ilmiah yang digunakan untuk
mempermudah dalam pengolahan dan menginterpretasi data yang sudah
dikumpulkan. Dengan menggunakan statistika, data bisa diolah,
diinterpretasikan dan digunakan untuk tujuan tertentu. Nantinya, data hasil dari
statistika ini disebut sebagai data statistik. Maka dari itu, fungsi statistika secara
umum yaitu untuk mengubah data serta informasi yang acak menjadi sebuah
data statistik yang bisa dipahami.
1.3. Metode
Metode statistik adalah sebuah prosedur yang digunakan untuk menyajikan
data yang mencakup pengumpulan data, pengelompokan, peringkasan dan
penyajian data. Selain itu, metode statistik juga digunakan dalam
menerjemahkan data seperti memprediksi, menguji prediksi dan menarik
kesimpulan dari prediksi awal.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Beton


beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi
aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton
semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir),
semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan
peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi
semen berhidrasi, mengrekatkan komponen lainnya bersama dan akhirnya
membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan
jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur
parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok.
Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi,
seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton
berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri
(eng: self compacted concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan
yang paling banyak dipakai di dunia.
2.2. Metode Beton Yang Digunakan
Beton merupakan material bangunan yang banyak diaplikasikan pada
berbagai proyek konstruksi seperti pembuatan jalan beton, pembangunan
gedung bertingkat, hingga pembangunan jembatan.
Beton dalam bangunan sendiri secara umum dikelompokkan menjadi beton
bertulang dan tidak bertulang.Beton bertulang merupakan jenis beton yang
diberikan tulangan berupa besi untuk menambah daya elastisitas beton.
Sedangkan beton tidak bertulang tidak menggunakan tulangan besi tersebut,
kedua jenis beton ini harus mempunyai berkualitas baik agar bangunan yang
dibuat kokoh dan tahan lama.

4
A. Berbagai Macam Metode Penguji Beton
Mengingat vitalnya material beton dalam bangunan ini, tentu bahan
atau agregat penyusun beton seperti pasir, semen, air, kerikil, dll juga harus
berkualitas baik. Selain penggunaan bahan penyusun yang baik, umumnya
akan dilakukan pengujian beton untuk mengetahui kekuatan beton tersebut.
Pengujian beton dilakukan dengan mengukur tingkat kekerasan beton
dengan berbagai metode. Berikut berbagai macam metode pengujian beton:
1. Uji Kuat Tekan Beton (Compression test)
Uji kuat tekan beton dilakukan untuk mengukur kekuatan
beton dengan cara memberikan tekanan pada sampel beton
hingga beton mengalami kehancuran. Berikut adalah cara
melakukan uji kuat tekan beton :
 Persiapkan silinder dengan tinggi 30 cm dan berdiameter
15 cm, beri pelumas seperlunya pada sisi bagian dalam
untuk memudahkan pelepasan beton. Silinder ini
nantinya akan digunakan sebagai cetakan beton.
 Masukan adukan beton yang nantinya akan diaplikasikan
pada bangunan ke dalam cetakan dan bagi menjadi 3
lapisan yang sama.
 Lakukan penusukkan pada tiap lapisannya hingga 25
kali.
 Ratakan bagian atas adukan, berilah label yang
menunjukkan waktu pembuatan beton (tanggal dan jam).
 Adukan beton dibiarkan selama 24 jam, setelah itu
rendam dalam air selama waktu tertentu barulah dibawa
ke laboratorium pengujian.
 Siapkan mesin compressor yang digunakan untuk
pengujian, mesin ini akan memberikan tekanan pada
beton untuk pengujian.
 Lakukan pengujian pada hari yang berbeda dan catat
setiap hasilnya.

5
2. Slump test
Slump test adalah pengujian beton yang dilakukan untuk
mengetahui kadar air beton untuk mengetahui mutu beton. Salah
satu cara pengujian ini adalah dengan menggunakan kerucut
abraham dengan cara :
 Siapkan alat pengujian dengan ukuran diameter
bawahnya 20 cm dan atasnya 10 cm dengan tinggi 30 cm.
Alat ini nantinya akan digunakan sebagai penyokong.
 Letakkan kerucut abraham pada bidang yang tidak
menyerap air serta rata dan datar.
 Masukkan adukan beton ke dalam kerucut dengan
dilakukan penekanan pada penyokongnya.
 Pastikan beton dimasukkan dalam 3 lapisan dengan tebal
yang sama serta dilakukan penusukkan sebanyak 25 kali.
Penusukkan dilakukan menggunakan tongkat baja yang
berdiameter 16 mm dan panjang 600 mm yang ujungnya
bulat. Hal ini agar beton yang masuk ke dalam kerucut
nantinya lebih padat.
 Bersihkan adukan yang berceceran kemudian ratakan
permukaannya dengan cara menarik kerucut dengan hati-
hati secara vertikal.
 Tunggu beberapa waktu dan buka kerucut.
 Ukurlah penurunan puncak kerucut dari tinggi awalnya.
 Pengujian slump test ini akan menguji kekentalan beton
atau dengan kata lain kadar air beton.
 Hasil adukan beton yang tidak memenuhi syarat dalam
pengujian tidak boleh digunakan pada bangunan.

6
3. Uji Core Drill
Uji core drill merupakan pengujian yang dilakukan dengan
mengambil sampel dari beton yang sudah dibuat. Pengambilan
ini dilakukan menggunakan alat core drill seperti nama
pengujiannya. Namun pastikan pengujian ini dilakukan jangan
sampai merusak struktur dari beton tersebut. Sampel beton
tersebut kemudian akan diuji crusing test di laboratorium.
Dapat dikatakan bahwa pengujian ini sangat akurat karena
memang beton yang diambil adalah beton yang sudah jadi pada
bangunan. Akan tetapi pengujian ini juga mempunyai resiko
yang tinggi karena bila pengambilan sampel terlalu dalam akan
mengenai tulangan beton. Hal ini tentu akan sangat
membahayakan struktur beton dan bila terjadi dapat mengurangi
kekuatan struktur beton.
4. Hammer test
Hammet test beton dilakukan pada beton yang sudah dibuat
untuk mengukur kekuatan maupun tegangan karakteristik beton.
Pengujian ini dilakukan menggunakan alat hammer test pada
bagian bangunan seperti kolom, balok hingga plat lantai.
Sebelum pengujian dilakukan, pastikan permukaan bagian
bangunan yang diuji memiliki permukaan yang rata. Bila belum
rata maka lakukan perataan menggunakan gerinda agar tingkat
akurasi pengujian semakin tinggi / baik. Lakukan pengujian
pada beberapa titik, umumnya dilakukan hingga 20 titik. Hasil
pengujian ini kemudian akan dianalisa menggunakan standar
deviasi agar dapat mengetahui mutu beton.
5. Pengujian Ultrasonik atau Ultrasonic non Destructive
Pengujian ini merupakan jenis pengujian baru yang kini banyak
digunakan. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat ukur
kekerasan yang menerapkan prinsip gelombang ultrasonik. Di
Indonesia sendiri pengujian jenis ini telah dikenal sejak tahun
1980 silam. Pengujian ini dilakukan dengan merambatkan

7
gelombang ultrasonik pada beton untuk mengetahui kekuatan
beton. Pengujian ini sendiri kini banyak diminati karena
mempunyai keunggulan:
 Dapat mendeteksi keretakan beton beserta
kedalamannya.
 Dapat menguji homoginitas beton
 Menguji kekuatan dan kualitas beton tanpa merusaknya.
 Mendeteksi kerusakan permukaan beton dan
perubahannya dari masa ke masa.
 Dapat digunakan untuk mengukut modulus Elastisitas
beton.
 Bisa dikatakan sebagai pengujian yang paling mudah
untuk dilakukan.
2.3. Masalah pengecoran beton
Berbagai Masalah Pengecoran Beton dan Cara Mengatasinya. Proses
pengecoran beton merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam
sebuah konstruksi bangunan. Pengecoran beton yang kurang maksimal bisa
merugikan kekuatan bangunan secara keseluruhan.
Berikut ini merupakan beragam masalah yang sering muncul saat proses
pengecoran beton dan kiat mangatasinya:
 Masalah Pengecoran Beton Segregasi Segregasi adalah pemisahan
agregat kasar dari adukannya akibat campuran yang kurang lecak.
Penyebabnya :
1. Slump yang terlalu rendah
2. Gradasi agregat yang kurang baik
3. BJ agregat kasar >> BJ agregat halus
4. Agregat halus terlalu sedikit
5. Campuran beton terlalu kering atau terlalu basah
6. Tinggi jatuh pengecoran terlalu tinggi
7. Penggunaan alat penggetar terlalu lama

8
Penanggulangannya :
1. Hindari perjalanan campuran beton yang terlalu tinggi dan atau
terlalu jauh
2. Membuat rancangan campuran yang memadai, dengan atau
tanpa bahan admixture
3. Merubah/mempertinggi slump dan kelecakan beton dengan cara
menambah bahan
 Masalah Pengecoran Beton: Bleeding adalah “Mixing Water” yang naik
ke permukaan beton sesaat setelah beton selesai di cor dan partikel
agregat kasar turun ke bawah.
Penyebabnya :
1. Campuran terlalu basah (W/C ratio terlalu tinggi) atau adanya
penambahan air pada saat pengecoran
2. Rancangan campuran beton yang kurang baik sehingga tidak
cukup material halus untuk menahan “laju” air ke permukaan
beton.
Penanggulangannya :
Menambah kandungan “finer” antara lain dengan :
1. Mengkombinasi pasir kasar dengan pasir yang lebih halus atau
dengan Abu batu. Tujuan dari penambahan ini agar campuran
beton lebih “kohesif”
2. Menaikkan jumlah semen (sampai batas tertentu). Dari
penambahan ini maka admixture yang dibutuhkan untuk
menjaga workabilitas akan bertambah.
 Masalah Pengecoran Beton: Shrinkage (susut) adalah :
1. Perubahan volume beton ke arah yang lebih kecil akibat
mengeringnya beton pada waktu mengeras.
2. Menyebabkan terjadinya retak pada beton. Retak dapat
berbentuk retak rambut atau retak antara 1-2 mm dan biasanya
retak ini dikategorikan retak non-struktural.
3. Shrinkage biasanya berlangsung hingga 3 hari.

9
Penyebabnya :
1. Faktor air semen (FAC) terlalu tinggi.
2. Pemakaian semen terlalu banyak.
3. Modulus kehalusan agregat tidak memenuhi syarat.
4. Intensitas pengadukan yang kurang baik.
5. Kelembaban udara.
Penanggulangannya :
Penggunaan curing compound untuk memperkecil resiko shrinkage
cracking. Type curing compound yang dapat digunakan :
1. Sodium silicate based material.
 Meresap ke dalam beton.
 Mempercepat proses hidrasi semen yang ada di
permukaan struktur sehingga retak akibat susut beton
dapat di hindari.
 Agar lebih sempurna, penggunaan/penyemprotan harus
diulang antara 1-3 hari.
2. Wax based material.
 Membentuk lapisan membran di permukaan beton.
 Lapisan membrane tersebut akan mengatur kecepatan
evaporasi.
 Untuk aplikasi beam, coloum, menggunakan clear curing
compound.
 Untuk aplikasi jalan beton semen sebaiknya
menggunakan white pigmented
 Masalah Pengecoran Beton: Bug Holes
Bug holes adalah rongga (lubang) kecil merukan masalah beton
yang timbul pada permukaan beton yang sudah mengering.
Penyebabnya :
Bug holes terjadi akibat udara yang “terjebak” didalam beton. Udara
didalam beton timbul akibat proses mekanisme saat pengadukan beton.
Rata-rata beton normal memiliki kandungan udara sebesar 2%.
Penanggulangannya :

10
1. Penggunaan mold oil yang tidak bersifat “sticky” seperti water
based mold oil dapat membantu mengurangi bug holes.
2. Dalam penggunaan water based mold oil harus sesegera
mungkin (maks. 6 jam) dilanjutkan dengan pengecoran.
3. Memodfikasi mix design agar beton lebih kohesif diantaranya
dengan menaikkan kadar pasir sehingga dapat me minimize bug
holes.
4. Mengingat posisi flens yang miring dan cenderung menghambat
udara untuk keluar sehingga bug holes tidak seluruhnya hilang,
dapat diperbaiki dengan finishing untuk memperbaiki tampilan
girder.
 Efflorescence (pengkristalan)
Penyebab:
Akibat garam-garam yang bersifat alkali terbawa kepermukaan
plesteran, beton atau batako. Bila kristal-kristal tersebut muncul
dibawah lapisan cat dan disertai kelembaban tembok akan
menyebabkan lapisan cat rusak.
Pencegahan:
1. Pengecatan dilakukan setelah tembok atau plesteran atau beton
telah kering sempurna dimana kadar alkali dan kadar air dari
permukaan tersebut telah memenuhi syarat yang ditentukan.
2. Permukaan yang mengandung kristal dari garam-garaman harus
dibersihkan terlebih dahulu dan dibiarkan sampai tidak keluar
lagi.
Perbaikan:
 Bila pengkristalan belum merusak lapisan cat, bersihkan dengan
kain basah dan keringkan.
 Amplas permukaan cat agar lebih porous (pori-pori terbuka)
sehingga air dan garam-garaman mudah keluar. Setelah
pengkristalan tidak terjadi lagi lakukan pengecatan ulang.
 Bila pengkristalan telah merusakkan lapisan cat maka harus
dilakukan pengerokan sampai dasar, bersihkan permukaan

11
sampai pengkristalan tidak terjadi lagi dan lakukan pengecatan
ulang.
 Water spot (bercak-bercak seperti basah)
Penyebab:
Penggunaan plamir yang belum kering sempurna dan kemudian diberi
lapisan cat, maka sisa-sisa air dari plamir tersebut terjebak diantara
dua lapisan plamir dan cat sehingga menyebabkan timbulnya bercak
seperti basah.
Pencegahan :
1. Permukaan yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan harus
dibiarkan kering sempurna.
2. Interval antar lapisan diusahakan cukup lama untuk memberi
kesempatan pada lapisan sebelumnya kering sebelum diberi
lapisan berikutnya. Setiap lapisan cat diusahakan setipis
mungkin agar pengeringan lebih sempurna.
3. Hindarkan pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung atau
lembab) atau pada permukaan yang langsung terkena sinar
matahari.
Perbaikan:
1. Amplas permukaan lapisan cat agar lebih porous sehingga air
dapat dengan mudah keluar.
2. Bila jamur telah tumbuh pada bagian-bagian yang basah
tersebut, cuci dengan kaporit dan kemudian lap dengan kain
basah untuk menghilangkan sisa-sisa kaporit.
3. Biarkan mengering sempurna sebelum dilakukan pengecatan
ulang, bila dirasa perlu beri lapisan Wall Sealer yang sesuai.

 Masalah Pengecoran Beton: Blistering (menggelembung).


Penyebab:
1. Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan
plastis, sehingga terdapat air atau cairan lain yang tertahan

12
dibawahnya dapat mengakibatkan menggelembungnya
lapisan cat tersebut.
2. Pengecatan pada permukaan yang basah akan mengakibatkan
berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga kemungkinan
terjadinya gelembung-gelembung akan lebih besar. Solvent
(pengencer) dapat tertahan dibawah lapisan cat bila
pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan langsung terkena
sinar martahari.
3. Lapisan cat paling atas akan mengering lebih cepat, sedangkan
lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang akan
menguap. Uap solvent (pengencer) tersebut akan terjebak
dibawah lapisan yang telah kering dan mendesak lapisan
tersebut sehingga terjadi gelembung.
Pencegahan :
1. Permukaan yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan
harus dibiarkan kering sempurna.
2. Interval antar lapisan diusahakan cukup lama untuk memberi
kesempatan pada lapisan sebelumnya kering sebelum diberi
lapisan berikutnya. Setiap lapisan cat diusahakan setipis
mungkin agar pengeringan lebih sempurna
3. Hindarkan pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung
atau lembab) atau pada permukaan yang langsung terkena
sinar matahari.

Perbaikan :

1. Jika terlalu banyak gelembung yang terbentuk, maka lapisan


cat harus dikerok seluruhnya.
2. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat dasar
bilamana diperlukan sebelum dilapisi cat akhir.
3. Bila gelembung yang terjadi sedikit, maka perbaikan hanya
pada bagian yang menggelembung saja.

13
 GRAFIK BATANG MEMPEREDIKSI KEKUATAN TEKAN
BETON DALAM 90 HARI

Demikian berbagai masalah yang sering dihadapi dalam proses pekerjaan beton,
semoga bermanfaat.

Kata Kunci:

peran matakuliah batu dan beton dalam dunia kerja,pengecoran beton,bleeding dan
segregasi,mengatasi salah campuran beton,mengatasi masalah salah campuran
beton,mengatasi coran kering,caramenghilangkan buble pada beton,cara mengatasi
segregasi beton,terjadi bleeding akibat pengecoran yang tdk sempurna,cara
finishing bug holes beton.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm² dan kuat
tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm² Menurut hasil percobaan
yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai rata-rata kuat tekan beton
adalah 334,350 kg/cm² Walaupun pada hasil pengujian diperoleh nilai yang
lebih tinggi dari kuat rencana namun juga terdapat satu nilai yang lebih
rendah dari nilai rencana sebesar 242,321 kg/cm² namun secara umum nilai
rata-rata kuat tekan beton yang diperoleh dapat dianggap telah memenuhi
persyaratan mutu kekuatan.
3.2. Kritik dan saran
Dengan di buatnya paper ini sebagai tugas dari mata kuliah statika
teknik kami berharap kepada pembaca agar bisa memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kemajuan paper yang kami buat ini terutama
kepada dosen pembimbing kami ibu Adde Currie Siregar, S.T.,M.T.
sebagai bekal ilmu dan pengalaman kami di masa yang akan datang.

15
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

https://media.neliti.com/media/publications/141077-ID-prediksi-kuat-tekan-beton-
berbahan-campu.

16

Anda mungkin juga menyukai