Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN UNNES PRIGEL


BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA SEMARANG

Disusun oleh :

1. Andromedha Wahyu Alam 3312420072


2. Nanang Suwito 3312420060
3. Mega wati 3312420047
4. Cikal Pangestika Nolanda Pisal 3312420065

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Tahun 2023
LAPORAN AKHIR
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN UNNES PRIGEL
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA SEMARANG

Disusun oleh :
Nama : Andromedha Wahyu Alam
NIM : 3312420072
Prodi : Ilmu Politik

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Tahun 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Kegiatan UNNES PRIGEL yang berjudul : “Pelaksanaan Program UNNES


PRIGEL Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang” telah dilaksanakan
dan dinilai oleh Dosen Pembimbing UNNES PRIGEL pada tanggal 12 Oktober
2023 dan dinyatakan lulus.

Pendamping Lapangan PKL, Dosen Pembimbing UNNES,

Pontjo Sulistyorini, SH Drs. Slamet Sumarto, M.Pd.


NIP. 197012281990032004 NIP. 196101271986011001

Semarang, 12 Oktober 2023


Koordinator Prodi Ilmu Politik

Dr. Martien Herna Susanti, S.Sos., M.Si.


NIP. 197303312005012001

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Dalam menyusun laporan tersebut, penulis
mendapatkan bantuan, bimbingan arahan serta petunjuk sehingga laporan kerja
praktik ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dr. S Martono, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dr. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Martien Herna Susanti, S.Sos., M.Si. selaku Koordinator Program
Studi Ilmu Politik.
4. Drs. Sapto Adi Sugihartono, MM selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Kota Semarang.
5. Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik: Ali
Ahmadi, S.STP., M.Si.
6. Sub Koordinator Penanganan Konflik: Fatkhurohman, SE, MM
7. Pontjo Sulistyorini, SH., selaku Kepala Subag Umum dan Kepegawaian
sebagai Pembimbing Lapangan.
8. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing UNNES PRIGEL
9. Seluruh Pegawai, Staff, dan Karyawan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Semarang.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna memperbaiki di masa yang akan datang.

Semarang, 12 Oktober 2023

Andromedha Wahyu A

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
RINGKASAN..................................................................................................................vi
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah UNNES PRIGEL.............................................................2
1.3 Tujuan Program UNNES PRIGEL.................................................................2
1.4 Manfaat Program UNNES PRIGEL...............................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
2.1 Kajian Pustaka.................................................................................................5
2.2 Kerangka Berpikir...........................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................7
METODE UNNES PRIGEL...........................................................................................7
3.1 Lokasi UNNES PRIGEL..................................................................................7
3.2 Desain/Rancangan UNNES PRIGEL..............................................................7
3.3 Penentuan Objek UNNES PRIGEL................................................................7
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................................8
3.5 Instrumen..........................................................................................................9
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................9
BAB IV..............................................................................................................................10
PEMBAHASAN.................................................................................................................10
4.1 Sejarah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang..........................10
4.2 Visi Misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang........................14
4.3 Tugas dan Fungsi..............................................................................................14
4.4 Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang.....23
4.5 Pelayanan Publik............................................................................................24
4.6 Analisis Kegiatan Praktik Kerja Lapangan.................................................24

iv
BAB V.............................................................................................................................29
PENUTUP.......................................................................................................................29
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................29
5.2 Saran...............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................31
LAMPIRAN...................................................................................................................32

v
RINGKASAN
Laporan magang ini memberikan gambaran menyeluruh tentang
pengalaman magang di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang.
Selama periode magang, penulis terlibat dalam berbagai kegiatan yang mencakup
analisis kebijakan, pelaksanaan program pemerintah, dan interaksi dengan
masyarakat. Melalui pengamatan dan partisipasi langsung, penulis memperoleh
pemahaman mendalam tentang dinamika organisasi serta peran krusial badan ini
dalam memelihara keberagaman dan stabilitas politik di tingkat lokal. Laporan ini
juga membahas tantangan yang dihadapi dan rekomendasi untuk meningkatkan
efektivitas program dan kebijakan di masa mendatang. Dengan demikian, laporan
ini menjadi gambaran yang berharga bagi pembaca yang tertarik dalam
memahami peran Kesatuan Bangsa dan Politik dalam konteks
pemerintahan daerah.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam konteks perkembangan global dan dinamika sosial di Indonesia,
peran mahasiswa menjadi kunci penting dalam membentuk arah perubahan
dan kontribusi positif terhadap masyarakat. Melalui partisipasi aktif dan
pemahaman mendalam terhadap isu-isu terkini, mahasiswa memiliki potensi
besar untuk menjadi agen perubahan dan membawa dampak positif dalam
berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu,
mahasiswa perlu dilengkapi dengan berbagai keahlian baik dibidang
akademik maupun keterampilan non akademik hal ini ditujukkan untuk dapat
memantapkan mahasiswa untuk dapat berguna di kehidupan setelah
perkuliahan.Kurikulum di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dirancang
untuk dapat membekali mahasiswa melalui sarana serta fasilitas penunjang
untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dan keaktifannya salah satunya
adalah melalui program UNNES PRIGEL.Program UNNES PRIGEL adalah
sebuah bentuk wadah kegiatan yang diwajibkan kepada mahasiswa yang
menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang, termasuk mahasiswa Imu
Poltitij di Fakultas Ilmu Sosial untuk sebagai salah satu syarat untuk dapat
lulus jenjang strata 1 (S1).
Program UNNES PRIGEL mencakup 12 SKS dan aplikasi teoritis
yang memungkinkan mahasiswa untuk mengasah hard skill dan soft skill-nya
melalui pengalaman di dunia kerja. Melalui Program UNNES PROGEL,
diharapkan mahasiswa Ilmu Politik dapat memperoleh pemahaman tentang
berbagai persoalan di dalam dunia kerja dan belajar untuk mengatasi masalah
melalui partisipasi aktif dalam kegiatan yang terkait dengan kinerja sebuah
instansi. Program UNNES PRIGEL juga diharapkan dapat mendorong
keberhasilan karier mahasiswa dan mampu berinteraksi secara sosial setelah
lulus. Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk individu dan

1
2

masyarakat secara menyeluruh. Selain memberikan pengetahuan dan


keterampilan praktis, pendidikan juga membangun karakter, etika, dan nilai-
nilai moral. Selanjutnya, pendidikan memberdayakan individu untuk
mengambil keputusan bijaksana, berkontribusi pada pembangunan ekonomi,
serta menciptakan lingkungan sosial yang inklusif dan harmonis. Secara
keseluruhan, pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan berkelanjutan dan
peningkatan kualitas hidup.. Maka, Program UNNES PRIGEL dapat
membantu mahasiswa dalam mengeksplorasi berbagai pilihan karir yang
tersedia dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tuntutan dan
tantangan yang dihadapi dalam berbagai bidang. Program UNNES PRIGEL
juga dapat membantu mahasiswa dalam membangun jejaring atau networking
dengan bidang yang sama atau sejenis sehingga dapat membantu mereka
dalam memperoleh kesempatan kerja di masa depan.
Salah satu instansi yang relevan untuk dilaksanakan kegiatan magang
FISIP khususnya Prodi Ilmu Pemerintahan adalah Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (Bakesbangpol) Kota Semarang. Badan tersebut merupakan tempat
yang tepat untuk memahami penyusunan dan bagaimana cara melaksanakan
kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa dan politik.

1.2 Rumusan Masalah UNNES PRIGEL


1. Bagaimana pelaksanaan Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Kota Semarang?

1.3 Tujuan Program UNNES PRIGEL


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan
dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Semarang:
1. Mengetahui pelaksanaan tugas di Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik yang meliputi di Bidang Ideologi dan Kewaspadaan Nasional,
Bidang Ketahanan Bangsa, Bidang Politik Dalam Negeri, dan
Kesekretariatan.
3

2. Untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah


dimiliki pada saat belajar di perguruan tinggi.
3. Mengetahui peran dan wawasan mengenai Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik pada Bidang Ideologi Dan Kewaspadaan Nasional,
Bidang Ketahanan Bangsa, dan Bidang Politik Dalam Negeri.
4. Untuk mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya.
5. Mengetahui dasar hukum serta fungsi dari pendataan ormas itu
sendiri.

1.4 Manfaat Program UNNES PRIGEL


Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan laporan ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
A. Secara Teoritis
Sebagai wahana pendalaman materi ilmu politik, serta dapat
menambah informasi atau wawasan bagi masyarakat. Sebagai wahana
perbandingan antara ilmu yang diperoleh di perkuliahan secara teori dengan
kenyataan selama mengikuti PKL. Sebagai wahana untuk memperdalam
materi perkuliahan secara prakteknya. Hasil penulisan laporan ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta
dapat bermanfaat bagi referensi penulisan yang sejenis.
B. Secara Praktis

Bagi mahasiswa, dengan adanya penulisan laporan PKL ini diharapkan


mahasiswa mampu mengetahui peran, tugas Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Semarang dalam menjalankan fungsinya. Dapat melatih tanggung
jawab terhadap pekerjaan, serta berlatih sebagai pekerja yang memiliki sikap
professional.
Bagi Universitas/Perguruan Tinggi diharapkan dengan adanya
penulisan laporan ini mampu menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang
kritis terkait dengan permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar dan mampu memberikan dorongan kepada mahasiswa agar mampu
4

menjalin kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Serta


dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menyerap dan
mengaplikasikan pelajaran yang telah dipelajari pada kegiatan perkuliahan di
lingkungan kampus sebagai bahan evaluasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang merupakan suatu


kelembagaan yang memiliki peran yang penting terutama dalam pembangunan
persatuan serta stabilitas politik yang ada di tingkat lokal karena lembaga ini
memiliki peran sebagai penghubung antar kelembagaan yang ada di Kota
Semarang. Tujuan dibentuknya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ini berguna
untuk memperkuat aspek ideologi, politik, ekonomi dan sosial serta agama tidak
lupa pada aspek kebudayaan. Untuk dapat mengakomodasi hal tersebut diperlukan
sebuah badan khusus yang dapat mencakup secara keseluruhan nilai tersebut
maka dibentuklah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Tanggung jawab Badan
Kesatuan Bnagsa dan Politik di bidang Kewaspadaan nasional dan penanganan
konflik adalah untuk melaksanakan sebagian tugas yang diserahkan kepada
pemerintahan kota dalam menyusun, merumuskan, mengkoordinasikan,
melaksanakan, pemantauan, mekukan evaluasim dan melaporkan kebijakan yang
berkaitan dengan kewaspadaan dini, selain itu juga memiliki tugas untuk dapat
melakukam kerja sama dengan intejen serta melakukan pemantauan orang asing
berssama dengan instansi lainnya yang berkaitan seperti Badan Intelejen Nasional,
Kementrian Hukum dan HAM, Imigrasi, dan sebagainya

Tugas dari bidang kewaspadaan nasional dan penanganan konflik Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota Semarang sebagai berikut : Tugas kewaspadaan dini di
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) melibatkan pemantauan dan
analisis terhadap potensi konflik serta perkembangan politik dan sosial.
Kesbangpol bertanggung jawab untuk memastikan stabilitas dan keselarasan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini mencakup identifikasi dini potensi
ketegangan, radikalisme, serta permasalahan sosial yang dapat mengganggu
keamanan dan persatuan. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)
bekerja sama dengan intelijen untuk pertukaran informasi terkait keamanan

5
6

nasional, potensi ancaman, dan dinamika politik. Kesbangpol memberikan


wawasan mengenai situasi sosial dan politik di tingkat lokal, sedangkan intelijen
fokus pada aspek keamanan yang melibatkan intelijen militer dan keamanan
nasional. Kolaborasi antara Kesbangpol dan intelijen bertujuan untuk menciptakan
pemahaman yang holistik mengenai kondisi negara dan memitigasi risiko
potensial yang dapat muncul. Tugas pemantauan orang asing di Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol) melibatkan monitoring terhadap kehadiran dan
aktivitas mereka di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
kehadiran mereka sesuai dengan ketentuan hukum dan tidak menimbulkan potensi
ancaman terhadap keamanan nasional atau stabilitas sosial. Pemantauan dapat
mencakup aspek kebudayaan, sosial, dan politik guna mendukung integrasi yang
harmonis dengan masyarakat setempat serta mencegah potensi konflik atau
ketegangan.

2.2 Kerangka Berpikir


7

BAB III

METODE UNNES PRIGEL

3.1 Lokasi UNNES PRIGEL


Adapun tempat dilaksanakannya Program UNNES PRIGEL ini berada dalam
instansi pemerintahan, berikut adalah alamat lengkapnya :
Nama Instansi : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang
( KESBANGPOL Kota Seamrang )
Alamat : Jl. Pemuda No. 175 Semarang, Gedung Pandanaran Lantai 6.
No. Telepon : (024) 3584045

3.2 Desain/Rancangan UNNES PRIGEL


NO Tahapan Kegiatan Waktu
1. Sosialisasi Juni 2023
2. Mahasiswa mengidentifikasi MK yang Juni 2023
direkognisi
3. Mahasiswa menentukan Mitra Juni 2023
4. Pendaftaran Juni 2023
5. Pengumuman Juni 2023
6. Pembekalan Juni 2023
7. Pelaksanaan 12 Juli – 12 Oktober
8. Penilaian Oktober 2023

3.3 Penentuan Objek UNNES PRIGEL


Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang merupakan instansi
pemerintah daerah yang bertugas untuk menjaga kesatuan bangsa dan politik
di Kota Semarang. Badan ini memiliki tugas dan fungsi, antara lain:
1. Melakukan pembinaan terhadap organisasi kemasyarakatan dan
lembaga swadaya masyarakat
8

2. Melakukan sosialisasi dan pendidikan politik


3. Mengawasi pelaksanaan Pemilu dan Pilkada
4. Menangani konflik sosial
Berdasarkan tugas dan fungsinya, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Semarang memiliki relevansi dengan program studi Ilmu Politik. Hal ini
karena Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang memiliki peran
penting dalam menjaga kesatuan bangsa dan politik di Kota Semarang.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas kami memilih Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota Semarang sebagai tempat praktik Kerja Lapangan.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam Menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan
menggunakan:
1. Metode Observasi
Salah satu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data
dengan cara pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti. Metode
observasi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Metode Observasi Langsung
Metode observasi yang dilakukan secara langsung mengadakan dan
mengambil data-data yang diperlukan.
b. Metode Observasi Tidak Langsung
Metode Observasi yang dilakukan secara tidak langsung untuk
mengadakan pengamatan dan hanya mengambil data-data yang sudah
ada.
c. Metode Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data sekunder yang
diperoleh dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang.
d. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dengan cara mencari bahan-bahan acuan
tambahan sebagai pemantapan penyusunan laporan. Dalam hal ini
pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-
9

buku literartur dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan


objek

3.5 Instrumen
Berdasarkan dari metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada
sub bab sebelumnya, instrumen yang digunakan untuk menyelesaikan laporan
yaitu :
1. Buku catatan, kamera, alat tulis, alat ukur, dan lain-lain
2. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian
3. Buku-buku, jurnal, artikel, dan lain-lain yang berkaitan dengan objek
penelitian

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan untuk
mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan. Teknik analisis ini bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai karakteristik data yang telah dikumpulkan.
Teknik analisis deskriptif dapat digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh
dari berbagai metode pengumpulan data, seperti observasi, dokumentasi, dan studi
pustaka.
Analisis deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan untuk
mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan. Teknik analisis ini dapat
digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari berbagai metode
pengumpulan data.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang


Badan Kesatuan Bangsa dan Politik memiliki sejarah yang panjang didalam
membangun perkembangan stabilitas iklim politik dan sosial yang ada di
Indonesia, Sejarah Badan Kesatuan Bangsa dan politik telah memperlihatkan
peranannya dalam upaya untuk membangun dan memupik rasa persatuan,
keutuhan bangsa serta dalam upaya menjaga dinamika politik yang tidak stabil
hal ini dikarenakan adanya politik Indonesia yang sangat plural dan majemuk
yang bisa menyebabkan polarisasi dimasyarakat yang bisa berdampak pada
timbulnya konfluk yang ada terutama pada fokus Kota Semarang karena dapat
memberikan sebuah gagasan untuk dapat menarik terkait dengan perkembangan
perpolitikan dalam konteks lokal dengan peran Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Semarang.
Pada awalnya Kesatuan Bangsa dan Politik berdiri masih dalam lingkup dari
Pemerintah Daerah untuk dapat memiliki kekuasaan mengelola aspek yang
berkaitan dengan politik dan kebangsaaan. Seiring berjalannya waktu peran dari
Kesatuan Bangsa dan Politik semakin berkembang dan diperluas cakupannya.
Dahulu Badan ini bernama Kantor Sospol (Sosial-Politik) yang mana
pendiriannya untuk menangkal berkembangnya paham komunisme dan radikal
lainnya hal ini berdasarkan pada peristiwa dimasa lampau seiring waktu Sospol
nerkembang menjadi di setiap Provinsi, Kota dan Kabupaten. Pada berakhirnya
masa pemerintahan Orde Baru padaa Tahun 1998, Kantor Sospol ini berganti
nama menjadi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
(Kesbangpol dan Linmas) yang fokus kerjanya pada keadaan peta politik di
daerah masing masing seta pada aspek ketertiban masyarakat terutama berkaitan
dengan menjaga integritas NKRI dan upaya peningkatan semangat wawasan
kebangsaaan dan nasionalisme serta beruapaya untuk dapat menjaga kerukunan
umat beragana, Partai Politik serta Organisasi Kemasyarakatan. Sekarang ini
Kantor Kesbangpol dan Linmas bergantu nama menjadi Kesatuan Bangsa dan
11

Politik (Kesbangpol) hal ini dikarenakan adanya pemecahan dikarenakan adanya


Satuan Pol PP (Satpol PP) yang dimana memiliki fungsi terkait dengan penegakan
Perda berkaitan dengan keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga Linmas
diambiil alih oleh Satpol PP berdasarkan pada PP 6 Tahun 2010.
Terfokus pada Kesbangpol Kota Semarang selama reformasi telah mengalami
perubahan dan adaptasi yang signifikan dengan mengikuti perkembangan
perubahan zaman dan perubahan politik yang dinamis. Perubahan ini telah
menggambarkan pada aspek untuk dapat meningkatkan upaya adanya
transparansi, akuntabulitas serta juga melibatkan partisipasi masyarakat dalam
kehidupan politik, Di tingkat lokal Kota Seamrang Kesbangpol telah hadir untuk
dapat memberikan fasilitas untuk masyarakat dapat bisa melakukan dialog antar
warga maupun menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah
daerah untuk dapat mengatasi konflik dan membangun kebersamaan di tengah
keberagaman masyarakat Kota Semarang baik itu dari ras, suku, etnis, budaya
serta agama.
Sejalan dengan perkembangan global dan dinamika lokal. Kesbangpol selalu
melakukan penyesuaian diri untuk dapat dilakukan dengan cara proaktif untuk
dapat mencegah sedini mungkin adanya konflik dan berupaya untuk dapat
merawat kerukunan antara warga menjadi fokus penting yang dilakukan Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik. Dengan melihat ejarahnya, Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik tidak hanya merupakan badan pemerintah yang mengurus urusan
kebangsaan dan politik, tetapi juga merupakan garda terdepan dalam memelihara
kedamaian, membangun persatuan, dan mengembangkan kesadaran kolektif
mengenai nilai-nilai pancasila di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang merupakan hasil dari
penggabungan dua instansi, yaitu Kantor Markas Wilayah Pertahanan Sipil dan
Kantor Sosial Politik. Kemudian dengan adanya Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, maka nama
instansi yang semula adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat (Kesbang dan Linmas) diubah menjadi Badan Kesatuan Bangsa dan
12

Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas). Namun, pada tahun


2013, Perlindungan Masyarakat (Linmas) bergabung dengan Satpol PP, sehingga
sejak tahun 2013 berubah menjadi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Semarang. Berlokasi di Jl. Pemuda No. 175 Gedung Pandanaran Lantai 6 Kota
Semarang membuat Badan Kesbangpol Kota Semarang memiliki lokasi yang
strategis karena dikelilingi oleh bangunan bersejarah, yakni Lawang Sewu, Gereja
Katedral, dan Museum Mandala Bakti. Letak Badan Kesbangpol juga berdekatan
dengan pusat pemerintahan Kota Semarang seperti Balaikota, Sekretariat Daerah,
DPRD Kota Semarang dan beberapa Dinas lainnya.
Keberadaan Badan Kesbangpol dilandasi dengan Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 5 Tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daetah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun
2008 Nomor 8, tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 18). Selain
diperkuat oleh Peraturan Daerah Nomor 5, pada tahun yang sama juga diperkuat
oleh Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Semarang (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 16, tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 23). Selain itu, terdapat juga Peraturan Pamong Praja Kota
Semarang yang menjadi landasan ketiga dasar pembentukan Badan Kesbangpol
Kota Semarang.
Badan Kesbangpol Kota Semarang pada hakikatnya bertugas untuk membantu
Walikota Semarang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesatuan
bangsa dan politik yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepada daerah. Adapun fungsi dari Badan Kesbangpol Kota Semarang
adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan
Karakter Bangsa, Bidang Politik Dalam Negeri, Bidang Ketahanan
Ekonomi, Sosial,Budaya, Agama dan Organisasi Kemasyarakatan, dan
Bidang KewaspadaanNasional dan Penanganan Konflik, dan UPTB;
2. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota;
13

3. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program kegiatan


Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa, Bidang
Politik Dalam Negeri, Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya,
Agama danOrganisasi Kemasyarakatan, dan Bidang Kewaspadaan
Nasional dan Penanganan Konflik dan UPTB;
4. Penyelenggaraan manajemen kinerja pegawai Badan;
5. Penyelenggaraan kegiatan fasilitasi Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah
(FORKOPIMDA);
6. Penyelenggaraan kerja sama Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan
Karakter Bangsa, Bidang Politik Dalam Negeri, Bidang Ketahanan
Ekonomi Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi Kemasyarakatan, dan
Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik dan UPTB;
7. Penyelenggaraan kesekretariatan Badan;
8. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Ideologi, Wawasan
Kebangsaan dan Karakter Bangsa, Bidang Politik Dalam Negeri, Bidang
Ketahanan Ekonomi,Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan, dan Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan
Konflik dan UPTB;
9. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang
Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa, Bidang Politik
Dalam Negeri, Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan
Organisasi Kemasyarakatan, dan Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik dan UPTB;
10. Penyelenggaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan; dan
11. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh Walikota terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Dari penjabaran fungsi di atas, dapat dianalisis bahwa Badan
Kesabngpol Kota Semarang merupakan instansi di tingkat kota yang
bertanggung jawab terhadap penyedia dan pengawasan iklim politik yang
kondusif dan stabil bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
mempercepat laju pertumbuhan daerah. Selain itu, Badan Kesbangpol Kota
14

Semarang juga wajib mendukung partisipasi politik masyarakat dalam


menjaga dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, membantu
mewujudkan lingkungan masyarakat yang nyaman dan tertib, serta
meminimalisir munculnya konflik politik dan sosial yang dapat memecah
belah kerukunan berbangsa dan bernegara.

4.2 Visi Misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang
A. Visi
Visi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang adalah
“Terwujudnya Kota Semarang yang semakin hebat yang berlandaskan
Pancasila dalam bingkai NKRI yang ber-Bhinneka Tunggal Ika”.

B. Misi
Misi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota
Semarang adalah “Menjamin kemerdekaan masyarakat dalam
menjalankan ibadah, Pemenuhan hak dasar dan perlindungan
kesejahteraan sosial, serta Hak Asasi Manusia bagi masyarakat secara
berkeadilan”.

4.3 Tugas dan Fungsi


Berdasarkan pada Peraturan Walikota Semarang Nomor 121 Tahun
2021 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Sistem Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Kesbangpol Kota
Semarang membagi tugas dan fungsinya kepada bagian yang
bertanggungjawab pada proses pengurusannya seperti Sekretariat dan
beberapa bidang yang bertanggungjawab pada urusan administrasi,
perizinan, dan pengawasan pada pelaksanaan di lapangan. Sedangkan,
bidang lainnya pada Badan Kesbangpol Kota Semarang adalah Bidang
Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa, Bidang Politik
Dalam Negeri, Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan
15

Organisasi Kemasyarakatan dan Bidang Kewaspadaan Nasional dan


Penanganan Konflik.
Guna melaksanakan tugas pokok yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dipaparkan sebagai berikut:
1. Sekretariat sebagaimana mempunyai tugas memberikan pelayanan
administratif dan teknis kepada semua unsur dan menyelenggarakan
fungsi:
a. Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
b. Pelaksanaan manajemen kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya;
c. Pengkoordinasian sinkronisasi, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian dan evaluasi tugas-tugas kesekretariatan, bidang
ideologi, wawasan kebangsaan dan karakter bangsa, bidang politik
dalam negeri, bidang ketahanan ekonomi, sosial, budaya, agama
dan organisasi kemasyarakatan, bidang kewaspadaan nasional dan
penanganan konflik dan UPTB;
d. Pelaksanaan fasilitasi tugas-tugas bidang ideologi, wawasan
kebangsaan dan karakter bangsa, bidang politik dalam negeri,
bidang ketahanan ekonomi, sosial, budaya, agama dan organisasi
kemasyarakatan, bidang kewaspadaan nasional dan penanganan
konflik dan UPTB;
e. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait;
f. Pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan kesekretariatan badan;
g. Pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana strategis dan rencana
kinerja tahanan, pengelolaan proses bisnis dan standar operasional
prosedur, serta sistem pengendalian intern pemerintah dan
manajemen risiko badan kesatuan bangsa dan politik dan UPTB;
h. Pelaksanaan koordinasi dan verifikasi penyusunan rencana kerja
dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran badan;
i. Pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja badan;
j. Pelaksanaan kegiatan penyusunan bahan laporan keterangan;
16

k. Pertanggungjawaban Walikota, laporan penyelenggaraan


pemerintah daerah dan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah badan;
l. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan penatausahaan keuangan
badan;
m. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan aset dan barang milik daerah
badan;
n. Pelaksanaan pengelolaan gaji dan tunjangan di lingkungan badan;
o. Pelaksanaan fasilitasi pengelolaan dan penyiapan bahan tanggapan
pemeriksanaan/pengawasan;
p. Pelaksanaan kegiatan pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan
barang milik daerah badan;
q. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi reformasi birokrasi, pembangunan
zona integritas, dan manajemen perubahan serta pengembangan
inovasi badan;
r. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi kelembagaan, analisis kebijakan dan
pemecahan masalah, penjaminan mutu, serta manajemen sumber
daya badan;
s. Pelaksanaan kegiatan tata kelola persuratan, tata naskah dinas,
kearsipan, kepustakaan, dokumentasi, keprotokolan dan
kehumasan badan;
t. Pelaksanaan kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrik badan;
u. Pelaksanaan kegiatan penyediaan akomodasi dan jamuan
rapat/pertemuan, dan kunjungan tamu di lingkungan badan;
v. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan perencanaan dan administrasi
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, sosialisasi dan bimbingan
teknis implementasi peraturan perundang-undangan di lingkungan
badan;
w. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan sistem informasi dan
komunikasi badan;
17

x. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi perancangan produk hukum badan;


y. Pelaksanaan kegiatan penyusunan dan pelayanan data dan
informasi badan;
z. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan
program dan kegiatan; dan pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang
diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

2. Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa


mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan
menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
b. Pelaksanaan manajemen kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya;
c. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait;
d. Pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan Bidang Ideologi,
Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa;
e. Pelaksanaan kegiatan pembinaan ketahanan ideologi negara dan
pendidikan wawasan kebangsaan;
f. Pelaksanaan kegiatan peningkatan dan pengembangan ketahanan
ideologi dan wawasan kebangsaan;
g. Pelaksanaan kegiatan penanaman, pengembangan dan pemantapan
nilai-nilai kebangsaan dalam rangka peningkatan nasionalisme;
h. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi perubahan kebijakan terkait dengan
masalah wawasan kebangsaan;
i. Pelaksanaan kegiatan kerjasama guna pengembangan wawasan dan
nilai-nilai kebangsaan;
j. Pelaksaan kegiatan peningkatan kesadaran bela negara;
k. Pelaksanaan kegiatan koordinasi aparatur pemerintah kota, partai
politik, organisasi kemasyarakat, lembaga nirlaba lainnya, dan
organisasi pers dalam rangka peningkatan kesadaran bela negara;
l. Pelaksanaan kegiatan upacara hari Bela Negara;
18

m. Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pembauran kebangsaan;


n. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi Forum Pembauran Kebangsaan;
o. Pelaksanaan kegiatan Forum Dialog Pelestarian Bhineka Tunggal
Ika;
p. Pelaksanaan kegiatan pembentukan dan pelestarian karakter
bangsa;
q. Pelaksanaan kegiatan pengembangan nilai-nilai sejarah
kebansgaan;
r. Menyiapkan kegiatan penyusunan data dan informasi Bidang
Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa;
s. Menyiapkan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter
Bangsa;
t. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Bidang Ideologi, Wawasan
Kebangsaan dan Karakter Bangsa;
u. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya.

3. Bidang Politik Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan


sebagian tugas dan menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
b. Pelaksanaan manajemen kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya;
c. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait;
d. Pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan Bidang Politik Dalam
Negeri;
e. Pelaksanaan bahan pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan
Pemilihan Umum;
f. Pelaksanaan bahan pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur dan Pemilihan Walikota;
19

g. Pelaksanaan dan fasilitasi kegiatan pendidikan politik dan etika


budaya politik;
h. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kehidupan demokrasi
berdasarkan Pancasila;
i. Pelaksanaan kegiatan pemantauan, pelaporan dan evaluasi
perkembangan politik di daerah;
j. Pelaksanaan bahan fasilitasi kelembagaan pemerintahan,
perwakilan dana partai politik;
k. Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan koordinasi kelembagaan
pemerintahan, perwakilan dan partai politik;
l. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi Forum Koordinasi Pimpinan di
Daerah (Forkopimda);
m. Pelaksanaan kegiatan penyusunan data dan informasi Bidang
Politik Dalam Negeri;
n. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan Bidang Politik Dalam Negeri;
o. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan
program dan kegiatan Bidang Politik Dalam Negeri; dan
p. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya.

4. Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi


Kemasyarakatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan
menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
b. Pelaksanaan manajemen kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnnya;
c. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait;
d. Pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan Bidang Ketahanan
Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi Kemasyarakatan;
20

e. Pelaksanaan kegiatan koordinasi instansi yang menyelenggarakan


fasilitasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika;
f. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi pemeliharaan kerukunan umat
beragama dan penghayat kepercayaan;
g. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan forum kerukunan umat
beragama;
h. Pelaksanaan bahan penerbitan surat keterangan pemberian izin
sementara pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadaat
sebagai rumah ibadat;
i. Pelaksanaan bahan kegiatan penerbitan izin pendirian rumah
ibadat;
j. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dengan camat serta instansi terkait
dalam rangka pemeliharaan kerukunan umat beragama dan
penghayat kepercayaan;
k. Pelaksanaan analisa dampak dinamika perkembangan ekonomi,
sosial dan budaya terhadap stabilitas dan kondusivitas wilayah;
l. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi pendaftaran organisasi
kemasyarakatan;
m. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan;
n. Pelaksanaan kegiatan evaluasi dan mediasi sengketa organisasi
kemasyarakatan;
o. Pelaksanaan kegiatan pengawasan organisasi kemasyarakatan dan
organisasi kemasyarakatan asing;
p. Pelaksanaan penyusunan bahan penerbitan izin operasional
organisasi kemasyarakatan asing;
q. Pelaksanaan kegiatan penyusunan data dan informasi Bidang
Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi
Kemasyarakatan;
21

r. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban


keuangan Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan
Organisasi Kemasyarakatan;
s. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan
program dan kegiatan Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya,
Agama dan Organisasi Kemasyarakatan;
t. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya.

5. Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik mempunyai


tugas melaksanakan sebagian tugas dan menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
b. Pelaksanaan manajemen kinerja pegawai dalam lingkup
tanggungjawabnya;
c. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait;
d. Pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan Bidang Kewaspadaan
Nasional dan Penanganan Konflik;
e. Pelaksanaan kegiatan Kewaspadaan Dini dan Kerjasama Intelijen,
dan Penanganan Konflik;
f. Pelaksanaan kegiatan penerbitan Surat Keterangan Penelitian dan
sejenisnya;
g. Pelaksanaan kegiatan pendeteksian, pengidentifikasian, menilai,
menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan informasi dalam
rangka memberikan peringatan dini untuk mengantisipasi berbagai
potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan di daerah;
h. Pelaksanaan kegiatan koordinasi perangkat daerah dalam
penyelenggaraan kewaspadaan dini;
i. Pelaksanaan kegiatan kerjasama dengan berbagai unsur intelijen
negara di daerah;
j. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan pemberdayaan kelembagaan
bidang kewaspadaan;
22

k. Pelaksanaan kegiatan pemantauan orang asing, tenaga kerja asing


dan lembaga asing;
l. Pelaksanaan kegiatan koordinasi pencegahan konflik sosial antara
lain koordinasi memelihara kondisi damai dalam masyarakat;
m. Koordinasi mengembangkan sistem penyelesaian secara damai,
koordinasi meredam potensi konflik sosial dan koordinasi
membangun sistem peringatan dini konflik sosial;
n. Pelaksanaan kegiatan koordinasi penghentian konflik sosial antara
lain koordinasi penyusunan kajian penetapan status keadaan
konflik sosial, koordinasi tindakan darurat penyelamatan dan
perlindungan korban konflik sosial, dan koordinasi bantuan
penggunaan TNI;
o. Pelaksanaan kegiatan koordinasi pemulihan pasca konflik sosial
antara lain koordinasi rekonsiliasi, koordinasi rehabilitasi dan
koordinasi rekonstruksi;
p. Pelaksanaan kegiatan penyusunan data dan informasi Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik;
q. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik;
r. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan
program dan kegiatan Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik;
s. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya.
23

4.4 Struktur Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota


Semarang

Tabel 1. Bagan Organisasi Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang

Keterangan:
1. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang: Drs. Sapto
Adi Sugihartono, MM.
2. Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang: Joko
Hartono, SSTP, M.Si.
3. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Daerah: Indah Sri
Sugiarti, S.H.
4. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian: Pontjo Sulistyorini, S.H.
5. Sub Bagian Koordinator Perencanaan dan Evaluasi: Luluk, S.Psi.
6. Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan, dan Karakter Bangsa:
Cipta Nugraha, S.Sos, M.A.P.
7. Sub Koordinator Bela Negara dan Karakter Bangsa: Umar Sidik, S.H.
24

8. Sub Koordinator Ideologi dan Wawasan Kebangsaan: Ully Prathama


Mahestri, S.E.
9. Kepala Bidang Politik Dalam Negeri: Nurul Fitri Cahyani, SS, MM.
10. Sub Koordinator Fasilitasi Kelembagaan Pemerintahan, Perwakilan dan
Partai Politik: Suparman, S.H., MM.
11. Sub Koordinator Pendidikan Politik dan Peningkatan Demokrasi: Gatot
Hendranata Wicaksana, S.H.
12. Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan
Organisasi Kemasyarakatan: Agung Nurul Falaq Adi Wibowo, S.E
13. Sub Koordinator Organisasi Kemasyarakatan: Aris Kusarmanto, S.H.
14. Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik: Ali
Ahmadi, S.STP., M.Si.
15. Sub Koordinator Penanganan Konflik: Fatkhurohman, SE, MM

4.5 Pelayanan Publik


Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pelayanan yang
sifatnya mendasar dari penyelenggaraan pemerintah. Pelayanan publik
menjadi indikator penting atas penyelenggaraan pemerintah baik di
timgkat pusat maupun daerah hal ini digunakan sebagai penilaian kerja
serta untuk melihat bagaimana pelayanan publik ini dapat dirasakan
dampaknya bagi masyarakat. Masyarakat memiliki kebebasan serta hak
untuk menilai pelayanan yang sudah dilakukan oleh pemerintah sebagai
wujud dedikasi serta menjadi bahan evaluasi terhadap hasil kerja yang
dilakukan, Pelayanan yang berkualitas tentu dilakukan oleh aparatur
yang memiliki kinerja yang baik dengan melihat keefektifitasan,
efesiensi, serta profesionalisme serta akuntabilitas dari pelayanan yang
diberikan itu sendiri. Profesionalitas harus dibangun berdasarkan nsoft
skill yang dimiliki oleh aparatur karena ketika profesionalitas dapat
dibangun dalam diri akan dookuti dengan adanya pemberian pelayanan
yang dilakukan secara optimal dan juga prima. Ciri masyarakat maju
adalah adanya kinginan untuk dapat berpartisipasi dan berkompetisi
25

sehingga harus adanya tuntutan untuk dapat melakukan peningkatan


kualitas pelayanan umum dan kepuasan masyarakat dalam pemberian
pelayanan yang diberikan menjadi tidak dapat terhindarkan, oleh karena
itu indikator kepuasan masyarakat merupakan hal yang penting karena
menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam memberikan
pelayanan.

Pelayanan publik pada hakekatnya adalah amanah yang


tertera dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dalam Pasal 1 ayat (1) yang menyatakan pelayanan publik adalah
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara publik. Dipertegas pula pada ayat (7), bahwa standar
pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggara pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan tertukur.

Pelayanan publik dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang


bersifat sederhana, terbuka, tepat, lengkap, wajardan terjangkau
(Sedaryanti, 2004). Dalam keputusan Menpan No. 81 Tahun 1993
ditegaskan, bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus
mengandung unsur-unsur:

a. Hak dan kewajiban bagi pemberi layanan maupun penerima


layanan umum harus jelas dan di ketahui secara pasti masing-masing.

b. Pengaturan setiap bentuk pelayanan harus di sesuaikan dalam


kondisi kebutuhan kemampuan masyarakat untuk membayar
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan tetap
berpegang pada efisiensi dan efektivitas.
26

c. Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus di upayakan agar


memberi keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum
yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. Apabila pelayanan umum yang di selenggarakan oleh instansi


pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang kepada
masyarakat untuk ikut menyelenggarakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4.6 Analisis Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Penulis dalam praktik kerja lapangan di Badan Kesatuan Bangsa dan


Politik Kota Semarang telah melakukan sejumlah kegiatan serta
pekerjaaan yang dilakukan di bidang empat dalan Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik yaitu Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan
Konflik. Analisis praktik kerja ini memiliki tujuan untuk memberikam
pemahaman serta gambaran kegiatan yang dilakukan selama praktik
kerja lapangan dilakukan.
1. Kewaspadaan Dini
Serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan, monitoring
serta juga melakukan sosialisasi terkait dengan upaya untuk mengurangi
gesekan gesekan yang bisa saja timbul di Kota Semarang hal ini juga
mencakup kegiatan pemantauan situasi, mediasi konflik hingga
pembinaan kepada masyarakat untuk dapat menciptakan lingkungan
Kota Semarang yang aman, damai, kondusif. Berikut merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan waspada dini.
a. Notulensi dan dokumentasi rapat Tim Kewaspadaan Dini
b. Pembuatan proses pembuatan Pajak dari Tim Kewaspadaan Dini
dimulai dari pembuatan Kode Billing pembayaran pajak, Pembuatan
Nomor Transaksi Penerimaan Ngera (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank
(NTB) hingga pembuatan Bukti Potong Pajak.
c. Membantu perencanaan materi pemaparan terkait dengan Diskusi
Kewaspadaan Dini
27

d. Membantu pembuatan agenda surat yang berkaitan dengan


Kewaspadaan DIni
2. Penanganan Konflik Sosial
a. Notulensi dan dokumentasi kegiatan Tim Penanganan Konflik Sosial
b. Pembuatan proses pembuatan Pajak dari Tim Penanganan Konflik
Sosial dimulai dari pembuatan Kode Billing pembayaran pajak,
Pembuatan Nomor Transaksi Penerimaan Ngera (NTPN) dan Nomor
Transaksi Bank (NTB) hingga pembuatan Bukti Potong Pajak.
c. Membantu pembuatan agenda surat yang berkaitan dengan
Penanganan Konflik Sosial
3. Pemantauan Orang Asing
a.Pembuatan Surat Keterangan Tanda Lapor (SKTL) WNA serta
melakukan rekapitulasi Surat Keterangan Tanda Lapor
b.Kunjungan kerja ke perusahaan yang terdapat WNA untuk dilakukan
pengecakan terkait dengan kelengkapan dokumen perusahaan
c. . Notulensi dan dokumentasi kegiatan Rapat Tim Pemantauan Orang
Asing
d. Pembuatan proses pembuatan Pajak dari Tim Penanganan Konflik
Sosial dimulai dari pembuatan Kode Billing pembayaran pajak,
Pembuatan Nomor Transaksi Penerimaan Ngera (NTPN) dan Nomor
Transaksi Bank (NTB) hingga pembuatan Bukti Potong Pajak.

Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik


merupakan bidang yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas
dan keamanan suatu negara. Dalam konteks badan kesatuan bangsa dan
politik fungsi utama dari Kewaspadaan Nasional dan Penanganan
Konflik pada badan kesatuan bangsa dan politik adalah pelaksanaan dan
fasilitasi kegiatan penanganan konflik serta pemeliharaan Kewaspadaan
nasional.
Pelaksanaan kegiatan penanganan konflik melibatkan
serangkaian langkah proaktif untuk mencegah eskalasi konflik menjadi
28

konflik berskala besar. Ini mencakup pemantauan ketat terhadap


dinamika sosial dan politik di tingkat lokal, regional, dan nasional. Tim
intelijen yang terlatih bekerja untuk mengidentifikasi potensi konflik,
mengumpulkan informasi, dan memberikan laporan kepada pihak yang
berwenang.
Selain itu, Kewaspadaan Dini juga berfungsi sebagai
fasilitator dalam menangani konflik yang mungkin telah timbul. Ini
melibatkan pendekatan diplomatis dan negosiasi untuk mencapai solusi
damai. Badan kesatuan bangsa dan politik memainkan peran penting
dalam memediasi konflik dan mengarahkan upaya menuju pemecahan
masalah yang adil dan berkelanjutan.
Aspek Kewaspadaan nasional mencakup pemahaman
mendalam terhadap potensi ancaman baik dari dalam maupun luar
negeri. Badan kesatuan bangsa dan politik bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan berbagai lembaga dan sumber daya guna
memastikan kesiapan negara menghadapi berbagai risiko keamanan. Ini
melibatkan pengembangan strategi, kebijakan, dan tindakan konkret
untuk menjaga keamanan nasional.
Pentingnya Kewaspadaan Dini terletak pada kemampuannya
untuk mengurangi dampak konflik, mencegah eskalasi, dan menjaga
stabilitas politik serta keamanan nasional. Melalui pendekatan yang
proaktif dan kolaboratif, badan kesatuan bangsa dan politik dapat
memainkan peran yang krusial dalam membangun masyarakat yang
stabil, damai, dan kuat. Dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan, termasuk masyarakat sipil, lembaga pemerintah, dan sektor
swasta, Kewaspadaan Dini menjadi pondasi yang kokoh untuk mencapai
tujuan tersebut.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan suatu badan


pemerintah yang ada di seluruh Indonesia yang terdapat pada
setiap provinsi maupun kabupaten/kota yang dimana tujuan
awalnya adalah untuk mengatasi hal hal yang berkaitan dengan
radikalisme dan komunisme. Namun setelah adanya reformasi
Badan Kesbangpol berkembang fungsi dan tugasnya hal ini
karenakan untuk berupaya menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat serta juga mengurus hal hal yang berkaitan dengan
ideologi kebangsaan, organisasi masyarkaat, partai politik, serta
juga ancaman konflik yang timbul di masyarakat.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang pada khusus
nya memiliki visi “Terwujudnya Kota Semarang yang semakin
hebat yang berlandaskan Pancasila dalam bingkai NKRI yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika” hal ini menunjukkan adanya
semangat yang diberikan karena sesuai dengan karakter warga
Semarang yang plural yang di diami oleh tiga etnis utama yaitu
Arab, Jawa, serta Tionghoa yang telah mengalami kerukunan
antar perbedaan baik dari ras, etnis, agama, budaya dan
sebagainya membuat semangat itu yang perlu dijaga dan dipupuk
bersama melalui Badan Kesbangpol Kota Semarang.
Bidang Kewaspadaaan Nasional dan Penanganan Konflik di
Badan Kesabangpol Kota Semarang merupakan bidang yang
menanguni perihal terkait dengan monitoring dari pencegahan,
mediasi, hingga penyelesaian masalah hingga pelaporan terkait
dengan hal hal yang berhubungan dengan konflik yang timbul di
30

masyarakat serta juga sebagai sebuah bidang yang memiliki


kekuasaan untuk dapat bekerja sama dengan intelejen serta
perangkat pemerintah yang lainnya untuk dapat menjaga kondisi
stabilitas Kota Semarang termasuk juga penanganan terhadap
dengan WNA yang ada di Kota Semarang yang mana harus
melaporkan kepada Badan Kesabangpol.

5.2 Saran
Saran Berdasarkan pada pengalaman yang dilakukan penulis selamaa mengikuti
program praktek kerja UNNES PRIGEL di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Semarang khususnya ditempatkan di bidang empat yang merupakan bidaang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik, penulis memberikan saran
terkait dengan adanya optimalisasi kerja sama yang telah dilakukan oleh Bidang
Kewaspadaan nasional dan Penanganan Konflik baik mealui mekanisme kerja
sama nasional untuk membahas isu isu nasional dan juga di tingkat lokal bekerja
sama dengan berbagai instansi pemerintahan lainnya maupun dengan lembaga
non pemerintahan seperti NGO dan LSM maupun dengan organisasi
kemasyarakatan untuk dapat mengantisipasi konflik secepat mungkin dan dapat
ditemukan penyelesaiannya sehingga dapat menurunkan dampak serta ekalasi
konflik yang ada di Kota Semarang. Peningkatan komunikasi serta pemantauan
melalui media sosial untuk dapat lebih dilakukan hal ini mengingat di masa era
digitalisasi sekarang informasi bisa mudah didapatkan melalui platform digital
sehingga dengan hal tersebut memudahkan bidang kewaspadaan nasional dan
penanganan konflik untuk mendapatkan informasi yang diperlukan hanya
kemampuan kecakapan digital yang baik untuk dapat merespon akses yaang ada
dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Florence. 2016. Peran Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan


Masyarakat (Kesbangpolimas) Dalam Pembinaan Wawasan Kebangsaan Di
Madiun. Journal Pemerintahan Integratif Tahun 2016, 4 (3): 433-447 ISSN: 2337-
8670.
Prayogo, A., Simamora, E., & Kusuma, N. 2020. Peran pemerintah dalam Upaya
Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Jurist-Diction Vol.3
(1),Januari 2020.
Sulistiono, I (2015) Peran Intelijen Keamanan dalam Melakukan Deteksi Dini
Terhadap Perkembangan Gangguan Kamtibmas (Studi terhadap
Penyelanggaraan Pilkada Di Kabupaten Ketapang tahun 2015). Jurnal nestor
Magister Hukum, 1(1). 1-17.
LAMPIRAN
1. Apel Pagi

2. Dokumentasi Kegiatan Rapat


33

3. Operator Kegiatan Rapat

4. Pencatatan Agenda Surat


34

5. Pembuatan Pajak Honor

6. Foto Kunjungan DPL


35

7. Panitia Sosialisasi Kirab Partai Politik

8. Kegiatan Rapat Koordinasi Pembagian 10 juta bendera

Anda mungkin juga menyukai