Anda di halaman 1dari 4

Buku Cinta di Ujung Sajadah ini merupakan buku karya Asma Nadia yang direvisi

ulang lagi. Sudah pernah diterbitkan oleh Lingkar Pena Publishing House. Namun
sekarang dicetak ulang kembali oleh Asma Nadia Publishing House :)

Buku baru karya Asma Nadia ini akan segera difilmkan lho.. Udah tau kan buku apa
aja yang sudah difilmkan?? Catatan Hati Seorang Istri dan Assalamualaikum Beijing.
Yuk yang penasaran sama sinopsis dan resensi buku cinta di ujung sajadah silahkan
dibaca ke bawah :D
Berikut adalah Sinopsis Buku Cinta di Ujung Sajadah
Namanya Makky Matahari Muhammad
dan Cinta menyimpan nama itu dengan baik di kepalanya.
Bukan karena salam yang diucapkan lelaki itu saat pertama bertemu.
Tetapi karena kehadirannya membawa pelangi dalam hidup Cinta.

Belasan tahun menjalankan hidup sebagai piatu, Cinta bahkan tidak tahu wajah
ibunya.
Papa dengan sempurna melenyapkan setiap jejak perempuan terkasih itu. Saat
Papa menikah dengan Mama Alia, dan membawa dua saudara tiri, Cinta makin
tersisih.

Ketika surga terenggut dari hari-hari Cinta, lelaki itu hadir.


Makky Matahari Muhammad yang humoris namun santun itu mengenalkannya pada
dunia lain yang memberi kebahagiaan. Hingga sebuah rahasia besar belasan tahun
terbongkar, dan Cinta harus menempuh perjalanan jauh yang memisahkan mereka.
Novel yang mampu memberikan porsi pada cinta, tanpa ada kedzaliman pada hati.
Hingga cinta
tak kenal galau. (Hamid Zanath Zayn)
Cerita cinta apik yang lebar. Nggak melulu cinta sama sang Makky. Tapi juga cinta
bunda dan keluarga, sahabat, and ofcourse cinta kepada Allah make me love this
book grin emotikon
(Linbud Binti Buyung)

Sungguh cerita yang menguras airmata. Tak bosan membaca novel ini berulang
kali. Mengajarkan pembaca akan arti surga di bawah telapak kaki ibu. Menghibur
sekaligus menjadi teladan bagi pembaca untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan.
(Ocha Thalib)
Untuk resensi buku cinta di ujung sajadah kali diresensi oleh
bungakaktus.wordpress.com
Cinta adalah seorang gadis piatu. Belasan tahun ia mencari tahu siapa ibunya?
Namun ayah Cinta tak pernah mau mengatakan siapa ibunya? Dimana ibunya
berada? Bahkan Cinta tidak tahu bagaimana wajah ibunya. Ayah Cinta telah
menghapus semua jejak tentang ibunya.

Cinta semakin merasa tersisih. Sejak ayahnya menikah dengan Mama Alia, dan
membawa dua saudara tiri. Tak pernah ia temukan surga di rumahnya. Sampai
suatu hari hadir seorang laki-laki, Makky Matahari Muhammad. Lelaki yang humoris
tapi santun itu mengenalkan sebuah dunia baru kepada Cinta. Membawakan setitik
cerah di kehidupannya.
Hingga terbongkarlah rahasia besar selama belasan tahun. Mungkinkah ibunya
masih hidup? Munginkah Cinta dapat membalaskan jutaan rindu yang terpatri di
mata perinya itu?
Cinta harus menempuh perjalanan jauh untuk membalaskan rindu di matanya itu.
Menelusuri jejak ibunya di setiap penjuru langit. Ketika dihadapkan dengan jalan
buntu, Cinta berjuang. Ia semakin mendekatkan dirinya kepada Allah. Mencari-cari
sebuah jawaban dimanakah ibunya? Dalam sujud-sujudnya yang panjang.
Hingga tuntas senja di Madinah
Cinta di ujung sajadah
Ketika hamba kehilangan arah
Rindukan cinta yang tak kenal salah
Cinta tanpa hawa dunia
Potongan lirik lagu Cinta di Ujung Sajadah karya sang penulis Asma Nadia yang
dinyanyikan oleh Bestari (Bersama Cinta dan Ridho Illahi). Sebuah tim nasyid
muslimah dengan personil awal: Yuni Prihayati, Farida Ariyani, Novi Kristiani, Ovi,
dan Asma Nadia sendiri.
Penulis bernama Asma Nadia sudah tidak asing lagi di Forum Lingkar Pena. Terbukti
dengan karya-karyanya berupa cerpen dan novel mendapatkan berbagai

penghargaan. Selain menulis fiksi ataupun nonfiksi ia juga menulis sebuah lirik lagu
yang sekarang menjadi sebuah sountrack novel. Lagu Cinta di Ujung Sajadah
bersama lagu Bestari Nasyid lainnya dimuat dalam CD bonus setiap pembelian buku
novel ini.
Novel ini merupakan revisi dari salah satu novel lamanya yang berjudul Ada Rindu
di Mata Peri. Novel ini merupakan salah satu novel lama favorit Asma Nadia.
Karena isinya bukan hanya mementingkan romantisme cinta antara laki-laki dan
perempuan saja, tetapi berbicara tentang cinta yang lebih luas. Cinta yang
menyentuh kita sehari-hari. Cinta seorang ibu yang terkadang dimaknai oleh
seorang anak.

Novel ini membuat pembacanya mengikuti suasana novel. Sehingga tidak jarang
ada bagian kisah yang membuat pembaca menguras air mata. Kisahnya yang
sangat dramatis terasa begitu ringan dibaca, deskriptif, menarik, tetapi tidak
mengurangi hikmah-hikmah yang terkandung dalam novel tersebut. Harus diakui,
dalam novel ini tidak hanya menghibur pembacanya. Melainkan juga dapat menjadi
teladan bagi para pembacanya.

Lewat novel ini kita akan dibawa ke masa lalu, yaitu saat Cinta berusia belasan
tahun. Latar belakang novel ini sendiri adalah di beberapa kota besar di pulau jawa.
Seperti Bogor, Jakarta, Bandung, sampai Jogjakarta. Ceritanya yang deskirtif
menggambarkan realitas keadaan di setiap kota yang dijelajahi Cinta ketika
pencarian ibunya.

Banyak konflik batin yang dialami Cinta sehingga membuat dirinya berubah menjadi
lebih baik. Menjadi semakin dekat kepada Tuhannya. Selain itu karena sahabatsahabat Cinta yang sangat mengerti arti persahabatan mengajarkan kita tentang
sebuah kesetia kawanan.

Namun kekurangannya dalam kisah ini tidak berakhir happy ending. Sehingga
cukup menguras air mata. Walaupun begitu, kita dapat memetik banyak teladan
baik itu dari sifat-sifat Cinta, maupun arti sebuah cinta seorang anak terhadap
ibunya. Membuat kita menyadari bahwa cinta seorang ibu itu sangatlah tulus.
Buku ini layak dibaca oleh semua kalangan yang mencari-cari arti sebuah cinta
yang sebenarnya. Meski kebanyakan dalam novel ini mengisahkan tentang masa
lalu Cinta saat berumur belasan tahun. Namun novel ini juga mengisahkan siapa

sosok suami yang telah menikahi Cinta. Bukan hanya cinta antara laki-laki dan
perempuan. Tapi juga cinta seorang anak terhadap ibunya.
Beruntunglah bagi setiap orang yang sampai sekarang dapat melihat ibu dan
bapaknya masih ada di samping anak-anaknya. Cinta tidak pernah merasakan
bahkan mengetahui wajah ibunya saja ia tidak pernah. Sahabat, pembantunya, dan
sekarang yang menjadi suaminya lah yang masih bisa membuatnya merasakan
surga itu.

Kendati begitu Surga di bawah telapak kaki ibu tidak akan pernah tergantikan
oleh siapapun. Berbaktilah kepada kedua orangtua terlebih lagi kepada ibu yang
telah mengandung kita selama Sembilan
bulan. Sehingga sebesar ini merawat dan mendidik kita tanpa kenal keluh kesah.

Anda mungkin juga menyukai