Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

TEKS ULASAN BUKU SINILA ANTARA CINTA DAN TRAGEDI

ZAHWA AQILA RAMADHANI


VIII.1 (8.1)

SMPN 4 PEKANBARU
SINILA ANTARA CINTA DAN TRAGEDI

Penulis : El Salman Ayashi. Rz

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Tahun pertama terbit : 2013

Tebal halaman : 168 halaman

Cinta sejati  tetap bertahta meski tragedi menimpa. Kisah cinta nan manis berbalut tragedi yang
disuguhkan dengan apik oleh novelis El Saman Ayashi, Rz dalam bukunya Sinila. Sinila, nama sebuah
kawah di Gunung Dieng. Cerita di novel ini mengisahkan percintaan yang dramatis. Mengambil latar
waktu pada tahun 70-an, novel ini menyuguhkan alur cerita menarik yang justru di mulai dari benua
Eropa. Berlatar belakang pegunungan Dieng yang dingin itulah kisah cinta indah namun menyayat hati
antara pemuda miskin yang tidak mengenal bangku sekolah sama sekali dengan Mardiana putri
seorang hartawan di desa terpencil di kaki Gunung Dieng di paparkan dengan apik oleh penulis.

Di halaman awal buku ada sedikit ulasan tentang daerah yang mempunyai keindahan
pemandangan dan mempunyai nilai sejarah tinggi dengan adanya candi dan juga kawah-kawah yang
tersebar di sana. Adapun kisah diawali dengan cerita seorang perempuan Indonesia bernama Sri
Sumartini yang kedatangan tamu 3 gadis Italia yang tertarik dengan cerita tentang kawasan Dieng yang
baru saja mendapat musibah dengan meledaknya Kawah Sinila dan menyebarkan gas beracun. Tragedi
yang terjadi hari selasa 20 Februari 1979 itu memang merupakan musibah nasional, 149 jiwa yang
tercatat sebagai penduduk desa Kepucukan, melayang karena menghisap gas beracun, CO2.

Dan kisah cinta antara Wagino, pemuda pincang dan buruk rupa dengan Mardiana yang cantik dan
baik hati, anak seorang juragan kaya raya yang kebetulan majikan Wagino dikemas dengan manis
meski terselip kedukaan tatkala cinta mereka mendapatkan tentangan dari sang juragan, Subandi, ayah
Mardiana. Meski hampir mirip dengan kisah cinta Romeo dan Juliet, namun cerita cinta antara Wagino
dan Mardiana ini terasa menyentuh dengan banyaknya batu sandungan bagi cinta mereka berdua.
Peristiwa demi peristiwa menyakitkan ternyata tak mampu memisahkan jalinan cinta keduanya. Meski
pada akhirnya cerita cinta mereka berakhir prahara, namun bukan karena cinta mereka tak menyatu,
namun karena bencana Sinila yang menghantarkan mereka berdua pada keabadian cinta, yaitu
kematian setelah penyatuan raga mereka di dunia.
Pepujaning ati..
Sajroning dalan asmoro, Pirang-pirang racun kang kudu diombe
Nanging ngertenono, kabeh kangguno nambah kanikmatan asmoro
Racun kang roso pahit bakal bubar, maleh legi koyo gulo
Kang Wagino,
sejatine dunyo di gawek kanggo nandang wuyung
Sabarono lan jejek marep
Dunyo ono amargo roso tresno
Semono ugo aku, tansah ngugemi janji marang Kakang
Tresnoku ra ono liyo, mung kang Wagino
Kanti tumetesing getih akhir
Kanti Katresnan Kang Agung
Mardiana

Pujaan hati
Di dalam tali asmara ada banyak racun yang harus diminum
Tapi, mengertilah, semua racun itu berguna menambah kenikmatan
Dia yang semula pahit akan berubah menjadi manis, percayalah
Wahai pujaan hatiku
Sejatinya, dunia dicipta untuk para pecinta
maka sabar dan tegaklah dalam menghadapi deritanya
Dunia ada karena cinta
Begitu juga aku, akan selalu memegang janji cinta untukmu
Cinta ini tak bercabang
Hanya engkau saja
Sampai menetesnya darah terakhir
Dengan agungnya cinta
Mardiana

Penggalan surat Mardiana buat kekasihnya Wagino yang sangat menyentuh jiwa. Pesan nyata dari
isi novel ini cukup untuk mengajarkan kita agar bisa memanusiakan manusia. Terlepas dari novel ini,
pendidikan mengenai karakter menghormati antar manusia menjadi muatan pokok dalam setiap
babnya. Sinila, novel ini sungguh enak dinikmati, novel ini membuat kita serasa terlibat dalam alurnya
tatkala membaca kisah cinta Wagino-Mardiana dengan latar belakang kesejukan dan keindahan alam
Dieng.

Diketahui,orangtua :
[ Nelfi Versita ]

Anda mungkin juga menyukai