Anda di halaman 1dari 8

RESENSI BUKU FIKSI

MERANGKAI KEHIDUPAN MELALUI IMAJINASI

1. IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Hanya Imajinasi

Pengarang : Naomi Lesmana

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2017

Kota Terbit : Jakarta Barat

Tebal Buku : 100 halaman

ISBN : 978-602-03-3821-7

Harga Buku : Rp40.000,00


2. PENGANTAR
Sekumpulan cerita pendek tentang kisah cinta, persahabatan, dan permasalahan yang
terjadi di lingkungan sekolah, pergaulan, maupun keluarga yang ditampilkan dalam
keluguan sudut pandang seorang remaja berhasil diceritakan oleh Naomi Lesmana Putri,
seorang gadis kelas XII SMA yang lahir di Jakarta, 28 September 1999.
Buku kumpulan cerpen ini menghadirkan 16 judul dengan tipografi yang indah.
Dengan mengambil setiap huruf depan dari judul buku menjadi huruf depan judul tiap
cerpen yang ditulis menunjukkan kemahiran pengarang dalam menyajikan tipografi.

3. JUDUL CERPEN
a. Habis
b. Aku dan Dia
c. Naluri
d. Yang di Dalam Sana
e. Adiksi
f. Isi
g. Merana
h. Alam Mimpi yang Sangat Nyata
i. Jika Waktu yang Tersisa Telah Habis
j. Izinkan Aku
k. Narelle dan Gideon
l. Angka “1”
m. Sisa Hari-Hari di Sekolah
n. Impuls
o. H.A.N.Y.A. I.M.A.J.I.N.A.S.I
p. Malam

4. SINOPSIS
Buku kumpulan cerpen ini dibuka dengan judul “Habis”. Menceritakan tentang
pengarang yang melihat hiruk pikuk keramaian kota dari dalam gedung tempat
tinggalnya sembari ia berimajinasi dengan pikirannya. Pengarang membayangkan
tentang perjuangan orang-orang dalam mencari penghidupan.

2
Judul kedua, “Aku dan Dia”, menceritakan tentang imajinasi pengarang mengenai
waktu penanda datangnya jodoh. Menggambarkan suasana stasiun kereta api dengan latar
keramaian kota yang tetap dipertahankan, pengarang seolah menggambarkan sulitnya
bertemu jodoh di keramaian kota yang dibatasi oleh waktu pula.
Cerpen selanjutnya adalah “Naluri”. Menceritakan tentang pengarang yang menjadi
seorang kakak bagi kedua adik-adiknya. Tingkah adik-adik pengarang digambarkan
dengan lucu dan membahagiakan. Namun, cerpen ini seakan memiliki plot campuran. Di
pertengahan cerita, disuguhkan konflik orang tua pengarang yang merenggut
kebahagiaan pengarang. Sang ibu pengarang yang membawa kedua adik pengarang
untuk pergi dari rumah membuat sang pengarang akhirnya merasa kesepian.
Cerpen keempat berjudul “Yang di Dalam Sana”, menceritakan tentang kegelisahan
seorang pria mengenai masalah yang dihadapinya. Ia bimbang memikirkan tentang
kesedihan yang ia hadapi, namun pada akhirnya ia menemukan kebahagiaan bersama ibu
dan keluarganya.
Judul selanjutnya adalah “Adiksi”, pengarang memosisikan dirinya sebagai tokoh
pria yang terpesona dengan paras wanita pujaannya, kemudian mereka saling jatuh cinta.
Saat sang pria akan melamar wanita itu, tiba-tiba hadir pria lain di tengah hubungan
mereka yang akhirnya membuat sang pria memutuskan meninggalkan wanita yang
dicintainya itu.
Cerpen keenam berjudul “Isi”, menceritakan tentang kerinduan wanita kepada
kekasihnya yang sekarang telah berpaling ke wanita lain. Kerinduannya dituliskan dalam
secarik surat yang dikirimkan kepada kekasihnya. Sang wanita juga menyatakan bahwa
dia benci kepada wanita yang sekarang dicintai oleh pria kekasihnya itu. Setelah sang
pria selesai membaca surat dari wanita itu, ia segera bergegas mengambil secarik kertas
di dalam ruang kerjanya untuk membalas surat itu. Namun, dia terkejut saat melihat
almari kaca di ruangannya yang ternyata berisi potongan-potongan tubuh wanita kekasih
sang pria yang dibenci oleh wanita pengirim surat itu.
Cerpen ketujuh berjudul “Merana” yang menceritakan bahwa tokoh “aku”
mengalami depresi dan ia berusaha untuk mengakhiri hidupnya. Ia mengalami empat
tahapan, hingga pada akhirnya ia berusaha menyakiti dirinya sendiri untuk
menghilangkan perasaan depresinya.
Cerpen kedelapan berjudul “Alam Mimpi yang Sangat Nyata”,
menceritakan pada suatu ketika tokoh “aku” sedang bermimpi bahwa ia akan

2
ditinggalkan oleh sahabatnya yang akan pindah ke luar negeri. Ternyata, mimpi tersebut
adalah suatu firasat, karena sahabat tokoh “aku” tersebut memang akan pergi ke luar
negeri.
Cerpen selanjutnya berjudul “Jika Waktu Yang Tersisa Telah Habis”. Menceritakan
tentang gadis kecil yang mengalami depresi akibat meninggalnya sang kakak yang sangat
dicintainya karena sakit kanker hati. Kemudian, sang gadis menulis buku harian. Ia
menuliskan pemandangan di lapangan kala itu saat sang kakak menyanyikan sebuah lagu
kepada gadis itu sebelum meninggal dunia, halusinasi terhadap kehadiran sang kakak,
dan ketidakpercayaan mengenai kepergian sang kakak selalu ia tulis dalam buku
hariannya dengan kata-kata yang sama. Setahun setelah meninggalnya sang kakak, gadis
kecil itu masih saja mengingat janji sang kakak yang akan setia menemaninya. Saat sang
ibu membuka pintu kamar gadis kecil itu, betapa terkejutnya saat sang ibu saat membaca
sebuah surat yang berisi kata-kata kerinduan sang gadis kecil kepada kakaknya dengan
tubuh gadis kecil itu terbujur kaku tergantung di langit-langit atap rumahnya.
Cerpen kesepuluh berjudul “Izinkan Aku”, mempunyai alur yang mirip dengan
cerpen kelima, “Adiksi”. Yakni menceritakan seorang pria yang telah jatuh hati kepada
seorang wanita. Ia membuktikan cintanya dengan memberikan beberapa benda kepada
sang wanita. Di hari itu, sang pria menyanjung kecantikan penampilan wanita yang
dibalut gaun indah walau di hari itu adalah hari bahagia sang wanita yang akan menikah
dengan pria lain yang dicintainya.
Selanjutnya, cerita kesebelas berjudul “Narelle dan Gideon”, menceritakan seorang
wanita bernama Narelle yang mengungkapkan rasa kerinduannya kepada seorang pria
bernama Gideon yang telah meninggal dunia.
Cerpen kedua belas berjudul “Angka “1””. Cerpen ini sedikit berbeda dengan
tematema cerpen sebelumnya. Cerpen ini hanya menjelaskan angka satu sebagai lambang
dari pemenang, keangkuhan, kesendirian, dan kebersamaan.
Cerpen ketiga belas berjudul “Sisa Hari-hari di Sekolah”, menceritakan tokoh “aku”
yang akan meninggalkan sekolah yang digunakan untuk menuntut ilmu selama tiga belas
tahun terakhir karena sang tokoh “aku” akan menempuh sekolah tinggi. Cerpen ini
mungkin berisi pengalaman pengarang sendiri. Sebab dalam cerpen tersebut, sang
pengarang menampilkan pengalaman-pengalaman saat sekolah dan ucapan terima kasih
kepada teman-teman dan para guru di sekolah tempat pengarang menuntut
ilmu itu.

2
Cerpen keempat belas berjudul “Impuls”. Cerpen ini memiliki keunikan, sebab, ada
dua sudut pandang yang dipakai pengarang. Sudut pandang pertama yakni pengarang
sebagai tokoh Hazkia yang menyukai Daren. Di tengah-tengah cerita, sudut pandang
berubah, yakni pengarang sebagai tokoh Fidel, yang mengagumi tokoh Hazkia. Namun,
kedua sudut pandang ini memiliki alur yang sama. Yaitu sang tokoh utama diharuskan
menyebutkan 50 poin alasan mengapa sang tokoh utama mengagumi tokoh yang dia
kagumi.
Cerpen kelima belas berjudul “H.A.N.Y.A. I.M.A.J.I.N.A.S.I”. Menceritakan
pengalaman pengarang dalam membuat berbagai judul cerpen. Ia mampu menciptakan
berbagai watak karakter yang dikehendakinya dengan baik sesuai dengan imajinasinya
yang kemudian dapat ia tuangkan dalam bentuk tulisan.
Buku kumpulan cerpen ini ditutup dengan judul “Malam”. Judul keenam belas ini
menceritakan tentang imajinasi pengarang yang bercengkerama dengan Bayangan dan
Malam menjelang tidurnya. Ia dapat menemukan berbagai macam penyelesaian dari
segala masalahnya dan ia mendapat motivasi untuk semakin menjadi lebih baik di esok
hari.

5. UNSUR YANG MEMBANGUN CERPEN


a. Tema
Permasalahan di lingkungan sekitar, percintaan, kekeluargaan, konflik batin.

b. Alur
Alur maju.

c. Sudut pandang
Cerpen yang disajikan menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama.

d. Gaya bahasa
 Penggunaan majas dan penekanan intonasi mampu menguatkan penggambaran
keadaan yang disampaikan pengarang.
 Penggunaan kata yang sesuai dengan usia pengarang yang masih remaja.
 Penempatan diksi yang kurang tepat sehingga menyulitkan pembaca
dalam memahami isi cerita.

2
 Penggunaan bahasa gaul dan bahasa asing dalam dialog yang disajikan agak
sulit dipahami.

e. Nilai-nilai dalam cerpen


a) Nilai moral
 Menyakiti diri sendiri bukanlah suatu penyelesaian saat kita terpuruk.
Kutipan : “Kuku panjang jari-jariku kutekankan ke kulit lengan dalamdalam
hingga meninggalkan bekas. ... Seketika, setelah aku menyiksa
tubuhku sendiri, semua pembicaraan itu berhenti.
Sunyi senyap dari kegelapan malam terasa begitu nyaman ...”
(Judul cerpen : Merana)
 Kebahagiaan terbesar orang tua adalah melihat anaknya bahagia.
Kutipan : “Setelah sekian lama, dia dapat membelikan begitu banyak
barang untuk ibunya. Lengkungan manis terlukis di wajahnya
seperti sebuah kemenangan yang paling dia inginkan.” (Judul
cerpen : Yang di dalam Sana)
b) Nilai sosial
 Berterima kasihlah kepada orang yang telah membantu kita.
Kutipan : “Aku juga ingin berterima kasih kepada guru-guruku, walaupun
kalian tidak akan mengajarku lagi.” (Judul cerpen : Sisa Hari-hari
di Sekolah)

f. Amanat
 Kita harus optimis dalam menjalani kehidupan.
 Jangan mudah berputus asa saat menghadapi kesulitan.
 Jangan berlarut-larut dalam kesedihan.
 Kita harus menerima segala takdir dan berharap ada hikmah di balik suatu
peristiwa.
 Kita harus selalu berprasangka baik terhadap ujian yang kita hadapi. Karena
prasangka adalah doa.

6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


a. Kelebihan

2
Buku ini memberikan inspirasi kepada kita untuk lebih mengetahui tentang makna
imajinasi di setiap permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini
menggunakan bahasa yang santai dan dapat mudah dipahami oleh anak muda karena
sebagian ceritanya menggunakan gaya bahasa yang sedang populer. Selain itu di
setiap ceritanya pengarang memberikan pesan sehingga para pembaca termotivasi
dengan pesan tersebut agar tidak mudah terbelenggu oleh permasalahan yang semu,
dan keenam belas cerita pendek tersebut memiliki perbedaan permasalahan sehingga
memberikan alternatif yang menyegarkan dan unik. Sebagian besar cerita yang
ditampilkan menggunakan alur maju yang memiliki plot twist. Selain itu, novel ini
jika dibaca-baca berulang kali tidak akan membuat kita cepat bosan, karena karya ini
memiliki banyak rasa dan membuat imajinasi kita bermain, seperti judulnya, hanya
imajinasi.
b. Kelemahan
Secara kaidah struktur cerpen, cerpen ini memang tergolong cerpen pendek yang
dapat dibaca habis sekitar 7-15 menit. Namun, untuk memahami maksud dari isi
cerpen membutuhkan waktu yang sedikit lama. Hal itu disebabkan karena diksi yang
kurang tepat penempatannya, serta korelasi antara paragraf satu dengan lainnya yang
terlihat seperti cerita yang terpotong, membuat pembaca harus membaca cerita
tersebut berulang kali untuk memahami maksud ceritanya. Permasalahan yang
disajikan juga tergolong berat untuk dipahami, terutama bagi pembaca remaja. Plot
twist yang dipakai juga terkadang menimbulkan kerancuan saat membaca. Terutama
saat membaca cerpen keempat belas yang memiliki dua sudut pandang membuat
pembaca bingung saat membaca sekali.

7. NILAI BUKU
Buku kumpulan cerpen karya Naomi Lesmana ini dapat menjadi salah satu alternatif
bacaan selain novel dan layak untuk dimiliki. Memiliki berbagai macam cerita yang tidak
terikat satu tema, membuat pembaca tidak akan bosan membaca tulisannya. Pengarang
juga mengajarkan, bahwa dengan imajinasi, permasalahan yang ada di sekitar kita pun
ternyata bisa diangkat menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati oleh pembaca. Di tiap
judulnya juga terdapat pesan-pesan yang disampaikan, sehingga pembaca dapat
mengambil hikmah dari setiap permasalahan yang disajikan pengarang.

2
8. MANFAAT YANG DIPEROLEH PENILAINYA
Kita dapat menarik simpulan setelah membaca kumpulan cerpen “Hanya Imajinasi”
yakni dalam kehidupan memiliki berbagai macam masalah yang dihadapi. Kita memang
harus menerima segala ujian dan cobaan, namun jangan sampai ujian dan cobaan itu
membuat kita terlalu jatuh dalam kesedihan dan keterpurukan yang berlarut-larut. Justru
dengan adanya ujian dan cobaan, kita harus mampu bangkit dan membuka lembaran baru
dalam menghadapi kehidupan yang akan datang.
Kumpulan cerpen karya Naomi Lesmana ini juga memberikan manfaat yang cukup
banyak untuk kalangan anak muda dan bahasa yang digunakan cukup ringan sehingga tak
membuat anak remaja yang menginginkan refreshing malah menjadi pusing karena
bahasanya yang berat.

9. JENIS BUKU

Buku fiksi

10. REKOMENDASI / SARAN

Buku kumpulan cerpen yang berjudul “Hanya Imajinasi” ini sangatlah cocok dengan para
penggemar buku apalagi yang sedang menginjak usia remaja apalagi dengan disajikannya
berbagai macam permasalahan yang pastinya tidak membuat pembaca bosan membacanya.

Anda mungkin juga menyukai