Anda di halaman 1dari 4

Sekedar Curahan Bukan Ulasan

Seperti judulnya, ini hanyalah sebatas curahan hati bukannya ulasan dari sebuah
novel maupun puisi. Tidak lama ini ada tugas untuk menulis sebuah essay, dan dalam
tugas tersebut ada maksud terselubung (pikir saya), selain kita di tuntut untuk membaca
dan memahami, ada juga tuntutan untuk menceritakan apa yang telah kita baca serta
pahami. Intinya, kira - kira hal apa yang bisa kita dapat dari bacaan tadi. Dan nantinya
saya tidak cuma bercerita tentang hal apa yang saya dapat dari bacaan tadi, tapi saya
juga akan menceritakan beberapa pengalaman betapa sulitnya melalui cobaan ini.
Pusing, kesal, bimbang, ragu, senang, malas intinya semua perasaan itu bercampur aduk
menjadi satu, seolah - olah melengkapi penderitaan saya sebagai seorang pelajar.
Baiklah tidak perlu berpanjang lebar lagi, karena nantinya apa yang saya tulis akan
terkesan lebih panjang dari garis katulistiwa dan juga lebih lebar jika di bandingkan
dengan lapangan sepak bola.
Awalnya saya bingung, apa yang nantinya bisa saya tuliskan, saya di tuntut untuk
membaca serta memahaminya, tapi jujur saja saya itu malas melakukannya, lalu saya di
tuntut untuk menceritakannya, namun saya juga tidak pandai bercerita, setelah sekian
lama saya terjerumus dalam jurang kebimbangan, akhirnya saya mulai mengerti, dan
kini saya mengambil sebuah kesimpulan, mungkin kita memang di tuntut untuk
membaca, dan memahaminya, tapi kita tidak ada tuntutan untuk menceritakan kembali
apa telah kita baca, tepi lebih di tuntut untuk lebih kritis dalam memyikapi sesuatu,
maka dari itu essay saya ini nantinya akan lebih condong pada kritikan, saran serta
pujian, bukannya menceritakan kembali isi buku yang telah saya baca, yang saya kemas
dengan bahasa yang sedemikian rupa, dengan harapan dapat menarik perhatian dari
para pembaca sekalian, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Oh iya saya lupa
menyapaikan kepada para pembaca sekalian tentang judul, serta pengarang dari buku
yang akan saya bahas sebentar lagi, untuk nama pengarangnya sudah tidak terlalu asing,
beliau ada Habiburrahman El Shirazy, beliau ada seorang penulis serta sutradara, banyak
sekali karya, baik berupa film maupun buku atau novel, karya - karya beliau juga banyak
sekali, seperti Ayat - ayat Cinta 1 dan 2, Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, Cinta Suci
Zahrana, dan masih banyak lagi untuk di sebutkan, bahkan saking banyaknya saya
sendiri juga sampai lupa, intinya saya sangat berterima kasih sekali, karena karya - karya
beliau juga sangat menspirasi banyak sekali kaum muda termasuk juga saya, salah satu
bukti bahwa saya terinspirasi dari beliau adalah ini, essay yang saya buat ini adalah bukti
nyata bahwa saya memang terinspirasi dari beliau, lebih tepatnya dari salah satu buku
karya beliau yang berjudul "Bumi Cinta", sekali lagi saya sangat berterima kasih,
terutama kepada Allah SWT, serta semua orang yang senantiasa memberikan dukungan,
serta apresiasi sehingga terwujudnya esaay ini, atau lebih tepatnya saya bisa melewati
cobaan ini. Baiklah ternyata memang benar apa yang sudah saya katakan di awal tadi
bahwa essay saya ini tidak cuma panjang kali lebar, bahkan bisa di katakan panjang kali
lebar kali tinggi, tapi ini bukti bahwa dalam esay ini tidak hanya sekedar wujud dari
formalitas, tapi juga bukti bahwa saya sangat menjunjung tinggi nilai - nilai totalitas,
baiklah tidak perlu berlama - lama lagi silahkan simak curahan hati saya.
Kisah di awali dengan kedatangan seorang pemuda Indonesia bernama
Muhammad Ayyas ke kota Moskow rusia, kedatangan bermaksud untuk melakukan riset
atau penelitian guna memgumpulkan data atau informasi untuk menyelesaikan tesisnya
sebagai tanda bahwa dia akan segera menyelesaikan program megisternya, di dalam
novel tersebut di ceritakan bahwa Ayyas adalah sosok pemuda yang soleh, taat
beragama serta menjunjung tinggi nilai keislaman, serta juga bisa dibilang dengan
pemuda yang terkesan memiliki iman atau pondasi agaman yang kokoh. Wah sungguh
pria idaman bukan?, selain taat beragama dia juga bisa di bilang punya latar belakan
pendidikan yang cukum bagus, dia juga menempuh pendidikan di kota Madinah, sampai
disini saya tidak henti - hentinya kagum pada sosok Ayyas ini, dan diceritakan juga, dia
tidak cuma seorang pemuda yang soleh, tapi dia gagah dan juga ganteng, dia juga
pemberani tapi juga ahli ilmu beladiri, pokoknya luar biasa sekali.
Setelah dia sampai di kota Moskow, dia jemput oleh teman masa SMP nya yang
bernama Devit dan dia juga seorang mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di
Rusia, nah disini saya merasa ada yang aneh, selama di Moskow Ayyas tidak tinggal
bersama Devit tapi malahan tinggal dengan 2 orang gadis, dan yang lebih aneh lagi
adalah pekerjaan kedua gadis tersebut, yang satu adalah psk dan yang satunya lagi
adalah seorang intelegen dari israel, sungguh aneh, awalmya Ayyas menolak, tapi pada
akhirnya apalah daya apa hendak di kata, takdir sudah berkata demikian. Dari kilasan
tadi bisa diambil sedikit kesimpulan sepertinya kehidupan Ayyas selama di Moskow
tidaklah mudah dan yang pantinya penuh dengan cobaan, bahkan lebih berat dari
cobaan yang sekarang sedang saya coba untuk lewati, jika di pikir - pikir yang akan
terjadi jika seorang laki - laki tinggal bersama 2 orang gadis cantik, coba bayangkan
bagaimana anda nantinya jika anda berada dalam situasi yang sedang di alami oleh
Ayyas, sanggupkah anda menahannya setiap godaan serta rayuan yang senantiasa
datang silih berganti?
Mungkin jika itu orang lain pasti akan tergoda, bahkan bisa jadi akan terjerumus
dalam jurang kemaksiatan, namun hal itu mustahil bagi seorang Ayyas, dia mampu
menahan itu semua, cobaan Ayyas tidak sampai di situ saja, banyak sekali cobaan yang
telah dia lewati, bahkan saking banyaknya saya tidak sanggup menuliskannya, bukannya
saya terlalu malas untuk menuliskannya, tapi terlalu malas untuk mengingatnya, pada
intinya sosok bisa di bilang menginspirasi, bahkan kata menginspirasi saja tidak cukup
jika di gunakan untuk menggambarkannya, lebih tepatnya lebih dari itu, memotovasi,
sebagai dorongan, sebagai himbauan, intinya sosok Ayyas mengingatkan kita suapaya
untuk berusaha tetap teguh memegan iman dan takwa kita, bagaimanapun keadaannya,
bahkan jika bumi goncang langit runtuh sekalipun, apapun yang terjadi, selama kita
masih bernafas, selama jantung masih berdetak, selama nyawa masih melekat, selama
itu pula kita harus berusaha sebisa mungkin kita memegang teguh apa yang seharusnya
kita pegang dan apa yang harus kita teguhkan.
Namun yang ada sesuatu yang di sayangkan, memang tidak ada yang sempurna,
kesan saya setelah membaca buku ini, saya merasa bahwa kisah di dalamnya terlalu di
dramatisir, atau terkesan di buat - buat, kurang natural, bisa di bilang absurd atau tidak
mungkin, jadi kesan fiktifny sangat terlihat, tapi meskipun demikian, buku ini tetap layak
untuk di baca, bahkan bisa di bilang sungguh layak untuk di teladani, bahkan meskipun
ada beberapa kekurangan, tapi saya dapat mengambil kesimpulan bahwa pengarangnya
bermaksud menjadikan karyanya ini sebagai media dakwah atau sejenisnya, beliau
mengajarkan betapa pentingnya nilai - nilai keislaman yang saat ini mulai tergerus oleh
arus perkembangan zaman.
Mungkin hanya itu saja yang bisa saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam
kata - kata saya, baik berupa kesalahan pemgetikan atau bahasa yang saya gunakan
kurang sopan saya mohon maaf, sekali lagi saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum.wr.wb

Anda mungkin juga menyukai